ARTIKEL OLEH YOSEP NIM

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE REVERSAL

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Surianti Ajriah 1, Edrizon 1, Ira Rahmayuni Jusar 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1)

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Rif ati Dina Handayani, Arif Prianto, Trapsilo Prihandono

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH JURNAL. Oleh.

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

AWALIYAH FITRI MUNAWAROH K

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi. Drs. M. Yusuf Nasution, M. Si NIP Mengetahui :

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

JMPM Volume 5 Nomor 2, ISSN Desember 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Jigsaw, Cultural History of Islam. implementation of model cooperative learning type of jigsaw on the subjects of

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan ProgramSarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MIRA BERLIANA NIM E1R

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Selva Mardhatilla*), Zulkarnain, Rini Dian Anggraini **) ( )

Oleh: AKROUN NAFIANI NIM Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Elly Junaidah SMP Negeri 8 Bandar Lampung ABSTRACT

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 5, No. 1, Februari 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

LINDA ROSETA RISTIYANI K

catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 5 PONOROGO

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Economic Education Analysis Journal

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat. Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : AJENG DEWI WULANDARI ( )

Dalmawati¹, Wirnita Eska¹, Zulfa Amrina¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Joyful Learning Journal

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ARTIKEL OLEH YOSEP NIM 608311454752 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FEBRUARI 2013

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ARTIKEL Diajukan kepada Universitas Negeri Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Matematika Oleh Yosep NIM 608311454752 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FEBRUARI 2012

Artikel oleh Yosep ini Telah diperiksa dan disetejui Malang, 18 Februari 2013 Malang, 18 Februari 2013 Pembimbing II Mahasiswa Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd Yosep NIP 198012072008012010 NIM 608311454752 Malang, 18 Februari 2013 Pembimbing I Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si NIP 196711301991031001

ABSTRAK Yosep. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 10 Malang Pada Materi Gradien dan Persamaan Garis Lurus Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si. Pembimbing: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa. Paradigma baru tentang pendidikan sekarang ini menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Berdasarkan informasi dari guru matematika kelas VIII-D di SMPN 10 Malang, diketahui bahwa kegiatan pembelajaran matematika di kelas tersebut masih didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tersebut, persentase siswa yang aktif sebesar 40%, dengan kategori keaktifan berada dalam tahap kurang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar matematika siswa ini adalah yang akan diteliti pada penelitian ini secara berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam model pembelajaran learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase Explanation, fase Extention/elaboration dan fase Evaluation. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa nilai aktivitas guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah 76,6% hal ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti yaitu minimal yang diperoleh adalah aktif. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi kelompok untuk siklus II. Pada siklus II ini, menunjukkan peningkatan berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas guru secara klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan peneliti karena mencapai kategori sangat aktif. Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd NIP 19671130 199103 1001 NIP 19801207 2008012010 Penguji Drs. Erry Hidayanto, M.Si NIP 196609061992031004

ABSTRACT Yosep. 2013. Efforts to Improve Student s Learning Activeness of Class VIII-D SMP N 10 Malang on Content of Gradients and Straight Line Equation through Learning Cycle Instructional Model. Thesis. Mathematics Education Study Program FMIPA State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si. Advisors: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd Keyword: Learning Cycle Instructional Model, Students' Learning Activeness. The new paradigm of current educational is emphasized on learners as human beings who have the potential to learn and grow. Based on information of math teacher of class VIII-D in SMP 10 Malang, it is known that the mathematics learning activities in the classroom is still dominated by the teachers so that students are less active in the classroom. Based on these results, the percentage of students who are active is 40%, which is the category of activity in the stage of "less active". This study aimed to describe the steps of learning cycle instructional model which can improve students' mathematics learning activity of class VIII-D in SMP 10 Malang. The activeness of students mathematics learning is to be investigated in this study in groups by applying the five steps in the learning cycle instructional model, that is, Engagement, Exploration, Explanation, Extention/elaboration and Evaluation phase. The study is a qualitative descriptive. The research data are in the form of the value of student and teacher activity sheets obtained from the observations and results of activities of the student and teacher activity in the first cycle which is 76.6% in the classical. It shows that the activities of teachers are good, while activity of students in the classical is at 65.3%. This result does not meet the expectations of the researcher, that is, at least "active". Based on the reflection of the cycle I, the researcher maximizes again in a mentoring group discussion for cycle II. It indicates an increase based on the observation sheet by activities of teachers in the classical which is earned 81.5% and categorized good whereas the activeness of student learning in the classical is obtained by 88%. It exceeded the expectations of the researcher as it reaches the category of "very active". Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd NIP 19671130 199103 1001 NIP 19801207 2008012010 Penguji Drs. Erry Hidayanto, M.Si

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE Yosep Universitas Negeri Malang Pembimbing (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si Pembimbing (2) Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar matematika siswa ini adalah yang akan diteliti pada penelitian ini secara berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam model pembelajaran learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase Explanation, fase Extention/elaboration dan fase Evaluation. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa nilai aktivitas guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah 76,6% hal ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti yaitu minimal yang diperoleh adalah aktif. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi kelompok untuk siklus II. Pada siklus II ini, menunjukkan peningkatan berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas guru secara klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan peneliti karena mencapai kategori sangat aktif. Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa. Untuk mewujudkan keberhasilan di bidang pendidikan, proses pembelajaran harus diperhatikan dan diawasi dengan seksama agar tidak terjadi hambatan yang berarti dalam pelaksanaannya. Jika proses pembelajaran baik maka tujuan pembelajaran akan segera tercapai, begitu juga sebaliknya, dimana tujuan pembelajaran adalah kegiatan untuk membelajarkan siswa. Menurut Fahmi (2009) seorang siswa dinilai telah berhasil dalam proses pembelajaran jika setelah selesai

mengikuti proses pembelajaran di kelas, ia yang asalnya tidak tahu kemudian menjadi tahu serta dapat menggunakan konsep, teorema maupun ketrampilan. Metode pembelajaran behavioristik yang diterapkan oleh sebagian guru khususnya guru matematika di SMP Negeri 10 Malang di kelas VIII-D, membuat siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif dalam pembelajaran, apalagi keinginan untuk membangun pemahaman atau mengaplikasikan apa yang telah diketahuinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan. Keaktifan selama pembelajaran yang dimaksud meliputi menjelaskan serta mengemukakan gagasan seputar materi, dan mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme, siswa akan terlibat aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri atau mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka. Learning Cycle merupakan salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah keaktifan siswa, karena terdiri atas rangkaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model pembelajaran melalui learning cycle, agar dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh dalam bentuk verbal. Sehingga penelitian ini hasilnya berupa pendeskripsian data apa adanya dan peristiwa atau kejadian saat di lapangan. Kehadiran peneliti sangat dibutuhkan dan bertindak sebagai pemberi tindakan untuk melihat peningkatan keaktifan siswa di kelas VIII-D di SMP Negeri 10 Malang. Peneliti bertugas sebagai perencana tindakan, penyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pemberi tindakan, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil penelitian. Bagi para observer menganalisis aktivitas guru selama proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru. Cara menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran oleh observer yaitu: PK= SDP SM x 100% PK SDP SM : Persentase Keterlaksanaan : Skor yang diperoleh guru : Skor Maksimal

Pendoman penentuan kategori keterlaksanaan pembelajaran oleh guru ada pada tabel sebagai berikut: Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Guru No. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Kategori 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Cukup Baik 4. 21-40 Kurang Baik 5. 0-20 Sangat Kurang Baik Adapun rumus yang digunakan oleh observer dalam menetukan persentase keaktifan siswa yaitu sebagai berikut. P= K N x 100 Keterangan: P : Presentase keaktifan siswa K : Banyaknya siswa yang menunjukkan keaktifan pada deskriptor N : Nilai maksimum Setelah dihitung persentasenya, kemudian ditentukan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok dengan penentuan kategori keaktifan siswa dalam diskusi kelompok berdasarkan pendoman sebagai berikut. Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keaktifan Siswa dalam Kelompok Presentase Klasifikasi Keterangan Keaktifan 85-100 Baik Sekali Sangat Aktif 70-84 Baik Aktif 55-69 Cukup Cukup Aktif 40-54 Kurang Kurang Aktif 0-39 Sangat Kurang Tidak Aktif Hasil Hasil penelitian pada siklus I yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan pengamatan berupa data dari observer yaitu hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi keaktifan siswa yang tersaji sebagai berikut. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan Jumlah Skor Ke Rata-rata Observer Skor Observer I 13 Prosentase keterlaksanaan (PK) Kategori Aktivitas Guru 1 Observer II 14 14 70% Baik

Observer III 15 Observer I 15 2 Observer II 16 16 80% Baik Observer III 17 Observer I 14 3 Observer II 16 16 80% Baik Observer III 18 Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru secara yaitu klasikal sebesar 76,6%. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas guru (dalam hal ini peneliti) berada dalam kategori baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan Ke Jumlah Skor Rata-rata Observer Skor Observer I 16 Observer II 24 Prosentase keterlaksanaan(pk) Kategori Keaktifan Siswa 1 Observer III 29 23 57% Cukup Aktif Observer I 17 2 Observer II 23 23,6 59% Cukup Aktif Observer III 31 Observer I 30 3 Observer II 32 32 80% Aktif Observer III 34 Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa persentase keaktifan siswa secara klasikal sebesar 65,3%. Hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah aktif. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti perlu melanjutkan pada siklus II. Berbagai temuan yang didapat pada siklus I tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk berbagai perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Perbaikanperbaikan yang harus dilakukan adalah peneliti lebih meningkatkan motivasi agar siswa berinsiatif untuk menunjukkan keaktifannya pada proses pembelajaran. Bentuk motivasi yang dilakukan bisa dengan memberikan pertanyaan yang menarik minat siswa untuk mencari kebenaran konsep dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan dari pertanyaan yang diajukan peneliti, selain itu juga bisa dengan bentuk penghargaan seperti pemberian tambahan nilai bagi yang aktif saat pembelajaran berlangsung, dan tidak kalah pentingnya adalah penguatan positif pada diri siswa bahwa dengan aktif di kelas, siswa akan lebih cepat memahami dan

menemukan konsep yang benar seputar materi yang disampaikan, sehingga jangan pernah malu untuk manujukkan kekatifan dalam pembelajaran di kelas. Pada siklus II diperoleh hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang tersaji sebagai berikut. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan Ke Jumlah Skor Rata-rata Observer Skor Observer I 14 Observer II 16 Prosentase keterlaksanaan (PK) Kategori Aktivitas Guru 4 Observer III 17 15,6 78% Baik Observer I 15 5 Observer II 17 17 85% Sangat Baik Observer III 19 Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru pada pertemuan ke-4 dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan melalui model pembelajaran learning cycle. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan Ke Jumlah Skor Rata-rata Observer Skor Observer I 30 Observer II 36 Prosentase keterlaksanaan (PK) Kategori Aktivitas Siswa 1 Observer III 38 34,6 86% Sangat Aktif Observer I 32 2 Observer II 37 36 90% Sangat Aktif Observer III 39 Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa prosentase keaktifan siswa secara klasikal yaitu 88%. Hal ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah sangat aktif. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tidak perlu melanjutkan kesiklus selanjutnya. Pembahasan Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang mengunakan model pembelajaran learning cycle untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-D

di SMPN 10 Malang, dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dimana lima kali pertemuan ini untuk pembelajaran dengan menggunakan LKS sebanyak tiga LKS yaitu LKS I, LKS II dan LKS III yang berkaitan dengan materi gradien dan persamaan garis dan berdasarkan fase-fase learning cycle. Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh peneliti maupun observer, diketahui awal mulanya keaktifan siswa hanya mencapai 40%. Peneliti kemudian menggunakan model pembelajaran learning cycle terhadap siklus I dan siklus II. Pada siklus I terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-1, ke-2 dan pertemuan ke-3 secara klasikal mencapai 76,6%, data ini menunjukkan bahwa aktivitas peneliti dalam kategori baik. Sedangkan keaktifan siswa secara klasikal pada siklus I mencapai 65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah aktif. Dalam hal ini peningkatan keaktifan siswa sebesar 25,5%, dibandingkan keaktifan siswa pada awal. Peningkatan yang terjadi pada siklus I masih belum memenuhi kriteria yang diiinginkan peneliti, sehingga pada siklus berikutnya peneliti lebih memaksimalkan lagi dalam pendampingan sewaktu diskusi kelompok dilaksanakan dan mempersiapkan siswa sebelum presentasi dilaksanakan. Pada siklus II, keaktifan belajar siswa terlihat meningkat. Sebenarnya secara garis besar, tindakan yang dilkukan pada siklus II hampir sama dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I, tetapi pada siklus II tindakan dilakukan berdasarkan pada hasil refleksi siklus I. Siklus II mengharuskan peneliti lebih banyak memotivasi siswa untuk lebih aktif seperti memberikan nilai tambahan bagi siswa yang paling aktif, Yamin (2008:96) mengungkapkan bahwa memberikan motivasi kepada siswa berarti kita memberdayakan afeksi atau rasa suka mereka agar dapat melakukan sesuatu melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri. Pada siklus II, terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-4 dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti berada dalam kategori sangat baik. Sedangkang kekatifan siswa secara klasikal mencapai 88%, Hal ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah aktif. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 48% dibandingkan keaktifan siswa pada siklus I. Peningkatan ini juga tidak terlepas dari usaha peneliti untuk selalu memperhatikan dan memahami betul langkah-langkah dan aktivitas pengajar dalam tiap tahap yang terdapat pada model pembelajaran learning cycle, sehingga peluang keberhasilan yang diharapkan saat pembelajaran di kelas semakin besar.

Kesimpulan 1. Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII-D SMPN 10 Malang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut. a) Fase pendahuluan (Enganggement) b) Fase eksplorasi (Exploration) c) Fase penjelasan (Explanation) d) Fase penerapan konsep (Elaboration) e) Fase evaluasi (Evaluation) 2. Penerapan melalui model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di SMP N 10 Malang. Peningkatan dari hasil pembelajaran learning cycle adalah peningkatan keaktifan belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II. Siklus I memperlihatkan ketercapaian keaktifan siswa mencapai 65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah aktif. Sementara siklus II rata-rata ketercapaian keaktifan siswa mencapai 88%, Hal ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah aktif. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, melalui model pembelajaran learning cycle yang terdiri 5 fase ini layak dipertimbangkan bagi para guru dan praktisi sebagai pembelajaran alternatif strategi untuk membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Penerapan melalui model pembelaran learning cycle ini dilaksanakan pada materi gradien dan persamaan garis lurus. Bagi peneliti lain diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran learning cyle pada materi lain sehingga akan lebih diketahui keefektifan dan keakuratan model pembelajaran learning cycle dalam pelaksanaannnya. 3. Bagi peneliti lainnya yang juga melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa, dan tertarik melakukan penelitian yang seperti penulis lakukan. Diharapkan mampu merancang dan mampu menentukan keaktifan siswa yang sudah mencakup karakter dan per kriteria siswa yang beragam pada proses pembelajaran di lapangan.

DAFTAR RUJUKAN Fahmi, Syariful. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif,(Online) (http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/09/pembelajaran-aktif-kreatif-efektifdan.html, diakses pada 19 Januari 2011) Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.Jakarta: GP Press.