FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO TAHUN 20 Sri Wahyunigtyas Syahrain*Nova H. Kapantow,*Woodford B.S.Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian. Tahun 20 Kota Manado menempati urutan ke- di Provinsi Sulawesi Utara dengan kasus malaria positif berjumlah 29 kasus. Kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting meningkat pada tahun 20 dengan adanya 2 kasus malaria positif. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Penelitian ini adalah observational analitik dengan desain studi kasus dan kontrol. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 72 responden terdiri dari responden kelompok kasus dan responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner serta analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square α = % CI= 9% dengan menggunakan SPSS versi 20. Responden yang menggunakan kelambu yaitu 0 orang (,7%), sedangkan yang tidak menggunakan kelambu yaitu 2 orang (,%) dengan nilai (p = 0,00;OR=,;CI =,9-, ). Responden yang memakai obat anti nyamuk yaitu orang (,%) dan yang tidak memakai obat anti nyamuk 9 orang (,2%) dengan nilai (p = 0,000; OR=;CI = 2,-,72). Untuk aktivitas keluar malam hari yaitu yang sering keluar malam yakni sama orang (0%) dengan nilai p= 0,7. Terdapat hubungan antara pengguna kelambu dengan (OR=,) dan pengguna obat anti nyamuk (OR=). Tetapi tidak ada hubungan antara aktivitas keluar malam dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Kata Kunci : Faktor-faktor kejadian malaria ABSTRACT Malaria is a public health problem that can lead to death. In 20 the city of Manado ranks th in North Sulawesi Province with a positive malaria cases amounted to 29 cases. The incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado increased in 20 with the 2 positive cases of malaria. The purpose of this study was to analyze factors associated with the incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado. This research is an observational analytic case study design and control. The sampling method is purposive sampling. Sample size was 72 respondents consisted of respondents case group and respondents. Retrieving data using questionnaires and univariate and bivariate analysis using Chi Square test α = % CI = 9 % by using SPSS version 20. Respondents who use nets that 0 people (.7 % ), while those not using bed nets that 2 people (. % ) with the value ( p = 0.00 ; OR =. ; CI =.9 to. ). Respondents were taking anti mosquito that people (. % ) and were not taking anti mosquito 9 people (.2 % ) with the value ( p = 0.000 ; OR = ; CI = 2. to.72 ). For a night out activities which are often going out at night that people ( 0 % ), with p = 0.7. There is a relationship between the user nets ( OR =. ) and antimosquito users ( OR = ). But there is no relationship between the activity of a night out with the incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado. Keywords : Factors malaria incidence
PENDAHULUAN Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Setiap tahun, lebih dari 00 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari juta diantaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian negara Eropa. Di Indonesia terdapat 2 Kabupaten endemis malaria dari 7 kabupaten yang ada, dan diperkirakan % penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Malaria merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi tingginya kematian bayi, anak balita, wanita hamil, dan dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia. (Anonim, 200) Faktor-faktor risiko terjadinya kejadian penyakit malaria antara lain segitiga epidemiologi dimana agent, host, dan environment berperan penting dalam kejadian penyakit malaria dan berkesinambungan dengan teori H.L. Blum bahwa (empat) faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan dimana ini juga bias meningkatkan kejadian malaria di suatu daerah yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas/genetik. (Arsin,202) Data Riskesdas tahun 200 menunjukkan bahwa besarnya angka Kasus Baru malaria tahun 2009/200 di seluruh Indonesia adalah 22,9 per mil. Angka Kasus Baru malaria terendah di Bali (, ), tertinggi di Papua (2, ), diikuti Papua Barat (2, ), NTT (7, ), Maluku Utara (0,2 ), Kepulauan Bangka Belitung (9,9 ), Maluku (7, ), Sulawesi Utara (,7 ), Bengkulu (,7 ), Sulawesi Barat (,0 ), Kalimantan Barat (, ), dan Jambi (2,2 ). Besarnya angka Kasus Baru malaria di kawasan Luar Jawa-Bali adalah,2 per mil atau hampir kali angka Kasus Baru malaria di kawasan Jawa-Bali (7, ). Data riskesdas tahun 20 insiden dan prevalensi malaria di Sulawesi utara yakni 2,7% dan 0%. Penelitian Erdinal dkk (200) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara tempat perkembangbiakan nyamuk dengan kejadian malaria dengan risiko 2, kali lebih besar terserang malaria. Faktor pemakaian kelambu dengan kejadian malaria mempunyai nilai p=0,07 berarti ada hubungan yang bermakna dengan risiko 2, kali lebih besar terserang malaria. Penelitian Regina (20) yang dilakukan di puskesmas Silian Kabupaten Minahasa Tenggara menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan bahan anti nyamuk dengan nilai p= 0,09 dengan risiko 2, kali lebih besar terserang malaria. Penelitian Rooroh yang dilakukan di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara (20) menyatakan juga bahwa ada hubungan yang bermakna antara orang yang biasa keluar rumah pada malam hari dengan nilai p= 0,0 dengan risiko kali lebih besar terserang malaria
Keadaan wilayah kerja puskesmas Tuminting Kota Manado yang ada yakni rumah-rumah yang padat penduduk, belum tersedianya sistem pembuangan air limbah yang menyebabkan air-air sisa pemakaian warga tergenang dan tidak bisa mengalir, keadaan rumah yang berada di pesisir pantai dengan keadaan pantai yang kotor dengan banyaknya sampah sehingga bisa menjadi tempat perkembang biakan nyamuk, kebiasaan masyarakat yang keluar pada malam hari yang hanya untuk sekedar berkumpul dengan tetangga dan banyak juga aktivitas masyarakat yang dilakukan pada malam hari yang memungkinkan nyamuk anopheles untuk menggigit. Data Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 20 Kota Manado menempati urutan ke- dengan jumlah penduduk. penduduk dengan kasus malaria positif berjumlah 29 kasus dengan Annual Parasite Incidence (API) 0,2. Di puskesmas tuminting pada tahun 202 terdapat kasus malaria positif. Pada tahun 20 kejadian malaria di puskesmas tuminting meningkat dengan adanya 2 kasus malaria positif. Pada tahun 20 sampai dengan bulan mei 20 sudah terdapat kasus malaria positif. Berdasarkan keadaan tersebut maka penelitian ini adalah untuk tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus control (case control study), dengan menggunakan teknik sampling nonprobabilitas yaitu purposive sampling, dalam hal ini pengambilan sampel berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa saja yang pantas memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. Tempat penelitian ini yaitu wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado bulan Mei-Februari tahun 20. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk wilayah kerja puskesmas Tuminting yang datang berobat ke puskesmas selama bulan Juni tahun 20 sampai Mei tahun 20. Sampel dalam penelitian ini berjumlah orang untuk sampel kasus dan orang untuk sampel kontrol. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dan data sekunder yaitu data rekam medik pasien di puskesmas. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden. Tahap penelitian meliputi tahap persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, yaitu membuat surat izin penelitian
dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Tuminting Kota Manado. Tahap pelaksanaan pada penelitian ini dengan cara pengambilan data menggunakan kuesioner. Tahap pengambilan data menggunakan kuesioner meliputi:. Permohonan izin penelitian di Kepala Puskesmas Tuminting Kota Manado. 2. Peneliti memberikan penjelasan kepada orang yang bersedia menjadi sampel penelitian bahwa tujuan dari pengisian kuesioner ini adalah untuk pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Selanjutnya orang yang bersedia menjadi responden menandatangani infromed consent, dan peneliti memberikan pertanyaan dari kuesioner yang ada dan dijawab responden.. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti baik kasus maupun kontrol dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen (penggunaan kelambu, pemakaian obat anti nyamuk, dan aktivitas keluar malam hari) dengan kejadian malaria selanjutnya dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, pengolahan data kuantitatif, terlebih dahulu dilakukan editing, coding, processing (entry data), dan cleaning.. Menggunakan uji statistik Chi Square dengan CI = 9% pada tingkat kesalahan % (α = 0,0). Dengan ketentuan jika nilai p < 0,0 dikatakan ada hubungan yang bermakna dan tidak ada hubungan jika nilai p > 0,0, atau bisa dikatakan Hipotesis 0 (H 0) ditolak jika nilai probability ( p value) < α dan H 0 diterima jika nilai p value > α serta melihat besarnya nilai Odds Ratio (OR). HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendekripsikan karakteristik tiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel. ) Karakteristik responden berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Pekerjaan disajikan pada tabel.
Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kelompok Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado No Variabel Kasus Kontrol Jumlah n % n % n %. Umur ( Tahun) -20 2-0 -0-0 -0-70,2 22,2,,,,2 22,2,,, 2 2 2 2,,,7,7 2, Jumlah 0 0 72 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 7 9 2, 2, 7 9 2, 2, 7,2 2, Jumlah 0 0 72. Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana 9 9, 2, 2, 9,,2 0 7 9 0,9 9,7 2,,9, 9, 22,2, Jumlah 0 0 72. Pekerjaan Tidak bekerja Nelayan PNS Wiraswasta Buruh Lain-lain,,9, 7,,2, 9,7,, 2 0 2,2,9,,9,7 Jumlah 0 0 72. Tempat Tinggal Tumumpa Tumumpa 2 Karang Ria Maasing Sumompo Tuminting Kelurahan Islam Sindulang Sindulang 2 Mahawu 2 2,,2,9,2,2 2 2,,2,9,2,2 0,,9,, Jumlah 0 0 72
Berdasarkan distribusi frekuensi responden pada kelompok umur pada tabel diatas, responden paling banyak terdapat pada kelompok umur 2-0 tahun yaitu sebanyak 2 responden (,%), selanjutnya secara berturut turut responden yang berumur -0 dan -0 masing-masing sebanyak 2 responden (,7%), kelompok umur -0 sebanyak responden (%), kelompok umur -20 sebanyak responden (,%) kemudian responden yang paling sedikit pada kelompok umur -70 sebanyak 2 responden (2,%). Subjek menurut jenis kelamin pada tabel diatas adalah yang paling banyak menjadi responden pada penelitian ini adalah perempuan sebanyak 9 responden (2,%) dan yang sedikit adalah laki-laki sebanyak 7 responden (2,%). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SMA sebanyak responden (,%), dan tingkat pendidikan responden paling sedikit yaitu tidak sekolah sebanyak responden (,%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan paling banyak yaitu yang tidak bekerja sebanyak 2 responden (,2%) dan paling sedikit yaitu buruh sebanyak responden (,9%). Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal di mana responden terbanyak bertempat tinggal di desa Sumompo dengan jumlah 0 responden (,9%) dan untuk yang bertempat tinggal di Tumumpa, Tumumpa 2, Tuminting, Sindulang Kelurahan Islam yaitu berjumlah responden (%), dan responden yang paling sedikit berada di Karang Ria yaitu berjumlah responden (%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan (Notoadmodjo, 202).Uji statistika yang digunakan adalah uji chi square, pemakaian uji ini karena sampel independent dan data yang dianalisa dalam bentuk kategori skala nominal. Untuk menginterpretasikan faktor hubungan risiko pada penelitian ini digunakan Odds Ratio (OR). 2) Hubungan antara Variabel penelitian dengan kejadian malaria di wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado
Tabel 2. Hubungan Penggunaan Kelambu, Penggunaa Obat Anti Nyamuk, Aktivitas Keluar Malam Hari dengan Kejadian Malaria. Faktor Risiko Penggunaan Kelambu Ya Tidak Penggunaan Obat Anti Nyamuk Ya Tidak Aktivitas Keluar Malam Ya Tidak Kejadian Penyakit Malaria Total Kasus Kontrol n % n % n % 2 9 27 2 2,7,7 9,2 27,,7, 22 2 2 2 Berdasarkan distribusi penggunaan kelambu pada saat tidur malam hari menunjukkan kelompok kasus dan kelompok kontrol yang paling bamyak adalah responden yang tidak menggunakan kelambu yaitu sebanyak 2 orang, sedangkan yang menggunakan kelambu pada saatu tidur malam hari sebanyak 0 orang. Dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan SPSS versi 20 diperoleh nilai p = 0,00 odds ratio (OR), (CI=,9-,77) maka dapat dikatakan bahwa responden yang tidak menggunakan kelambu pada saat tidur malam hari berisiko menderita malaria, kali lebih besar dibandingkan yang menggunakan kelambu pada saat tidur malam hari. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ristadeli (20) dengan nilai probabilitas 0,07 yang menyatakan terdapat hubungan antara pengguna kelambu dengan kejadian 7,, 0, 72,7,,7 0 2 9 p value OR CI ( 9%) 0,00,,9-,77 0,000 2,-,72 0,7 malaria dengan nilai OR 2, (CI 9% =,2-,) yang menyatakan responden yang tidak menggunakan kelambu memiliki risiko 2, kali menderita malaria dibandingkan dengan responden yang menggunakan kelambu. Karakteristik subjek penelitian tentang pemakaian obat anti nyamuk pada saat tidur malam hari yaitu paling banyak yang tidak menggunakan oabat anti nyamuk sebanyak 9 responden, sedangkan yang menggunakan obat anti nyamuk sebanyak responden dan diperoleh nilai p = 0,000 OR = (CI=2,-,72) maka dapat diaktakan bahwa responden yang tidak menggunakan obat anti nyamuk berisiko kali lebih besar dibandingkan orang yang menggunakan obat anti nyamuk.hasil penelitian ini hampir mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Sagay (20) di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara yang menyatakan bahwa responden yang tidak sering memakai anti
nyamuk,9 kali menderita malaria dibandingkan dengan responden yang selalu menggunakan anti nyamuk. Penelitian yang dilakukan oleh Babba (200) di wilayah kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura mendapatkan nilai probabilitas 0,0 yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan anti nyamuk dengan kejadian malaria dengan nilai OR = 2,970 (CI 9% =,7-,) yang berarti responden yang tidak menggunakan anti nyamuk mempunyai resiko 2,9 kali menderita malaria dari pada responden yang menggunakan anti nyamuk. Distribusi responden berdasarkan aktivitas keluar malam hari yaitu terbagi secara merata yaitu responden kelompok kasus yang pernah menderita malaria berdasarkan pemeriksaan sediaan darah yaitu hasilnya Plasmodium positif, sedangkan responden kelompok kontrol yang tidak pernah menderita malaria. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa nilai probabilitas 0,7 (p > 0,0) hasil tersebut menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara aktivitas keluar malam dengan kejadian malaria. Penelitian yang sama dilakukan oleh Hasyim (20) kebiasaan keluar rumah pada malam hari tidak berhubungan bermakna dengan kasus malaria (nilai p = 0,9). Kesimpulan Ada hubungan antara pengguna kelambu dengan kejadian malaria, responden yang tidak menggunakan kelambu berisiko. kali lebih besar menderita malaria dibandingkan dengan responden yang menggunakan kelambu. Ada hubungan antara pengguna obat anti nyamuk dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting dimana responden yang tidak menggunakan obat anti nyamuk berisiko kali lebih besar menderita malaria dibandingkan dengan responden yang menggunakan obat anti nyamuk. Tidak ada hubungan antara aktivitas keluar malam dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Daftar Pustaka Anonim, 200. Riset Kesehatan Dasar 200. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Arsin,A.A.202.Malaria Di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi. Jakarta: Masagena Press Babba, I., Hadisaputro, S.,Sawandi, S. 200. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian malaria (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura) (online).(http://www.eprints.u ndip.ac.id). Di akses 7 Desember 20. Erdinal,dkk.200.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di kecamatan Kampar kiritengah, kabupaten Kampar,200/200.Jurnal Ke sehatan (Online) Vol. 0, No. 2, hal. - 70.Didownload pada tanggal 2 April 20. Hasyim, H.dkk.20. Determinan Kejadian Malaria di Wilayah Endemis.Jurnal Kesehatan Masyarakat N asional Vol., No. 7, Februari 20. Di akses 7 Desember 20 Notoatmodjo, S. 202. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Panigoro, R. 20.Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas silian kabupaten minahasa tenggara. Di download pada tanggal 2 april 20.