BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intermenstrual, dan 6% mengeluh perdarahan paska koitus. Isu-isu ini berdampak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

PREVALENSI MIOMA UTERI BERDASARKAN UMUR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut dengan mioma uteri. fibroid (Prawirohardjo, 2009). pada wanita berumur tahun (Setiati, 2012).

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik

KEJADIAN MIOMA UTERI PADA AKSEPTOR HORMONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. Uterus (rahim) 7-7,5 cm lebar di. ini pada. estrogen. estrogen Menopause, uterus. normal 15

Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

BAB I KONSEP DASAR. kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri,

BAB I PENDAHULUAN I.1

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN METRORAGIA

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

Hubungan Antara Usia dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Kista Ovarium di RSUD 45 Kuningan Periode 01 Januari 30 November Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia, sementara 21% mengeluh siklus yang lebih singkat, 17% mengeluh perdarahan dan 6% mengeluh perdarahan paska koitus (Zinger, 2008). Sekitar 30% wanita datang ke pusat pelayanan kesehatan dengan keluhan perdarahan uterus abnormal selama masa reproduktif mereka (Singh dkk,2013). Penelitian di India menyatakan bahwa perdarahan uterus abnormal paling sering terjadi pada wanita multipara pada dekade ke-4 dan ke-5. Pola perdarahan yang paling umum adalah menoragia. Kelainan endometrium ditemukan pada 53% kasus. Hiperplasia endometrium (27%), pola campuran endometrium (19%), endometritis (4%), polip endometrium (2%) dan karsinoma endometrium (1%). Frekuensi hiperplasia endometrium tertinggi di multipara dan perempuan dalam dekade ke-4. Gejala yang paling umum didapati pada hiperplasia adalah menoragia (35%) dan menometroragia (30%). Empat puluh satu persen pasien dengan menometroragia memiliki kejadian hiperplasia endometrium. Pasien pascamenopause telah didominasi proliferasi, hiperplastik dan pola campuran (Ishikawa, 2009). Selain kelainan pada endometrium, kelainan pada otot polos miometrium yaitu mioma uteri juga dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uteri abnormal. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Mioma uteri menyebabkan permukaan endometrium menjadi lebih luas dari biasanya dan miometrium tidak dapat berkontraksi optimal 1

karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Wiknjosastro, 2008). Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma uteri merupakan salah satu masalah kesehataan reproduksi wanita dengan insidensi yang terus meningkat (Schwartz, 2000). Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), tetapi faktor penyebab tidak diketahui secara pasti (Prawirohardjo, 2011). Mioma jarang sekali ditemukan sebelum usia pubertas karena sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif (Anwar dkk, 2011, 2011). Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri atau fibromioma uteri fibroid. Mioma uteri ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita diatas usia 30 tahun (Djuantono, 2004). Insidensinya sekitar 20%-30% dari seluruh wanita dan terus mengalami peningkatan. Mioma uteri merupakan tumor ginekologi kedua terbanyak di Indonesia (Prawirohardjo, 2011). Mioma uteri juga sering ditemukan pada wanita yang menjalankan histerektomi untuk indikasi yang lain walaupun ditemukan kecil dan tidak banyak. Hal ini karena kebanyakan tehnik pemeriksaan imaging tidak mempunyai resolusi di bawah 1 cm. Insidensi kejadian mioma uteri sebenarnya tidak dapat dipastikan meskipun mioma uteri yang kecil tidak memberikan gejala klinis (Parker, 2007). Jumlah kejadian penyakit ini di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Data di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado menyatakan bahwa mioma uteri menempati urutan pertama penyakit ginekologi. Sebanyak 408 kasus 2

mioma uteri ditemukan pada tahun 2011-2013, dengan rincian 112 kasus pada tahun 2011, 168 kasus pada tahun 2012, dan 128 kasus pada tahun 2013 (Prawirohardjo, 2011). Mioma uteri dapat menyebabkan gejala perdarahan abnormal, keluhan dismenorea, pembesaran uterus, penekanan pelvis yang menyebabkan timbulnya keluhan pada traktus urinarius dan gastrointestinal (Wati, 2014). Selain itu, mioma uteri juga bisa menyebabkan gangguan kehamilan. Kombinasi mioma dengan kehamilan dapat menyebabkan komplikasi obstetrik yang besar artinya. Hal itu tergantung dari besar dan lokasinya (Wiknjosastro dkk., 2006). Sekitar 40% operasi pengangkatan rahim dilakukan atas indikasi adanya mioma pada rahim (Artifasari, 2014). Usia merupakan salah satu faktor risiko yang bermakna untuk perkembangan mioma uteri. Tingginya kejadian mioma uteri pada usia 35-50 tahun menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen pada usia reproduksi (Ganong, 2008). Kasus mioma uteri terbanyak pada kelompok usia 40-49 tahun, dengan usia rata-rata 42,97 tahun sebanyak 51%. Menurut Pratiwi, dkk (2012) di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado terdapat 106 kasus mioma uteri, dan terbanyak padagolongan usia 36-45 tahun yaitu sekitar 55 kasus (57,3%). Mioma uteri ditemukan pada 2,39%-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat, sering ditemukan pada wanita nulipara atau kurang subur daripada wanita yang sering melahirkan. Prevalensi mioma uteri di 3

Surabaya dan Riau masing-masing sebanyak 10,03% dan 8,03% dari semua pasien ginekologi yang dirawat (Lilyani, 2012; Ginting, 2012). Riwayat paritas juga merupakan faktor risiko yang penting dalam kejadian mioma uteri. Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadinya perkembangan mioma ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil atau satu kali hamil Kejadian mioma lebih sering ditemui salah satunya diduga karena sekresi estrogen wanita hamil sifatnya sangat berbeda dari sekresi oleh ovarium pada wanita yang tidak hamil (Guyton, 1995 dalam Kurniasari, 2010 ). Status menstruasi juga memegang peranan penting dalam kejadian mioma uteri. Hampir seluruh kasus mioma uteri ditemukan pada penderita yang masih mengalami menstruasi. Hal ini berhubungan dengan faktor estrogen yang masih tinggi pada wanita usia reproduksi (Wiknjosastro, 1999). Hiperplasia endometrium sering ditemukan pada penderita mioma uteri. Kedua hal ini sama-sama memiliki manifestasi klinis perdarahan uteri abnormal. Sebuah laporan kasus menemukan terjadinya mioma uteri dan hiperplasia endometrium secara bersamaan pada seorang penderita. Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang membahas tentang hubungan langsung hiperplasia endometrium dan mioma uteri ( Kang, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wachidah, dkk (2011) pada pasien ginekologi RSUD Prof Dr.Margono Soekardjo Purwokerto, dari 46 sampel diteliti didapatkan hasil yaitu terdapatnya hubungan antara hiperplasia endometrium dengan mioma uteri di RSUD prof Dr. Margono Soekardjo 4

Purwokerto. Hiperplasia endometrium dan mioma uteri timbul sebagai respon adaptasi seluler terhadap stres, dalam hal ini stres disebabkan oleh hormon estrogen yang berlebihan atau stimulasi faktor pertumbuhan. Kadar hormon estrogen yang berlebihan atau tidak diimbangi dengan kadar progesteron yang adekuat secara bersamaan akan menimbulkan ketidakseimbangan antara tingkat proliferasi dan apoptosis selular pada jaringan endometrium dan miometrium (Kang, 2010). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui kecenderungan hubungan kejadian mioma uteri dengan gambara histopatologi hiperplasia endometrium pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi dari Juli 2013 hingga Juli 2015. Penelitian ini akan mengambil rekam medis hasil pemeriksaan yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana distribusi karakteristik klinis (usia, status menstruasi dan riwayat paritas) penderita perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi dari Juli 2013 hingga Juli 2015? 2. Bagaimana distribusi gambaran histopatologi hiperplasia endometrium pada penderita mioma uteri di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Juli 2013 hingga Juli 2015? 3. Bagaimana hubungan kejadian mioma uteri dengan gambaran histopatologi hiperplasia endometrium pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium 5

Patologi Anatomi dari Juli 2013 hingga Juli 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kejadian mioma uteri dengan gambaran histopatologi hiperplasia endometrium pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Juli 2013 hingga Juli 2015. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1.2.1 Mengetahui distribusi karakteristik klinis (usia, status menstruasi dan riwayat paritas) penderita perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi dari Juli 2013 hingga Juli 2015. 1.2.2 Mengetahui distribusi gambaran histopatologi hiperplasia endometrium pada penderita mioma uteri pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Juli 2013 hingga Juli 2015. 1.2.3 Mengetahui Hubungan kejadian mioma uteri dengan gambaran histopatologi hiperplasia endometrium pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Juli 2013 hingga Juli 2015. 6

1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Menjadi data epidemiologi mengenai mioma uteri pada perdarahan uteri abnormal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Juli 2013 hingga Juli 2015. Sebagai data awal dan bahan pembanding pada penelitian selanjutnya. 2.Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan tentang profil mioma uteri. 7