Inisiatif Program Transformasi Kelembagaan Tema Perbendaharaan

dokumen-dokumen yang mirip
Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan

2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

Jatuh Tempo Saldo 1 bulan >1 bln s.d. 3 bln >3 bln s.d. 6 bln >6 bln s.d. 12 bln >12 bulan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Keuangan Usaha. -Alfiani Nur Julia-

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

iii iii Kata Pengantar Pendahuluan Transformasi Kelembagaan Ditjen Perbendaharaan Perbendaharaan Penutup

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

Laporan Perekonomian Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

2 namun acuan yang digunakan adalah indikator indeks; c. bahwa dalam rangka menselaraskan indikator yang digunakan dalam rangka transaksi Surat Utang

Akuntansi Neraca. Entries)

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

2015, No Mengingat dengan cara private placement di Pasar Perdana Domestik dengan mencabut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.08/2013 tent

OUTLINE UNTUK BUKU MANAJEMEN KEUANGAN (Dr. Ayi Kuntadi, MS. dan Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak.)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

S e p t e m b e r

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II CATATAN ATAS LAPORAN ALIRAN KAS DAERAH

RISIKO LIKUIDITAS ANDRI HELMI M, SE., MM. MANAJEMEN RISIKO

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

Manajemen Risiko ISO & ERM. PT Indonesia Power

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

S e p t e m b e r

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya tingkat likuiditas di pasar keuangaan, karena

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

M.Andryzal fajar

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mata kuliah Akuntansi Menengah merupakan salah satu sekuel dari trilogy akuntansi yang ada dalam Program Studi Administrasi Niaga (Bisnis), yakni

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas (LAK) 4. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS


PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Analisis Varians Pemerintah Kota Bukittinggi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.05/2010 TENTANG PENGELOLAAN KELEBIHAN/KEKURANGAN KAS PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

Transkripsi:

I Sistem pencairan dan peneri-maan yang efisien, akurat dan berbiaya renda 1 2 Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern 3 Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verisifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran yang modern back office Shared service untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu Untuk mencairkan anggaran secara efisien dan akurat melalui saluran pembayaran yang modern Mengumpulkan penerimaan pemerintah secara efisien dan akurat Memberikan fungsi back office kepada satker dan K/L, khususnya dalam sentralisasi komitmen, penagihan dan and pelaporan 4 Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end Memfasilitasi koordinasi antara seluruh stakeholder terkait guna mencapai pengelolaan kas negara yang optimal II Penge-lolaan likuiditas yang terinte-grasi 5 6 7 Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker Membangun kapabilitas untuk investasi kelebihan saldo kas terkait perencanaan kas dan utang secara keseluruhan, melalui single face ke pasar Untuk menetapkan saldo cadangan kas baru yang mencakup target saldo kas total sebagai panduan perencanaan kas/utang Untuk memperbaiki prakiraan belanja dari satker 8 Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia Untuk mempererat koordinasi antara fungsi pengelolaan kas dan Bank Indonesia

9 Memperluas jangkauan TSA Memperluas jangkauan TSA untuk mencakup rekening tidak likuid / kurang likuid saat ini II Pengelolaan likuiditas yang terintegrasi 10 Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk pengelolaan likuiditas Agar perdagangan valas memiliki pedoman strategi dan kebijakan serta koordinasi yang jelas dengan Bank Indonesia 11 Pengenalan platform perdagangan elektronik Mengembangkan dan meluncurkan sebuah ETP sebagai pelengkap perdagangan OTC untuk meningkatkan transparansi harga dan meningkatkan likuiditas 12 Meluncurkan sistem baru primary dealer Mengembangkan dan meresmikan sistim primary dealer yang disempurnakan yang di benchmark dengan standar global dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal III Pasar obligasi domestik yang likuid dan dalam 13 Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan Membangun kepercayaan diri bahwa pasar domestik dapat bertahan terhadap guncangan pasar; Menciptakan mekanisme untuk mendukung pasar ketika terjadi guncangan 14 Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik Meningkatkan likuiditas surat berharga negara dengan mengkonsolidasi utang dalam beberapa seri on-therun 15 Memperkuat Hubungan Investor (IR) Melaksanakan strategi IR yang ditargetkan untuk mendiversifikasi basis investor dan untuk berfokus pada investor-investor yang memiliki ketertarikan yang sesuai dengan situasi finansial Indonesia

III Pasar obligasi domestik yang likuid dan dalam 16 17 Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama Mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam yang mendukung likuiditas yang lebih tinggi di pasar obligasi Memperoleh dukungan berupa kebijakan untuk meningkatkan partisipasi investor-investor utama di pasar obligasi domestik baik dari publik dan swasta IV Pengelola an sovereign risk yang aktif dan transpara n 18 19 Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik Memiliki sebuah badan yang mengaggregasi view yang komprehensif terkait risko, dan sebuah saluran untuk mendiskusikan permasalahan terkait pengelolaan risiko Mengembangkan sebuah kerangka kerja risiko yang holistik dengan pendekatan neraca (balance sheet approach) untuk mengagregasi data risiko individual 20 Mengaktifkan pengelolaan risiko pada areaarea risiko utama Untuk mengembangkan kerangka kerja yang holistik melalyui pendekatan neraca untuk agregasi data siriko individual

V Mengoptimalisasi aset 21 Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian 22 23 24 Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung Memperbaiki kebijakan inventarisasi dan penilaian untuk meningkatkan akurasi pencatatan aset Membuat pengelolaan aset dan portofolio dalam bentuk digital Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk mengelola aset melalui K/L Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung 25 Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset Melaksanakan kajian portofolio aset tahunan untuk memastikan portofolio aset teroptimalkan 26 Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun untuk memastikan bahwa portofolio aset teroptimalkan VI Merasionalisasi fungsi Special Mission 27 28 Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas Memperjelas strategi dan meningkatkan kinerja perangkat special mission Menerapkan peningkatan tata kelola, pelaporan dan struktur hukum bagi perangkat special mission

29 Menempatkan proses-proses yang tepat Menempatkan proses-proses dengan tepat untuk mengelola perangkat special mission VI Merasionalisasi fungsi Special Mission 30 Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual 31 Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah VII Akuntabilitas dan transparansi 32 Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN 33 Meningkatkan sistem pengendalian internal Meningkatkan sistem pengendalian internal