Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN ALGORITMA DSATUR DAN ALGORITMA VERTEX MERGE UNTUK MENENTUKAN CHANNEL WLAN. Handrizal

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA MASALAH PENYUSUNAN JADWAL PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

DERAJAT VERTEKS GRAF TERHADAP HIMPUNAN VERTEKS

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Misalkan dipunyai graf G, H, dan K berikut.

PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Perbandingan Algoritma Pewarnaan LDO, SDO, dan IDO pada Graf Sederhana

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Pengalokasian Frekuensi Gelombang pada WLAN

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

BAB VI PEWARNAAN GRAF.. Gambar 1 memperlihatkan sebuah graf, dengan χ ( G) = 3.

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

Pewarnaan Simpul pada Graf dan Aplikasinya dalam Alokasi Memori Komputer

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA WELSH-POWELL (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND)

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

`BAB II LANDASAN TEORI

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL VERTEH IRREGURARY STRENGTH OF HONEYCOMB GRAPH

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

SPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. kini menjadi salah satu dasar dari ilmu pengetahuan. Banyak kasus dalam kehidupan

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF WEB GRAPH

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

Pengembangan Pewarnaan Titik pada Operasi Graf Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

PENERAPAN PEWARNAAN GRAF DALAM PENJADWALAN

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Bilangan Khromatik Pewarnaan Sisi pada Graf Khusus dan Operasinya

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

Penerapan Pewarnaan Simpul Graf untuk Menentukan Jadwal Ujian Skripsi pada STMIK Amik Riau Menggunakan Algoritma Welch-powell

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

BAB II. Konsep Dasar

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI ALGORITMA DSATUR

PEMBENTUKAN HAMILTONIAN CYCLE PADA DOUBLE LOOP NETWORKS

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PEWARNAAN GRAF TERHADAP PENJADWALAN PENITIPAN ANAK SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA FILLY CANDRA NORE

Pewarnaan titik Pada Graf Spesial dan Operasinya

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic 6.

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TAK TERHUBUNG BERLABEL TITIK TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA TITIK n = 6. DAN BANYAKNYA GARIS m 1.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Line Graph dari Graf Kincir dan Graf Kipas

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

Pewarnaan Graph. Modul 6 PENDAHULUAN

Pewarnaan Titik Pada Operasi Graf Sikel dengan Graf Lintasan

Matematik tika Di Disk i r t it 2

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

LAPORAN PENELITIAN APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MEMBANDINGKAN ALGORITMA D SATUR DENGAN ALGORITMA VERTEX MERGE DALAM PEWARNAAN GRAF TAK BERARAH Daratun Nasihin 1 Endang Lily 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia daratun.nasihin@yahoo.com ABSTRACT This article provides an undirected graph vertex coloring. Graph vertex coloring can be done by using the coloring algorithm, including d satur algorithm and vertex merge algorithm. Of the two algorithms, a more efficient algorithm is determined that generates chromatic number χ(g) which is the minimum or produces fewer colors. This article is a review of the work of Handrizal et. al [Journal of Computer Science 7(5):664-670]. Keywords: graph, graph vertex coloring, d satur algorithm, vertex merge algorithm. ABSTRAK Artikel ini membahas pewarnaan simpul graf tak berarah. Pewarnaan simpul garf dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma pewarnaan, diantaranya algoritma d satur dan algoritma vertex merge. Dari kedua algoritma, ditentukan algoritma yang lebih efisien yang menghasilkan bilangan kromatik χ(g) terkecil atau menghasilkan warna yang lebih sedikit. Kajian ini merupakan review sebagian dari karangan Handrizal et. al [Journal of Computer Science 7(5):664-670]. Kata kunci: graf, pewarnaan simpul graf, algoritma d satur, algoritma vertex merge. 1. PENDAHULUAN Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli matematika asal Swiss, Leonhard Euler 1736 [3, h. 3]. Ide besarnya muncul sebagai upaya penyelesaian masalah jembatan Konigsberg. Dari permasalahan itu, akhirnya Euler mengembangkan beberapa konsep mengenai teori graf. Keunikan teori graf adalah kesederhanaan pokok bahasan yang dipelajari, karena dapat disajikan dengan simpul dan sisi. Teori graf telah banyak memberi masukan kepada ilmu baru salah satunya adalah pewarnaan graf. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 135

Ada tiga macam pewarnaan graf, yaitu pewarnaan sisi (edge coloring), pewarnaan simpul (vertex coloring) dan pewarnaan wilayah (region coloring). Pewarnaan sisi merupakan pemberian warna pada sisi graf sampai sisi-sisi yang saling berhubungan tidak memiliki warna yang sama. Pewarnaan simpul merupakan pemberian warna pada setiap simpul dimana warna yang sama akan diberikan pada simpul yang tidak saling bertetangga, sedangkan yang bertetangga akan diberi warna lain. Pewarnaan wilayah merupakan pemberian warna pada wilayah pada graf sehingga tidak ada wilayah yang bersebelahan memiliki warna yang sama. Pewarnaan simpul graf merupakan salah satu subjek yang menarik dan terkenal dalam bidang graf. Teori-teori yang berhubungan dengan hal tersebut telah banyak dikembangkan, berbagai algoritma telah diperkenalkan diantaranya algoritma lebah koloni, Welch Powel, d satur, vertex merge dan lain-lain. Artikel ini membahas tentang pewarnaan simpul graf dengan algoritma d satur dan algoritma vertex merge kemudian membandingkan algoritma manakah yang lebih efisien dalam pewarnaan simpul graf. 2. GRAF Pada bagian ini diberikan beberapa pengertian dasar dan beberapa definisi sebagai teori pendukung dalam pewarnaan simpul graf. Teori graf merupakan salah satu bahasan dalam matematika diskrit yang menarik untuk dibahas karena berkaitan dengan permasalahan yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi G = (V,E), dengan V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul dan E adalah himpunan sisi yang menghubungkan sepasang simpul. Selanjutnya, simpul-simpul dinotasikan dengan {v 1,v 2,v 3,...,v n } dan {e 1,e 2,e 3,...,e m } adalah sisi-sisi graf. Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh graf G = (V,E) dengan 4 simpul dan 4 sisi seperti tampak pada Gambar 1. v 1 e 1 e 3 v 4 v 2 e 2 e 4 v 3 Gambar 1: Graf G Pada Gambar 1, graf G(V,E) memiliki 4 simpul dan 4 sisi yaitu V = {v 1,v 2,v 3,v 4 } dan E = {e 1,e 2,e 3,e 4 }. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 136

Sisi e = (v i,v j ) adalah sisi yang menghubungkan simpul v i dan v j. Jika e = (v i,v j ) adalah sisi pada graf G, maka v i dan v j disebut terhubung (adjacent), sedangkan v i dengan e dan v j dengan e disebut terkait (incident) [2, h. 1] Definisi 1 [4, h. 372] Bilangan kromatik dari suatu Graf dilambangkan dengan χ(g), adalah jumlah warna minimum yang diperlukan untuk pewarnaan simpul dari suatu graf. Suatu graf G dengan k-kromatik jika χ(g) = k. Definisi 2 [4, h. 372] Suatu graf dikatakan k-colorable jika memiliki simpul tepat k-coloring. 3. MATRIKS KETETANGGAN Misalkan G adalah graf dengan n simpul dan misalkan simpul telah diurutkan, katakanlah {v i,v j,...,v n }. Kemudian matrik ketetanggaan A(G) = [a i,j ] dari graf G adalah matrik m m yang didefinisikan dengan, { 1 untuk v i,j E G a i,j = 0 untuk v i,j / E G Berikut adalah matriks ketetanggaan A dari graf G pada Gambar 1 seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1: Matrik ketetanggaan v 1 v 2 v 3 v 4 v 1 0 1 0 1 v 2 1 0 1 0 v 3 0 1 0 1 v 4 1 0 1 0 Pada Tabel 1, matrik ketetanggaan beranggotakan 4 simpul. Apabila simpul v i dan v j terhubung maka diberi nilai 1, dan apabila simpul v i dan v j tidak terhubung maka diberi nilai 0. 4. ALGORITMA D SATUR Pada tahun 1979 Brelaz menemukan algoritma d satur (degree of saturation). Algoritma d satur [1] merupakan algoritma pewarnaan terurut dari derajat simpul tertinggi hingga derajat terendah. Derajat saturasi suatu simpul v i adalah derajat simpul v i dikurangi banyaknya warna berbeda yang sudah muncul pada tetangga v i. Langkah-langkah konstruksi pewarnaan simpul-simpul dari graf G dengan menggunakan algoritma d satur adalah sebagai berikut. 1. Susun simpul berdasarkan urutan jumlah derajat dari derajat simpul tertinggi hingga derajat simpul terendah. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 137

2. Warnai simpul yang berderajat tertinggi dengan warna yang diinginkan. 3. Pilih simpul dengan derajat terbesar, jika ada yang sama, pilih simpul dengan derajat tertinggi dari subgraf yang belum diwarnai. 4. Warnai simpul yang dipilih dengan warna berikutnya. 5. Jika seluruh simpul sudah diwarnai, berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 3. 5. ALGORITMA VERTEX MERGE Masalah perkiraan pewarnaan simpul adalah masalah yang banyak diteliti dan sejumlah algoritma juga telah tersedia. Salah satu algoritma tersebut adalah algoritma vertex merge [5]. Algoritma ini didasarkan pada deterministik, karena bertentangan dengan algoritma acak yang banyak diusulkan. Algoritma vertex merge menggunakan beberapa metode heuristik untuk memilih simpul yang akan diwarnai, heuristik yang digunakan oleh algoritma ini adalah untuk menemukan sub himpunan dari simpul dengan derajat tertinggi, yaitu simpul dengan jumlah perbedaan sisi terbesar dengan tetangga. Jika sub himpunan ini hanya berisi satu simpul, ia dipilih menjadi warna. Jika lebih dari satu simpul tetap di himpunan, pemilihan ini kemudian dibuat dalam urutan penurunan jumlah tetangga yang belum diwarnai. Berikut ini adalah langkah - langkah algoritma vertex merge. 1. Susun simpul berdasarkan pengurutan jumlah derajat. 2. Pilih simpul pertama yang belum diwarnai didalam himpunan. 3. Warnai simpul yang sudah dipilih dengan warna yang diinginkan. 4. Gabungkan simpul dengan simpul pertama yang tidak bertetangga. 5. Warnai simpul yang sudah dipilih dengan warna yang sama. Jika tidak ada lagi simpul yang tidak bertetangga, kembali ke langkah 2. 6. Jika seluruh simpul sudah diwarnai. Berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2. 6. APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF Pada bagian ini diberikan sebuah aplikasi masalah pewarnaan simpul graf yang selanjutnya diselesaikan dengan masing-masing algoritma dan kemudian membandingkan hasil pewarnaan berdasarkan masing-masing algoritma. Misalkan ada 12 jenis zat kimia yang perlu disimpan digudang. Beberapa pasang dari zat tersebut tidak dapat disimpan diruangan yang sama, karena campuran gasnya bersifat eksplosif (mudah meledak). Untuk zat-zat yang semacam itu perlu dibangun ruangan-ruangan terpisah yang dilengkapi ventilasi dan penyedot udara keluar yang berlainan. Jika lebih banyak ruangan yang digunakan maka akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk penyimpanan. Untuk itu perlu diketahui jumlah minimum ruangan yang diperlukan untuk menyimpan zat-zat kimia tersebut. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 138

Berikut adalah daftar zat-zat kimia yang tidak dapat disimpan dalam satu ruangan. Seperti tampak pada Tabel 2. Tabel 2: Konflik zat kimia Zat Kimia Tidak Dapat Disimpan Bersama A B, D, E, H, J B A, C, D, E, F, J, L C B, E, G, I, K D A, B, F, I, K E A, B, C, H, K, L F B, D, G, H, J G B, F, I, L H A, E, F I C, D, G J A, B, F, K K C, D, E, J L B, E, G Kemudian, misalkan zat-zat kimia tersebut sebagai simpul yaitu A = v 1, B = v 2,..., L = v 12. Selanjutnya, modelkan permasalahan ini kedalam graf seperti tampak pada Gambar 2. v 2 v 1 v 12 v 3 v 11 v 4 v 10 v 5 v 9 v 6 v 7 v 8 Gambar 2: Pemodelan dari konflik zat kimia ke dalam graf Pada Gambar 2, zat-zat kimia dimisalkan sebagai simpul dan dimodelkan ke dalam graf yang terdiri dari 12 simpul V = {v 1,v 2,...,v 12 }. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 139

Selanjutnya, dilakukan pewarnaan pada setiap simpul berdasarkan masingmasing algoritma untuk mendapatkan bilangan kromatik (χ(g)) yang merupakan warna minimum dari suatu graf. Simpul dengan warna yang sama akan ditempatkan pada ruangan yang sama. 1. Penyelesaian Menggunakan Algoritma D satur Setelah dilakukan pewarnaan berdasarkan langkah-langkah yang telah diuraikan pada Bagian 4, diperoleh graf seperti tampak pada Gambar 3. v 2 v 1 v 12 v 3 v 11 v 4 v 10 v 5 v 9 v 6 v 7 v 8 Gambar 3: Pewarnaan simpul menggunakan algoritma d satur Pada Gambar 3, pewarnaan dengan menggunakan algoritma d satur menghasilkan warna minimum χ(g) = 7. Jadi, ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan zat-zat kimia tersebut dengan menggunakan algoritma d satur adalah 7 ruangan. Simpul v 1,v 7 ditempatkan pada ruangan 1, v 2,v 9,v 11 ditempatkan pada ruangan 2, v 3 ditempatkan pada ruangan 3, v 4,v 12 ditempatkan pada ruangan 4, v 5,v 6 ditempatkan pada ruangan 5, v 8 ditempatkan pada ruangan 6, dan v 10 ditempatkan pada ruangan 7. 2. Penyelesaian Menggunakan Algoritma Vertex Merge Setelah dilakukan pewarnaan berdasarkan langkah-langkah yang diuraikan pada Bagian 5, diperoleh graf seperti tampak pada Gambar 4. Pada Gambar 4, pewarnaan dengan menggunakan algoritma vertex merge menghasilkan warna minimum χ(g) = 4. Jadi, ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan zat-zat kimia tersebut adalah 4 ruangan. Simpul v 1,v 3,v 6,v 12 JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 140

v 2 v 1 v 12 v 3 v 11 v 4 v 10 v 5 v 9 v 6 v 7 v 8 Gambar 4: Pewarnaan simpul menggunakan algoritma vertex merge ditempatkan pada ruangan 1, v 2,v 7,v 8,v 11 ditempatkan pada ruangan 2, v 4,v 5,v 10 ditempatkan pada ruangan 3, dan v 9 ditempatkan pada ruangan 4. Dari contoh permasalahan ruang penyimpanan zat-zat kimia di atas dapat di lihat perbandingan dari kedua algoritma. Penyelesaian menggunakan algoritma d satur dibutuhkan 7 ruangan untuk penyimpanan zat-zat kimia tersebut. Sedangkan untuk algoritma vertex merge, cukup dibutuhkan 4 ruang penyimpanan saja. Jadi, penggunaan algoritma vertex merge lebih efisien dibandingkan algoritma d satur karena biaya yang dibutuhkan untuk membangun ruang penyimpanan dapat diminimalisir. Untuk persoalan pewarnaan simpul graf yang lebih kompleks dimana terdapat simpul dan sisi dalam jumlah besar yang mungkin sulit diselesaikan secara manual, selain terdapat tingkat kesulitan yang lebih tinggi, juga akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan pemrograman komputer. Pemrograman yang digunakan dalam artikel ini adalah pemrograman berbasis php dengan memakai sistem operasi Linux. Berikut diberikan 3 buah contoh perbandingan algoritma d satur dan algoritma vertex merge dengan menggunakan pemrograman php seperti tampak pada Gambar 5, 6 dan 7. Pada Gambar 5, graf G A memiliki 17 simpul yaitu {v 1,v 2,...,v 17 }. Pewarnaan simpul dengan menggunakan algoritma d satur menghasilkan sebanyak 8 warna (χ(g A ))=8. Sedangkandenganmenggunakanalgoritmavertex merge menghasilkan 6 warna (χ(g A )) = 6. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 141

dsatur vertex merge Gambar 5: Perbandingan graf G A menggunakan pemrograman php dsatur vertex merge Gambar 6: Perbandingan graf G B menggunakan pemrograman php JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 142

Pada Gambar 6, graf G B memiliki 20 simpul yaitu {v 1,v 2,...,v 20 }. Pewarnaan simpul dengan menggunakan algoritma d satur menghasikan 10 warna (χ(g B )) = 10. Sedangkan dengan menggunakan algoritma vertex merge menghasilkan 8 warna (χ(g B )) = 8. dsatur vertex merge Gambar 7: Perbandingan graf G C menggunakan pemrograman php Pada Gambar 7, graf G C memiliki 30 simpul yaitu {v 1,v 2,...,v 30 }. pewarnaan simpul dengan menggunakan algoritma d satur menghasilkan 8 warna (χ(g C )) = 8. Sedangkan dengan menggunakan algoritma vertex merge menghasilkan 6 warna (χ(g C )) = 6. Berikut diberikan tabel perbandingan jumlah warna simpul antara algoritma d satur dan algoritma vertex merge seperti tampak pada Tabel 3. Tabel 3: Tabel perbandingan jumlah warna simpul Jumlah Simpul Jumlah Warna D satur Vertex Merge 10 6 5 17 8 6 20 10 8 25 9 7 30 8 6 Pada Tabel 3, Graf dengan 10 simpul jika diselesaikan dengan algoritma d satur menghasilkan 6 warna, sedangkan dengan algoritma vertex merge menghasilkan 5 warna. Selanjutnya, graf dengan 17 simpul jika diselesaikan dengan algoritma d satur menghasilkan 8 warna, sedangkan dengan algoritma vertex merge menghasilkan 6 warna. Seterusnya, graf dengan 30 simpul jika diselesaikan dengan JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 143

algoritma d satur menghasilkan 8 warna, sedangkan dengan algoritma vertex merge menghasilkan 6 warna. Dari Tabel 3 terlihat jelas bahwa algoritma vertex merge selalu menghasilkan bilangangan kromatik (χ(g)) yang lebih kecil atau menghasilkan warna yang lebih sedikit dari pada algoritma d satur. Artinya, algoritma vertex merge lebih baik digunakan dari pada algoritma d satur dalam pewarnaan simpul graf tak berarah. Secara umum kedua algoritma yang dibahas bisa digunakan dalam pewarnaan simpul graf tak berarah. Akan tetapi algoritma vertex merge lebih unggul dari pada algoritma d satur karena selalu memiliki bilangan kromatik (χ(g)) yang lebih kecil atau menghasilkan warna yang lebih sedikit. DAFTAR PUSTAKA [1] Brelaz, D. 1979. New Methods to Color the Vertices of a Graph. Communication of the ACM. 22: 251 256. [2] Chartrand, G & L. Lesniak. 1986. Graph and Digraph, 3 rd Edition. Wadsworth, Inc., California. [3] Deo, N. 1974. Graph Theory with Application to Engineering and Computer Science. Prentice-Hall International, Inc., London. [4] Gros, J. L & J. Yellen. 2006. Graph Theory and its Applications, 2 nd edition. Chapman and Hall/ CRC. New York. [5] Handrizal, A. Noraziah & A. N Abdalla. 2011. Comparation between Vertex Merge Algorithm and D satur Algorithm. Journal of Computer Science. 7(5): 664 670. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 144