LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (LAKIP) TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Renstra BKP5K Tahun

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

L A P O R A N K I N E R J A

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

B A B P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I P E N D A H U L U A N

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) TAHUN 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BKP5K) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) ini merupakan Implementasi dari Instruksi Presiden RI ( INPRES ) Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ). Inpres tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya dalam pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan pada suatu Rencana Strategis ( RENSTRA ) yang telah ditetapkan. LAKIP Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Tahun 2015 ini merupakan laporan untuk memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan satuan kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada Tahun Anggaran 2015, sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Dalam LAKIP ini disampaikan berbagai keberhasilan yang telah dicapai merupakan hasil kinerja, dari aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) dengan mitra kerja para pelaku agribisnis ketahanan pangan. Hasil kerja ini menjadi motivasi kedepan yang lebih inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kinerja, kekurangan yang dialami untuk menjadi instropeksi terhadap kebijakan ke depan sebagai bahan masukan berharga bagi aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan LAKIP ini diucapkan terima kasih, semoga hasil kerja kita ini berguna bagi kita semua untuk kesejahteraan masyarakat. Pagar Alam, Januari 2016 Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Ir. Prima Dina Surya Rozak NIP. 195805161986031001 i

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita cita bangsa bernegara. Setiap organisasi publik diharuskan lebih terbuka dan dapat memberikan tranparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dikeluarkan sebagai wujud pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legimate, Intrumen yang digunakan intansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan Pelaksanaan misi organisasi adalah sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan yaitu : perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), yang disebut juga Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk masa periode 1 (satu) Tahun. Rencana Kerja SKPD ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) merupakan kewajiban setiap Satuan Kerja termasuk Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi instansi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan. Kinerja Instansi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai penjabaran dari visi, misi dalam Perencanaan Strategis ( RENSTRA ) Pemerintah Kota Pagar Alam. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam memiliki fungsi sebagai sarana dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Steakholders ( Walikota, DPRD dan Masyarakat ) dan juga merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dalam upaya memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. 1.2. Dasar Pelaksanaan : LAKIP Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) 2015 disusun berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut : (1). Landasan Idil yaitu Pancasila, (2). Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, (3). Landasan Operasional : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Pagar Alam Lakip BKP5K Tahun 2014 2

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 ); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Lakip BKP5K Tahun 2014 3

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 ); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah 14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja. 15. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat daerah Kota Pagar Alam. 16. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam nomor 03 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pagar Alam. 17. Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 30 Tahun 2009, Tentang Rincian Tugas Pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 1.3 Kewenangan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Kewenangan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam dapat Lakip BKP5K Tahun 2014 4

dijabarkan melalui Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Berdasarkan Peraturan Walikota Pagar Alam nomor 30 Tahun 2009 TUPOKSI Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut : A. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan dan menyelenggarakan koordinasi, perencanaan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, pembinaan dan mengkoordinir kegiatan bidang-bidang Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, maka sekretaris mempunyai fungsi : a. Pembantuan kebijakan Kepala Badan dalam bidang tugasnya b. Pelaksanaan pengelolaan urusan umum meliputi surat menyurat, rumah tangga, keprotokalan, kearsipan dan dokumentasi c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi perlengkapan d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan e. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian f. Pelaksanaan Koordinasi dan Pembinaan kegiatan unit kerja; dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsi. A. 1. Sub Bagian Umum Sub bagian umum dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyusun rencana dan program kerja serta melaksanakan urusan tata usaha umum Lakip BKP5K Tahun 2014 5

b. Memberikan pelayanan dan pengaturan surat-menyurat kepada bidang-bidang di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan c. Melaksanakan urusan perjalanan dinas, kearsipan, keprotokolan, di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan d. Melaksanakan ketertiban, kebersihan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan e. Menyusun pengembangan pegawai dan pengelolaan administrasi f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris, sesuai dengan tugasnya. A. 2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Sub bagian Perencanaan, dan Pelaporan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas sebgai berikut : a. Menyusun rencana kerja dan program kegiatan di bidang ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan b. Melaksanakan koordinasi program kegiatan antar bidang pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan c. Melakukan monitoring evaluasi program dan kegiatan pengembangan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan d. Mengidentifikasi permasalahan di bidang Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan e. Menyusun renstra dan rencana kerja tahunan (RKT), penetapan kinerja (tapkin) dan menyusun lakip f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. A. 3. Sub Bagian Keuangan a. Menyusun rencana anggaran keuangan, belanja rumah tangga dan mengelola administrasi keuangan serta pertanggungjawaban keuangan Lakip BKP5K Tahun 2014 6

b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan tanda terima bukti setoran pajak c. Menyusun laporan keuangan secara berkala dan laporan kepada atasan d. Mengelola dan menyimpan dokumen keuangan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan bidang tugasnya. B. Bidang Penyuluhan dan Diklat Pertanian Bidang Penyuluhan dan Diklat Pertanian mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan operasional dalam bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, melaksanakan penyusunan program dan programa penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud bidang penyuluhan dan diklat pertanian, menyelenggarakan fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan bekerja sama dengan instansi terkait b. Meningkatkan kualitas penyuluh, PNS, Swadaya dan swasta melalui pembelajaran yang berkelanjutan c. Penyiapan perumusan rencana program /kegiatan dan programa penyuluhan d. Penyusunan laporan hasil kegiatan e. Pengkoordinasiaan penyiapan bahan rapat koordinasi dengan berbagai sektor f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. B.1. Subbidang Kelembagaan dan Penyuluhan Pertanian Subbidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian mempunyai tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan pendataan dan menataan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan Lakip BKP5K Tahun 2014 7

b. Menyusun program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan c. Melaksanakan pembinaan kepada penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan petani dan lembaga tani d. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar e. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha f. Menyusun rencana kegiatan pengembangan kelembagaan tani yaitu kelompok tani, GAPOKTAN, P4S, KOPTAN dan asosiasi lainnya g. Menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya. B.2. Subbidang Pengembangan SDM dan Diklat Pertanian Subbidang pengembangan SDM dan diklat pertanian mempunyai tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh dan petani b. Mengembangkan metodologi penyuluh dalam sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan c. Memfasilitasi peningkatan kualitas penyuluh dengan pembelanjaan secara berkelanjutan d. Menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha e. Melaksanakan kegiatan pertemuan teknis temu lapangan dan metode penyuluh lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha f. Memfasilitasi pos penyuluhan dusun dan kelurahan g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai dengan tugasnya. C. Bidang Teknologi dan SDA Pertanian Bidang teknologi dan sda pertanian mempunyai tugas pengembangan teknologi pertanian dan sumber daya alam pertanian, Lakip BKP5K Tahun 2014 8

perikanan dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas Bidang Teknologi dan SDA Pertanian meyelenggarakan fungsi : a. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran materi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan b. Penyedian dan penyebaran informasi teknologi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, perikanan dan Kehutanan c. Menggali dan menumbuhkembangkan potensi SDA pertanian, perikanan dan kehutanan d. Melaksanakan pembinaan pengembangan kerja sama kemitraan pengelolaan kelembagaan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan fungsinya C.1 Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengurus dokumentasi teknologi anjuran b. Melaksanakan pembinaan, bimbingan, penerapan teknologi anjuran c. Memfasilitasi penyelenggaran teknologi yang diperlukan d. Mengembangkan dan melakukan bimbingan terapan teknologi produksi e. Pendataan, pemantauan operasional serta pengadaan alat-alat pertanian (Alsintan) f. Melaksanakan percontohan dan demonstrasi plot g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya C.2 Subbidang Peningkatan SDA dan Agribisnis Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian mempunyai tugas sebagai berikut : Lakip BKP5K Tahun 2014 9

a. Mengembangkan dan pembinaan usaha tani dan pola agribisnis b. Merekomendasikan komoditas unggulan spesifik lokasi c. Pemantauan penggunaan sarana produksi d. Pemantauan dan pengendalian bencana alam di lahan pertanian e. Memberdayakan dan pemanfaatan fungsi brigade proteksi tanaman f. Merekomendasikan konservasi tanah, air serta sumber daya alam hayati dan ekosistemnya g. Pencegahan alih fungsi lahan sawah h. Pendataan perluasan areal tanam dan peruntukan lahan pertanian i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya. D. Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan Bidang Kewaspadaan dan keamanan konsumsi pangan mempunyai tugas pengawasan, pemantauan, pengadaan distribusi bahan pangan. Untuk melaksanakan tugasnya bidang kewaspadaan dan konsumsi pangan menyelenggarakan fungsi : a. Menyusun recana kerja di Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan. b. Melaksanakan pengawasan, pemantauan terhadap pengadaan, pengelolaan dan distribusi bahan pangan. c. Mengkoordinasikan terhadap Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan upayapencegahan dan peneggulangan gejala kekurangan pangan. d. Menganalisa terhadap penyediaan distribusisistem kewaspaan pangan dan gizi. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya. D.1. Subbidang Kewaspadaan Pangan Subbidang Bidang Kewaspadaan Pangan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja di bidang kewaspadaan pangan Lakip BKP5K Tahun 2014 10

b. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan, pengadaan, pengelolaan dan distribusi bahan pangan c. Mengevaluasi dan mengkaji distribusi persedian pangan d. Mengantisipasi kekurangan pangan pada masyarakat e. Mengkoordinasikanupaya pencegahan penanggulangan kekurangan pangan (Penanganan Daerah Rawan Pangan) f. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait dalam melaksanakan tugasnya g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya. D.2. Subbidang Keamanan Konsumsi Pangan Subbidang Keamanan Konsumsi Pangan, mempunyai tugas : a. Mengembangkan diversifikasi pangan b. Melaksanakan pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan c. Mengendalikan mutu dan keamanan pangan d. Melaksanakan koordinasi dengan pihaklain yang berhubungan dengan tugasnya e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya E. Bidang Ketersedian dan Distribusi Pangan Bidang ketersedian dan distribusi pangan mempunyai tugas pengawasan dan monitoring ketersedian dan distribusi pangan. Untuk melaksanakan tugasnya, bidang ketersedian dan distribusi pangan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja dibidang ketersedian dan distribusi pangan b. Melaksanakan pengawasan, pemantauan terhadap pengasan, pengelolaan dan distribusi bahan pangan c. Mengkoordinasikan terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan gejala kekurangan pangan Lakip BKP5K Tahun 2014 11

d. Menganalisa terhadap penyedian distribusi sistem kewaspadaan pangan dan gizi e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya. E.1 Subbidang Ketersedian dan Kebutuhan Pangan Subbidang ketersedian dan kebutuhan pangan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja di bidang ketersedian dan kebutuhan pangan b. Melaksanakan pemantauan ketersedian dan kebutuhan pangan c. Menyusun bahan koordinasi penanggulangan maslah ketersedian dan kebutuhan pangan d. Mengkaji dan merumuskan kebijakan, ketersedian bahan pangan pokok e. Mengadakan koordianasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan ketersedian dan kebutuhan pangan f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan tugasnya E.2. Subbidang Distribusi dan Harga Pangan Subbidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pemantauan dan pengawsan distribusi pangan b. Melaksanakan monitoring dan mengendalikan harga pangan c. Menyusun bahan koordinasi penanggulangan distribusi dan harga pangan d. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait dalam mengendalikan harga pangan e. Melaksanakan koordinasi dengan pihak lain yang berhubungan dengan tugasnya f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya. Lakip BKP5K Tahun 2014 12

F. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas sebagian tugas Bapeluh PKK sesuai dengan keahlian dan ketrampilan serta kebutuhan a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan b. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional penyuluh senior yang ditunjuk c. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 1.4. Sistematika LAKIP Pembuatan LAKIP SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan disusun secara sistematis yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, dasar hukum, kewenangan dan sistematika. BAB 2. PERENCANAAN STRATEGIS Pada Bab ini diuraikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara mencapai tujuan dan sasaran. BAB 3. AKUNTABILITAS Pada Bab ini diuraikan tentang pengukuran kinerja dan akuntabilitas masing-masing program dan kegiatan. BAB 4. PENUTUP Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran Lakip BKP5K Tahun 2014 13

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama. IKU ditetapkan, dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan oleh Pemerintah Kota dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah. IKU digunakan dasar untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan.

Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah Kota/kota menggunakan indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator kinerja pada unit kerja pendukungnya. Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama SASARAN IKU SATUAN Meningkatnya persentase Cakupan Peningkatan Ketahanan Pangan dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018 Meningkatnya cakupan penanganan daerah rawan pangan sebanyak 6 desa pada tahun 2018 Terlaksanaya penyusunan data base potensi produk pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018 Tersusunnya Data Neraca Bahana Makanan dan Pola Pangan Harapan yang dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan pembangunan Ketahanan Pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018 Terlaksananya program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) pada 60 kelompok hingga tahun 2018 Meningkatnya cakupan ketersediaan data Analisis Akses Pangan Masyarakat dan Rekomendasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebanyak 100 buku hingga tahun 2018 Meningkatnya cakupan ketersediaan data dan analisis harga pangan pokok sebanyak 150 buku hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase kualitas penanganan pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian dari 60% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018 Meningkatnya ketersediaan cadangan pangan pemerintah dari 0 ton pada tahun 2013 menjadi 100 ton pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah desa mandiri pangan dari 4 desa pada tahun 2013 menjadi 11 desa Persentase Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan Jumlah desa yang terindikasi rawan pangan yang selesai ditangani Jumlah data base potensi produk pangan yang selesai disusun Jumlah data analisis Neraca Bahan Makanan yang selesai disusun Jumlah kelompok penerima manfaat Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Jumlah Rekomendasi dan Data SKPG yang selesai disusun Jumlah ketersediaan data harga pangan pokok yang selesai dianalisis Persentase peningkatan kualitas penanganan pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian Jumlah ketersediaan cadangan pangan pemerintah kota Pagar Alam Jumlah Penumbuhan Desa Mandiri Pangan Lakip BKP5K Tahun 2015 15 % desa buku buku 60 Kelompo k buku buku % ton desa

pada tahun 2018 Terlaksananya pengembangan diversifikasi tanaman pada kelompok pangan olahan/lokal yang berbasis sumber daya lokal dari 10 kelompok pada tahun 2013 menjadi 45 kelompok pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah ketersediaan lumbung pangan desa, RMU, Lantai Jemur pada kelompok tani dari 4 Lumbung Pangan, 2 Lantai Jemur dan 3 RMU di tahun 2013 Menjadi 7 unit gudang lumbung pangan, 10 unit RMU dan 18 unit lantai jemur ditahun 2018 Tersedianya data analisis Mutu dan Keamanan Pangan sebanyak 90 buku pada tahun 2018 Tersedianya data rekomendasi dewan ketahanan pangan sebanyak 20 kebijakan hingga tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang menguasai teknologi penanganan pasca panen tanaman padi dari 75 orang pada tahun 2013 menjadi 225 orang pada tahun 2018 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang menu beragam, bergizi, berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal dengan mengikuti penyuluhan sumber pangan alternatif pada 35 kelurahan Tersedianya Data Rencana Investasi Pembangunan Pertanian Jangka Menegah Kota Pagar Alam Sebanyak 15 buku Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan pemanfaatan pupuk organik sebanyak 200 orang hingga tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang memahami tata kelola lumbung pangan sebanyak 120 orang pada tahun 2018 Meningkatnya persentase cakupan kesejahteraan petani dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan/seminar/rembug pada tingkat nasional dan regional sebanyak 400 orang hingga tahun 2014. Meningkatnya jumlah kelompok tani yang naik peringkat kelompok sebanyak 800 kelompok pada 2018 dan meningkatnya jumlah penyuluh teladan tingkat kota dan nasional sebanyak 40 orang hingga tahun 2018. Jumlah kelompok penerima manfaat pengembangan diversifikasi tanaman berbasis sumber daya lokal Jumlah Gudang Lumbung Pangan, Lantai Jemur dan RMU yang selesai dibangun Jumlah Ketersediaan data analisis mutu dan keamanan pangan Jumlah kebijakan Dewan Ketahanan Pangan Kota Pagar Alam Jumlah petani yang menguasai teknologi penanganan pasca panen tanaman padi Jumlah Kelurahan yang mengikuti penyuluhan sumber pangan alternatif Jumlah Ketersediaan Data Rencana Investasi Pembangunan Pertanian Jangka Menengah Jumlah Petani yang mengikuti bimtek pembuatan pupuk organik Jumlah petani yang mengikuti pelatihan pembinaan lumbung pangan masyarakat desa Persentase Peningkatan Kesejahteraan Petani Jumlah Petani/Anggota KTNA yang mengikuti Peda/Penas/Mimbar Serasehan Jumlah Kelompok Tani dan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang selesai dinilai kelompo k Lakip BKP5K Tahun 2015 16 unit buku kebijaka n orang keluraha n buku orang orang Persen Orang Kelompo k, Orang Meningkatnya persentase pemasaran hasil Persentase peningkatan %

produksi pertanian/perkebunan dari 75 % pada tahun 2013 menjadi 80% pada tahun 2018 Terbentuknya sentra pemasaran produk pangan lokal/olahan sebanyak 2 unit pada tahun 2018 Diikutinya Acara Tahunan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional sebanyak 5 kali hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase penerapan teknologi pertanian/perkebunan dari 75% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018 Meningkatnya penerapan paket teknologi anjuran melalui demontrasi plot (demplot) untuk petani sebanyak 90 Demplot hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan sebesar 15% hingga 2018 Terlaksananya penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selesai disusun sebanyak 405 buku hingga tahun 2018 Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan pada 5 BP3K di Kecamatan. pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Jumlah sentra pemasaran produk pangan lokal/olahan Frekwensi Pameran Hari Pangan Sedunia yang diikuti Persentase Peningkatan Teknologi Pertanian/Perkebunan Jumlah demplot pertanian, perikanan dan kehutanan yang selesai dilaksanakan Persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Jumlah ketersediaan data Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selesai disusun. Jumlah BP3K yang difasilitasi sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan unit Kali % Demplot % Buku BP3K Perencanaan Strategik (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin tumbuh. Renstra memuat visi misi, tujuan sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara ringkas Rencana Strategik Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.2. Visi Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul Perencanaan Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar Lakip BKP5K Tahun 2015 17

tetap eksis, antisipatif, dan inovatif. (Meneg PAN, 2008:18). Visi merupakan suatu gambaran yang menantang, keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pagar Alam wajib menetapkan visi. Perumusan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam mengacu pada Tugas Pokok dan fungsi seperti tertuang dalam Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 30 Tahun 2009 Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), menggambarkan : Apa yang ingin dicapai, berorientasi pada masa depan, mempunyai arah dan fokus strategi yang jelas sehingga dapat mempersatukan seluruh jajaran Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Alur pernyataan visi diawali dengan melihat tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam, kemudian menyelaraskan dengan visi dan misi Kota Pagar Alam, mempertimbangkan Analisis Lingkungan Internal (ALI), Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) serta tantangan organisasi ke depannya. Alur pernyataan visi dapat dilihat pada Gambar 1: Lakip BKP5K Tahun 2015 18

TUPOKSI BKP5K VISI DAN MISI KOTA PAGARALAM ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL VISI ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL MISI TUJUAN DAN SASARAN CARA MENDAPATKAN TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM KEBIJAKAN KEGIATAN Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Perumusan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai berikut : Lakip BKP5K Tahun 2015 19

TERWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA PAGAR ALAM MANDIRI PANGAN, PERTANIAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN SEJAHTERA TAHUN 2013-2018 2.3. Misi Untuk mewujudkan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam. Meneg PAN menyatakan: Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organissai itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya ( Meneg PAN, 2008:20) Adapun Misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam adalah : 1. Meningkatkan Sumber daya manusia Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam (BKP5K) yang berkualitras untuk pelayanan administrasi pembangunan ketahanan pangan serta penyulkuh yang handal. 2. Meningkatkan Sumber daya manusia pelaku agribisnis dan pelaku ketahanan pangan untuk membangun ketahanan pangan dan gizi. 3. Meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia untuk pengembangan produksi bahan pangan dalam rangka peningkatan ketahanan pangan 4. Meningkatkan ketersediaan pangan dan pengembangan akses pangan untuk kebutuhan rumah tangga, usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan penganekaragaman konsumsi pangan. 5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pangan untuk meningkatkan kinerja organisasi kelompok usaha Agribisnis ketahanan pangan 6. Pengentasan kemiskinan melalui penanganan kerawanan pangan dan pemberdayaan deaerah rawan pangan. Lakip BKP5K Tahun 2015 20

7. Mengembangkan sistem penyuluhan yang inovatif dan produktif 8. Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan 9. Meningkatkan penerapan teknologi unggulan spesifik lokal 10. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan. 2.4. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Meneg.PAN menyatakan: Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah strategis organissai dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi (Meneg.PAN, 2008:20). Penetapan tujuan didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan dicapai dalam jangka waktu 1-5 tahun. Tujuan yang ditetapkan lima tahun ke depan meliputi : 1. Meningkatkan ketersedian pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya / dikuasainya secara berkelanjutan 2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan 3. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan cadangan pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat 4. Mempercepat konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman guna meningkatkan indeks pola pangan harapan, penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi sayur-sayurab dan protein 5. Meningkatkan kesejahteraan petani 6. Meningkatkan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan Lakip BKP5K Tahun 2015 21

7. Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 8. Meningkatkan Teknologi Pertanian/Perkebunan 9. Meningkatkan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian 11. Meningkatkan Pengentasan kemiskinan melalui penanganan kerawanan pangan dan pemberdayaan deaerah rawan pangan. 12. Meningkatkan pemantapan kelembagaan pangan untuk meningkatkan kinerja organisasi kelompok usaha Agribisnis ketahanan pangan 2.5. Sasaran Setelah ditetapkan tujuan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, selanjutnya ditentukan sasaran yaitu : 1. Meningkatkan ketersedian energi perkapita minimal 2200 kilokalori/hari dan penyedian protein perkapita minimal 57 gram/hari 2. Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan minimal 1 % pertahun 3. Meningkatkan jumlah konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan energi minimal 2200 kilokalori/hari dan penyedian protein perkapita minimal 57 gram/hari 4. Menurunkan konsumsi beras pertahun sebesar 1,5% yang diimbangi kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buahbuahan dan sayuran sehingga terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat 5. Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan yang terjangkau oleh masyarakat 6. Tersedianya cadangan pangan masyarakat Kota Pagar Alam 7. Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar melalui peran dan partisipasi masyarakat 8. Meningkatkan efektivitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui dewan ketahanan pangan 9. Meningkatkan konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah dan pemerintah daerah dalam rangka pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kelembagaan Lakip BKP5K Tahun 2015 22

10. Meningkatkan SDM penyuluh melalui peningkatan mutu pelatihan swadaya, peningkatan kemitraan dengan balai pelatihan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan 11. Meningkatkan pembinaan kelembagaan petani melalui pembinaan administrasi, pendampingan dan peningkatan kunjungan 12. Membangun prinsip kemitraan dalam pengembangan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dengan penyuluh swadaya 13. Mengembangkan peningkatan mutu dan daya saing produk dengan kembali ke alamiah, antara lain melalaui sistem pertanian terpadu dan/atau sistem pertanian organik 14. Meningkatakan kualitas dan kuantitas penyuluh melalui pengikutsertaan dalam pelatihan peningkatan profesionalisme Tabel 2. Tujuan dan Sasaran Kegiatan BKP5K TUJUAN Meningkatkan Ketahanan Pangan SASARAN Meningkatnya persentase Cakupan Peningkatan Ketahanan Pangan dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018 Meningkatnya cakupan penanganan daerah rawan pangan sebanyak 6 desa pada tahun 2018 Terlaksanaya penyusunan data base potensi produk pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018 Tersusunnya Data Neraca Bahana Makanan dan Pola Pangan Harapan yang dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan pembangunan Ketahanan Pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018 Terlaksananya program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) pada 60 kelompok hingga tahun 2018 Meningkatnya cakupan ketersediaan data Analisis Akses Pangan Masyarakat dan Rekomendasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebanyak 100 buku hingga tahun 2018 Meningkatnya cakupan ketersediaan data dan analisis harga pangan pokok sebanyak 150 buku hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase kualitas penanganan Lakip BKP5K Tahun 2015 23

pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian dari 60% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018 Meningkatnya ketersediaan cadangan pangan pemerintah dari 0 ton pada tahun 2013 menjadi 100 ton pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah desa mandiri pangan dari 4 desa pada tahun 2013 menjadi 11 desa pada tahun 2018 Terlaksananya pengembangan diversifikasi tanaman pada kelompok pangan olahan/lokal yang berbasis sumber daya lokal dari 10 kelompok pada tahun 2013 menjadi 45 kelompok pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah ketersediaan lumbung pangan desa, RMU, Lantai Jemur pada kelompok tani dari 4 Lumbung Pangan, 2 Lantai Jemur dan 3 RMU di tahun 2013 Menjadi 7 unit gudang lumbung pangan, 10 unit RMU dan 18 unit lantai jemur ditahun 2018 Tersedianya data analisis Mutu dan Keamanan Pangan sebanyak 90 buku pada tahun 2018 Tersedianya data rekomendasi dewan ketahanan pangan sebanyak 20 kebijakan hingga tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang menguasai teknologi penanganan pasca panen tanaman padi dari 75 orang pada tahun 2013 menjadi 225 orang pada tahun 2018 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang menu beragam, bergizi, berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal dengan mengikuti penyuluhan sumber pangan alternatif pada 35 kelurahan Tersedianya Data Rencana Investasi Pembangunan Pertanian Jangka Menegah Kota Pagar Alam Sebanyak 15 buku Meningkatkan Pengelolaan Pertanian Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan pemanfaatan pupuk organik sebanyak 200 orang hingga tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang memahami tata kelola lumbung pangan sebanyak 120 orang pada tahun 2018 Meningkatnya persentase cakupan kesejahteraan petani dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018 Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan/seminar/rembug pada tingkat nasional dan regional sebanyak 400 orang hingga tahun Lakip BKP5K Tahun 2015 24

Meningkatkan Pengelolaan Perkebunan 2014. Meningkatnya jumlah kelompok tani yang naik peringkat kelompok sebanyak 800 kelompok pada 2018 dan meningkatnya jumlah penyuluh teladan tingkat kota dan nasional sebanyak 40 orang hingga tahun 2018. Meningkatnya persentase pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan dari 75 % pada tahun 2013 menjadi 80% pada tahun 2018 Terbentuknya sentra pemasaran produk pangan lokal/olahan sebanyak 2 unit pada tahun 2018 Diikutinya Acara Tahunan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional sebanyak 5 kali hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase penerapan teknologi pertanian/perkebunan dari 75% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018 Meningkatnya paket teknologi anjuran melalui demontrasi plot (demplot) untuk petani sebanyak 90 Demplot hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan sebesar 15% hingga 2018 Meningkatnya jumlah ketersediaan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selesai disusun sebanyak 405 buku hingga tahun 2018 Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan pada 5 BP3K di Kecamatan. 2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan direalisasikan melalui kebijakan, program dan kegiatan. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan optimal maka diperlukan cara mencapai tujuan dan sasaran. Cara mencapai tujuan dan sasaran selengkapnya terdapat pada lampiran Perencanaan Strategik yang terdiri dari tiga komponen yaitu : Kebijakan, Program dan Kegiatan 2.6.1. Kebijakan Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Walikota yang akan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan pada Sekretariat Daerah, Badan, Dinas maupun Kantor. Setiap tahun dalam Perencanaan Lakip BKP5K Tahun 2015 25

Strategik ditetapkan sebuah kebijakan Pemerintah Kota Pagar Alam sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan ketersedian, penanganan kerawanan pangan dan akses pangan diarahkan untuk meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi menuju kemandirian pangan, mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis dan mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan ketersedian pangan, peningkatan akses pangan dan penanganan kerawanan pangan 2. Meningkatkan sistem distribusi dan stabulisasi harga dan cadangan pangan diarahkan untuk mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan, mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan cadangan pangan serta meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan cadangan pangan 3. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan diarahkan untuk mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, mengembangan teknologi pengelolaan pangan terutama pangan lokal non beras dan non terigu guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial, meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar dan mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan konsumsi dan keamanan pangan 4. Peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan 5. Peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat 6. Penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan 7. Membangun komunikasi dengan berbagai stakeholder dalam rangka pembangunan dan Peningkatan sarana dan prasarana penyuluhan 8. Memberikan reward kepada penyuluh melalui prioritas pengusulan pelatihan, penyuluh teladan dan calon sertifikasi penyuluh kepada pihak Lakip BKP5K Tahun 2015 26

berkompoten 9. Meningkatkan intensitas komunikasi dialogis dan koordinasi dengan seluruh mitra pembangunan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan khususnya melalui pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan organisasi profesi. 10. Penyuluh di harapkan dapat menemukan terobosan IPTEK dan menggali potensi pendayagunaan bagi masyarakat, di samping dapat memberikan rekomendasi dan atau pertimbangan - pertimbangan terhadap penyelenggaraan Penyuluhan, dalam rangka pengambilan kebijakan 2.6.2. Program Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian program disusun secara nyata, sistimatis dan terpadu. Adapun Program Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 3. Program Peningkatan pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan 4. Program Peningkatan Teknologi Pertanian / Perkebunan 5. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan Disamping 5 (lima) Program Prioritas Utama Sesuai Dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, perikanan dan kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Pagar Alam dalam hal pecapaian Misi V dari RPJMD Kota Pagar Alam 2013-2018 Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Dengan Basis Sumber Daya Alam, Agrobisnis, dan kelestarian Lingkungan Lakip BKP5K Tahun 2015 27

Hidup. Maka ada 3 (tiga) Program Penunjang yang bersifat rutinitas pelaksanaan kinerja aparatur Pemerintah Daerah yakni : 1. Program Pengembangan Data Informasi 2. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, penggunaan dan Pemanfaatan Lahan 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 2.6.3. Kegiatan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). RKT disusun setiap tahun. RKT memuat informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun yang bersangkutan; (b) Cara mencapai tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan, program; dan kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya. Penjabaran RKT dapat dilihat pada lampiran 2. Lakip BKP5K Tahun 2015 28

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Implementasi dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berbentuk kegiatan Penyusunan LAKIP. Penyusunan LAKIP didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan Perencanaan Strategis, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam Tahun 2015. Dalam proses penyusunan LAKIP dilakukan pengukuran kinerja. Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal, dalam memenuhi target-target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward dan punishment. Dalam pengkuran kinerja digunakan sistem pengukuran sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Penjabaran PKK dan PPS dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja disebut Indikator Kinerja Utama.Dalam Sistem AKIP pengukuran kinerja dilakukan dengan tiga pola yaitu pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal. Pengukuran mandiri sering pula disebut evaluasi mandiri (self-assement) yaitu pengukuran kinerja dengan cara menyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran termasuk menentukan ukurannya dilakukan oleh instansi yang bersangkutan. Pengukuran 29