DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2014

Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN Disampaikan oleh: Direktur Jenderal IUBTT Budi Darmadi

Industri Padat Karya. Industri Berbasis Su mber Daya Alam

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Kebijakan Pengembangan Industri

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Contents

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

Roadmap Industri Telematika

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAHAN KULIAH DAN TUGAS

ANALISA REGULASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENINGKAT DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

RENCANA KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 132/PMK.010/2005 TENTANG PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHAP KEDUA MENTERI KEUANGAN,

Kementerian Perindustrian Jakarta, 31 Juli 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DITJEN IATT

POKOK-POKOK METERI FORUM (MIF) 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA :

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Pokok Bahasan PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Proses

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

DAFTAR ISI I. ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR. II. PROGRAM LOW COST AND GREEN CAR. MURAH

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Menperin Sebut Fasilitas Fiskal Tax Holiday Terbukti Mampu Tingkatkan Investasi Dalam Negeri

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

Transkripsi:

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI Direktur Jenderal IUBTT Budi Darmadi Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian dengan Daerah Jakarta, 22 Mei 2013 1

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. KINERJA TAHUN 2012 III. PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI IV. KEGIATAN DITJEN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 V. RENCANA KEGIATAN DITJEN IUBTT TAHUN 2014 2

3

PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS Industri Fesyen Industri Kerajinan Industri Batu Mulia Industri Keramik Industri Minyak Atsiri Industri Penghasil barang Modal Industri Perkapalan Industri Kecil dan Menengah Industri Barang Modal Industri Tekstil Industri Alas Kaki Industri Furniture Industri Padat Karya Industri Berbasis Sumber Daya Alam Industri Prioritas Khusus Industri Pertumbuhan Tinggi Industri Gula Industri Pupuk Industri Petrokimia Industri Otomotif, Elektronika dan Telematika Industri Makanan dan Minuman Industri Hilir Kelapa Sawit Industri Hilir Karet Industri Hilir Kakao Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu Industri Rumput Laut 4

FOKUS PENGEMBANGAN AKSELERASI INDUSTRIALISASI 5

LINGKUP BINAAN IUBTT Industri Kendaraan Bermotor Roda 4 atau Lebih Industri Kendaraan Bermotor Roda 2 Industri Karoseri kendaraan Bermotor Industri Komponen dan Aksesoris Industri Keretaapi dan komponennya Sepeda Bengkel Perawatan Industri Alat Transportasi Darat Industri Perkapalan (Bangunan Baru dan Reparasi) Industri Peralatan/Komponen Kapal Industri Pemecah Kapal (Ship Breaking) Industri Bangunan Lepas Pantai Industri Alat Pertahanan Industri Kedirgantaraan Industri Reparasi Pesawat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Industri Konstruksi Baja Industri Alat Konstruksi Industri Mesin Pertanian Industri Mesin Proses Industri Alat Energi Industri Alat Penunjang Industri Alat Kelistrikan Industri Alat Kesehatan Industri Elektronika dan Telematika Industri Elektronika Konsumsi Industri Elektronika Bisnis Industri Komponen Elektronika Industri Komputer dan Peralatannya Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia Industri Telekomunikasi 6

7

PERTUMBUHAN IUBTT (Persen) SEKTOR IUBTT 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1). Industri Alat Transportasi Darat 16,62 19,90-5,14 14,65 10,21 8,31 2). Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 33,94 38,74-6,99 16,87 11,71 14,08 3). Industri Elektronika dan Telematika -7,65-11,70-1,30 5,76 10,35 15,75 4). Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 6,83-2,62 0,58 3,26 1,69 1,60 IUBTT (Alat Angk., Mesin & Peralatannya) 9.73 9.79-2.87 10,38 6,81 6,94 Industri Non Migas 5.15 4.05 2.56 5,12 6,74 6,40 Sumber : BPS diolah Kemenperin; 8

NILAI EKSPOR DAN IMPOR IUBTT (Miliar US$) 63,4 44,41 37,37 50,56 17,29 16,22 19,55 21,89 2008 2009 2010 2011 Sumber : BPS diolah Kemenperin; Impor Ekspor Produk Ekspor : 1. Produk Elektronika Konsumsi : Printer, Fotocopy, Telepon dan komputer 2. Produk Elektronika Bisnis/Industri : Televisi, AC, Lemari ES, Mesin Cuci, Kipas Angin dan Pompa air 3. Kendaraan Bermotor : KBM R-4 (CBU dan CKD), KBM R-2 (unit sepeda motor) 4. Komponen : gasket & brake system, drive train, engine parts, dll 9

INVESTASI IUBTT (Rp. Miliar ) Sumber : BPS diolah Kemenperin; 10

Ribu Orang PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR IUBTT 1.180 1.200 1.000 800 600 400 200-789 828 864 898 959 1.010 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2015 Sumber : BPS diolah Kemenperin; (proyeksi) Unit Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 IATD 207.697 230.383 243.930 IMKAP 61.843 63.516 66.412 IET 412.993 431.066 452.059 IPAMP 215.670 234.170 247.659 11

PETA SEBARAN IUBTT Gambar 6 Peta Sebaran Industri Berbasis Teknologi Tinggi 12

13

I. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT Low Cost and Green Car dan Low Carbon Emission Car Komponen Utama (Engine, Transmisi, Axle, dll) 14

LOW COST AND GREEN CAR DAN LOW CARBON EMISSION CAR Tujuan 1. Mengembangkan industri KBM R-4 yang hemat energi, ramah lingkungan, dan harga terjangkau; 2. Mempercepat pencapaian target produksi KBM R-4 nasional sebesar 1,5 juta unit pada tahun 2015; 3. Mendorong Indonesia menjadi basis produksi KBM R-4 dan komponen di tingkat regional dan global Investasi Komitmen Investasi yang ditanamkan oleh industri otomotif dan industri komponen senilai USD 4,5 miliar Tenaga Kerja 1. Tingkat Perakit : 10.000 Orang 2. Tingkat Industri Komponen : 22.000 Orang 3. Tingkat Distributor dan After Sales Service : 24.000 Orang (Belum termasuk di sektor keuangan dan non formal) 15

KEBIJAKAN PEMERINTAH Low Cost and Green Car 1. Pengurangan PPnBM (Pajak Penjulan-Barang Mewah) untuk segmen kendaraan dengan mesin 900 s.d. 1200 cc. Jenis MPV dari 10% diusulkan menjadi 0% 2. Bea masuk 0% (pada IKD) untuk bahan baku dan komponen yang belum diproduksi di dalam negeri; 3. Pembebasan Bea Masuk atas impor mesin& peralatan serta bahan baku komponen dalam rangka produksi. (Permenkeu No, 76/2012); Low Carbon Emission 1. Pembebasan bea masuk atas impor mesin peralatan produksi dan bahan baku serta komponen yang belum dibuat di dalam negeri (PMK 76/2012); 2. Pengurangan PPnBM apabila : a. Konsumsi BBM 20 s/d 28 km/l, dikurangi PPnBM 25% b. Konsumsi BBM 28 km/l, dikurangi PPnBM 50% c. Pembebasan bea masuk atas impor bahan baku serta komponen yang belum dibuat di dalam negeri (IKD/CKD) 16

II. INDUSTRI PERMESINAN DAN ALAT MESIN PERTANIAN Pengembangan Teknologi Industri Alsintan di Daerah Potensial Pertanian Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan Pengembangan Industri Mesin Tekstil Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan 17

a. Pengembangan Teknologi Alsintan di Daerah Potensial Pertanian Tujuan Mendukung program ketahanan pangan, swasembada pangan dan surplus 10 juta ton beras sampai dengan tahun 2014, melalui intensifikasi lahan pertanian dan mekanisasi pertanian serta meningkatkan daya saing produk alsintan. Investasi Dengan pengembangan teknologi alsintan diharapkan dapat mencapai investasi di bidang industria pengolahan hasil pertanian dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 3.5 trilyun. Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri alsintan diproyeksikan pada tahun 2015 mencapai 19.498 orang. Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri alsintan yang meliputi : data industri alsintan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri alsintan; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri alsintan melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe alsintan di daerah potensial pertanian; 5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alsintan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi. 18

b. Pengembangan Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG Tujuan Mendukung program nasional konversi BBM ke BBG melalui pengembangan produk mesin peralatan konversi gas untuk otomotif dan industri Investasi Dengan adanya program konversi BBM ke BBG maka diharapkan akan menyerap investasi sebesar Rp. 40 milyar untuk produksi convertier kit. Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin peralatan konversi BBM ke BBG. 19

c. Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan Tujuan Meningkatkan penggunaan teknologi yang bersih dan efisien Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin pelestari lingkungan yang meliputi : data industri mesin pelestari lingkungan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin pelestari lingkungan; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin pelestari lingkungan melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin pelestari lingkungan; 5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin pelestari lingkungan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi. 20

d. Pengembangan Industri Mesin Tekstil Tujuan Meningkatkan daya saing produk industri mesin tekstil dalam negeri Investasi Dengan pengembangan industri mesin tekstil diharapkan mencapai investasi dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 5.5 trilyun. Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri mesin tekstil diproyeksikan untuk tahun 2015 mencapai 61.678 orang Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin tekstil yang meliputi : data industri mesin tekstil, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin tekstil; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin tekstil melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin tekstil; 5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin tekstil melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi. 21

e. Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas & Alat Kesehatan Tujuan Mengembangkan penguasaan teknologi industri mesin perkakas dan peralatan kesehatan yang mandiri Investasi Dengan pengembangan teknologi industri mesin perkakas dan alkes diproyeksikan dapat menyerap investasi pada tahun 2015 sebesar USD 1.021,8 juta untuk alat kesehatan dan USD 30.455, 1 juta. Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja untuk proyeksi hingga tahun 2015 adalah 10.761 orang untuk industri alat kesehatan dan 33.418 orang untuk industri mesin perkakas. Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin perkakas dan alkes yang meliputi : data industri mesin perkakas dan alkes, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin perkakas dan alkes; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin perkakas dan alkes melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin perkakas dan alkes; 5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin perkakas dan alkes melalui penyusunan regulasi teknis dan diseminasi. 22

III. INDUSTRI MARITIM, KEDIRGANTARAAN, DAN ALAT PERTAHANAN Peningkatan kapasitas produksi sampai dengan 900.000 DWT/tahun Pengembangan peralatan dan komponen perkapalan untuk kebutuhan pasar dalam negeri Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan Lamongan, Karimun dan Tanggamus (Lampung) 23

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN Tujuan 1. Mempercepat pertumbuhan industri di Kabupaten Lamongan serta penyerapan tenaga kerja. 2. Meningkatkan investasi serta daya saing industri perkapalan nasional. 3. Meningkatkan kapasitas galangan kapal nasional. 4. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur Kabupaten Lamongan. Investasi 1. Investasi yang masuk di kawasan industri perkapalan Lamongan senilai IDR 800 Milyar untuk pembangunan tahap pertama PT. LMI dan PT. DPS Lamongan, sedangkan industri galangan kapal di kawasan tersebut, antara lain : PT. Dok Pantai Lamongan, PT. Lamongan Marine Industry, dan PT. DPS Lamongan. 2. Berdasarkan hasil kajian diperkirakan dalam tahap pengembangannya akan memberikan stimulus terhadap perekonomian Kab. Lamongan dan Jatim sebesar Rp. 5,74 Triliun. 24

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN Tenaga Kerja Dalam tahap pengembangannya diperkirakan penyerapan tenaga kerja sejumlah 10.000 orang untuk pembangunan dan reparasi kapal. Kebijakan Pemerintah 1. Melakukan promosi investasi Kawasan Industri Perkapalan Lamongan. 2. Pemberian insentif BMDTP produk perkapalan untuk industri galangan kapal nasional. 3. Melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk SDM industri perkapalan : juru las kapal, blasting/coating, pengelasan non-ferro, pengelasan bawah air. 4. Fasilitasi kawasan industri melalui pembersihan ranjau laut yang bekerjasama dengan Dishidros serta Kementerian Pertahanan. 5. Fasilitasi pembangunan breakwater di Kawasan Industri Perkapalan Lamongan yang bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan PU. 25

IV. INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA Penyusunan dan penerapan Standar Produk Elektronika Pengembangan Pusat-pusat Pengembangan IT 26

PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA Penyusunan dan Penerapan Standar Produk Elektronika 1. Penerapan dan Pemberlakuan SNI Wajib (AC, Kulkas, Mesin Cuci, EMC, Audio Video, ITE, Lampu LED); 2. Peningkatan Kemampuan Lab Uji; 3. Fasilitasi insentif dan membangun keberpihakan. Pengembangan Pusat-pusat Pengembangan IT 1. Pengembangan Pusat pertumbuhan IT di Bandung Technopark; 2. Pemberdayaan Incubator Bussiness Center (IBC) Bidang Telematika di Semarang (Jawa Tengah) dan Bali; 3. Pemberdayaan Indonesia Content Development Center (ICDC) di Yogyakarta; 4. Pengembangan industri kreatif (animasi) di Cimahi Creative Association (CCA) * Kalau anggaran disetujui 27

28

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 NAD Kab. Aceh Timur Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 dan Kapal nelayan Sumatera Utara Sumatera Selatan Kab. Humbang Hasudutan 1. Diklat Bengkel HP 2. Diklat Bengkel KBM R-2 3. Bantuan mesin peralatan industri pengolahan cabe 4. Bantuan mesin peralatan industri pengolah karet Pemantang Siantar Diklat Bengkel Elektronika Kab. Simalungun Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2 Lampung Kab. Musi Banyuasin Pembuatan prototipe pompa perahu irigasi Kab. Way Kanan Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 29

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 Kab. Tangerang 1. Pelatihan KBM R-4 2. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kota Tangerang Selatan Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kota Tangerang Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kab. Bima dan Kab. Lombok Tengah Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kab. Lombok Barat 1. Diklat Bengkel Elektronika 2. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kab. Badung, Bali Diklat IT Banten Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Bali NTB Jakarta Diklat IT Kab. Banyuwangi Diklat Klaster Kab. Madiun 1. Diklat Pelatihan Bengkel KBM R-4 2. Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2 Kab Majalengka Kota Depok Diklat Bengkel Elektronika Diklat IT Kab Bandung 1. Pelatihan SDM industri di bidang metal working 2. Pelatihan SDM industri di bidang alsintan Kab. Nganjuk 1. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan 2. Pelatihan SDM industri bidang alsintan 3. Bantuan mesin peralatan pengolahan pertanian Kab. Gersik 1. Diklat Pengelasan bawah air 2. Diklat Bengkel Elektronika 3. Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran 4. PelatihanSDM industri di bidang metal working Kab. Lamongan 1. Diklat Fitter Pengelasan Kapal 2. Diklat Pengelasan Non Fero 30

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 Jawa Tengah Kota Temanggung Bantuan Perbengkelan KBM R-2 Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Diklat Bengkel Elektronika Diklat Bengkel Elektronika Kab. Purbalingga 1. Pelatihan Knalpot (Pipe Bending) 2. Diklat Bengkel Elektronika Kab. Cilacap Diklat Bengkel Elektronika Kab. Wonosobo Bantuan Perbengkelan KBM R-2 Kab. Banyumas 1. Bantuan Perbengkelan KBM R-2 2. Diklat Bengkel Elektronika 3. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan Kab. Brebes Pelatihan Klaster Otomotif (Pelatihan Guru SMK) Kab. Tegal 1. Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran 2. Pelatihan SDM industri di bidang metal working Kota Tegal Diklat Pengelasan Non Fero level 3 utk Industri Komponen Kapal Kab. Pekalongan 1. Diklat Klaster (Komponen mobil dan motor) 2. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan 3. Pelatihan SDM industri dibidang alsintan Kab. Temanggung Bantuan Perbengkelan KBM R-2 31

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 Kab. Bolaang Mongondow Timur Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kalimantan Timur Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Kab. Konawe Diklat Perbengkelan KBM R-4 Kota Makassar Kab. Kep. Selayar Diklat KBM R-4 1. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 2. Bantuan mesin peralatan pemipil jagung dan pengupas padi 3. Bantuan hand tractor 4. Bantuan mesin peralatan bengkel alat mesin pertanian Sulawesi Selatan Kota Samarinda 1. Pelatihan pengecoran 2. Diklat Welding Operator 32

33

RENCANA KEGIATAN IUBTT TAHUN 2014 1. Standarisasi Produk Produk IUBTT (Pengembangan standar, penerapan standar, pengembangan Lab. Uji dan Pengembangan lembaga Sertifikasi) 2. Standarisasi Kompetensi Tenaga Kerja (Pengembangan Standar Kompetensi, Pelatihan, Sertifikasi SDM, Pengembangan LSP dan Pengembangan TUK) 3. Peningkatan Kemampuan SDM Industri 4. Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan 5. Pengembangan Pusat Desain Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan 6. Pengembangan Pusat Layanan Teknis Alat Mesin Pertanian 7. Perluasan Akses Pasar melalui Promosi Investasi dan Kerjasama Industri 8. Promosi produk-produk buatan Indonesia di dalam dan luar negeri 9. Pengembangan Koridor Telematika di daerah potensial 10. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Koridor Jawa 11. Pengembangan Low Cost and Green Car 12. Pengembangan industri komponen dan mesin peralatan 13. Pengembangan kendaraan angkutan umum murah untuk pedesaan 34

35