BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DALAM BER-KB PEGANGAN BAGI KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA. Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu pasangan suami isteri untuk, (1), Menghindari kelahiran yang tidak

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan. menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2012).

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memutuskan bersama istri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai motivator KB

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

METODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning) adalah kegiatan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI DAN PSIKIS TERHADAP KEIKUTSERTAAN SUAMI DALAM VASEKTOMI DI DESA SEKIP KECAMATAN LUBUK PAKAM

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pada Laki-laki di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan-Denai.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). dan jarak anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

SAP KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organization (WHO, 1970), Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi

Faktor faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan KB Vasektomi di Kecamatan Johar Baru Kodya Jakarta Pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia dan. sejahtera, yaitu melalui penurunan tingkat kelahiran.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

2 Pemahaman kesehatan reproduksi tersebut termasuk pula adanya hak-hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB III VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

E. Pengetahuan No Daftar Pertanyaan Jawaban

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Jadi persepsi adalah kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu (Komaruddin,2002). Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan penciuman (Slameto, 2003). Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu struktur, hasil persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya sangat subjektif (Roger, 1965 dikutip dari Walgito 2004). Semakin tinggi der ajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin

10 sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. 2. Faktor pengaruh persepsi seseorang Menurut Walgito (2003) dalam persepsi, individu harus mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Faktor-faktor stimulus terdiri dari 3 yaitu : Pertama, objek yang dipersepsi adalah objek mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus yang datang dari luar individu langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Stimulus juga dapat datang dari dalam diri individu, langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu tersebut. Kedua, alat indera, saraf dan susunan saraf pusat. Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada ke susunan saraf pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran sebagai alat untuk mengadakan respon yang diperlukan saraf motorik. Ketiga, perhatian untuk menyadari sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

11 3. Faktor Pembentukan Persepsi Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain; sikap, pendidikan (pengetahuan), lingkungan, budaya (Rahmat, 2001) 1. Fungsional Persepsi individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal. Jadi persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut dan bermula dari kondisi biologisnya (Rakhmat,2001). 2. Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rahmat, 2001). 3. Pendidikan (Pengetahuan)

12 Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan (Rahmat, 2001). Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang. 4. Kepercayaan Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap bagi objek sikap. 5. Ekonomi Maslah ekonomi keluarga bisa mempengaruhi dala mempersepsi segala sesuatu termasuk dalam memilih kontrasepsi. 4. Jenis Persepsi Ada dua macam persepsi, yaitu : 1) External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu. 2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi obyek adalah dirinya sendiri (Sunaryo, 2004). 5. Syarat terjadi persepsi a. Adanya obyek : Obyek stimulus alat indra ( reseptor). Stimulus berasal dari luar individu (langsung mengenai alat indra /

13 reseptor) dan dari dalam diri individu (langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor). b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi. c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus. d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat saraf atau pusat kesadaran). Dan otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respon (sunaryo, 2004). 6. Proses Terjadinya Persepsi Persepsi melewati tiga proses,yaitu : a. Proses fisik (kealaman) Obyek stimulus reseptor atau alat indra. b. Proses fisiologis Stimulus saraf sensoris otak c. Proses psikologis proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima (sunaryo, 2004). B. Alat kontrasepsi 1. Definisi

14 Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 2002). Kontrasepsi berasal dari kata kontra, berarti "mencegah" atau "melawan" dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur matang dengan sel sperma (BKKBN, 2005). Kontrasepsi secara harfiah diartikan sebagai suatu alat atau metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2007). Menurut Prawirohardjo (2002), kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen. Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang untuk mengurangi angka kelahiran, mengatur jarak kelahiran untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak sehingga tercapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (BKKBN, 2004). 2. Manfaat alat kontrasepsi Ada beberapa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi yaitu faktor pasangan, faktor kesehatan, dan faktor metode kontrasepsi. Dalam faktor pasangan, harus mempertimbangkan

15 dari segi umur, gaya hidup, frekuensi senggama, dan jumlah anak yang diinginkan. Dalam faktor kesehatan, mempertimbangkan status kesehatan, riwayat keluarga, dan pemeriksaan fisik. Sedangkan dalam faktor alat kontrasepsi, harus mempertimbangkan efektivitas, efek samping, komplikasi-komplikasi yang potensial, dan biaya (Hartanto, 2003). 3. Jenis alat kontrasepsi pria jenis-jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh laki-laki ada 4 yaitu: a. Senggama terputus (coitus interuptus) merupakan metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari dalam vagina sebelum pria mencapai orgasme. Keuntungan senggama terputus yaitu: tidak memerlukan biaya, tidak memiliki efek samping dan tidak menggunakan zat-zat kimiawi, dapat digunakan setiap waktu, dan dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya. Sedangkan kelemahan metode senggama terputus yaitu tingkat kehamilan tinggi (17-25 %), dan kepuasan dalam hubungan seksual berkurang serta dapat menimbulkan tekanan kejiwaan. b. Pantang berkala yaitu metode KB yang mempertimbangkan masa subur wanita yang berkaitan erat dengan siklus menstruasi. Prinsip pasangan adalah tidak melakukan hubungan seksual pada saat masa subur istri.

16 Keuntungan pantang berkala adalah : hubungan seksual yang alami dan kepuasan seksual tidak terganggu. Sedangkan kelemahan pantang berkala adalah : kegagalan tinggi bila siklus menstruasi istri tidak teratur. c. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan pada suatu kegiatan senggama dengan menggunakan alat berbentuk kantong tipis yang terbuat dari bahan lateks (karet), pelastik (vinil) atau bahan alami, yang dikenakan pada alat vital seorang pria. 1) Cara kerja a) Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan. b) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) 2) Manfaat a) Kontrasepsi Adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak mempunyai pengaruh sistemik, murah dan dapat dibeli secara umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan

17 kesehatan khusus, metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda. b) Nonkontrasepsi Adalah memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber- KB, dapat mencegah penularan IMS, mencegah ejakulasi dini, membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks), saling berinteraksi sesama pasangan, mencegah imuno infertilitas. 3) Keterbatasan Keterbatasan kontrasepsi kondom adalah efektivitas tidak terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi, agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung), pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi, harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual, beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum, pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah. d. Metode Operasi Pria (MOP) Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman, dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya dengan operasi ini banyak kelahiran yang dapat dihindari. 1) Pengertian

18 Vasektomi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi merupakan tindakan penutup (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua saluran mani pria/suami sebelah kanan dan kiri; sehingga pada waktu bersanggama, sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur yang mengakibatkan tidak terjadi kehamilan. Tindakan yang dilakukan adalah lebih ringan dari pada sunat atau khitanan pada pria, dan pada umumnya dilakukan sekitar 15-45 menit, dengan cara mengikat dan memotong saluran mani yang terdapat di dalam kantong buah zakar. e. Peserta Metode Operasi Pria (MOP) a) Suami dari pasangan usia subur yang dengan sukarela mau melakukan vasektomi serta sebelumnya telah mendapat konseling tentang vasektomi. b) Mendapat persetujuan dari isteri : (1) Jumlah anak yang ideal, sehat jasmani dan rohani (2) Umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun (3) Mengetahui prosedur vasektomi dan akibatnya (4) Menandatangani formulir persetujuan (informed consent).

19 2) Kelebihan a) Efektivitas tinggi untuk melindungi kehamilan b) Tidak ada kematian dan angka kesakitannya rendah c) Biaya lebih murah, karena membutuhkan satu kali tindakan saja. d) Prosedur medis dilakukan hanya sekitar 15-45 menit e) Tidak mengganggu hubungan seksual f) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit jika dibandingkan dengan kontrasepsi lain. 3) Keterbatasan a) Masih memungkinkan terjadi komplikasi (misal perdarahan, nyeri, dan infeksi). Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Harus menggunakan kondom selama 12-15 kali sanggama agar sel mani menjadi negatif b) Pada orang yang mempunyai problem psikologis dalam hubungan seksual, dapat menyebabkan keadaan semakin terganggu. 4) Metode Operasi Pria (MOP) tidak dapat dilakukan apabila a) Pasangan suami-istri masih menginginkan anak lagi b) Suami menderita penyakit kelainan pembekuan darah c) Jika keadaan suami-istri tidak stabil

20 d) Jika ada tanda-tanda radang pada buah zakar, hernia, kelainan akibat cacing tertentu pada buah zakar dan kencing manis yang tidak terkontrol. 5) Indikasi Metode Operasi Pria (MOP) merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau ganguan terhadap kesehatan pria dan pasanganya serta melemahkan ketahanan dan kualitas kerja. 6) Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi : a. Infeksi kulit pada daerah operasi b. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien c. Hidrokel atau varikokel yang besar d. Hernia unguinalis e. Filariasis (elephantiasis) f. Undesensus testikularis g. Massa intrakroatalis h. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia. 7) Komplikasi yang dapat terjadi Komplikasi dapat terjadi pada saat :

21 a) Komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkab oleh penggunaan lidokain b) Manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. c) Dapat terjadi hematoma skrotalis d) Abses pada testis e) Atrofi testis f) Peradangan kronik granuloma di tempat insisi. 8) Kunjungan Ulang Kunjungan ulang dilakukan dengan jadwal sebagai berikut : a) Seminggu sampai dua minggu setelah pembedahan b) Sebulan setelah operasi c) Tiga bulan dan setahun setelah operasi. 9) Tempat Pelayanan Metode operasi pria dapat dilakukan di fasilitas kesehatan umum yang mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor. C. Pasangan Usia Subur (PUS) Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 sampai dengan 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat

22 mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008). Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 2010). Berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan usia subur (PUS) yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan Salah satu kendala yang menjadi masalah untuk mewujudkan partisipasi suami dalam penggunaan alat kontrasepsi pada laki-laki. Biaya yang mahal untuk melakukan Metode Operasi Pria (MOP) (BKKBN, 2011). D. Kerangka Teori Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan (Suparyanto, 2009, p.33). Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

23 Faktor yang mempengaruhi persepsi suami PUS terhadap kontrasepsi MOP Faktor Pengaruh : - Pengalaman masa lalu (fungsional) - Sikap - Pendidikan (pengetahuan) Persepsi - Ekonomi Gambar 2.1 Kerangka Teori menurut Rahmat, 2001 E. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini meneliti persepsi suami PUS terhadap kontrasepsi Metode Operasi Pria (MOP). Persepsi suami PUS terhadap Kontrasepsi metode operasi pria (MOP)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 24