III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODE PENELITIAN Tentang Keselamatan Kerja yang akan diamati. penelitian pada PT. Perkebunan Lembah Bakti di Kabupaten Aceh Singkil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dengan rancangan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Korelasional. Metode. hubungan antara dua atau lebih variabel.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PENDEKATAN LAPANG

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

III. METODELOGI PENELITIAN. melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok data

BAB II METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

III. METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimen.

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan deskriptif asosiatif, karena adanya variabel-variabel yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. adalah penelitian korelational dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian

2.Pengambilan keputusan sebagai variabel terikat (y), dengan indikator

BAB III METODE PENELITIAN. Nusantara. Jumlah seluruh subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, dimana informasi dikumpulkan dari sempel atas populasi untuk mewakili populasi. Informasi yang diperlukan didapatkan dari responden dengan menggunkan kuisoner yang telah disiapkan sebelumnya. 2.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelompok peternak sapi perah Pamegatan yang berada di wilayah KPGS Cikajang, Kabupaten Garut. Pemilihan kelompok tersebut dipilih secara sengaja ( purposive ) dengan pertimbangan bahwa Kelompok Pamegatan merupakan salah satu daerah usaha peternakan rakyat sapi perah dengan jumlah anggota kelompok terbanyak yaitu 180 orang di Desa Mekarjaya dan sudah berjalan kegiatan penyuluhan. 2.2.2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokan atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari peternak di wilayah KPGS Cikajang, Kabupaten Garut. Data primer diambil melalui teknik wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisoner) yang telah disiapkan dan melalui teknik observasi

36 (pengamatan) langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data sekunder sebagai penunjang diperoleh dari literatur, referensi dan data dari KPSG Cikajang, Kabupaten Garut. 2.2.3. Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan dengan cara random sampling yaitu teknik pegambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendirisendiri atau bersama-sama diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono,2003). Di Kelompok Pamegatan dari 180 orang anggota peternak akan disampling secara acak menggunakan metode random sampling yaitu dari seluruh anggota peternak pamegatan diberikan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Sampel yang diambil 15% dari 180 adalah 27 responden, namun untuk mengurangi kesalahan dan dapat disesuaikan dengan uji korelasi maka diambil sebanyak 30 responden. Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila subyek lebih dari 100 dapat diambil sampelnya antara 10%-15% atau 20%-25% (Arikunto,2006). 2.3. Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. 2.3..1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah peran penyuluh peternak sapi perah, yaitu peran yang dilakukan oleh penyuluh sebagai agen pembaharu atau pengubah, terutama didalam

37 mendorong pendidik, fasilitator dan katalisator dalam tingkat penerapan penyajian rumput oleh peternak, sedangkan untuk indikatornya adalah : 1. Peran sebagai pendidik yaitu peran penyuluh dalam memberikan pengetahuan, keterampilan dan cara-cara penyajian rumput yang lebih baik pada peternak. Indikator yang diukur : a. Penguasaan materi. Penyuluh menguasai materi yang diberikan kepada peternak atau wawasan penyuluh terhadap materi penyuluhan. Apabila responden menjawab iya menguasai materi diberi skor 3, apabila menjawab kurang menguasai materi diberi skor 2, apabila menjawab tidak menguasai materi diberi skor 1. b. Cara penyampaian materi. Penyuluh berbicara dengan jelas dan dapat dimengerti oleh peternak. Apabila responden menjawab iya berbicara dengan jelas dan mudah dimengerti diberi skor 3, apabila menjawab berbicara kurang jelas dan kurang dapat dimengerti diberi skor 2, apabila menjawab berbicara tidak dengan jelas dan tidak dapat dimengerti diberi skor 1. c. Cara penerapan inovasi. Penyuluh memperagakan atau mendemonstrasikan penyajian rumput. Apabila responden menjawab ya dapat memperagakan diberi skor 3, apabila menjawab kurang dapat memperagakan diberi skor 2, apabila menjawab tidak dapat memperagakan diberi skor 1.

38 d. Pemberian kesempatan bertanya. Penyuluh memberikan kesempatan bertanya peternak tentang menerapkan penyajian rumput. Apabila responden menjawab ya memberikan kesempatan bertanya diberi skor 3, apabila menjawab kurang memberikan kesempatan bertanya diberi skor 2, apabila menjawab tidak memberikan kesempatan bertanya diberi skor 1. e. Pemberian motivasi. Penyuluh dalam mendorong peternak pentingnya menerapkan penyajian rumput untuk meningkatkan produksi susu dan mengembangkan usahanya. Apabila responden menjawab ya selalu memberikan motivasi diberi skor 3, apabila menjawab kurang memberikan motivasi diberi skor 2, apabila menjawab tidak memberikan motivasi diberi skor 1. 2. Peran sebagai fasilitator yaitu peran penyuluh dalam memberikan kemudahan komunikasi dengen sumber informasi, penyediaan sarana kelompok dan pemilihan metode penyuluhan. Indikator yang diukur : a. Komunikasi dengan sumber informasi. Penyuluh membantu medekatkan peternak kepada balai penyuluhan dan memberikan kemudahan berhubungan dengan sumber informasi lainnya. Apabila responden menjawab ya membantu mendekatkan diberi skor 3, apabila menjawab kurang membantu mendekatkan diberi skor 2, apabila menjawab tidak membantu mendekatkan diberi skor 1.

39 b. Penyediaan sarana. Penyuluh membantu memberikan kemudahan peternak untuk memiliki sarana belajar dan sarana menyampaikan aspirasi yang difasilitasi penyuluh. Apabila responden menjawab ya membantu memberikan kemudahan dan memfasilitasi diberi skor 3, apabila menjawab kurang membantu memberikan kemudahan dan memfasilitasi diberi skor 2, apabila menjawab tidak membantu memberikan kemudahan dan memfasilitasi diberi skor 1. c. Penyedian alat bantu. Penyuluh menggunakan alat bantu penyuluhan dalam menjelaskan dan mecontohkan penyajian rumput. Apabila responden menjawab ya menggunakan alat bantu diberi skor 3, apabila menjawab kurang menggunakan alat bantu diberi skor 2, apabila menjawab tidak menggunakan alat bantu diberi skor 1. 3. Peran sebagai katalisator peran penyuluh memberikan kesempatan berkomunikasi antara anggota, penyelengara pelatihan dan kerjasama dengan pihak luar. a. Penyuluh menjalin komunikasi dengan anggota. Penyuluh bersedia ditemui dan menemui peternak apabila dibutuhkan oleh peternak. Apabila responden menjawab ya bersedia ditemui dan menemui diberi skor 3, apabila menjawab kurang bersedia ditemui dan menemui diberi skor 2, apabila menjawab tidak bersedia ditemui dan menemui diberi skor 1.

40 b. Penyuluh mendorong pertemuan berkala dan berkelanjutan. Penyuluh memberikan dorongan peternak untuk bertemu secara berkala dan berkelanjutan. Apabila responden menjawab ya memberikan diberi skor 3, apabila menjawab kurang memberikan diberi skor 2, apabila menjawab tidak memberikan diberi skor 1 c. Penyuluh memberikan kesempatan kerjasama peternak dengan pihak luar. Penyuluh memberikan kesempatan peternak untuk dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan pemerintah dalam menerapkan teknologi. Apabila responden menjawab ya memberikan kesempatan diberi skor 3, apabila menjawab kurang memberikan kesempatan diberi skor 2, apabila menjawab tidak memberikan kesempatan diberi skor 1. 2.3.2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan penyajian rumput yang dilihat dari tingkat proses adopsi sedangkan untuk indikatornya adalah : 1. Pengetahuan Pengetahuan yaitu segala hasil tahu seseorang melalui pengindaraan dan diungkapkan kembali apa yang diketahui dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan. Bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan. Apabila responden menjawab 3 point diberi nilai 3 dan dikatagorikan mengetahui, apabila responden menjawab 2

41 point diberi nilai 2 dan dikatagorikan cukup mengetahui, dan apabila responden menjawab 1 point diberi nilai 1 dan dikatagorikan kurang mengetahui. 2. Sikap Sikap yaitu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek dan merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Apabila responden menjawab ya setuju diberi skor 3, apabila menjawab kurang setuju diberi skor 2, apabila menjawab tidak setuju diberi skor 1. 3. Tindakan Tindakan merupakan hasil reaksi sikap yang didapatkan setelah beradaptasi dengan inovasi dan faktor pendukung lainnya. Apabila responden menjawab iya selalu diberi skor 3, apabila menjawab iya kadang kadang diberi skor 2, apabila menjawab tidak diberi skor 1. Cara pengukuran dari variabel bebas dan variabel terikat menggunakan skala ordinal. Kedua variabel diukur dengan menjumlakan skor dari seluruh komponen yang tergabung pada variabel-variabel tersebut. Pengukuran dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan variabel-variabel tersebut mengacu pada skala likert, dengan memerikan alternatif tiga jawaban. Ukuran skala ordinal tersebut adalah : Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1

42 Pengkelasan kategori peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah rakyat dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap jawaban responden. Penentuan kelas interval perlu menentukan batas atas dan batas bawah terlebih dahulu guna mendapatkan panjang interval. Rumus menentukan panjang interval: Panjang Interval = Jumlah jangkauan banyaknya interval Batas atas kelas Batas bawah kelas Jumlah jangkauan : Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban tertinggi : Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban terendah : Batas atas kelas batas bawah kelas Jumlah jangkauan diperoleh dari hasil pengurangan nilai batas atas kelas dan nilai batas kelas bawah. Banyaknya katagori kelas interval terdiri dari 3 kelas interval. Guna menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambahkan 0,5 dan terendah dikurangai 0,5 ( Sudjana, 1992 ). Berdasarakan hal tersebut, kelas kategori untuk variabel bebas (peran penyuluh ) pada peternakan sapi perah rakyat dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 12 pertanyaan adalah: a. 12,00-20,33 = Peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan pada ternak peternakan sapi perah rakyat termasuk kategori rendah. b. 20,34-28,67 = Peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan pada ternak peternakan sapi perah rakyat kategori sedang. c. 28,68-37,01 = Peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan pada ternak peternakan sapi perah rakyat kategori tinggi.

43 Kelas kategori untuk variabel terikat (tingkat penerapan penyajian rumput ) pada peternakan sapi perah rakyat dengan jumlah pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan adalah: a. 13,00-22,00 = Tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah rakyat termasuk kategori rendah. b. 22,01 31,01 = Tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah rakyat termasuk kategori sedang. c. 31,02-40,00 = Tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah rakyat termasuk kategori tinggi. Model analisis yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman. Analisis digunakan untuk mencari korelasi keeratan atau menguji hipotesis asosoatif antara dua variabel yaitu peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput dengan data berskala ordinal atau ranking. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. 2.4. Metode Analisis 2.4.1. Analisis Deskriptif Peneliti menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis data. Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,2011).

44 2.4.2. Analisis Korelasi Spearman Metode analisis korelasi Rank Spearman adalah suatu metode digunakan untuk mencari hubungan keeratan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal atau ranking. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung jumlah skor dari peran penyuluh dan tingkat penerapan teknologi pakan. Perhitungan korelasi dua variabel tersebut menggunakan aplikasi SPSS. Perhitungan korelasi keeratan antara dua variabel tersebut menggunakan perhitungan analisis statistik non parametrik korelasi Rank Spearman. Apabila banyak data variabel yang diranking sama (memiliki nilai yang sama), maka dapat digunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman yang telah dimodifikasi dengan tujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama dari hasil peritungan koefisien korelasi Rank Spearman. Berdasarkan Siegal (1985) rumus korelasi Rank Spearman ditulis sebagai berikut : rs= X² + Y² - di² 2 ( X² Y² ) Dimana : X² = (n³ - n) - Tx 12 Y² = (n³ - n) - Ty 12

45 Dengan faktor koreksi : Tx = (t³ - t) 12 Ty = (t³ - t) 12 Keterangan : rs = koefisien korelasi di = ranking Variabel X Variabel Y x = variabel X ( variabel bebas ) y =variabel Y ( variabel terikat) t = data yang nilainya sama n = jumlah sample Tx = faktor korelasi X Ty = faktor korelasi Y Fungsi analisis ini untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dan variebel terikat yang berskala ordinal dari Pengujian dengan metode analisi ini dapat didasarkan pada sampel kecil ataupun sampel besar (apabila n 10) korelasi Rank Spearman bisa juga disebut korelasi berjenjang, korelasi berpangkat, dan ditulis dengan notasi (rs).

46 Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut : Uji Signifikasi t Kaidah Keputusan : t = r s n 2 1 r s 2 Jika t hitung < t tabel maka terima H0 Berarti tidak terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah. Jika t hitung > t tabel maka tolak H0 Berarti terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah. Pada pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (H0 ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956) yaitu sebagai berikut : rs < 0,20 : Hubungan yang sangat kecil / lemah dan bisa diabaikan 0,20 rs < 0,40 : Hubungan yang kecil / tidak erat 0,40 rs < 0,70 : Hubungan yang cukup erat 0,70 rs < 0,90 : Hubungan yang erat 0,90 rs 1,00 : Hubungan sangat erat