VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

PERKEBUNAN RAKYAT SEBAGAI LOKOMOTIF PENGENTASAN KEMISKINAN DI PEDESAAN

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

KESIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam. perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan ketahanan pangan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

VI. DAMPAK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERHADAP KINERJA EKONOMI, PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN TINGKAT KEMISKINAN

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Selama krisis berlangsung, sektor pertanian telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Membangun Pertanian dalam Perspektif Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

7.2. PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak terlepas dari struktur perekonomian Indonesia yang merupakan Negara

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

Transkripsi:

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terutama hasil simulasi kebijakan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas industri pertanian berdampak positif terhadap jumlah output yang dihasilkan oleh industri yang bersangkutan. Apabila peningkatan produktivitas industri pertanian juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian dan lembaga keuangan, maka hampir seluruh sektor mengalami peningkatan jumlah output. 2. Peningkatan produktivitas industri pertanian berdampak pada penurunan harga output hanya di sektor yang bersangkutan, sedangkan harga output di sektor lainnya justru mengalami peningkatan. Apabila peningkatan produktivitas industri pertanian juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian dan lembaga keuangan, maka hampir seluruh sektor mengalami penurunan harga output. 3. Peningkatan produktivitas industri pertanian, sektor pertanian dan lembaga keuangan mempunyai dampak yang bervariasi dalam penyerapan tenaga kerja. Peningkatan penyerapan tenaga kerja terdidik (skilled) lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja tidak terdidik (unskilled), sebaliknya penurunan penyerapan tenaga kerja terdidik lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja tidak terdidik. 4. Peningkatan produktivitas, baik pada industri pertanian, sektor pertanian maupun lembaga keuangan berdampak positif terhadap kinerja makroekonomi,

221 yang ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan PDB riil. Namun demikian, peningkatan produktivitas industri pertanian memicu peningkatan laju inflasi, kondisi sebaliknya akan terjadi apabila peningkatan produktivitas industri pertanian juga diikuti oleh sektor pertanian dan lembaga keuangan. 5. Peningkatan produktivitas industri pertanian berdampak positif terhadap redistribusi pendapatan dari kelompok rumah tangga golongan atas kepada kelompok rumah tangga golongan bawah, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Kelompok rumah tangga golongan bawah mengalami peningkatan pendapatan, sebaliknya kelompok rumah tangga golongan atas mengalami penurunan pendapatan. 6. Peningkatan produktivitas industri pertanian dan sektor pertanian secara bersamaan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga golongan bawah dan mengurangi tingkat penurunan pendapatan rumah tangga golongan atas. 7. Peningkatan produktivitas industri pertanian, sektor pertanian dan lembaga keuangan secara bersamaan berdampak negatif terhadap pendapatan kelompok rumah tangga golongan bawah, sebaliknya kelompok rumah golongan atas justru mengalami peningkatan pendapatan. 8. Peningkatan produktivitas industri pertanian berdampak positif terhadap pengurangan tingkat kemiskinan perdesaan, kondisi sebaliknya terjadi di perkotaan, kecuali pada kelompok rumah tangga golongan bawah di perkotaan. Kondisi serupa akan terjadi apabila peningkatan produktivitas industri pertanian juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian.

222 9. Peningkatan produktivitas industri pertanian, sektor pertanian dan lembaga keuangan secara bersamaan berdampak negatif terhadap peningkatan tingkat kemiskinan kelompok rumah tangga golongan bawah dan bukan angkatan kerja di pedesaan. Kelompok rumah tangga non pertanian dan rumah tangga golongan atas mendapat manfaat (benefit) yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok rumah tangga pertanian dan rumah tangga golongan bawah. 7.2. Implikasi Kebijakan 1. Mengingat peningkatan produktivitas industri pertanian berdampak positif terhadap kinerja sektor industri yang bersangkutan dan pengentasan kemiskinan, maka implikasinya diperlukan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan produktivitas, baik peningkatan produktivitas tenaga kerja (melalui peningkatan keahlian dan ketrampilan) maupun peningkatan efisiensi penggunaan berbagai masukan material dan peralatan modal. Peningkatan kegiatan riset dan pengembangan serta pengembangan teknologi juga sangat diperlukan. Selain itu, sistem perpajakan yang kondusif terhadap kegiatan penelitian, pengembangan dan adopsi teknologi perlu diaplikasikan pada berbagai industri yang menjadi prioritas pengembangan industri nasional. Tanpa peningkatan produktivitas tenaga kerja, efisiensi penggunaan input material dan peralatan modal, penciptaan iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha-usaha pengembangan dan adaptasi teknologi, akan sangat sulit mengharapkan terjadinya peningkatan produktivitas industri nasional di masa yang akan datang. Pada gilirannya industri nasional akan semakin sulit untuk berkompetisi di pasar domestik dan internasional seperti yang telah terjadi dewasa ini.

223 2. Berdasarkan hasil simulasi nampak bahwa apabila hanya ditinjau dari aspek pengendalian laju inflasi, maka upaya peningkatan produktivitas industri pertanian justru akan memberikan dampak negatif. Namun demikian, apabila dilihat dari dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat, maka peningkatan produktivitas industri pertanian merupakan pilihan yang strategis untuk dilakukan, mengingat manfaat terbesar dari upaya ini akan dinikmati oleh masyarakat golongan miskin di perdesaan tanpa merugikan masyarakat golongan atas di perkotaan. 3. Upaya peningkatan produktivitas industri pertanian perlu diikuti dengan peningkatan produktivitas pada sektor-sektor terkait, antara lain pada sektor pertanian sebagai pemasok bahan baku dan lembaga keuangan sebagai lembaga penunjang. Apabila langkah ini dilakukan, maka peningkatan pendapatan masyarakat, sebagai tujuan utama pembangunan ekonomi, akan dapat segera diwujudkan. 4. Lembaga keuangan, yang merupakan salah satu subsistem lembaga penunjang dalam sistem agribisnis, berperan penting dalam penyediaan modal (kredit) bagi para pelaku agribisnis. Namun demikian, hasil simulasi kebijakan menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas lembaga keuangan justru akan berdampak negatif terhadap pendapatan rumah tangga pertanian di perdesaan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya akses petani terhadap lembaga keuangan (perbankan). Berkenaan dengan hal ini, maka upaya untuk mewujudkan Bank Pertanian di wilayah perdesaan merupakan salah satu bentuk keberpihakan kepada petani yang harus terus diperjuangkan dan direalisasikan. Melalui Bank Pertanian diharapkan petani yang merupakan konstituen

224 terbesar dalam sektor pertanian dapat memperoleh akses yang lebih besar terhadap lembaga keuangan dengan tata cara, prosedur dan persyaratan yang reasonable. 7.3. Saran Penelitian Lanjutan 1. Mengingat model yang digunakan dalam penelitian ini hanya bersifat recursive dynamic, maka diperlukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan model keseimbangan umum yang full dynamic. Supaya model yang dihasilkan dapat merespon dampak dari peningkatan produktivitas input primer lahan sebagai faktor input budidaya pertanian, maka pada model perlu dimasukkan blok persamaan mobilitas lahan (land mobility). 2. Perlu dilakukan update data pendukung seperti nilai-nilai parameter dan elastisitas, yang bersumber dari hasil-hasil penelitian dan data empiris terbaru.