PELATIHAN PEMBUATAN SUSU KACANG-KACANGAN PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA KUWUM MENGWI BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Peluang Bisnis Susu Kedelai, Bisnis Sari Kedelai yang Menggiurkan

IPTEKS BAGI MARYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN SERANGAN

IbM Kelompok Tani Buah Naga

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti, Lina Winarti Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstrak

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN SERANGAN

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani Susila K

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN JAHE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK WANITA TANI DI DESA PETANG

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati 2) FPBS, IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Pengembangan UKM

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Pelatihan Pembuatan Trek Suit Mas (Tepung Senerek Untuk Susu, Biskuit Dan Mie Basah) Guna Meningkatkan Nilai Jual Senerek di Desa Mangunrejo

BAB I PENDAHULUAN. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati dan lemak yang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK TEMPE DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK MENJADI NUGGET. Novelina dan Diana Sylvi

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL

PELATIHAN PEMBUATAN SELAI LABU PARANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA BAGI RT 013/01 KELURAHAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN TEMPE DALAM PEMBUATAN DAGING TIRUAN (MEAT ANALAOG) SEBAGAI PENGGANTI DAGING UNTUK VEGETARIAN PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SUJU DRINK SUSU JAGUNG SEBAGAI SUSU ALTERNATIF BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS BIDANG KEGIATAN :

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

PEMANFAATAN BIJI ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA) DALAM PEMBUATAN MINUMAN FUNGSIONAL PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KETENTUAN POKOK PENGAWASAN PANGAN FUNGSIONAL

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

PENGARUH HASIL BELAJAR MENGOPERASIKAN PROSES PENGOLAHAN TERHADAP KEMAMPUAN PRODUKSI SUSU KEDELAI PADA SISWA SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG CIANJUR

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1

BELVI VATRIA, YUSUF TATANG JOHARI, & LUKAS WIBOWO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM REGULER TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN SIKAP

Transkripsi:

413 PELATIHAN PEMBUATAN SUSU KACANG-KACANGAN PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA KUWUM MENGWI BADUNG A.A Made Semariyani, Ni Made Ayu Suardani, I Putu Candra Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa semariyanimega@yahoo.com ABSTRAK Kegiatan IbM Produk Olahan Susu Kacang-kacangan ini terselenggara karena adanya permohonan dari salah satu warga (Ketua Kelompok Wanita Tani/ KWT Sarwa Pala Nadi) Desa Kuwum yang meminta kepada Fakultas Pertanian agar diberikan pelatihan Teknologi Pengolahan hasil pertanian khususnya kacang-kacangan kepada masyarakat Kuwum (Ibuibu/remaja Putri yang tergabung dalam KWT Sarwa Pala Nadi). Permohonan tersebut disikapi oleh Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa dengan mengajukan proposal ke Dikti dengan menunjuk beberapa orang Dosen sebagai pelaksana kegiatan. Dari kegiatan ini ada beberapa Target Luaran yang telah direncanakan terutama IPTEK dalam menangani pasca panen kacang-kacangan khususnya pembuatan produk olahan susu kacang-kacangan (susu kedekai, susu edamame, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang buncis dan susu kacang tanah), yang memiliki ijin dari Dinas Kesehatan atau BPOM berupa No.PIRT. Peserta pelatihan juga diberikan pengetahuan penunjang yaitu mengenai kewirausahaan, managemen usaha, sanitasi dan hygiene proses produksi, pengemasan dan pemasaran sehingga peserta pelatihan mampu mengelola usaha yang dibuat, dengan baik. Metoda yang diterapkan dalam pelatihan ini adalah : wawancara, ceramah dan praktek langsung membuat susu kacang-kacangan. Setelah dilaksanakan kegiatan ini maka Target luaran yang sudah tercapai yaitu peserta didik mampu membuat susu kacang-kacangan. Agar hasil kegiatan ini dapat berkelanjutan maka panitia memberikan peralatan yang diperlukan, uang transport saat pelatihan agar peserta didik bersemangat di dalam melaksanakan pelatihan dan terakhir diberikan modal awal untuk memulai usaha, agar peserta didik dapat membuat produk serta memasarkannya. Untuk dapat memasarkan produk yang dibuat secara aman dan tidak diragukan kualitasnya oleh pembeli maka panitia mengajarkan dan membantu peserta didik untuk mencari Sertifikat sebagai legalitas produk dari Dinas Kesehatan atau BPOM berupa No PIRT (masih dalam proses pengurusan). Disamping itu panitia juga membantu untuk merancang/membuat label agar produk yang dihasilkan lebih menarik, serta disediakan sedikit dana, untuk memantau kembali kegiatan peserta didik. Kata Kunci : Susu Kacang-kacangan,Teknologi Tepat Guna PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi 1.1. Aspek Produksi dan Managemen Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara 20-35%. Kacang-kacangan juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral dan serat pangan (dietary fiber). Protein kacang-kacangan umumnya mengandung lisin, leusin,dan isoleusin, tetapi terbatas dalam hal kandungan asam aminometionin dan sistein.

414 Kadar serat dalam kacang-kacangan mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk mencegah berbagai penyakit akibat rendahnya serat dalam makanan (Astawan,2009). Mengkonsumsi susu kacang merupakan alternatif untuk mereka yang tidak bisa mengkonsumsi susu hewani. Kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi walaupun mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Susu kedelai memiliki prospek pasar yang luas karena memiliki keunggulan yaitu selain memiliki cita rasa nikmat, juga memiliki banyak khasiat menguntungkan bagi kesehatanya itu mengatasi intoleransilaktosa,minuman untuk penderita autism, minuman untuk vegetarian, mengurangi kadar kolesterol darah, mencegah arteriosklerosis, hipertensi, jantung koroner, stroke, mencegah diabetesmelitus, menghambat menopause, mencagah osteoporosis, mencegah migraine, minuman anti kanker, dan mencegah penuaan dini (Salim,2012). Susu kedelai sudah diproduksi oleh beberapa industry rumah tangga. Salah satu kelompok yang telah memproduksi susu kedelai adalah KWT PalaSarwa Nadi dari Banjar Kuwum, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, yang telah terbentuk sejak tahun 2009. Kelompok ini telah memproduksi susu kedelai sejak tahun 2009 dengan nama Adelia. Oleh sebab itu maka perlu diberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, dalam upaya meningkatkan pendapatan dari industry rumah tangga. Pelatihan yang perlu diberikan adalah meningkatkan pengetahuan pengolahan kacang-kacangan menjadi susu kacang-kacangan, dengan harapan agar Banjar Kuwum Desa Kuwum dapat menjadi sentra penghasil susu kacang-kacangan. Dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Dikti, diharapkan masyarakat Banjar Kuwun Desa Kuwum memiliki keterampilan dan wawasan dalam mengelola sumber daya alam setempat serta memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga mampu membuka peluang usaha yang berhubungan dengan kondisi wilayah Desa Kuwum. Dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan pengolahan kacang-kacangan menjadi susu kedelai, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang t a n a h, susu kacang edamame (kedelai hijau segar) dan susu kacang buncis diharapkan masyarakat mampu memproduksi dan memasarkan produk olahannya lebih luas dan manajemen produksi yang lebih baik. Susu kacang-kacangan yang dihasilkan diharapkan memiliki ijin produksi dari Dinas Kesehatan dan BBPOM berupa sertifikat No PIRT sehingga produk yang dihasilkan memiliki legalitas produksi dan dapat dipasarkan lebih luas (memiliki jangkauan pasar yang lebih luas). Peserta pelatihan juga diberikan pengetahuan mengenai managemen kerja, managemen usaha, sehingga mampu mengatur waktu dan menjalankan usaha dengan sebaik mungkin, dengan demikian akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. 1.2. Permasalahan Mitra Dengan adanya permasalahan dalam produksi, pengemasan dan pemasaran, mitra kerja (Ni Nyoman Dewi Milayanti dan Ni Kadek Sutrini) memohon kepada lembaga Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Warmadewa untuk memberikan Pelatihan teknologi produk olahan susu kacang-kacangan yang bermanfaat

415 sebagai pangan fungsional dan kesehatan. Karena selama ini KWT Pala Sarwa Nadi telah memproduksi susu kedelai yang sangat diminati oleh masyarakat, dan ingin meningkatkan produksi olahan susu kacang dari jenis kacang yang berbeda. Selain itu pula ingin mendapatkan pengetahuan untuk mendapatkan Ijin Produksi dari BPOM, mendapatkan pengetahuan mengenai kewirausahaan dan manajemen pemasaran, mendapatkan bantuan peralatan dan modal usaha serta dapat berkerjasama dengan mitra lainnya untuk menyalurkan hasil produksinya. Susu kedelai sudah diproduksi dan dipasarkan oleh KWT dengan nama susu kedelai Adelia, namun belum intensif, karena KWT belum mendapatkan pengetahuan dalam bidang kewirausahaan, sehingga mengalami hambatan dalam pengelolaan produksi dan pemasaran serta belum memiliki ijin dari Dinas Kesehatan dan BBPOM menjadi hambatan untuk bisa masuk ke pasar yang lebih luas. Prioritas yang ditangani adalah : a. Mendapatkan Ipteks dalam pengolahan kacang-kacangan menjadi olahan analog susu (susu kedelai, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang tanah, susu kacang edamame (kedelai hijau segar) dan susu kacang buncis). b. Mendapatkan pengetahuan mengenai kewirausahaan, sanitasi dan higiene pengolahan, pengemasan dan pelabelan produk, pemasaran dan manajemen usaha. c. Mendapatkan pengetahuan mengenai cara untuk mendapatkan Ijin Produksi dari Dinas Kesehatan dan BBPOM. d. Mendapatkan bantuan peralatan dan modal usaha. METODE PELAKSANAAN 1. Metoda Metode y a n g d i g u n a k a n d a l a m pelaksanaan kegiatan IbM Produk Olahan Susu Kacang-kacangan yaitu: a. Metoda Wawancara dan diskusi untuk dapat mengetahui permasalahan yang dialami mitra. b. Metoda tatap muka dan memberikan ceramah, agar mitra mendapatkan pengetahuan mengenai pasca panen kacang-kacangan terutama diolah menjadi analog susu (susu kacang-kacangan), kewirausahaan, managemen usaha, pengemasan, sanitasi dan hygiene pengolahan, serta pemasaran. c. Praktek langsung, yang dipandu oleh instruktur yang berkompeten dibidangnya, sehingga mitra dapat membuat langsung produk (susu kedelai, sesu edamame, susu kacang hijau, susu kacang buncis dan susu kacang merah). 2. ProsedurKegiatan Adapun prosedur kegiatan IbM Produk Olahan Susu kacang-kacangan yaitu : a. Pendekatan kepada unit usaha mikro, pemilihan tempat sekaligus memilih peserta,yang selanjutnya akan disebut sebagai peserta pelatihan (mitra). b. Wawancara dan t a n y a jawab mengenai permasalahan yang dihadapi mitra, sekaligus merencanakan kegiatan yang menunjukkan langkah-langkah solusi atas persoalan yang dihadapi. c. Mitra terlebih dahulu diberikan materi yang telah disiapkan oleh tim dalam bentuk modul produk olahan susu kedele, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang

416 tanah, susu kacang edamame (kedelai hijau segar) dan susu kacang buncis, diberikan ceramah dan modul mengenai materi penunjang, sanitasi dan hygiene pengolahan, pengemasan dan pelabelan, pemasaran, kewirausahaan dan managemen usaha. d. Penyerahan peralatan yang disumbangkan kepada mitra untuk mendukung pembuatan produk. e. Pelaksanaan praktek pembuatan keenam produk. f. Setelah dilakukan evaluasi beberapa kali oleh tim dan jika dinilai produknya sudah dapat dibuat dengan baik oleh mitra, maka tim akan mengundang pihak Dinas kesehatan dan BPOM untuk melakukan tes, sehingga nantinya akandiputuskan apakah produk yang dihasilkan peserta pelatihan sudah layak untuk mendapatkan ijin produksi atau tidak. Jika sudah layak maka Dinas kesehatan dan BPOM akan memberikan sertifikat untuk No PIRT produk. g. Jika masa pelaksanaan kegiatan akan berakhir, akan diserahkan modal usaha, sebagai motivasi untuk memulai usaha. 3. Partisipasi Mitra a. Mitra/peserta pelatihan diharapkan mentaati semua kesepakatan yang telah dibuat. b. Mitra diharapkan disiplin dan sungguh-sungguh melaksanakan semua rangkaian kegiatan sampai semuarencanakegiatanberakhir. c. Setelah kegiatan IbM berakhir mitra diharapkan mampu melanjutkan usaha dengan baik dan usaha yang dirintis dapat berkembang. 4. Luaran a. Mampu memproduksi produk olahan susu kacang-kacangan yang berkualitas dengan system pengemasan dan pelabelan yang lebih baik dan informatif. b. Mampu memanejemen usaha produk olahan susu kacang-kacangan dengan sistem produksi yang kontinu dan system pemasaran yang lebih luas. c. Produk olahan susu kacang-kacangan yang diproduksi memiliki ijin produksi berupa No PIRT dari Dinas Kesehatan dan BPOM. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uraian Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dengan peserta didik, maka disepakatilah jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Peserta didik mengajukan beberapa jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan aktivitasnya sehingga pelatihan tidak mengganggu kegiatan dari peserta didik. Terjadi pergantian nama anggota dan juga pengurangan jumlah peserta karena peserta yang dulunya berminat, pada saat kegiatan disetujui peserta tersebut sudah mendapatkan pekerjaan. Kegiatan akan dilaksanakan sebanyak 10 kali, dengan alokasi waktu sebagai berikut : Pada pertemuan I dilaksanakan kegiatan ceramah materi penunjang/umum. Untuk kegiatan ini peserta didik diberikan ceramah mengenai : a. Kebijakan dan Arah Pendidikan Non formal b. Pemanfaatan kacang-kacangan menjadi produk olahan khususnya susu kacang-kacangan (analog susu) c. Kebijakan dan pentingnya perijinan produk olahan

417 d. Kewirausahaan, penguatan kelembagaan, kemitraan dan pemasaran e. Perlindungan konsumen, sanitasi dan pengemasan produk Untuk kegiatan ceramah ini panitia menyediakan modul pelatihan yang berisi materimateri dari ceramah di atas serta modul pelatihan produk. Peserta didik juga diberikan note book, pulpen serta map plastik untuk menyimpan modul. Dengan cara seperti ini diharapkan peserta didik mendapatkan pemahaman mengenai materi ceramah yang berkaitan dengan kewirausahaan dan memiliki file - file yang sewaktu-waktu dapat diambil jika peserta didik lupa dengan resep dari pelatihan. Pada pertemuan ke II dan ke III diberikan Pelatihan Mengenai Pembuatan susu kacang kedelai dan susu kacang hijau. Peserta didik dituntun benar oleh para instruktur di dalam membuat produk-produk di atas. Diharapkan peserta didik dapat mengikuti dengan baik, pelatihan yang diberikan. Pada pertemuan ke IV dan ke V peserta didik diberikan pelatihan mengenai pembuatan susu kacang kedelai edamame dan susu kacang buncis.peserta didik dituntun oleh instrukturtahap demi tahap agar diperoleh susu yang berkualitas dan higienis. Instruktur menegur peserta didik jika melakukan kesalahan di dalam pelatihan. Pada pertemuan ke VI dan ke VII Peserta didik kembali diberikan pelatihan secara berkelompok dalam pembuatan susu kacang merah dan susu kacang tanah, dipandu oleh instruktur peserta didik jika melakukan kesalahan akan ditunjukkan kesalahannya, sehingga pada pelatihan berikutnya tidak mengulang kesalahan. Pada pertemuan ke VIII dan ke IX peserta didik diberikan bekerja lebih mandiri sehingga peserta didik memiliki kepercayaan penuh di dalam membuat produk yang dibuat. Pada pertemuan ke X sambil menunggu kedatangan Dinas Kesehatan dan Balai Besar POM untuk mendapatkan Nomer PIRT dari produk maka peserta didik diberikan berlatih sendiri tanpa dipandu oleh instruktur. Dari sepuluh kali pelaksanaan pelatihan telah dilakukan,peserta didik melaksanakan pelatihan dengan bersemangat dan disiplin. 2. Permasalahan Mitra dan Target Luaran Dari Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra/peserta didik, yaitu peserta didik menginginkan untuk mendapatkan IPTEK dalam kegiatan pasca panen kacang kacangan, mendapatkan bantuan peralatan dan modal usaha, mendapatkan pengetahuan mengenai kewirausahaan dan manajemen usaha, mampu membuat susu kedelai, susu edamame, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang buncis dan susu kacang tanah. Panitia memberibantuan berupa alat-alat untuk berproduksi dan juga memberi bantuan modal, namun untuk memperoleh pengetahuan mengenai cara mendapatkan Ijin Produksi dari BPOMmasih belum terlaksana, tetapi akan terlaksana pada kegiatan berikutnya, karena kegiatan ini baru terlaksana 75 %. Target luaran yang telahtercapai yaitu : a. Peserta didik sebanyak 12(dua belas) orang mampu membuat/memproduksi susu kacang kedelai, susu edamame, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang buncis dan susu kacang tanah secara mandiri. b. Setiap peserta didik mendapatkan modul mengenai cara pembuatan ke enam (6) produk yang dipraktekkan, mendapatkan pengetahuan dan modul mengenai kewirausahaan dan managemen usaha.

418 c. Mendapatkan bantuan alat yang diperlukan untuk membuat ke enam (6) produk di atas, serta mendapatkan modal usaha untuk kelompok sebagai bantuan agar dapat memotivasi peserta di dalam memulai usaha, baru terlaksana 75%. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari Kegiatan yang telah dilaksanakan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa : a. Peserta didik mengikuti pelatihan dengan semangat dan disiplin b. Pelatihan untuk pembuatan produk berupa susu kacang kedelai, susu edamame, susu kacang hijau, susu kacang merah, susu kacang buncis dan susu kacang tanah dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik mampu membuat produk tersebut dengan baik c. Target luaran dari kegiatan IbM olahan susu kacang kacangan ini telah diberikan kepada peserta didik, kecuali untuk mencarikan PIRT dari BPOM d. Kegiatan baru berjalan 75 % dan akan dilanjutkan pada perioda berikutnya. 2. Saran Perlu dilakukan pembinaan secara berkesinambungan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan usaha secara berkelanjutan. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Hyang Maha Esa, atas perkenan Nyalah Kegiatan IbM dapat terselenggara dengan baik dan Laporan Akhir ini dapat terwujud. Semoga Laporan ini dapat dibaca oleh pihak yang berkepentingan dan menjadi inspirasi untuk membina masyarakat yang memerlukan pembinaan sehingga masyarakat mendapatkan ketrampilan dari pelatihan yang dilaksanakan. Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dikti selaku pemberi dana, Kopertis Wilayah VIII yang telah mengkoordinir kegiatan ini, Universitas Warmadewa yang telah memberikan fasilitas dan kepercayaan kepada kami, masyarakat Kuwum terutama peserta didik yang telah berlatih dengan baik. Semoga kegiatan pelatihan dan laporan ini bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta. Koswara, S.1992. Teknologi Pengolahan Kedelai M enjadian M akanan Bermutu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Meilala,M.,I.Suhaidi,R.J.Nainggolan. 2014. Pengaruh Penambahan Kacang Merah dan Penstabil Gum Arab terhadap Susu Jagung. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol 2. No 1 Tahun 2014. Hal 57-64. Pridia,H. 2014. Susu Kacang,Susu Sehat Segala Usia. Gramedia. Jakarta Salim,E.2012. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai.Lily Publisher.Yogyakarta. Setyani,S.,Medikasari,W.I.Astuti. 2009. Fortifikasi Jagung Manis dan Kacang Hijau terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Susu Jagung Manis Kacang Hijau.

419 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian.Vol 14. No.2. September 2009. Hal. 107-119. Triyono, A., N. Rahman, Y. Ardriana. 2010. Pengaruh Proporsi Penambahan Air Pengekstraksi dan Jumlah Bahan Penstabil terhadap Karakteristik Susu Kacang Hijau. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. ISSN1693-4393. Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta, 26 Januari 2011 Dinas Kesehatan dan BBPOM.