BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua. wilayah kerja Kelurahan Menteng, Pegangsaan dan Cikini.

LAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN

Perbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas sunset..., Ehrmons Fisca Purwa Winastyo, FE UI, 2010.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIKARANG SELATAN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar. Berkaitan dengan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

DAFTAR ISI. Halaman. iii

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

Analisis Peranan pph..., Abdul Aziz, FISIP UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN. Bhayangkara No. 83 A di kilo meter 2 dari pusat kota Waikabubak, Sumba Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan Perpajakan, Sistem Administrasi Modern, Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara khususnya di

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : sunset policy, penerimaan pajak Orang Pribadi. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam pembangunan, tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di

LAMPIRAN-LAMPIRAN. : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si. Kepala seksi pengawasan dan konsultasi III

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting dalam mensukseskan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri sebagai sumber utama pembiayaan untuk pembangunan nasional. Sesuai dengan

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 30/PJ/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh pemanfaatan fasilitas perpajakan Sunset Policy terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan salah satu sektor penerimaan negara yang sangat utama. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

ABSTRAK. Kata Kunci: kualitas pelayanan, sistem elektronik perpajakan, kompetensi pegawai pajak, kepuasan wajib pajak.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan

Susanti, Liberti Pandiangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

SE - 96/PJ/2010 PERUBAHAN TARGET RASIO KEPATUHANPENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHU

BAB III METODE PENULISAN. Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Natar untuk kebutuhan data yang dibutuhkan.

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam rangka memperoleh data yang digunakan untuk tujuan tertentu (Kerlinger, 2004). Penelitian ini menggunakan pendekatan analisa deskriptif tabulasi dengan menggunakan data kuantitatif. Subyantoro dan Suwarto (2007, hal 75) menyebutkan bahwa penelitian ini bertujuan melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala dan sebagainya yang merupakan obyek penelitian. Pelaksanaannya tidak terbatas pada pengumpulan data saja, melainkan juga meliputi analisis dan interpretasi dari data itu. Penelitian ini berusaha menuturkan, menganalisis, mengklarifikasi, memperbandingkan sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan yang bersifat deduktif. Pendekatan penelitian kuantitatif dilakukan dengan melakukan survei terhadap sejumlah sampel untuk memperoleh data mengenai persepsi wajib pajak terhadap penerapan Sunset Policy, yang akan dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Metode analisis statistik deskriptif sendiri melibatkan tahap pengumpulan, pengolahan, penyederhanaan, penyajian dan analisa data kuantitatif secara deskriptif dimana kesemuanya ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan tugas praktik statistik (Dajan, 1986, hal. 3). 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang sedang diteliti, yang sumber datanya hasil survei persepsi wajib pajak melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Data sekunder bersumber dari Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) yang merupakan data berupa penambahan jumlah wajib pajak, jumlah wajib pajak lapor SPT Tahunan Pajak Penghasilan, jumlah wajib pajak setor pajak SPT Tahunan Pajak Penghasilan (kurang bayar) baik atas SPT Normal untuk wajib pajak baru atau SPT Pembetulan untuk wajib pajak lama. 28

29 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel diukur. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel penilaian wajib pajak terhadap pelaksanaan Sunset Policy. Data atas variabel tersebut diperoleh dari data primer melalui instrumen kuesioner yang dibagikan kepada wajib pajak. Indikator variabel penilaian wajib pajak terhadap pelaksanaan Sunset Policy adalah : 1. Peraturan pelaksanaan, yaitu pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan pelaksanaan dan fasilitas yang diberikan Sunset Policy. 2. Sosialisasi yang memadai, yaitu bahwa peraturan terkait Sunset Policy telah dilakukan sosialisasi oleh DJP melalui berbagai media sehingga wajib pajak memiliki banyak sumber informasi (yaitu : pengumuman di KPP, surat himbauan, leaflet / selebaran, spanduk, iklan media cetak, iklan media elektronik, konsultan pajak dll.). 3. Perangkat yang memadai, yaitu dalam penerapan Sunset Policy telah disiapkan perangkat pendukungnya (yaitu : informasi AR, kesiapan proses penelitian SPT dan penerimaan SPT). 4. Jangka waktu pelaksanaan, yaitu waktu penerapan Sunset Policy untuk wajib pajak baru (1 Januari 2008 sampai dengan 31 Maret 2009) maupun wajib pajak lama (1 Januari 2008 sampai dengan 28 Februari 2009). 5. Fasilitas penghapusan sanksi, yaitu penghapusan sanksi administrasi atas bunga sehubungan dengan pajak yang belum atau kurang disetor dalam rangka pelaporan Sunset Policy. 6. Jaminan tidak diperiksa, yaitu pelaporan atau pembetulan SPT Tahunan dalam rangka Sunset Policy tidak akan dilakukan pemeriksaan. 7. Jaminan data tidak diusut, yaitu pelaporan atau pembetulan SPT Tahunan dalam rangka Sunset Policy tidak akan dilakukan pengusutan tahun pajak sebelumnya dan tidak dapat digunakan sebagai dasar menerbitkan surat ketetapan pajak lainnya.

30 Variabel kepatuhan dalam penelitian ini adalah kepatuhan formal dan material wajib pajak. Data kepatuhan wajib pajak diperoleh dari data sekunder yang bersumber pada Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI DJP). Data tersebut mencerminkan perilaku wajib pajak dalam hal : 1. Pendaftaran NPWP, yaitu kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, hal ini terlihat dari penambahan jumlah wajib pajak baru. 2. Kepatuhan lapor, yaitu kepatuhan untuk lapor SPT Tahunan PPh yang tampak dari jumlah SPT Tahunan PPh yang dilaporkan dan ketepatan waktu lapor. 3. Kepatuhan setor, yaitu kepatuhan dalam penghitungan dan penyetoran pajak terutang dan ketepatan waktu setor SPT Tahunan PPh kurang bayar. 4. Tambahan setoran pajak, yaitu jumlah setoran pajak yang yang dibayarkan sesuai perhitungan SPT Tahunan kurang bayar yang telah dilaporkan. Tabel 3.1 Variabel dan Indikator No Variabel Dimensi Indikator 1 Penerapan Sunset Policy 2 Kepatuhan Wajib Pajak Syarat Penerapan Fasilitas Diberikan Kepatuhan Formal Kepatuhan Material 1. Peraturan pelaksanaan 2. Sosialisasi yang memadai 3. Perangkat yang memadai 4. Jangka waktu pelaksanaan yang memadai 1. Fasilitas penghapusan sanksi 2. Jaminan tidak diperiksa 3. Jaminan data tidak diusut 1. Pendaftaran NPWP 2. Kepatuhan Lapor 3. Kepatuhan Setor 4. Tambahan setoran pajak

31 3.4 Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sejumlah sampel diambil dari populasi untuk keperluan data primer. Jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian dihitung dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998, h. 82) adalah sebagai berikut (Riduwan, 2007, h. 65) : n = (N) / ((N * d 2 ) + 1) dimana : n = jumlah sampel responden N = jumlah populasi (dalam hal ini wajib pajak) d = presisi yang diharapkan (dalam hal ini 10%) Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh jumlah responden sebagai berikut: n = (14.622) / (( 14.622 x 0,1 2 ) + 1) n = 99 Pemilihan responden dilakukan dengan teknik proportionate stratified random sampling yaitu pemilihan nara sumber dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional agar setiap kelompok wajib pajak dapat terwakili. Sehingga berdasarkan jumlah responden diatas maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah Responden No WP Terdaftar Efektif % Efektif n 1 Badan 5,177 2,426 16.59 16 2 Orang Pribadi 18,607 12,157 83.14 83 3 Bendahara 370 39 0.27 0 Jumlah 24,154 14,622 100.00 99 Sumber: SIDJP KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua per Mei 2010 Berdasarkan data Tabel 3.2 di atas, diperoleh jumlah responden sebanyak 99 wajib pajak. Pertimbangan penentuan presisi sebesar 10% adalah karena dengan jumlah tersebut responden sudah cukup terwakili dan juga karena pertimbangan jangka waktu penelitian.

32 Populasi dalam penelitian adalah wajib pajak Badan dan Orang Pribadi yang berada dalam lingkup wilayah KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua. Pemilihan populasi wajib pajak badan dan orang pribadi adalah berdasarkan: 1. Wajib pajak yang efektif saja dan bukan yang terdaftar, hal ini karena tidak semua wajib pajak yang tedaftar tersebut efektif. Wajib pajak efektif adalah wajib pajak yang masih memenuhi kewajiban perpajakannya berupa menyampaikan SPT masa dan atau Tahunan sebagaimana mestinya; 2. Hanya wajib pajak badan dan orang pribadi, karena untuk wajib pajak bendaharawan tidak mendapat fasilitas Sunset Policy. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ( ) (Riduwan, 2007, h. 99). Keuntungan penggunaan kuesioner tertutup adalah kemudahan bagi peneliti untuk memberi nilai. Sementara bagi responden dapat memudahkan pengisian, karena tidak membutuhkan waktu lama untuk menulis. Penyebaran kuesioner kepada wajib pajak dilakukan dengan cara bertatap muka dengan responden, baik ketika wajib pajak lapor di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) atau ketika kunjungan kerja (visit) di lokasi wajib pajak sendiri. Cara ini ditempuh dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Responden dapat mengisi kuesioner pada waktu luang (misal : ketika menunggu di TPT), sehingga diharapkan jawaban responden objektif. b. Kasus tidak kembalinya kuesioner kepada peneliti dapat diminimalkan. Responden diberikan sejumlah pertanyaan yang telah disusun terstruktur untuk selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk transkrip. Wawancara adalah

33 suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan, 2007, hal. 99). Proses wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui cara berikut: 1. Menanyakan secara langsung kepada wajib pajak pada waktu kunjungan ke WP atau pada saat memanggil WP untuk meminta penjelasan. 2. Berkonsultasi dengan Kepala Kantor pada waktu di lakukan evaluasi kinerja pegawai. 3. Berkonsultasi kepada Kepala Seksi pada waktu review pekerjaan yang selama ini telah di lakukan di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua. Selain kuesioner dan wawancara, teknik pengumpulan data juga menggunakan triangulasi/gabungan. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 3.6 Teknik Analisis Data Dalam menganalisis hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, formula yang akan digunakan adalah analisis persentase. Analisis statistik deskriptif ini akan dipaparkan dalam bentuk tabel frekuensi, yang selanjutnya akan digunakan peneliti dalam mendeskipsikan variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, wawancara terstruktur yang dilakukan kepada wajib pajak dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari wajib pajak mengenai penerapan Sunset Policy bagi mereka, sejauh mana fasilitas-fasilitas yang diberikan Sunset Policy memberikan kemudahan. Data sekunder yang diperoleh dari SIDJP KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua diklasifikasikan berdasarkan tahun pajak dan jenis wajib pajak. Kemudian dibuat tabel atas pendaftaran NPWP, pelaporan dan penyetoran SPT Tahunan. Atas data tersebut kemudian diuraikan menjadi data berbentuk tulisan deskriptif agar dapat menggambarkan hasil penelitian secara lebih sistematis.

34 3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validitas data yang diperoleh. Menurut Moleong (1994), untuk pembuktian validitas data ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian. Untuk menguji validitas dan realibilitas data dalam penelitian ini maka akan dilakukan pengujian dengan cara : 1. Memperpanjang observasi Perpanjangan observasi mengenai penerapan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua sudah dilakukan oleh penulis sejak Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan telah disosialisasikan oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua. 2. Pengamatan yang terus menerus Pengamatan yang terus menerus dilakukan dengan mengecek kembali data yang sudah diperoleh. 3. Triangulasi Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknis, triangulasi sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu kuesioner, wawancara dan penelitian data sekunder. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama kepada sumber yang berbeda, dalam hal ini ditanyakan kepada wajib pajak yang menjadi tanggung jawab peneliti dan tanggung jawab petugas lain di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua. 4. Membicarakan hasil temuan dengan teman dan atasan Dilakukan dengan mendiskusikan hasil yang bersifat sementara kepada teman ataupun atasan di kantor sehingga diperoleh banyak masukan dan saran. 5. Menganalisis kasus negatif Analisis kasus negatif dilakukan dengan mencari data yang berbeda dengan yang lainnya. Analisis ini diperlukan untuk mengkaji ulang apakah hasil negatif tersebut memang yang sesungguhnya terjadi ataukah kesalahan dalam menganalisis data yang kemudian dikonfirmasi ulang kepada wajib pajak.

35 6. Menggunakan bahan referensi Bahan referensi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan kerangka pemikiran yang diberikan. Hasil kuesioner sebagai masukan dari wajib pajak dijadikan sebagai masukan untuk pengecekan ulang terhadap referensi yang digunakan sebagai landasan teori.