Monthly Market Update

dokumen-dokumen yang mirip
Monthly Market Update

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Desember 2016 RESEARCH TEAM

Monthly Market Update

Monthly Market Update

SMF Highlight PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT. Februari 2017 Highlight 2/2017

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017

Monthly Market Update

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Informasi Pembiayaan Perumahan

Mei 2017 RESEARCH TEAM

Monthly Market Update

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Monthly Market Update

Monthly Market Update

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CENTURY PRO FIXED

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

R i Danareksa Research Institute

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

R i Danareksa Research Institute

1. Tinjauan Umum

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

R i Danareksa Research Institute

Juni Danareksa Investment Management PEREKONOMIAN GLOBAL. Perekonomian Amerika ( AS )

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

Sinyal Negatif. Technical Analysis Stock Shoot 3 Juni Infrastructure. Target Juni 13 Juni Analisa teknis.

Level psikologis IHSG terletak di angka Resistance 3 4,947 Resistance 2 4,936 Resistance 1 4,931. Pivot Point 4,925

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

MACROECONOMIC REPORT AGUSTUS, 2014

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Perkembangan Hari Ini

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

expenditure) naik 0,4 persen dibulan Mei. Pertumbuhan keduanya tercatat melambat

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Perkembangan Hari Ini

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Perkembangan Hari Ini

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

PENGHARGAAN DI TAHUN 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

Sinyal Netral. Technical Analysis Stock Shoot 2 Juni Jakarta Composite Index. Target Potensi bulanan Terendah Tertinggi 5.

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik

MARKET CORNER. Technical Approach October 8 th, 2014 SIKLUS YANG BERULANG DI IHSG?

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

Kondisi Perekonomian Indonesia

Pola Indikator Teknikal

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Trend Analysis 3 April 2014

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

Weekly Technical View

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Transkripsi:

Monthly Market Update RESEARCH TEAM

Ringkasan Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen yoy dikuartal kedua 2016, atau lebih tinggi dari Q2 2015 sebesar 4,66 persen yoy dan Q1 2016 sebesar 4,92 persen yoy. Membaiknya pertumbuhan ekonomi pada Q2 2016 antara lain dipicu oleh meningkatnya konsumsi masyarakat sejalan dengan laju inflasi yang terkendali, indeks kepercayaan konsumen yang masih tinggi, serta tren suku bunga yang mulai menurun. Belanja pemerintah juga tumbuh lebih baik dibandingkan dengan Q1, serta ekspor yang mulai membukukan pertumbuhan qoq yang positif setelah tiga triwulan sebelumnya selalu mengalami pertumbuhan qoq yang negatif. Dari sisi sektoral, sektor manufaktur tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap perekonomian Indonesia dengan share 20,5%. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada Q2 adalah sektor jasa keuangan dan asuransi yang bertumbuh 13,5% yoy. Pada terjadi deflasi sebesar 0,02 persen MoM dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,13, setelah dibulan sebelumnya terjadi inflasi sebesar 0,69 persen MoM. Secara tahunan, laju inflasi mencapai 2,79 persen (YoY). Deflasi di bulan Agustus terjadi karena adanya penurunan harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi, jasa keuangan. Sejumlah komoditas bahan makanan mengalami penurunan harga usai lebaran dan memberikan andil deflasi Agustus sebesar minus 0,13 persen. Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar minus 0,19 persen. Kelompok yang menyumbang inflasi terbesar adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Hal ini terjadi karena dimulainya tahun ajaran baru perkuliahan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days Repo Rate sebesar 5,25%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,50% dan 6,00%. 7-days Reverse Repo Rate merupakan reformulasi suku bunga kebijakan. Dengan digunakannya 7-days Reverse Repo Rate yang tenornya lebih pendek dan lebih mencerminkan bunga pasar uang antar bank, maka akan lebih cepat mempengaruhi suku bunga perbankan. Rupiah tercatat terdepresiasi sebesar 1,21% dari level Rp13.112/US$ pada akhir bulan Juli 2016 ke level Rp13.270/US$ pada akhir bulan. Melemahnya rupiah lebih dipengaruhi oleh spekulasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada rapat FOMC September mendatang. Menguatnya potensi kenaikan FFR seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja yang membaik yang sesuai dengan proyeksi The Fed. Volatilitas yang seperti ini biasanya bersifat temporer yang akan mereda bila isu tersebut hilang atau the Fed benar-benar sudah menaikkan suku bunga acuannya. Pergerakan yield SUN selama bulan diwarnai fase bullish, ditandai dengan penurunan yield rata-rata sebesar 0,25% dibandingkan bulan lalu. Meskipun munculnya spekulasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan kondisi over production minyak dunia yang dikhawatirkan dapat menyebabkan anjloknya harga minyak dunia menjadi sentimen negatif kinerja pasar obligasi, namun turunnya level inflasi bulan Juli yang tercatat 3,21% yoy serta rilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2016 sebesar 5,18% yoy mampu menjadi katalis positif dan menjadi penopang kinerja pasar obligasi domestik akhir Agustus. 1

Pada, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia mencapai 10,61%, mengalami penurunan sebesar 0,02% dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBDK KPR tertinggi yang ditawarkan sebesar 11,62% yakni Bank Panin, sedangkan SBDK KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Juni 2016 sebesar Rp339,85 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,20% (mom) atau sebesar 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Juni 2016 sebesar Rp352,749 triliun. Bank Indonesia mencatat persentase NPL KPR pada Juni 2016 mengalami penurunan menjadi 2,61% dibandingkan periode Mei 2016 yakni sebesar 2,84%. (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia). Outstanding KPR dan KPA diproyeksikan tumbuh dikisaran 8,0%-9,0% yoy di tahun 2016 dengan nilai proyeksi Rp361,891 triliun dan Rp367,753 triliun di triwulan III dan IV tahun 2016. Outstanding KPR Syariah per bulan Juni 2016 sebesar Rp46,556 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,64% (mom) atau sebesar 11,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Juni 2016 sebesar Rp47,984 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Juni 2016 mengalami penurunan menjadi 2,42% dibandingkan periode Mei 2016 yakni sebesar 3,41%. (Sumber: Statistik Perbankan Syariah). SMF Building Permit Index (SMF-BPI) mulai menunjukkan sinyal kenaikan. Pada bulan Maret 2016, SMF-BPI meningkat 16,20% mom (-10,60% yoy) ke level 92. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI sebesar 9,4% mom (-22,9% yoy) atau di level 79,2. Harga properti residensial pada triwulan II-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan II-2016 berada pada level 193,13 atau tumbuh 0,64% (qtq). Namun, pertumbuhan IHPR pada triwulan II-2016 tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan IHPR pada triwulan I-2016 yang tercatat 0,99% (qtq). Secara triwulanan (qtq), perlambatan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe besar. Berdasarkan wilayah, peningkatan harga tertinggi terjadi pada kota Manado sebesar 7,52% (qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat. Pertumbuhan harga properti residensial tercatat 3,39% (yoy), melambat dibandingkan 4,15% (yoy) pada triwulan I-2016. (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan II-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (75,68%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (16,44%) dan tunai (7,88%). (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) 2

DAFTAR ISI RINGKASAN... 1 DAFTAR ISI... 3 MAKRO EKONOMI... 4 Produk Domestik Bruto... 4 Inflasi... 5 BI 7-days Reverse Repo Rate... 6 Nilai Tukar USD-IDR... 7 PASAR SURAT UTANG... 8 INFORMASI PENYALUR KPR... 10 Outstanding KPR... 10 Non Performing Loan (NPL) KPR... 11 Proyeksi Outstanding KPR&KPA...12 Outstanding KPR Syariah...13 Loan to Funding Ratio Perbankan...14 Suku Bunga Dasar KPR...15 SMF BUILDING PERMIT INDEX...16 INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENTIAL......17 3

MAKROEKONOMI Produk Domestik Bruto Market Comment Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen yoy dikuartal kedua 2016, atau lebih tinggi dari Q2 2015 sebesar 4,66 persen yoy dan Q1 2016 sebesar 4,92 persen yoy. Dari sisi sektoral, kinerja sejumlah sektor yang menjadi penyumbang terbesar PDB adalah sebagai berikut: sector manufaktur mampu tumbuh sebesar 4,74% yoy, diikuti sektor pertanian, kehutanan, perikanan (+3,23% yoy), sektor perdagangan besar & eceran (+4,07% yoy), sektor konstruksi (+6,21% yoy), dan sektor pertambangan dan penggalian (-0,72% yoy). Sumber : BPS Sementara dari sisi pengeluaran, kinerja penyumbang PDB terbesar adalah sebagai berikut: komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 5,04% yoy, diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto/pmtb (+5,06% yoy), ekspor (-2,73% yoy), konsumsi pemerintah (+6,28% yoy), dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga/lnprt (+6,72% yoy). Ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen di Q2 2016 Prospek: Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan tumbuh semakin pesat. Dengan laju inflasi yang terjaga dan indeks kepercayaan konsumen yang relatif tinggi akan menjaga daya beli masyarakat tetap baik, sehingga konsumsi rumah tangga akan tetap tumbuh baik pula. Peningkatan konsumsi dan investasi, belanja pemerintah diproyeksikan juga akan lebih optimal mengingat tender-tender proyek sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu, dan hambatan belanja APBN seperti tahun 2015 sudah dapat diatasi. 4

Inflasi : (-0,02% MoM, 2,79% YoY) Inflasi 2012 4,30% Inflasi 2013 8,08% Inflasi2014 8,36% Inflasi 2015 3,35% Sumber : BPS Pada terjadi deflasi sebesar 0,02 persen MoM dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,13, setelah dibulan sebelumnya terjadi inflasi sebesar 0,69 persen MoM. Secara tahunan, laju inflasi mencapai 2,79 persen (YoY). Deflasi di bulan Agustus terjadi karena adanya penurunan harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi, jasa keuangan. Sejumlah komoditas bahan makanan mengalami penurunan harga usai lebaran dan memberikan andil deflasi Agustus sebesar minus 0,13 persen. Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar minus 0,19 persen. Kelompok yang menyumbang inflasi terbesar adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Hal ini terjadi karena dimulainya tahun ajaran baru perkuliahan. Prospek: Pada bulan September, laju inflasi diperkirakan stabil seiring dengan selesainya tahun ajaran baru perkuliahan. Laju inflasi tahunan diperkirakan akan tetap terjaga pada kisaran 3,5%-4% hingga akhir tahun 2016. 5

BI 7-days Reverse Repo Rate Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days repo rate sebesar 5,25%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,50% dan 6,00%. 7-days reverse repo rate merupakan reformulasi suku bunga kebijakan. Dengan digunakannya 7-days reverse repo rate yang tenornya lebih pendek dan lebih mencerminkan bunga pasar uang antar bank, maka akan lebih cepat mempengaruhi suku bunga perbankan. Prospek: Dengan prospek laju inflasi yang terkendali sekitar 3%, nilai tukar rupiah yang relatif stabil (bahkan cenderung menguat) serta neraca transaksi berjalan yang diproyeksikan akan tetap terjaga, maka peluang penurunan suku bunga acuan BI menjadi terbuka lebar. Namun mengingat bulan Agustus terjadi perubahan suku bunga acuan dari BI rate menjadi 7-day reverse repo, maka peluang BI rate dan 7-day reverse repo tidak berubah juga relatif besar. Untuk sisa tahun ini tren suku bunga diproyeksikan akan terus menurun, dimana 7-day reverse repo diprediksikan akan turun menjadi 4,75%. 6

Nilai Tukar USD-IDR Rupiah tercatat terdepresiasi sebesar 1,21% dari level Rp13.112/US$ pada akhir bulan Juli 2016 ke level Rp13.270/US$ pada akhir bulan Agustus 2016. Melemahnya rupiah lebih dipengaruhi oleh spekulasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada rapat FOMC September mendatang. Menguatnya potensi kenaikan FFR seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja yang membaik yang sesuai dengan proyeksi The Fed. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Periode (Sumber: Bloomberg) Kondisi tersebut rawan mengalami volatilitas. Misalnya jika ada data terbaru yang mengindikasikan perbaikan pemulihan ekonomi Amerika, maka isu kenaikan suku bunga acuan the Fed akan kembali menguat, yang dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah dan koreksi di pasar modal. Namun volatilitas yang seperti ini biasanya bersifat temporer yang akan mereda bila isu tersebut hilang atau the Fed benar-benar sudah menaikkan suku bunga acuannya. Prospek: Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan relatif stabil dengan kecenderungan menguat. Dari sisi domestik perbaikan fundamental ekonomi seperti laju inflasi yang tetap terkendali, ekspektasi peningkatan pertumbuhan ekonomi serta surplus neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan tetap terjaga akan menjadi faktor yang memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah. Dari sisi global, perlambatan pemulihan ekonomi di beberapa negara besar dunia seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China dan lainlain direspon oleh otoritas moneter-nya dengan kebijakan moneter yang longgar (berupa suku bunga yang sangat rendah dan quantitative easing) serta kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonominya. Kebijakan yang seperti ini akan menyebabkan peningkatan aliran modal dari negara maju ke negara berkembang (termasuk Indonesia) sehingga akan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah maupun pasar modal. 7

PASAR SURAT UTANG Pergerakan yield SUN bulan diwarnai fase bullish dengan penurunan rata-rata sebesar 0,25% dibanding bulan sebelumnya. Rata-rata 1 bulan Tenor SUN Premium Pasar CB AAA CB AA+ 1 6,18 163 189 2 6,45 170 198 3 6,59 174 203 5 6,73 182 200 7 6,85 188 210 10 7,04 189 215 *CB : Corporate Bonds (Obligasi Korporasi) Sumber : IBPA, diolah Pergerakan yield SUN selama bulan Agustus 2016 diwarnai fase bullish, ditandai dengan penurunan yield rata-rata sebesar 0,25% dibandingkan bulan lalu. Kinerja pasar obligasi pada bulan Agustus sempat negatif yang lebih dipicu oleh faktor global. Selain meningkatnya spekulasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR), kondisi over production minyak dunia yang dipicu oleh meningkatnya persediaan minyak mentah AS juga dikhawatirkan dapat menyebabkan anjloknya harga minyak dunia, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara berbasis komoditas, termasuk Indonesia. Namun dari sisi domestik, turunnya level inflasi bulan Juli yang tercatat 3,21% yoy serta rilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2016 sebesar 5,18% yoy mampu menjadi katalis positif dan menjadi penopang kinerja pasar obligasi domestik akhir Agustus. Rata rata Yield SUN pada mengalami penurunan sebesar 0,25% dari bulan sebelumnya 8

Credit Spread Obligasi rating AAA & rating AA+ mengalami pergerakan terbatas dibandingkan dengan bulan sebelumnya Sumber: IBPA, diolah 9

INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN Outstanding KPR Outstanding KPR mengalami kenaikan Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Juni 2016 sebesar Rp339,85 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,20% (mom) atau sebesar 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Juni 2016 sebesar Rp352,749 triliun. Bank Indonesia mencatat persentase NPL KPR pada Juni 2016 mengalami penurunan menjadi 2,61% dibandingkan periode Mei 2016 yakni sebesar 2,84%. (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia). Volume outstanding KPR mengalami kenaikan pada Juni 2016 Pertumbuhan outstanding KPR sampai dengan Juni 2016 10

Non Performing Loan (NPL) KPR Bank Indonesia mencatat persentase NPL KPR pada Juni 2016 mengalami penurunan menjadi 2,61% dibandingkan periode Mei 2016 yakni sebesar 2,84%. Secara volume, NPL KPR Juni 2016 turun sebesar Rp655 miliar. (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia) Persentase NPL KPR turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 11

Proyeksi Outstanding KPR dan KPA Proyeksi Outstanding KPR & KPA 2016 Dengan asumsi pertumbuhan PDB berkisar antara 5,1% di tahun 2016, BI rate di level 6,50%, dan pertumbuhan harga properti residensial di rentang 2,88%-4,15% yoy, maka KPR dan KPA diproyeksikan tumbuh dikisaran 8,0%-9,0% yoy di tahun 2016. Periode Proyeksi KPR & KPA (Rp Miliar) Q1-2016 344.421 Q2-2016 352.574 Q3-2016 361.891 Q4-2016 367.753 12

Outstanding KPR Syariah Outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan Outstanding KPR Syariah per bulan Juni 2016 sebesar Rp46,556 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,64% (mom) atau sebesar 11,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Juni 2016 sebesar Rp47,984 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Juni 2016 mengalami penurunan menjadi 2,42% dibandingkan periode Mei 2016 yakni sebesar 3,41%. (Sumber: Statistik Perbankan Syariah). Volume outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan pada Juni 2016 Pertumbuhan KPR Syariah mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya Persentase NPL KPR Syariah menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 13

Loan to Funding Ratio Perbankan Tabel Loan to Funding Ratio Penyalur KPR LFR Bank BTN 102,63% Bank Danamon 90,95% Bank CIMB Niaga 92,51% Bank Permata 85,51% Bank BRI 86,80% Bank Panin 93,38% Bank Maybank 86,57% Bank BNI 89,80% Bank Mandiri 87,49% Bank BCA 77,88% Average 89,35% Posisi LFR (Loan to Funding Ratio) per Juni 2016 menunjukkan rata-rata posisi di bawah LFR yang ditetapkan Bank Indonesia Posisi rata-rata LFR 10 (sepuluh) bank penyalur KPR per Juni 2016 adalah sebesar 89,35%. Dilihat dari tabel menunjukan bahwa Bank BTN (102,63%), Bank CIMB Niaga (92,51%), dan Bank Panin (93,38%) memiliki LFR yang melewati batas atas dari LFR yang ditetapkan BI, yaitu 92%. Sumber: Laporan Triwulan (Q2) 2016 masing-masing bank, diolah 14

Suku Bunga Dasar KPR Tabel Suku bunga dasar KPR Penyalur KPR SBDK (KPR) Bank BRI 10,25% Bank BCA 10,00% Bank CIMB Niaga 11,00% Bank Mandiri 10,25% Bank BNI 10,50% Bank Maybank 9,75% Bank Panin 11,62% Bank BTN 10,50% Bank Danamon 11,25% Bank Permata 11,25% Average 10,61% Sumber: Website masing-masing bank Pada, dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia rata-rata SBDK untuk KPR sebesar 10,61%, mengalami penurunan rata-rata SBDK sebesar 0,02% dari bulan lalu. Suku bunga dasar KPR tertinggi yang ditawarkan saat ini adalah sebesar 11,62% yaitu Bank Panin. Sedangkan suku bunga dasar KPR terendah yang ditawarkan saat ini adalah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Dengan perubahan suku bunga acuan menjadi 7-days repo rate yang setara dengan suku bunga operasi moneter 7 hari, transmisi kebijakan dari Bank Indonesia ke pasar uang dan bank akan lebih efektif. 15

SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI) SMF Building Permit Index SMF Building Permit Index (SMF-BPI) mulai menunjukkan sinyal kenaikan. Pada bulan Maret 2016, SMF-BPI meningkat 16,20% mom (-10,60% yoy) ke level 92. Pada bulan sebelumnya pertumbuhan SMF-BPI sebesar 9,4% mom (-22,9% yoy) atau di level 79,2. Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah SMF Building Permit Index (SMF-BPI) dibangun berdasarkan data IMB dari 10 wilayah kota/kabupaten di Indonesia, dan diolah secara statistik. SMF-BPI merupakan salah satu leading indicator penting yang bermanfaat untuk memonitor arah perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk sektor perumahan. Cepatnya pertumbuhan IMB nasional, menjadi salah satu indikasi akselerasi permintaan domestik dan ekonomi dalam 6-12 bulan mendatang. 16

INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Pertumbuhan Harga Properti Residensial Pertumbuhan indeks harga properti residensial pada triwulan II-2016 mengalami perlambatan dari triwulanan sebelumnya Harga properti residensial pada triwulan II-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan II-2016 berada pada level 193,13 atau tumbuh 0,64% (qtq). Namun, pertumbuhaan IHPR pada triwulan II-2016 tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan IHPR pada triwulan I-2016 yang tercatat 0,99% (qtq). Secara triwulanan (qtq), perlambatan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe besar. Berdasarkan wilayah, peningkatan harga tertinggi terjadi pada kota Manado sebesar 7,52% (qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat. Pertumbuhan harga properti residensial tercatat 3,39% (yoy), melambat dibandingkan 4,15% (yoy) pada triwulan I-2016. Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan II-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (75,68%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturutturut adalah tunai bertahap (16,44%) dan tunai (7,88%). (Sumber: Survey Harga Properti Residensial) Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of any PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report. For further information please contact our number +6221-2700 400. 17