ANALISIS FAKTOR INTERNAL-EKSTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP DISTRIBUSI DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr.M.M DUNDA LIMBOTO TAHUN 2015 SKRIPSI

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

EVALUASI IMPLEMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Kata kunci: pengelolaan obat, indikator efisiensi, Instalasi Farmasi RSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara, metode Hanlon

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

ANALISIS KINERJA INSTALASI FARMASIRUMAH SAKIT X PURWOKERTODITINJAU DARI PERSPEKTIF CUSTOMER BALANCED SCORECARD KETERJARINGAN PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

Analisis Pengelolaan Obat Pada Tahap Pengadaan Di Instalasi Farmasi RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

DAFTAR ISI. Daftar Isi. Pengantar dari Penyunting. Formulir Untuk Berlangganan Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

ANALISIS KINERJA DAN PEMETAAN STRATEGI INSTALASI FARMASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pelayanan kefarmasiaan saat ini telah berubah orientasinya dari

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

PERENCANAAN STRATEGIK PERUSAHAAN KECIL MENENGAH MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT PADA UNIVERSAL TRADING INDONESIA DI SURABAYA. Tesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PENGEMBANGAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Analisis Distribusi Obat Rawat Inap di Instalasi Farmasi RSUD Tarakan Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

ANALISIS PENGENDALIAN OBAT SITOSTATIKA DENGAN METODE EOQ DAN ROP

Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman

JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN PASIEN UNTUK PELAYANAN DI BAGIAN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

: ANALISIS SWOT. Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan (selama 200. : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai. Teknik Analisis SWOT

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

PIMPINAN UMUM / PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. Marchaban, DESS.,Apt. Dewan Penyunting. Dr. Satibi, SSi.,MSi.,Apt. Anna Wahyuni, S.Farm.,M.PH.,Apt.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

Tin Herniyani, SE, MM

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT TAHAP SELEKSI DAN PERENCANAAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RSUD H. HASAN BASERY KANDANGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL STRATEGI BERSAING GRAND KEUDE KUPIE ULEE KARENG DAN GAYO JALAN SEI SERAYU NO 85 MEDAN SKRIPSI

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK. 2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

EVALUASI MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Analisis Kinerja Instalasi Farmasi RS Medika Mulya Wonogiri pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Proses Bisnis Internal

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

Kata kunci : Kualitas pelayanan, Instalasi Farmasi, GAP, RSUD Ratu Zalecha Martapura

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta untuk menghindari kesalahn intepretasi. Instrumen diuji kepada 26

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN.

Transkripsi:

10 Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 2016, 01, 10-20 ANALISIS FAKTOR INTERNAL-EKSTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Sholichah Rohmani 1*, Achmad Fudholi 1, dan Lukman Hakim 1 1 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta *email korespondensi: licha.apt@gmail.com Abstrak: Analisis SWOT merupakan awal proses perumusan strategi, merupakan analisis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatankekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahankelemahan internal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal, dan merumuskan rencana strategis bagi instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan proses pengelolaan obat di IFRS tahun 2009, kemudian mengumpulkan data primer dengan mengadakan observasi langsung berupa wawancara dengan Kepala IFRS, dan langkah selanjutnya dengan menyebarkan kuesioner untuk dokter, pegawai, dan pasien rawat jalan. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan internal meliputi pengelolaan obat, pada tahap selection hanya 6% obat yang sesuai dengan DOEN. Pada tahap procurement, rata-rata persentase dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan sebenarnya adalah 95,6%, rata-rata persentase kesesuaian antara perencanaan dengan pemakaian sebesar 105,01%, dan tingkat ketersediaan obat adalah 35 hari. Pada tahap distribution, tidak ada obat yang kadaluwarsa di tahun 2009, dan pada tahap use, kecepatan waktu pelayanan resep pasien rawat jalan rata-rata 30,47 menit untuk resep non racikan dan 60,01 menit untuk resep racikan. Untuk faktor eksternal meliputi: peluang (opportunity), mencakup staf instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu mengikuti pelatihan atau seminar, pelayanan di instalasi farmasi baik, ketersediaan obat di instalasi farmasi lengkap. Ancaman (threat), berupa adanya rumah sakit swasta di kota Surakarta, pembeli menuntut kualitas pelayanan, waktu tunggu obat di instalasi farmasi yang lama. Posisi instalasi farmasi dari hasil analisis SWOT berada pada posisi kuadran I, strategi yang dapat diterapkan oleh instalasi farmasi RSUD Dr.Moewardi Surakarta dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Abstract: SWOT analysis is first step for formulating the strategic, to analyze the external and internal environmental factors. The purpose of this research is to analyze the external and internal environmental factors which influence pharmacy department, formulating the

11 strategic management of the pharmacy department that can increase good works Pharmacy Department of RSUD Dr. Moewardi Surakarta.The method for the research is realized by collecting secondary data related to drugs management in pharmacy department, and then collect the primary data by conducting direct observation in the form of interview with Chief Pharmacy Department and distribute questionnaires to the doctor, officials, and patients. To determine the management of drug using the drug management indicators and to determine strengths, weaknesses, opportunities, and threats using SWOT analysis. The result showed that the internal environmental factor such as drug management in selection phase, selected drugs by DOEN is 6%. Procurement phase, the percentage of capital available along with all the used fund can only absorbs the average of 95,6% of the real total, percentage according to between planning with the fact to inappropriate drug 105,01%, and the average availability of medicine of 35 days. On distribution phase, the expired or damaged medicine out of the supported 0%. Use phase, showed by the waiting time for outpatient uncompounding prescription is 30,47 minutes and compounding prescription is 60,01 minutes. External environmental factors in pharmacy department such as opportunity: human resources in pharmacy department need to practical training, a good service in pharmacy department, drugs is complete; threats focused on existing hospitals in Surakarta, good services for customers quality, long waiting time for drug in pharmacy department. Pharmacy Department of RSUD Dr. Moewardi Surakarta was on the first quadrant. The strategy which can be used by Pharmacy Department of RSUD Dr. Moewardi Surakarta in this condition is to support the aggressive growing policy (growth oriented strategy). 1. Pendahuluan Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, salah satu di antaranya adalah dengan penyediaan obat yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Realisasi tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah rumah sakit. Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit dilakukan oleh instalasi farmasi. Sementara Yusmainita (2002) menyebutkan bahwa divisi farmasi merupakan salah satu revenue center utama mengingat lebih dari 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis pakai, alat kedokteran dan gas medik) dan 50% total pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Fungsi utama instalasi farmasi rumah sakit adalah melaksanakan pengelolaan obat. Pengelolaan obat di instalasi farmasi meliputi tahap-tahap selection, procurement, distribution, dan use yang saling terkait satu sama lain sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing dapat berfungsi secara optimal. Ketidakterkaitan antara masing-masing tahap akan mengakibatkan sistem suplai dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien.

12 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami faktor lingkungan internal manajemen obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, menganalisis faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi instalasi farmasi, dan merumuskan rencana strategis di instalasi farmasi yang dapat meningkatkan kinerja instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Metode Penelitian 2.1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terdiri dari dokter di RSUD Dr. Moewardi sebanyak 158 orang, 96 orang perawat, dan 71 orang pegawai di instalasi farmasi. 2.2. Alat Ukur Penelitian Data primer yang diperoleh dari kuesioner untuk kepala instalasi farmasi, dokter, perawat, apoteker, asisten apoteker, dan pasien rawat jalan. Data sekunder diambil dari dokumen kegiatan di instalasi farmasi yang berhubungan dengan pengelolaan obat. Data yang diambil adalah data pada tahun 2009. 3. Jalan Penelitian 3.1. Orientasi Masalah, Penyusunan Proposal dan Kuesioner serta Pengurusan Izin Pada tahap ini dilakukan orientasi permasalahan yang ada kemudian dilakukan studi pustaka untuk menyusun proposal penelitian. Analisis lingkungan internal yang meliputi analisis kekuatan dan kelemahan serta analisis eksternal yang meliputi peluang dan ancaman, hasil analisis data dari pengelolaan obat (selection, procurement, distribution dan use). Kemudian dilakukan pengurusan izin penelitian kepada bagian akademik Program Studi Magister Manajemen Farmasi Universitas Gadjah Mada. 3.2. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji coba instrumen dilakukan pada 20 responden untuk kelompok dokter, perawat, dan karyawan instalasi farmasi. Waktu pengisian kuesioner selama 1 minggu dan kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Uji validitas dihitung secara statistik dengan program SPSS. Uji reliabilitas formula yang digunakan adalah koefisien Alfa. Jika nilai alfa lebih besar dari nilai r tabelnya maka kuesioner penelitian dinyatakan reliabel. 3.3. Penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan pengelolaan obat (selection, procurement, distribution, use), serta menyebarkan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya kepada responden dan diberi waktu selama kurang lebih 1 minggu.

13 3.4. Analisis Hasil Peneltian Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan analisis hasil penelitian, data yang diolah dari hasil penelitian meliputi pengumpulan data pengelolaan obat menurut indikator dan mencari informasi kepada pihak-pihak terkait. Data dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dievaluasi berdasarkan identifikasi temuan dan hasilnya disajikan dalam bentuk tekstual berupa narasi. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk menjelaskan jika terjadi perubahan secara visual. Kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui kesahihan dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Analisis data hasil kuesioner untuk menentukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang mengikuti cara-cara penentuan faktor eksternal dan faktor internal (Rangkuti, 2001). 3.5. Penyusunan Laporan dan Pelaporan Hasil Penelitian Pada tahap terakhir ini dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis tersebutdilakukan penyempurnaan laporan apabila diperlukan. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian meliputi beberapa tahap pengelolaan obat dan analisis SWOT untuk mengetahui posisi instalasi farmasi. 4.1. Pengelolaan Obat 4.1.1. Selection Pada tahap seleksi menggunakan indikator kesesuaian item obat seleksi dengan DOEN. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah obat yang diseleksi tahun 2009 hanya 6% obat yang sesuai dengan DOEN, hal ini dapat berdampak pada ketidakefisienan dalam penggunaan dana maupun dalam penggunaan obat karena penyediaan obat lain yang dimungkinkan relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan obat esensial. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Jumlah (%) 99% 100% 98% 97% 96% 95% 94% 6% Jenis Obat Obat yang tersedia Obat yang masuk DOEN Gambar 1. Diagram Persentase Kesesuaian Item Obat yang Tersedia dengan DOEN

14 4.1.2.Procurement Tahap procurement meliputi pengukuran kebutuhan obat (perencanaan), memilih metode pengadaan, penetapan kesepakatan kontrak, menjamin mutu obat, dan memastikan kontrak berjalan sebagaimana mestinya (Quick dkk., 1997). Perencanaan obat di RSUD Dr. Moewardi menggunakan metode konsumsi. a. Persentase dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Jumlah (%) 99% 98% 97% 96% 95% 94% 100% Jenis Dana 96% Dana yang dibutuhkan Dana yang tersedia Gambar 2. Diagram Persentase Dana yang Tersedia Dibanding Dana yang Dibutuhkan Sebenarnya Persentase dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan sebenarnya ratarata adalah 95,6%.Walaupun hanya memenuhi 95,6% saja, hal ini masuk termasuk kekuatan di IFRS. b. Persentase kesesuaian antara perencanaan dengan kenyataan untuk masing-masing obat Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase kesesuaian antara perencanaan dengan pemakaian sebesar 105,01%. Perbandingan antara perencanaan dengan kenyataan akan semakin baik jika mendekati 100%. c. Tingkat ketersediaan obat Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat ketersediaan obat di Instalasi Farmasi adalah 35 hari. Dengan demikian gudang Instalasi Farmasi masih mempunyai persediaan obat untuk kebutuhan selama 35 hari dalam waktu sebulan pada tahun 2009 selama waktu tunggu kedatangan obat 4.1.3. Distribution Pelayanan obat untuk pasien rawat jalan membutuhkan waktu rata-rata 30,47 menit untuk resep non racikandan 60,01 menit untuk resep racikan. 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan program SPSS, rekapitulasi hasil pengujian validitas responden pasien rawat jalan, dari 15 item pertanyaan ada 2 item nomor yang hasilnya

15 tidak valid. Hasil uji validitas responden dokter semua item pertanyaan hasilnya valid, sedangkan hasil uji validitas responden pegawai dari 60 item pertanyaan ada satu item nomer yang hasilnya tidak valid 4.2.2. Uji Reliabilitas Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah menggunakan koefisien Alfa, diperoleh hasil bahwa nilai hitung koefisian reliabilitas sebesar 0.9132 untuk responden pasien; 0,9640 untuk responden pegawai; dan 0,8926 untuk responden dokter, berarti semua pengukurannya reliabel. Secara teoretis untuk menafsirkan hasil uji reliabilitas, kriteria yang digunakan adalah jika nilai hitung alfa > dari nilai r tabelnya maka kuesioner penelitian dinyatakan reliable dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data. 4.3. Analisis SWOT Data penilaian dari faktor eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel, Tabel 2, dan Tabel 3. Tabel 1. Data Penilaian Faktor Eksternal (Ancaman) No Faktor Bobot Rating Bobot x Rating 1 Umur harapan hidup meningkat 0.05 4 0.2 2 Pemanfaatan teknologi canggih mengakibatkan biaya kesehatan mahal 0.05 3 0.15 3 Adanya RS swasta 0.15 2 0.3 4 Jadwal pengiriman obat dari pemasok 0.05 3 0.15 5 Sistem pembayaran secara ketat dari pemasok 0.05 3 0.15 6 Pembeli menuntut kualitas pelayanan 0.15 2 0.3 7 Kesan terhadap pelayanan yang diberikan petugas 0.15 1 0.15 8 Waktu tunggu obat di IF lama 0.15 2 0.3 9 Selalu mendapat informasi dari petugas 0.05 3 0.15 10 Adanyaapotek pelengkap di dalam RS 0.15 1 0.15 TOTAL 1 2 Tabel 2. Data Penilaian Faktor Eksternal (Peluang) No Faktor Bobot Rating Bobot x Rating 1 Kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat 0,08 3 0,24 2 Pertambahan pola penyakit 0,06 3 0,18 3 Adanya komputerisasi 0,06 2 0,12 4 Staf mengikuti pelatihan/seminar 0,08 4 0,32 5 Usaha peningkatan iptek 0,04 3 0,12 6 Penguasaan internet 0,04 3 0,12 7 Pelayanan di IF RSUD Dr. Moewardi baik 0,08 4 0,32 8 Petugas IFRS dalam melayani resep bersikap ramah 0,08 3 0,24 9 Obat yang dibeli selalu ada di IF 0,06 4 0,24 10 Obat yang diterima sesuai yang diresepkan 0,08 3 0,24 11 Ketersediaan obat di IF lengkap 0,08 4 0,32

16 12 Jikaobat yang diresepkan tidak ada, petugas selalu member tahu dan diganti dengan obat lain yang isinya sama 0,04 3 0,12 13 Jikaobat yang diresepkan tidak ada, petugas selalu member tahukan untuk membeli di apotek lain 0,02 2 0,15 14 Ruang tunggu di IF nyaman 0,08 2 0,16 15 Lokasi IF strategis 0,06 2 0,12 16 Informasi yang diberikan dapat dipahami 0,06 3 0,18 TOTAL 1 3,19 Nilai faktor eksternal Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi adalah: 3,19 2,00 = 1,19 Tabel 3. Data Penilaian Faktor Internal (Kekuatan) No Faktor Bobot Rating Bobot x Rating 1 Uraian tugas staf 0,03 3 0,09 2 Tanggung jawab staf 0,02 2 0,04 3 Pemabagian wewenang dalam mengambil keputusan 0,02 2 0,04 4 Perhatian pimpinan RS 0,03 3 0,09 5 Pengembangan sistem pelayanan 0,02 3 0,06 6 Dukungan instalasi lain 0,01 1 0,01 7 Dukungan dokter 0,02 2 0,04 8 Sikap pimpinan IFRS terhadap pengembangan IF 0,03 4 0,02 9 Kemampuan AA 0,02 3 0,06 10 Kemampuan petugas untuk bersaing 0,02 3 0,06 11 Kerjasama petugas dengan profesi lain 0,02 2 0,04 12 Kemampuan petugas untuk memberi informasi obat 0,03 3 0,09 13 Hubungan apoteker dengan dokter 0,02 3 0,06 14 Hubungan antar apoteker 0,03 3 0,09 15 Disiplin petugas 0,02 4 0,08 16 Keramahan petugas 0,03 3 0,09 17 Usaha untuk meningkatkan kemampuan petugas 0,02 3 0,06 18 Kemampuan petugas untuk mengikuti IPTEK 0,03 3 0,09 19 Jumlah apoteker untuk bersaing 0,03 3 0,09 20 Jumlah AA untuk bersaing 0,03 3 0,09 21 Kemampuan manajerial apoteker di IF 0,03 4 0,12 22 Penampilan fisik instalasi farmasi 0,02 2 0,04 23 Sarana komunikasi di instalasi farmasi 0,02 3 0,06 24 Sirkulasi udara di inslasi farmasi 0,01 1 0,01 25 kelengkapan alat peracikan obat 0,01 2 0,02 26 Kelengkapan meja, kursi, lemari, dan rak obat 0,01 2 0,02 27 Kelengkapan obat & alkes/bahan habis pakai 0,03 3 0,09 28 Penataan lemari, meja, kursi di instalasi farmasi 0,02 2 0,04 29 Penataan obat & alkes/bahan habis pakai 0,02 3 0,06 30 Penyimpanan dokumen di instalasi farmasi 0,01 2 0,02 31 Sistem komputerisasi di instalasi farmasi 0,03 3 0,09 32 Layout ruang tunggu di instalasi farmasi 0,01 1 0,01 33 IF dalam memberi konstribusi ke rumah sakit 0,03 3 0,09 34 Usaha instalasi farmasi untuk meningkatkan labanya 0,03 3 0,09 35 Pendanaan untuk operasionalisasi instalasi farmasi 0,02 3 0,06 36 Kewenangan IF untuk menentukan anggarannya 0,01 2 0,02 37 Usaha IF meningkatkan efisiensi keuangan di RS 0,01 2 0,02 38 Pembukuan keuangan di instalasi farmasi 0,02 3 0,06

17 39 Profil keuangan di IF sekarang 0,02 2 0,04 40 Kebijakan pihak keuangan di instalasi farmasi 0,03 4 0,02 41 Petugas mengutamakan kenyamanan dan keamanan 0,02 3 0,06 42 Kecepatan pelayanan & penggunaan teknologi 0,01 3 0,03 43 Petugas melakukan pemeriksaan ulang terhadap resep 0,03 3 0,09 44 Tidak ada obat kadaluwarsa 0,03 4 0,12 45 Persentase dana yang tersedia 0,02 3 0,06 46 Persentase kesesuaian perencanaan dan kenyataan 0,02 2 0,04 TOTAL 1 2,87 Tabel 4. Data Penilaian Faktor Internal (Kelemahan) No Faktor Bobot Rating Bobot x Rating 1 Hubungan apoteker dengan pasien 0.2 2 0.4 2 Perekrutan petugas di instalasi farmasi 0.2 2 0.4 3 Sumber informasi untuk pengembangan pengetahuan 0.2 1 0.2 4 Kecepatan petugas IF memperoleh informasi baru 0.1 1 0.1 5 Kebersihan ruangan di instalasi farmasi 0.1 2 0.2 6 Kesediaan obat yang tersedia dengan DOEN 0.2 2 0.4 TOTAL 1 1.7 Nilai faktor internal instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi adalah: 2,87 1,7 =1,17 Berdasarkan analisis SWOT yang sudah dilakukan, maka posisi instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta seperti pada Gambar 3. Posisi IFRS (1,19 ; 1,17) Gambar 3. Posisi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). 4.4. Analisis Visi dan Misi Visi instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi adalah menyelenggarakan pelayanan medik bidang farmasi, yang mampu menghadapi tantangan masa depan, perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, dan kefarmasian. Misi instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia penyelenggara pelayanan farmasi, dan meningkatkan komitmennya terhadap peningkatan mutu pelayanan farmasi, meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan farmasi, meningkatkan competitiveness pelayanan farmasi rumahsakit.

18 4.5. Isu-Isu Utama 4.5.1. Strategi Strength-Opportunities (Kekuatan-Peluang) a. Meningkatkan seluruh sumber daya yang ada untuk meraih pangsa pasar. b. Meningkatkan kemampuan Apoteker dan Asisten Apoteker untuk mengembangkan instalasi farmasi menjadi salah satu Unit Bisnis Strategis. c. Memanfaatkan semua fasilitas untuk meningkatkan kualitas pelayanan. d. Lokasi apotek yang strategis. 4.5.2. Strategi Wekanesses-Opportunities (Kelemahan-Peluang) a. Mengikuti pelatihan atau seminar, usaha peningkatam IPTEK, dan penguasaan internet untuk mengoptimalkan kemampuan petugas untuk bersaing. b. Meningkatkan pelayanan sebagai antisipasi terhadap semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, umur harapan hidup, jumlah penduduk dan pertambahan pola penyakit. c. Merebut segmen pasar yang lebih besar dengan memperbaiki sarana komunikasi, penampilan fisik apotek dan kemampuan SDM. 4.5.3. Strategi Strength-Threats (Kekuatan-Ancaman) a. Mengutamakan kenyamanan dan keamanan pasien dalam mengonsumsi obat untuk meningkatkan tuntutan kualitas pelayanan dari pasien. b. Jumlah Apoteker, Asisten Apoteker dan kemampuan Apoteker untuk mengembangkan Unit Bisnis Strategis ditunjang kerjasama petugas dengan profesi lain di RSUD Dr. Moewardi dapat mengantisipasi pesaing. c. Memanfaatkan dukungan instalasi lain untuk meningkatkan pelayanan. 4.5.4. Strategi Weaknesses-Threats (Kelemahan-Ancaman) a. Meningkatkan kemampuan manajerial Apoteker untuk menghadapi persaingan dengan rumah sakit dan apotek swasta yang semakin ketat, terutama apotek pelengkap dalam RS. b. Membentuk sikap pelayanan berorientasi pelanggan pada seluruh staf. c. Membangun hubungan baik dengan pasien, profesi lain dan pemasok dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. 4.6. Penetapan Strategi Posisi instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi berada pada kuadran I yaitu memiliki peluang dan kekuatan sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy), dapat berupa : a. Market Penetration Upaya-upaya konkret yang bisa dilakukan antara lain : 1. Dengan perekrutan SDM baru yang sesuai dengan kebutuhan IFRS 2. Melakukan promosi kesehatan b. Market Development Strategy

19 Misalnya dengan pengadaan ruangan khusus untuk apoteker memberikan pelayanan konsultasi dan sumber informasi obat bagi tenaga kesehatan maupun pasien c. Product Development Strategy Upaya-upaya konkret yang bisa dilakukan antara lain : 1. Adanya reward and punishment 2. Menerapkan secara nyata perundangan-undangan yang berlaku yaitu adanya UU No.44 tahun 2009 yang mewajibkan IFRS menerapkan sistem satu pintu 3. Adanya sistem antar jemput resep dan obat 4. Melakukan pengukuran kepuasan pasien dan dispensing time secara periodic 5. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien 6. Menjalin kerjasama dengan apotek di sekitar RSUD Dr. Moewardi Surakarta 5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan : a. Faktor internal di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi meliputi pengelolaan obat, yang meliputi : 1. Tahap Selection Jumlah obat yang diseleksi tahun 2009 hanya 6% yang sesuai dengan DOEN. 2. Tahap Procurement Persentase dana yang tersedia dengan keseluruhan dana yang dibutuhkan sebenarnya rata-rata adalah 95,6%. Rata-rata persentase kesesuaian antara perencanaan dengan pemakaian sebesar 105,01%. Tingkat ketersediaan obat adalah 35 hari dalam satu bulan di tahun 2009. 3. Tahap Distribution Tidak ditemukan adanya obat yang kadaluwarsa di tahun 2009. 4. Tahap Use Pelayanan obat untuk pasien rawat jalan membutuhkan waktu rata-rata 30,47 menit untuk resep non racikan dan 60,01 menit untuk resep racikan. b. Faktor eksternal di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta meliputi : 1. Peluang (Opportunity), meliputi : Staf Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu mengikuti pelatihan/seminar. Pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta baik. Ketersediaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi lengkap. 2. Ancaman (Threat), meliputi : Adanya rumah sakit swasta di Kota Surakarta. Pembeli menuntut kualitas pelayanan. Waktu tunggu obat di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi lama.

20 c. Strategi yang dapat diterapkan oleh Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) seperti : 1. Market Penetration 2. Market Development Strategy 3. Product Development Strategy Daftar Pustaka Anonim., 1999. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1334/MENKES/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Quick, J. D., Rankin, J. R., Laing, R. O., O'Connor, R. W., Hogerzeil, H. V., Dukes, M.N.G., & Garnett, A., 1997. Managing Drug Supply, Second edition, revised and expanded. Kumarian Press, Connecticut. Rangkuti, F., 2001. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yusmainita., 2002. Pemberdayaan Instalasi Rumah Sakit Bagian I. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/122002/top-1.htm. (diakses pada tanggal 24 November 2010).