BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

Juknis Operasional SPM

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 44 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 913 TAHUN 2011 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 54 SERI E

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 12 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

BUPATIBATANG PERATURANBUPATIBATANG NOMOR 8 T TAHUN 2012 TENTANG STANDARPELAYANANMINIMALBIDANG KESEHATAN DI KABUPATENBATANG

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 24 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

D I N A S K E S E H A T A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan penduduk, responsif

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. Sebuah Panduan Formulasi di Tingkat Puskesmas/Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PENGANTAR PRINSIP KERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 TAHUN 2013

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, perlu menetapkan Standar Pelayanan Minimal di Kabupaten; b. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota sudah diganti menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;

c. bahwa perlu diadakan penyesuaian Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 26 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten terhadap diktum (b) di atas; d bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 2

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4585); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4593); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 3

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara RI Tahun 2011 Nomor 310); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100.05-76 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan Minimal; 16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota; 17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 4

18. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 16 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 108); 19. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 157 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Serta Uraian Jabatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara; 20. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 182 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Banjarnegara. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. 5

3. Bupati adalah Bupati Banjarnegara. 4. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinkes adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. 5. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya pada unit pelayanan kesehatan. 6. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi Pemerintah dalam memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. 7. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan terhadap individu atau keluarga dalam masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. 8. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara yang selanjutnya dapat disingkat SPM Bidang Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara beserta Unit Pelaksana Teknis Dinasnya. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 10. Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. 6

BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN Pasal 2 (1) Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan. (2) Indikator kinerja yang terdapat pada SPM Kesehatan ini terdiri dari Indikator Input dan Indikator Output. (3) Indikator kinerja yang terdapat pada SPM Kesehatan beserta target tahun 2015 sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III PENGORGANISASIAN Pasal 3 (1) Bupati/kota bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinkes Kabupaten. (2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. (3) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. 7

BAB IV PELAKSANAAN Pasal 4 (1) SPM Bidang Kesehatan yang ditetapkan merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian target pelayanan bidang kesehatan pada Dinas Kesehatan di Kabupaten. (2) SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) dilaksanakan dengan Petunjuk Pelaksanaan dan Standar Teknis yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V PEMBINAAN Pasal 5 (1) Pemerintah Kabupaten memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan dan mekanisme kerjasama antar sektor dan masyarakat. (2) Fasilitasi dimaksud ayat (1) Pasal ini dalam bentuk pemberian standar teknis, pedoman, bimbingan teknis dan pelatihan meliputi : a. perhitungan kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan; b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM Bidang Kesehatan; c. penilaian pengukuran kinerja pelaksanaan pelayanan kesehatan; dan d. penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan SPM Bidang Kesehatan. 8

Pasal 6 (1) Bupati melaksanakan supervisi dan pemberdayaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan. (2) Untuk mendukung pelaksanaan supervisi dan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat membentuk Tim Supervisi dan Pemberdayaan yang mengikutsertakan unsur-unsur baik pemerintah daerah, masyarakat maupun lembaga kemasyarakatan yang terkait. BAB VI PENGAWASAN Pasal 7 (1) Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan berdasar SPM Bidang Kesehatan yang ditetapkan. (2) Bupati menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan melalui Gubernur Jawa Tengah. Pasal 8 (1) Dinas Kesehatan melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan yang ditetapkan Bupati. (2) Hasil monitoring dan evaluasi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati. 9

BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 9 (1) Sumber pembiayaan pelaksanaan pelayanan kesehatan untuk pencapaian target sesuai SPM Bidang Kesehatan dibebankan pada APBD Kabupaten. (2) Apabila dibutuhkan, Dinkes dapat mengajukan perencanaan kebutuhan anggaran dan pembiayaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan kepada Pemerintah dan atau Pemerintah Provinsi. (3) Perencanaan kebutuhan anggaran dan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), deng an menyajikan data dan analisa kebutuhan biaya untuk pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan, kesenjangan antara kebutuhan dan alokasi anggaran serta kapasitas fiskal pemerintah kabupaten. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 (1) Pada saat peraturan ini mulai berlaku semua peraturan yang berkaitan dengan SPM Kesehatan di Kabupaten dinyatakan tidak berlaku. (2) Dengan berlakunya peraturan ini, maka Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 26 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. 10

(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Pasal 11 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara. Ditetapkan di Banjarnegara pada tanggal 5-9-2011 BUPATI BANJARNEGARA, Cap ttd, D J A S R I Diundangkan di Banjarnegara pada tanggal 5-9-2011 SEKRETARIS DAERAH, Cap ttd, FAHRUDIN SLAMET SUSIADI BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Daerah, Drs. Fahrudin Slamet Susiadi,MM Pembina Utama Muda NIP. 19600519 19810 1 001 11

Lampiran : Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor : 862 Tahun 2011 Tanggal : 5-9-2011 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA 1 2 3 4 A Pelayanan Kesehatan 95% Dasar 1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12. Cakupan peserta KB aktif TARGET TH.2015 80% 90% 90% 80% 90% 90% 70% 12

1 2 3 4 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin B Pelayanan Pengobatan/Perawatan 15. Persentase cakupan rawat jalan 16. Persentase cakupan rawat inap 20 5 C Pelayanan Kesehatan Rujukan 17. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 18. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100 % pada D E F G H Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015 19. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 20. Kesembuhan penderita TBC BTA positif (CR/Cure Rate) 21. Penemuan kasus TBC positif (CDR/ Cure Detection Rate). 22. Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 23. Penderita malaria yang diobati 24. Jumlah penderita malaria baru (API) 25. Cakupan Desa Siaga Aktif 26. Persentase Posyandu Purnama 27. Persentase Posyandu Mandiri >85% 70% < 1 permil 90% 50% > 10% 13

1 2 3 4 I Kesehatan 28. Persentase penduduk yang 70% Lingkungan memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas 29. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 30. Persentase penduduk yang 75% menggunakan jamban sehat 31. Persentase penduduk tidak Buang 75% air Besar Sembarangan (BABS) 32. Persentase cakupan TTU yang 85% memenuhi syarat kesehatan 33. Persentase cakupan rumah yang 85% memenuhi syarat kesehatan 34. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan J Gizi Masyarakat 35. Balita yang datang dan ditimbang 36. Balita yang naik berat badannya 37. Balita bawah garis merah 38. Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun 39. Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun 40. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A 41. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 42. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi Bawah garis Merah dari keluarga miskin 43. Balita gizi buruk mendapat perawatan 70% 70% < 15% 95% 95% 90% 90% 14

1 2 3 4 44. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif 65% 45. Persentase desa dengan garam beryodium baik 90% BUPATI BANJARNEGARA, Cap ttd, D J A S R I 15

16