BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

Studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

Telepon: , , Faksimili: ,

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

G. TALANG, SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

IDENTIFIKASI SEBARAN EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK GUNUNG API KELUT, JAWA TIMUR, BULAN JANUARI MEI 2013

Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI GEMPA PADA GUNUNG LOKON BERDASARKAN REKAMAN DATA SEISMOGRAM APRIL MEI 2012

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Kondisi tektonik Indonesia dengan panah menunjukan arah pergerakan lempeng (Sumber:

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

Erupsi Gunung Lokon berdasarkan kegempaan, deformasi, dan geokimia pada Januari 2013

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

GEMPA VULKANIK GUNUNGAPI KELUD

ANALISIS KAWASAN BENCANA GUNUNGAPI LOKON, KOTA TOMOHON DAN SEKITARNYA, PROPINSI SULAWESI UTARA

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

Analisis Fisis Aktivitas Gunung Talang Sumatera Barat Berdasarkan Karakteristik Spektral dan Estimasi Hiposenter Gempa Vulkanik

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik (Gambar 1). Hal ini menyebabkan wilayah Indonesia disebut dengan ring of fire atau cicin api karena banyaknya gunungapi yang tumbuh akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). Gambar 1. Peta jalur lempeng dunia (wikipedia.org)

2 Gambar 2. Peta jalur gunungapi di Indonesia (USGS/CVO, 2001) Salah satu gunungapi yang sedang aktif saat dan sering mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada tahun 2012 adalah Gunungapi Lokon yang terletak di Sulawesi Utara. Gunungapi ini memiliki kelurusan dengan beberapa gunungapi diwilayah tersebut seperti Gunung Ambang, Gunung Soputan, Gunung Mahawu, Gunung Tangkoko, Gunung Ruang, Gunung Karangetang, dan Gunung Awu karena adanya pertumbukan antara lempeng Filipina dan lempeng Eurasia. Gunung Lokon terletak di komplek pegunungan Lokon-Empung dan termasuk gunungapi dengan frekuensi kejadian erupsi tinggi (Gunawan, 2010). Dalam sejarahnya tercatat pertama kali meletus pada tahun 1829, dan sampai saat ini telah tercatat lebih dari 33 kejadian erupsi. Masa istirahat terpanjang gunungapi ini adalah 64 tahun sedangkan masa istirahat terpendeknya 1 tahun (Kristianto dan Solihin, 2008).

3 Berdasarkan sejarah letusannya, titik letusan semula di Puncak Empung yang berlangsung dalam tahun 1350 dan 1400. Sejak tahun 1829 titik kegiatannya pindah ke pelana antara dua puncak yang dikenal dengan Kawah Tompaluan (Neuman van Padang, 1951 dalam Haerani dkk, 2009). Karakter letusan Gunung Lokon umumnya letusan abu disertai lontaran batu pijar, kadang kadang mengeluarkan lava pijar dan awan panas. Letusan berlangsung beberapa hari. Gejala menjelang letusan umunya berupa menebalnya asap kawah yang tingginya berfluktuasi berkisar antara 400 hingga 500 m di atas bibir kawah (Kristianto dan Solihin, 2008). Beberapa karakteristik Gunung Lokon yang telah diteliti menunjukan bahwa gelombang gempa vulkanik Gunung Lokon memiliki keunikan yang berbeda dengan gunungapi lain di Indonesia, hal ini menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian tentang karakteristik atenuasi amplitudo gempa vulkanik Gunung Lokon. Pemantauan kegempaan Gunung Lokon dilakukan menggunakan 5 stasiun seismik di sekitar Gunung Lokon. Kelima stasiun seismik tersebut, yaitu St. EMP, St. SEA, St. TTW, St. KIN, dan St. WLN.

4 124 47 37.5 124 48 59.4 U Puncak Empung 1 22 12.5 Kawah Tompaluan Puncak Lokon 1 20 58.3 Gambar 3. Peta lokasi seismometer yang memonitor kegempaan di Gunungapi Lokon (Haerani dkk, 2010) Tabel 1. Posisi geografi setiap lokasi seismometer yang memonitor kegempaan di Gunungapi Lokon. No Nama Stasiun Koordinat Lintang Utara Bujur Timur Ketinggian (m) 1 EMP 1 o 22 5,28 124 o 48 0,90 1172 2 TTW 1 o 21 39,9 124 o 47 37,5 1336 3 SEA 1 o 22 12,5 124 o 47 59,2 1190 4 WLN 1 o 20 58,3 124 o 48 07,5 1072 5 KIN 1 22' 0.6" 124 48' 59.4" 914 Data kegempaan dikirim melalui radio pancar dari tiap stasiun ke Pos Pengamatan Gunung Lokon yang berjarak sekitar 5 km dari Kawah Tompaluan. Data dari kelima stasiun seismik tersebut direkam ke dalam suatu alat perekam digital Datamark LS-7000 dan juga ditampilkan secara realtime menggunakan program aplikasi Eartworm dan Gloworm. Sedangkan untuk perekaman secara analog menggunakan seismograf kinemetriks jenis PS-2 (Kristianto dan Solihin, 2008).

5 Pada penelitian ini dilakukan pemantauan seismik dengan analisis faktor kualitas (Q-factor) gelombang gempa vulkanik dalam (tipe A/ VA) dan gempa vulkanik dangkal (tipe B/ VB) pada setiap stasiun seismik menjelang letusan berdasarkan nilai koefisien atenuasinya. Metode yang digunakan adalah metode fitting peluruhan amplitudo gelombang. Q-factor adalah perbandingan antara energi yang masuk dengan energi yang terdisipasi pada suatu medium yang dilalui. Q-factor menggambarkan atenuasi atau pelemahan sinyal seismik di dalam tubuh gunungapi. Pelemahan sinyal seismik terjadi karena gelombang seismik yang merambat dari sumber ke stasiun penerima mengalami peredaman. Sehingga Q-factor dapat diartikan sebagai kemampuan medium dalam meloloskan gelombang yang melaluinya. Adapun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Suparman dkk (2009) adalah Comparison of Focal Mechanisms and Source Parameters of Volcanotectonic Earthquakes between Active and Normal Periods at Lokon Volcano, Nort Sulawesi, Indonesia. Namun dalam penilitian tersebut data yang digunakan adalah data gelombang gempa vulkanik-tektonik (VT). Sedangkan, dalam penelitian ini menggunakan data gelombang gempa vulkanik dalam (tipe A/ VA) dan vulkanik dangkal (tipe B/ VB). 1.2. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Menentukan nilai koefisien atenuasi dan korelasinya dengan Q-factor dari rekaman gempa vulkanik Gunung Lokon.

6 2. Mengetahui penyebab terjadinya atenuasi amplitudo gelombang gempa vulkanik A dan vulkanik B pada setiap stasiun seismik. 3. Menentukan karakteristik atenuasi amplitudo gelombang gempa vulkanik dalam (tipe A/ VA) dan gempa vulkanik dangkal (tipe B/ VB) pada setiap stasiun seismik Gunung Lokon pra letusan, fase letusan, dan pasca letusan. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah rekaman gempa vulkanik tipe A dan tipe B Gunung Lokon bulan April dan Mei tahun 2012 yang terekam di 5 stasiun, yaitu stasiun Empung (EMP), Tatawiran (TTW), SEA, Wailan (WLN), Kinilau (KIN) dengan analisis atenuasi amplitudo gelombang gempa pada fase tenang (pra letusan), fase krisis (letusan), dan pasca letusan, sehingga diperoleh karakteristik atenuasi gelombang vulkaniknya. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka dapat diketahui beberapa karakteristik Gunung Lokon seperti nilai koefisien atenuasi amplitudo gelombang gempa vulkanik menjelang letusan, sehingga dapat dijadikan referensi penelitian Gunung Lokon selanjutnya. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat dalam hal bahan informasi kepada khalayak umum dan dapat juga dijadikan referensi untuk mitigasi bencana gungungapi khususnya di Gunung Lokon dan gunungapi di Indonesia secara umum.