HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Nisa khoiriah INTISARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) NOOR DWI LESTARI

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

Disusun Oleh: Wiwiningsih

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah tahun 2009 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar (32,93%). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Purworejo cakupan ASI eksklusif tahun 2010 sebesar (48,78%). Data dari Puskesmas Grabag, cakupan ASI eksklusif pada tahun 2010 sebesar (48,7%). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 44 ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Desa Harjobinangun Purworejo. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh p=0,007 (α=0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo. Kata kunci: Pengetahuan, Pemberian ASI PENDAHULUAN ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Ibu memberikan makan bayi dengan ASI bukan hanya memberinya awal kehidupan yang sehat dan bergizi, tetapi juga merupakan cara yang hangat, penuh kasih, dan menyenangkan. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini. ASI adalah makanan berstandar emas yang tidak bisa dibandingkan dengan susu formula atau makanan buatan apapun. ASI mengandung zat kekebalan (kolostrum) yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit (Anwar, 2009). Unsur unsur yang terkandung di dalam ASI antara lain hidrat arang, protein, lemak, mineral, dan vitamin (Purwanti, 2004). Manfaat utama pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangat banyak, antara lain sebagai nutrisi terbaik, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Manfaat ASI tidak hanya bagi bayi, tetapi juga bermanfaat bagi ibu, keluarga dan negara (Suradi dan Roesli, 2008). Bayi yang diberikan makanan pendamping atau susu selain ASI akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 4 kali lebih besar kemungkinan terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI (WHO, 2000). Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah satu kesepakatannya adalah semua keluarga mengetahui arti penting serta mendukung wanita dalam tugas pemberian ASI sampai 6 bulan pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia muda pada tahuntahun rawan (Roesli, 2000). Sejak dicanangkan kampanye ASI, berbagai kegiatan promosi 1

peningkatan penggunaan ASI diadakan, misalnya penataran-penataran atau ceramah ceramah kepada kelompok masyarakat tertentu. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menginformasikan bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Dalam hal ini petugas kesehatan ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan upaya peningkatan dan penggunaan ASI demi kesehatan ibu dan anak. Pada pekan peningkatan ASI sedunia tahun 1999 telah dicanangkan kembali gerakan masyarakat perduli ASI pada tanggal 2 Agustus 1999 oleh Presiden RI (Menkes cit Utami, 2000). Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 rata-rata cakupan ASI di Jawa Tengah baru mencapai 27,49% dari target yang diharapkan 80%. Pada tahun 2008 rata-rata cakupan ASI meningkat menjadi 28,08% dan 32,93% pada tahun 2009 (Dinkes Provinsi Jateng, 2010). Persentase pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Purworejo tahun 2010 adalah 41,97% atau sebanyak 3683 bayi dari jumlah keseluruhan 8778 bayi yang mendapat ASI eksklusif. Berdasarkan data Puskesmas Grabag tahun 2010 dengan jumlah bayi usia 0-6 bulan adalah 123, hanya 60 bayi yang mendapat ASI eksklusif (48,78%) (DKK Purworejo, 2010). Sedangkan berdasarkan data di Puskesmas Grabag diperoleh informasi cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun pada tahun 2010 baru mencapai 48,7% (Puskesmas Grabag, 2010). Studi pendahuluan dilakukan di Desa Harjobinangun pada tanggal 13 sampai dengan 15 Februari 2011 dengan 5 responden ibu dan diperoleh hasil ada 4 orang ibu yang memiliki pengetahuan baik dan 1 orang ibu yang memiliki pengetahuan cukup. Ibu yang memiliki pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif ada 2 orang, sedangkan 2 orang ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan 1 orang ibu yang memiliki 2 pengetahuan cukup diketahui bahwa ibu tersebut tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. METODELOGI PENELITIAN Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian ASI secara eksklusif. Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau variabel yang diamati dalam penelitian (Notoatmodjo, 2002). 1. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan mengenai ASI. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara kepada responden sedangkan parameter/ kategorinya adalah sebagai berikut: a. Baik : bila nilainya 76-100 b. Cukup : bila nilainya 56-75% c. Kurang : bila nilainya < 56% (Notoatmodjo, 2007). Skala data ordinal. 2. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Sedangkan parameter/ kategori yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Ya : bila ibu memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan b. Tidak : bila ibu tidak memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian

ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo. Penelitian dilakukan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo dalam waktu 1 (satu) bulan yaitu pada bulan Juni 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei analitik, peneliti mencoba untuk mencari hubungan antara variabel bebas (faktor resiko) dengan variabel tergantung (efek) yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel sehingga perlu disusun hipotesisnya (Taufiqurrohman, 2004). Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo yang berjumlah 50 orang. Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Bersedia menjadi responden. b. Responden bisa baca tulis Sampel dalam penelitian ini adalah 44 Ibu yang mempunyai bayi berumur 6 bulan 12 bulan dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dimana dalam teknik pengambilan sampel populasi dianggap mempunyai karakteristik yang sama untuk semua anggota populasi, dan sudah diketahui sebelumnya. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan data sekunder diambil melaui administrasi dan dokumentasi yang ada di Puskesmas Grabag. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan pemberian ASI eksklusif dengan menggunakan jenis pertanyaan tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban dengan cara memberikan tanda tick ( ) pada lembar check list. 3 Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahaulu alat pengumpulan data yang berupa kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang digunakan dalam uji instrumen penelitian ini adalah teknik kolerasi Product Moment seperti yang dikemukakan oleh Pearson. Pengujian instrument dilakukan pada 30 orang ibu yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan responden penelitian. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan interval consistency, dengan mengujicobakan instrumen sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu dan selanjutnya digunakan untuk memprediksi reliabiliti instrumen(sugiyono, 2005). Adapun teknik analisis yamg digunakan adalah rumus Spearman Brown karena skor yang digunakan dalam instrumen tersebut menghasilkan dikotomi (1 dan 0) (Sugiyono, 2005). Adapun proses pengolahan data yang dilakukan yaitu Editing, Coding, Transfering dan Tabulating. Sedangkan proses analisa data yang digunakan adalah Analisis Univariat dan Analisis Bivariat. Analisa data dalam penelitian ini, menggunakan uji statistik nonparameter teknik analisis bivariat dengan uji Chi Kuadrat. HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur No Umur f % 1 <20 tahun 8 18.2 2 20 35 tahun 29 65.9 3 >35 tahun 7 15.9 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki umur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (65,9%), dan frekuensi terendah memiliki umur > 35 tahun sebanyak 7 orang (15,9%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir f % 1. SD 10 22.7 2. SMP 10 22.7 3. SMA 20 45.5 4. Perguruan Tinggi 4 9.1 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 20 orang (45,5%), dan yang paling sedikit memiliki pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 4 orang (9,1%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan F % 1 IRT 26 59.1 2 Pedagang 5 11.4 3 Petani 7 15.9 4 PNS 4 9.1 5 Swasta 2 4.5 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 19 orang (59,1%), dan paling sedikit adalah swasta yaitu 2 orang (24,5%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keikutsertaan pada Penyuluhan ASI No Keikutsertaan f % 1 Pernah 20 45,5 2 Belum Pernah 24 54,5 Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa responden terbanyak belum pernah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang ASI eksklusif. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Sumber Informasi ASI No Jumlah Sumber f % Informasi ASI Ekskusif 1 1-2 22 50.0 2 3-4 15 34.1 3 >4 7 15.9 Berdasarkan tabel 5 diketahui responden terbanyak memperoleh informasi dari 1-2 sumber yaitu 50%, dan paling sedikit mendapatkan sumber >4 sumber yaitu 15,9%. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang ASI No Pengetahuan tentang ASI F % 1 Baik 24 54,5 2 Cukup 11 25,0 3 Kurang 9 20,5 Pada tabel 6 diketahui responden dengan frekuensi tertinggi memiliki pengetahuan tentang ASI baik yaitu 54,5%, dan paling sedikit yaitu 20,5% memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusi No Pemberian ASI f % 1 Diberikan 26 59,1 2 Tidak diberikan 18 40,9 Pada tabel 7 diketahui sebagian besar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yaitu 59,1%. 4

Tabel 8 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Dengan Pemberian ASI Pengetahu an tentang ASI Pemberian Diberi ASI ASI Total Tidak diberi ASI f % f % f % Baik 19 79,2 5 20,8 24 100 Cukup 5 45,5 6 54,5 11 100 Kurang 2 22,2 7 77,8 9 100 Total 26 100 18 100 44 X 2 9,908 P 0,007 Pada tabel 9 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik 79,2% memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Responden yang memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup 45,5% memberikan ASI secara eksklusif, dan responden dengan pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang 77,8% tidak memberikan ASI secara eksklusif. Ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan tentang ASI eksklusif maka ibu akan memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Uji statistik menggunakan chi square diperoleh X2 hitung =9,908 lebih besar dari X 2 tabel=5,991 dengan p=0,007 (<0,05) menyebabkan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif Hasil Penelitian pada Tabel 9 menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 orang (54,5%), Ini disebabkan karena responden sebagian besar berusia 20-35 tahun. Pada usia ini ibu akan lebih matang dalam berfikir, sehingga 5 secara psikologis akan berpengaruh pada kesiapan ibu dalam merawat anak. Selain itu responden sebagian besar sudah berpendidikan tinggi (SMA). Serta sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki banyak waktu untuk menyusui bayinya. Namun masih ada responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (20,5%). Hal ini disebabkan karena masih ada responden yang berpendidikan rendah. Selain itu ada responden yang bekerja, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menyusui bayinya 2. Pemberian ASI Hasil Penelitian pada tabel 7 diketahui bahwa Responden memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak 26 orang (59,1%). Hal ini disebabkan karena responden memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif. Selain itu karena faktor ekonomi responden yang kurang sehingga tidak mampu membeli susu formula. Namun masih terdapat responden yang belum memberikan ASI secara ekslusif pada bayinya yaitu sebanyak 18 orang (40,9%). Hal ini disebakan karena pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang kurang. Selain itu juga disebabkan karena responden bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku pemberian ASI eksklusif tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor predisposisi antara lain berupa pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi. Selain itu dipengaruhi sikap dan perilaku petugas kesehatan sebagai salah satu faktor penguat (reinforcing factor) terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. 3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Pemberian ASI. Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak 19 orang (79,2%). Namun ada pula yang tidak memberikan ASI eksklusif karena ibu bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Responden dengan pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang sebagian besar tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu sebanyak 7 orang (77,8%). Namun ada pula yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 2 orang (22,2%). Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi yang kurang sehingga mereka hanya memberikan ASI saja pada bayinya. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif (Ruina Suradi Suharyono,1992:h.19). Pengujian hipotesis menggunakan analisis Chi Square menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI di Desa Harjobinangun, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo dengan X2hitung= 9,908 (p=0,007) pada tingkat signifikansi 5%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu tentang ASI di Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo 54,5% termasuk kategori baik sebanyak 24 orang (54,5%). 2. Ibu yang memberikan ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo yaitu sebanyak 26 orang (59,1%). 3. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI di Desa Harjobinangun, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo SARAN 1. Bagi Tenaga Medis Diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang informasi mengenai ASI eksklusif yang lebih lengkap kepada masyarakat khususnya ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya. 2. Bagi Ibu di Desa Harjobinangun Ibu seharusnya berusaha secara untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena ASI eksklusif mengandung kandungan nutrisi dan kandungan gizi yang sangat baik untuk bayi. 3. Bagi peneliti berikutnya Diharapkan untuk dapat menambah variabel dan jumlah responden sehingga hasil penelitian yang dicapai lebih baik 6

DAFTAR PUSTAKA Anwar, Ali Saefuddin. 2003. Hak Asasi Bayi dan Pekan ASI Sedunia. Artikel diambil dari //http.//www.suaramerdeka.com /harian/0208/03/kha. Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:Alfa Beta Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Depkes RI. 2001. Modul Manajemen Laktasi Depkes Tahun 2001.. 2002. Direktorat Jenderal Pembina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Petunjuk pelaksanaan Peningkatan ASI Bagi Petugas Puskesmas.. 2004. ASI w.w.w.wepkes.go.id.com 2004 Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Mardikak Kristiyanasari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta:Nuha medika Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Proverawati, A dan Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta Asi dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Purwanti, H. S. 2004. Konsep Penerapan ASI : Buku Saku untuk Bidan Jakarta: EGC Rulina, Suradi Suharyono d.k.k. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Roesli, U. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI, Makanan Pendamping Tepat dan Imunisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Roesli, U. 2005. Mengenal ASI. Jakarta: Trubus Agriwidaya Soekanto, S. 2002. Sosiologi suatu pengantar Cetakan V. Jakarta :PT Raya Grafindo Persada. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Soetjiningsih. 2002. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta Taufiqurrohman, M. A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: CSGF 55