TERANCAMNYA KONVENSI DEMOKRAT: DARI HERO KE ZERO-KAH NASIB DEMOKRAT? Lingkaran Survei Indonesia November 2013

dokumen-dokumen yang mirip
2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN Lingkaran Survei Indonesia Desember

PUBLIK MAKIN KHAWATIR DENGAN KINERJA KABINET DI TAHUN POLITIK

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru

LENGSERKAH DOMINASI DEMOKRAT DARI KEKUASAAN 2014? Lingkaran Survei Indonesia Juni 2012

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

Merosotnya Leadership SBY di Mata Publik. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Skandal Wisma Atlet Dan Tiga Skenario Demokrat. Lingkaran Survei Indonesia Feb

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

ROBOHNYA MK KAMI. Lingkaran Survei Indonesi Oktober

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Paska Setahun Jokowi JK Dibutuhkan Menteri Utama? LSI DENNY JA Oktober

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

Blunder Politik Demokrat???? Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai. Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

MORALITAS PUBLIK PARA ELITE DI TITIK NADIR. Lingkaran Survei Indonesia Juli 2013

2014: Momentum Reformasi Jilid Dua. Lingkaran Survei Indonesia MEI

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

MAYORITAS PUBLIK DUKUNG SBY KELUARKAN PERPPU PILKADA LANGSUNG. LSI DENNY JA Oktober 2014

100 HARI JOKOWI : 3 RAPOR MERAH, 2 RAPOR BIRU LSI DENNY JA JANUARI 2015

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

MAYORITAS PUBLIK INGIN TAHU PROGRAM CAPRES 2014

POLITIK KEBIJAKAN BBM, BLSM & EFEK ELEKTORALNYA. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2013

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

MENAKAR KANDIDAT CAPRES & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU PRESIDEN 2014

MAKIN BANYAK ORANGTUA YANG TAK INGIN ANAKNYA JADI ANGGOTA DPR. Lingkaran Survei Indonesia November

AKANKAH LAJU PRABOWO TERHENTI? KASUS AKTIVIS GATE. Juni 2014

POLITICAL OUTLOOK 2014: PILIHAN DAN KEMUNGKINAN CAPRES DAN CAWAPRES PEMILU 2014

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA AHOK POTENSIAL KALAH? Agus Harimurti Yudhoyono Kuda Hitam? Lingkaran Survei Indonesia, Oktober 2016

MEDIA SURVEI NASIONAL

MUNAS GOLKAR DI MATA PUBLIK. LSI DENNY JA Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

EFEK KAMPANYE DAN EFEK JOKOWI: ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU LEGISLATIF 2014

AHOK KEMBALI KE JALUR PARTAI KAH?

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

KONVENSI PARTAI DEMOKRAT DI PERSIMPANGAN: DI ANTARA REALITAS DAN HARAPAN

BBM, BLT Dan Efek Elektoralnya. Lingkaran Survei Indonesia Maret

Massa Mengambang Tentukan Pemenang Pilpres Deklarasi

Peran Pemerintah Minimal Saja

KECENDERUNGAN SENTIMEN EKONOMI- POLITIK 2008

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

Melorotnya Kepuasan Publik Atas Dua Tahun Kabinet SBY-Boediono

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

Badan Anggaran DPR Dan Memburuknya Citra Politisi di Mata Publik

RILIS SURVEI ELEKTABILITAS CALON GUBERNUR WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR 2018

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

EFEKTIVITAS STRATEGI OPOSISI DALAM PEMENANGAN PEMILU SERENTAK 2019 Nona Evita

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

LAPORAN SURVEI PERIODIK EVALUASI KINERJA. 3 TAHUN Kompas.id JOKOWI-KALLA. #3thJokowIJK OKTOBER 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin. Survei Pilkada DKI, Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP SIFAT-SIFAT PRIBADI PARA CAPRES PADA PILPRES 2014 DALAM KONTEKS PEMASARAN POLITIK

INDEKS KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA CAPRES CAWAPRES 2014

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

Mencari Calon Presiden 2014

LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU 2014

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

Transkripsi:

TERANCAMNYA KONVENSI DEMOKRAT: DARI HERO KE ZERO-KAH NASIB DEMOKRAT? Lingkaran Survei Indonesia November 2013 1

Kata Pengantar Terancamnya Konvensi Demokrat: Dari Hero ke Zero-kah Nasib Demokrat? Mulanya konvensi capres Partai Demokrat dirancang untuk memulihkan citra partai sekaligus mendongkrak elektabilitas partai Demokrat. Harapannya pertarungan dan ketokohan para capres melalui jalur konvensi akan mendongkrak pamor dan elektabilitas partai. Konvensi Partai Demokrat juga dirancang agar capres hasil konvensi adalah capres populer yang bisa berkompetisi dengan capres partai lain di Pilpres 2014. Alih-alih mendongkrak citra dan elektabilitas partai, konvensi demokrat partai Demokrat justru terancam menjadi tragedi. Ada pemenang konvensi, tapi tak bisa menjadi capres. Bahkan pemenang konvensi Partai Demokrat sangat mungkin tidak dipertimbangkan partai lain sebagai cawapres. LSI menemukan dua penyebab yang menjadi jawaban. Pertama, elektabilitas partai demokrat terus merosot dari waktu ke waktu. Tren elektabilitas partai terus menurun. Dari elektabilitas diatas 20 % di tahun 2011, kini elektabilitas demokrat sudah dibawah 10 %. Sejak tahun 2011, LSI telah merekam turunnya elektabilitas partai Demokrat. Pada survei Juni 2011, ketika kasus M. Nazaruddin (mantan Bendum Partai Demokrat) yang ditangkap KPK terkait dugaan suap dan korupsi proyek wisma atlet, ramai dibincangkan media dan publik, elektabilitas Partai Demokrat merosot sebesar 15.7 %. 2

Elektabilitas ini turun dari survei sebelumnya di bulan Januari 2011 yang masih sebesar 20.5 %. Pada Januari 2012, elektabilitas Partai Demokrat kembali merosot di angka 13.7 %. Dan terakhir pada survei LSI Oktober 2013, elektabilitas Partai Demokrat hanya di angka 9.8 %. Artinya bahwa Partai Demokrat berpotensi hanya akan menjadi partai papan tengah dengan elektabilitas dibawah 10 %. Kasus korupsi yang melanda sejumlah petinggi Demokrat merupakan faktor utama kemerosotan Partai Demokrat. Sebuah kontradiksi nyata yang terlihat publik bahwa partai yang pada Pemilu 2009 berkampanye anti korupsi ternyata menjadi pesakitan KPK karena terlibat korupsi. Kedua, elektabilitas peserta konvensi demokrat hanya masuk ke divisi dua capres potensial. Elektabilitas para capres Partai Demokrat jika disandingkan dengan capres partai lain masih dibawah 10 % (Divisi Dua). Sementara elektabilitas dari capres partai lain diatas 10 % (Divisi satu). Selain elektabilitas, capres partai demokrat pun kalah populer dengan capres dari partai lainnya. Tingkat popularitas tokoh konvensi partai demokrat masih dibawah 60 %. Sementara pesaing capres dari partai lain popularitasnya diatas 70 %. Popularitas 11 nama peserta konvensi antara lain; Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edhi Wibowo, Gita Wiryawan, Anies Baswedan, Hayono Isman, Dino Patti Djalal, Ali Masykur Musa, Endriartono Sutarto, Sinyo Hari Sarundajang, dan Irman Gusman; masih dibawah 60 %. Sementara capres dari partai lain; Megawati, Aburizal Bakrie, Prabowo, Jokowi, Hatta Rajasa, dan Wiranto sudah diatas 70 %. 3

Materi dan kesimpulan ini merupakan kelanjutan dari survei terbaru LSI yang telah dirilis sebelumnya. Survei diadakan pada tanggal 12 September 5 Oktober 2013, di 33 Provinsi di Indonesia dengan menggunakan 1200 responden. Dengan metode multistage random sampling, estimasi kesalahan penyamplingan (margin of error) survei ini adalah +/- 2.9 %. Survei ini menggunakan instrumen kuesioner dengan wawancara tatap muka (face to face interview). Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI dengan menggunakan anggaran yang telah dialokasikan setiap tahun. Dalam setahun LSI selalu mengadakan survei nasional 3-4 kali. Selain itu, untuk memperkaya analisa survei, LSI juga melakukan riset kualitatif (FGD, in depth interview, dan analisis media). Tragedi apa yang berpeluang menimpa pemenang konvensi Partai Demokrat pada Pilpres 2014? LSI memprediksi ada dua skenario yang mungkin terjadi. Pertama, pemenang kovensi Partai Demokrat terancam tidak diajak partai lain untuk berkoalisi. Apalagi jika Partai Demokrat menetapkan "harga mati" untuk posisi capres dalam koalisi. Karena partai politik lain hanya akan mau berkoalisi dengan capres yang punya peluang menang dalam Pilpres 2014. Partai politik pada hakikatnya dibentuk untuk berkuasa. Sulit membayangkan perilaku elit partai politik yang mau berkoalisi dengan capres yang peluang menangnya kecil. Kedua, tak ada partai yang bahkan yang akan menjadikan pemenang konvensi sebagai cawapres dalam mitra koalisi karena pamor tokoh konvensi dikhawatirkan tidak mendongkrak elektabilitas pasangan capres cawapres. 4

Tragedi Demokrat 2014 ini merupakan ironi terbesar partai pemenang pemilu 2009 ini. Karena pada pemilu 2009, Partai Demokrat adalah hero. Pertama, dalam sejarah pemilu demokrasi di Indonesia, partai Demokrat menjadi satu-satunya partai baru yang memenangi pemilu. Sebelumnya pemenang pemilu selalu dari partai lama. Contohnya PDIP pada pemilu 1999. Dan Partai Golkar pada pemilu 2004. Jika mengacu pada survei LSI Oktober 2013, pada pemilu 2014 nanti, partai lama berpeluang kembali memenangi pemilu (Golkar atau PDIP). Kedua, partai Demokrat pun satu-satunya partai yang memenangi pemilu legislatif dan Pilpres. Ketiga, Partai Demokrat pun memenangi Pilpres dalam satu putaran karena ketokohan capres yg kuat. SBY terpilih secara meyakinkan dengan perolehan suara diatas 60 %. Lalu bagaimanakah nasib Partai Demokrat sendiri? Apakah partai Demokrat berpotensi berubah dari partai yang dikatakan hero menjadi zero? Berikut ini analisanya. Pertama, partai demokrat berpeluang kembali terlempar kembali menjadi partai papan tengah dengan elektabilitas dibawah 10 %. Tren partainya terus merosot. Upaya partai Demokrat memulihkan citra partai dengan mendaulat tokoh sentralnya sebagai nahkoda partai sampai saat ini belum terbukti ampuh. Meski komando partai langsung dikendalikan SBY, suara Partai Demokrat terus merosot. SBY didaulat menjadi ketua umum partai sejak Maret 2013 (saat itu survei LSI Maret 2013,elektabilitas partai Demokrat masih diatas 10 % yaitu sebesar 11.7 %). Namun pada survei LSI Oktober 2013 (kurang lebih 7 bulan SBY memimpin Partai Demokrat) elektabilitas partai Demokrat sudah dibawah 10 % yaitu 9.8 %. 5

Kedua, dalam pilpres, demokrat juga terancam hanya menjadi penonton saja jika pemenang konvensi tak bisa menjadi capres dan cawapres. Jika skenario kedua terjadi, maka kondisi ini menjadi ironi terbesar partai Demokrat. Sebuah partai baru yang mengejutkan partai lama di Pemilu 2004, lalu menjadi pemenang pemilu 2009. Capresnya menjadi pemenang Pilpres 2004 dan sangat superior bagi kompetitornya pada Pilpres 2009. Sebuah ironi, partai yang berkuasa selama 10 tahun (2 periode) namun gagal meregenerasi tokohnya untuk Pemilu 2014. Apa yang terjadi dengan demokrat? Mengapa itu semua terjadi hanya dalam selang 5 tahun dari Pemilu 2009 ke Pemilu 2014. Dari hero ke zero. LSI menemukan 3 (tiga) faktor penjelas. Pertama, sebagai pemenang pemilu 2009, partai demokrat terlambat melakukan penguatan istitusi partai. Partai Demokrat terlambat melakukan pelembagaan partai untuk mengembangkan semua perangkat dan kontrol sebagai partai anti korupsi. Akibatnya partai yang pada pemilu 2009 begitu kuat terasosiasi dengan slogan anti korupsi justru dirundung korupsi struktural dimana ketua umumnya (Anas Urbaningrum) dan bendahara (Nazaruddin) kini menjadi tersangka dan terpidana korupsi. Kedua, sebagai pemenang pemilu 2009, partai ini juga terlalu tergantung pada satu figur yaitu SBY. Akibatnya ketika figur itu dikalahkan dalam pemilihan ketua umum 2010, karena SBY mendukung Andi Malarangeng dalam Kongres, pemenang ketua umum tetap tak bisa mengontrol partai sepenuhnya. Perselisihan antara ketua umum (Anas Urbaningrum) dan SBY ikut merusak pelembagaan partai. 6

Ketiga, kinerja SBY sebaga presiden juga tak tergolong istimewa.rating kepuasaan publik terhadap kinerja SBY juga terus merosot. Pada Januari 2011, mereka yang puas dengan kinerja SBY masih diatas 50 % yaitu sebesar 56.7 %. Namun setahun setelahnya, pada Januari 2012, kepuasaan terhadap kinerja SBY merosot dibawah 50 % yaitu sebesar 48.3 %. Dan pada survei LSI bulan Maret dan Oktober 2013, kepuasaan terhadap kinerja SBY pun masih dibawah 50 %. Pada Maret 2013, mereka yang puas pun merosot hanya sebesar 44.2 %. Dan pada Oktober 2013, mereka yang puas dengan kinerja SBY sebesar 44.9 %. Mungkinkah Partai Demokrat bangkit di Pemilu 2014? Ada 2 (dua) rekomendasi yang bisa dijalankan Partai Demokrat. Pertama, jika mengacu pada tracking survey yang dilakukan LSI, perjuangan partai Demokrat menata kembali partainya untuk bangkit menjadi pemenang pemilu 2014 semakin sulit. Selain karena tren elektablitas partainya yang turun, kini elektabilitas partai Demokrat tertinggal jauh dari Partai Golkar dan PDIP yang bersaing ketat di pemuncak elektabilitas partai menjelang pemilu. Partai Demokrat hanya realistik untuk bertarung dengan partai menengah lainnya merebutkan juara ketiga dengan perolehan sekitar 15 % suara. Untuk bisa mencapai angka 15 % tersebut syaratnya adalah Partai Demokrat harus melakukan dua hal sekaligus yaitu upgrading citra partai dan upgrading kinerja SBY sebagai Presiden. 7

Citra Partai Demokrat yang rusak karena kasus korupsi yang melibatkan mantan petinggi partainya harus dipulihkan kembali. Dan membaiknya persepsi publik terhadap kinerja Presiden SBY juga akan berdampak pada elektabilitas partai Demokrat. Partai Demokrat sangat melekat dengan figur SBY. Semakin publik puas dengan kinerja SBY, semakin besar pula sentimen positif terhadap partai Demokrat. Kedua, capres partai Demokrat harus ada yang melakukan terapi kejut atau big bang agar menarik perhatian publik. Ini hanya akan dilakukan dengan dana capres yang besar dan terciptanya daya tarik para capres itu sendiri. Masih tersisa sekitar 5 bulan lagi pelaksanaan pemilu 2014. Masih ada waktu Demokrat untuk tidak berubah dari Hero ke Zero. Apakah kembali menjadi hero atau berubah menjadi zero? Kedua kondisi itu akan ditentukan oleh partai Demokrat sendiri dalam waktu yang tersisa menuju pemilu legislatif 9 April 2014.*** Lingkaran Survei Indonesia Minggu, 24 November 2013 Narasumber : Rully Akbar (0856.8049.040) Moderator : Fitri Hari (0813.8014.0260) Tim Riset LSI (Setia Darma, Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum) 8

REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia) Paling Presisi 1. Quick Count yang diumumkan tercepat (1 jam setelah TPS ditutup) 2. Quick Count akurat secara berturut-turut sebanyak 100 kali 3. Quick Count dengan selisih terkecil dibandingkan hasil KPUD yaitu 0,00 % (Pilkada Sumbawa, November 2010) Prediksi Paling Akurat 1. Survei prediksi pertama yang akurat mengenai Pilkada yang diiklankan 2. Survei prediksi akurat Pilpres pertama yang diiklankan 3. Survei prediksi akurat Pemilu Legislatif pertama yang diiklankan 9

METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 12 Sept 5 Okt 2013 Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden awal : 1200 responden Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner Margin of error : 2.9% Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif (FGD, Indepth & Analis Media) 10

Konvensi Demokrat Terancam Menjadi Tragedi! Pemenang konvensi berpotensi tidak cukup dukungan untuk tiket capres Pemenang konvensi bahkan terancam tidak dilirik menjadi cawapres 11

Mengapa konvensi Demokrat terancam menjadi tragedi? Elektabilitas partai terus merosot Pamor dan elektabilitas peserta konvensi kalah dengan capres partai lain 12

Demokrat Terus Merosot Kini Elektabilitas Demokrat Dibawah 10 %. Q : Jika Pemilu Legislatif dilakukan hari ini, dari peserta pemilu berikut ini, partai mana yang ibu/bapak Pilih? Memilih Demokrat Januari 2011 Memilih Demokrat Oktober 2011 Memilih Demokrat Oktober 2012 Memilih Demokrat Maret 2013 Memilih Demokrat Oktober 2013 20.5 % 16.5 % 14. 0 % 11. 7 % 9. 8 % Partai Demokrat yang pada Pemilu 2009 diposisikan sebagai partai besar. Kini berpotensi hanya menjadi partai papan tengah dengan elektabilitas dibawah 10 %. 13

Peserta Konvensi Kalah Pamor dengan Capres Partai Lain Q. Saya akan bacakan nama-nama dibawah ini. Apakah bapak/ibu pernah mendengar? NAMA KANDIDAT Tingkat Pengenalan Megawati Soekarno Aburizal Bakrie Prabowo Subianto Joko Widodo Wiranto Hatta Rajasa NAMA KANDIDAT > 70 % Tingkat Pengenalan Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edi Wibowo, Gita Wiryawan, Hayono Isman, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Irman Gusman, Sarundajang, Ali Masykur Musa, Endriartono Sutarto, < 60 % 14 14

Elektabilitas Capres Demokrat Tak Kuat Hanya Masuk Divisi 2 Capres Dibawah 10 % Rilis LSI Oktober 2013 : Capres Riil vs Wacana Megawati & ARB Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edhi & Gita Wiryawan > 25 % (Tergantung simulasi capresnya) < 10 % Rilis LSI November 2013 : Peluang Poros Tengah Jilid-2 Jokowi, Prabowo, Wiranto > 10 % Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edhi & Gita Wiryawan < 10 % 15

Apa Tragedi Demokrat Pemilu 2014? Tidak ada partai yang mau berkoalisi karena takut capres konvensi demokrat tak menang dalam Pemilu. Motif utama partai politik adalah berkuasa. Perilaku partai tidak mau kalah. Berpotensi tidak dilirik sebagai cawapres. Karena tokoh konvensi dinilai tidak mampu mendongkrak elektabilitas partai. 16

Pemilu 2009 : Partai Demokrat adalah Hero Partai baru yang memenangi Pemilu Partai yang memenangi pemilu legislatif dan pilpres sekaligus Memenangi Pilpres dalam satu putaran. Karena ketokohan capresnya 17

Pemilu 2014 : Partai Demokrat dari Hero ke Zero? Kembali menjadi partai papan tengah (elektabilitas dibawah 10 %) Berpeluang hanya menjadi penonton pertarungan Pilpres 2014 18

Mengapa Demokrat dari Hero ke Zero? Terlambat melakukan pelembagaan partai Tergantung pada figur SBY Kinerja SBY sebagai Presiden tidak terlalu istimewa 19

Rating Kepuasaan Kinerja SBY Terus Merosot Q. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak Sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? Januari 2011 Januari 2012 Maret 2013 Oktober 2013 56.7 % 48.3 % 44.2% 44.9 % Sejak Januari 2012, kepuasaan terhadap kinerja SBY selalu dibawah 50 %. Kepuasaan terhadap kinerja SBY berpengruh pada elektabilitas Partai Demokrat. 20

Mungkinkah Partai Demokrat Bangkit lagi? Demokrat harus melakukan dua upgrading sekaligus. Upgrading citra partai dan upgrading kinerja SBY. Capres Partai Demokrat harus melakukan terapi kejut atau big bang agar menarik perhatian. (Syaratnya harus punya dana besar dan daya tarik capres sendiri) 21

Masih tersisa sekitar 5 bulan lagi pelaksanaan pemilu 2014. Masih ada waktu Demokrat untuk tidak berubah dari Hero ke Zero. Apakah kembali menjadi hero atau berubah menjadi zero? Kedua kondisi itu akan ditentukan oleh partai Demokrat sendiri. 22

23