BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Tulisan ilmiah tersebut dapat

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PEACEKEEPING OPERATION PBB DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

PENGIRIMAN PASUKAN PEMELIHARAAN PERDAMAIAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL Oleh: Yeni Handayani *

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. PBB adalah organisasi internasional yang didirikan pada tahun Saat

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping,

BAB I PENDAHULUAN. dunia untuk membangun kembali kerjasama internasional dan upaya-upaya

Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan antara satu dengan yang lain, baik berupa kepentingan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti konflik kekerasan sangat terbatas. Diplomasi dan persetujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB II PERAN PBB DALAM KONFLIK INTERNASIONAL. dengan PBB untuk bekerja bagi perdamaian dunia. Secara resmi terbentuk pada

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA BANGSA DALAM PEMBATASAN PENGGUNAAN SENJATA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

POKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

2012, No helikopter utility MI-17 beserta awaknya pada misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa United Nations Organization Stabi

PERAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INTERNAL NEGARA : STUDI KASUS PERAN PASUKAN PERDAMAIAN PBB DI SIERRA LEONE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7

BAB IV KONTRIBUSI UNI EROPA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK GEORGIA DAN RUSIA TAHUN 2008

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Total Diplomacy dan Total History Peran Sejarawan Militer dalam Pasukan Perdamaian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tuhana Andrianto, Mengapa Papua Bergolak, (Yogyakarta: Gama Global Media, 2001), Hlm

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SENGKETA INTERNASIONAL

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi internasional yang paling terkenal saat ini adalah

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MISI GLOBAL TNI Oleh Herry Darwanto. Tabel 1. Misi Perdamaian PBB (2014)

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai 1. Masyarakat yang bertikai dalam perang etnis lebih membela sentimen primordial dibandingkan dengan rasa nasionalisme yang mereka miliki. Hal inilah yang menjadikannya berbahaya karena pada perang etnis masyarakat percaya bahwa perang tersebut dilakukan untuk mempertahankan way of life kelompok mereka sehingga mendorong mereka untuk melakukan hal apapun salah satunya pembantaian massal etnis yang kalah pada perang tersebut. Peraturan yang mengatur perang etnis pun lebih sedikit dibandingkan dengan peraturan yang mengatur perang antar negara. Oleh karena itulah perang etnis dinilai lebih berbahaya sehingga memerlukan bantuan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) yang biasanya mengirimkan tentara yang disebut peacekeeping force atau pasukan perdamaian untuk mencegah eskalasi konfilk lebih lanjut. Siprus, yang merupakan negara bekas kolonial Inggris, memiliki dua etnis utama yaitu etnis Turki dan Yunani. Kedua etnis ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejak era Byzantium pada abad ke-11, yang dilanjutkan pada era Ottoman hingga pada era Siprus modern sekarang ini, kedua etnis tersebut terus mengalami konflik. Konflik kedua etnis tersebut semakin meningkat pasca Inggris memberikan kemerdekaan kepada Siprus. Puncak konflik pun terjadi saat Siprus 1 Paul Kimmel, Culutural and Ethnic Issues of Conflict and Peacekeeping, in The Psychology of Peacekeeping, ed. H. Longholtz. (Westpoint: Praeger, 1998), 57. 1

dilanda perang etnis antara etnis Yunani dengan etnis Turki pada 21 Desember 1963 dengan korban jiwa mencapai lebih dari 500 jiwa bagi kedua belah pihak 2. Melihat hal ini, perwakilan dari Inggris, yang merupakan salah satu negara guarantor pada treaty of guarantee 1960, serta pemerintah Siprus meminta bantuan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengambil tindakan agar tidak terjadi konflik lebih lanjut di Siprus. PBB yang salah satu tujuan utamanya adalah to keep peace throughout the world merespon permohonan bantuan tersebut dengan mengeluarkan resolusi DK PBB 186 yang berisi tentang pembentukan United Nations Peacekeeping Forces In Cyprus (UNFICYP) yang mulai aktif pada 27 Maret 1964. 3 UNFICYP mengalami dinamika pasca kudeta oleh pemerintahan junta Yunani yang disusul dengan invasi militer oleh Turki pada tahun 1974. UNFICYP kini bertugas mengawasi proses gencatan senjata di sepanjang garis gencatan senjata dan menjaga wilayah buffer zone yang berada di antara garis gencatan senjata yang memisahkan Siprus Utara, yang dikuasai oleh etnis Turki, dan Siprus Selatan, yang dikuasai oleh etnis Yunani. Pada awal penerjunannya UNFICYP didominasi oleh pasukan Inggris. UNFICYP masih aktif hingga saat ini dan menjadi salah satu operasi peacekeeping terlama yang pernah dilakukan oleh PBB. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana UNFICYP menjaga perdamaian di Siprus pasca perang etnis tahun 1963? 2 Pierre Oberling, The Road to Bellapis (New York: Social Science Monograph, 1982), 120. 3 UNFICYP Background, 2012, UNFICYP (online), <http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unficyp/background.shtml> diakses pada 21 Desember 2012 2

C. Landasan Konseptual Traditional Peacekeeping Peacekeeping merupakan pendekatan yang dibutuhkan untuk menjaga konflik agar tidak semakin meluas. Peacekeeping adalah tindakan yang dilakukan oleh PBB dalam menurunkan pasukan untuk menjaga ketertiban di daerah konflik. Peacekeeping Operation (PKO) biasanya diberikan mandat oleh DK PBB sebagai landasan serta tujuan utama meraka di wilayah konflik. PKO kadangkala juga bertugas untuk mengawasi gencatan senjata atau mengawal implementasi perjanjian damai yang telah disetujui oleh pihak yang bertikai bergantung kepada mandat yang diberikan. Pada awal pembentukannya, peacekeeping bertujuan untuk mengawasi gencatan senjata serta menjaga stabilitas wilayah konflik yang menjadi penempatan pasukan perdamaian hingga terjadinya kesepakatan politik yang mengakhiri konflik dengan damai 4. Misi peacekeeping yang bertujuan seperti itu dikenal dengan istilah traditional peacekeeping. Traditional peaceekeping memiliki ciri khas utamanya yaitu bekerja di bawah komando dari PBB dan menjaga stabilitas tanpa ikut campur dalam masalah politik. Traditional peacekeeping merupakan bentuk awal atau juga disebut generasi pertama dari peacekeeping. Kebanyakan PKO yang tradisional terjadi pada era perang dingin. Traditional peacekeeping mempunyai ciri khas yang disebut holy trinity yaitu dengan menggunakan kekuatan senjata seminimum mungkin atau hanya digunakan saat membela diri saja. Selain itu kedua prinsip lainnya yang dipegang adalah imparsial dan mendapatkan persetujuan dari pihak yang bertikai untuk menurunkan PKO 5. Sekretaris Jendral PBB yang kedua, Dag Hammarskjöld, menyebutkan bahwa PKO adalah sebuah operasi yang dilandaskan pada Piagam PBB yang terletak di antara bab 6 dan bab 7, atau yang disebut bab 6 setengah. 4 Ramesh Thakur, The United Nations, Peace, and Security (Cambridge: Cambridge University Press, 2006), 38. 5 Alex Bellamy, Paul D. Williams, and Stuart Griffin, Peacekeeping in Global Politics, in Understanding Peacekeeping (Cambridge: Polity Press, 2004), 95. 3

D. Argumentasi Utama UNFICYP, seperti kebanyakan PKO yang terjadi pada era perang dingin, termasuk ke dalam kategori traditional peacekeeping. Hal tersebut tercermin dalam mandat yang diberikan, yaitu untuk mencegah terjadinya konflik lanjutan serta mengawasi gencatan senjata dan juga mengembalikan ketertiban umum di Siprus menjadi normal kembali. Untuk memenuhi mandat tersebut UNFICYP melakukan tindakan dengan menjaga buffer zone yang memisahkan Siprus Utara dan Siprus Selatan, mengawasi gencatan senjata di sepanjang garis gencatan senjata, membentuk satuan kepolisian di bawah komando UNFICYP untuk mengembalikan ketertiban umum, serta melakukan beberapa kegiatan humanitarian untuk membantu Siprus kembali ke kondisi normal. UNFICYP menjalankan peran utama sebagai pasukan perdamaian dengan melakukan pengawasan terhadap gencatan senjata antara etnis Turki dan Yunani di Siprus, serta mengontrol buffer zone yang ada di perbatasan antara Siprus Utara yang dikuasai etnis Turki dan Siprus Selatan yang dikuasai etnis Yunani. UNFICYP secara status quo memegang kendali terhadap keamanan di wilayah buffer zone tersebut. UNFICYP telah berperan secara efektif dalam menjalankan mandat yang diberikan di Siprus. Peran-peran yang dilakukan oleh UNFICYP telah berhasil dalam meredam perang lanjutan di Siprus sejak 1974. Walaupun insiden-insiden masih terjadi di wilayah buffer zone, tetapi UNFICYP berhasil meredamnya sehingga kondisi keamanan di Siprus tetap terjamin dan mendukung untuk diadakan negosiasi damai sesuai dengan mandat yang diberikan. Meskipun UNFICYP berhasil menjaga situasi agar tetap kondusif, namun sayangnya proses perdamaian antar kedua pihak masih terus mengalami deadlock sehingga UNFICYP masih tetap harus menjalankan mandatnya dan terus menjadi salah satu peacekeeping operation terlama dalam sejarah PBB. 4

E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitain kualitatif. Studi literatur dilakukan dengan memilih data yang relevan untuk mendukung penelitian yang diambil dari buku, jurnal, berita mengenai konflik Siprus dan UNFICYP, serta dokumen resmi PBB dan UNFICYP. F. Sistematika Penulisan Bab Pertama, menjelaskan pendahuluan yang mencakup latar belakang penerjunan UNFICYP di Siprus dan menjelaskan landasan konseptual yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang menjadi acuan dasar penelitian, serta argumentasi utama yang diambil sehubungan dengan permasalahan yang ada. Pada bab ini juga dijelaskan metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan pada skripsi ini. Bab Kedua, menjelaskan mengenai sejarah terjadinya konflik di Siprus serta bagaimana kondisi Siprus saat konflik tersebut berlangsung sebelum PBB menerjunkan UNFICYP. Bab Ketiga, analisa terhadap peran UNFICYP dalam menjaga perdamaaian di Siprus menggunakan konsep traditional peacekeeping. Secara lebih lengkap, di bab ini akan disebutkan apa saja yang dilakukan serta hambatan UNFICYP dalam rangka memenuhi mandat PBB sebagai pasukan perdamaian, apa hasilnya, serta kekurangan UNFICYP dalam menyelesaikan konflik di Siprus. Bab Keempat, berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang akan menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah 5