BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI. infertil adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Folikel antral adalah folikel kecil - kecil berukuran 2-8 mm yang dapat

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan tumbuhnya jaringan endometrium (stroma dan kelenjar) di luar

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. Selama dua dasa warsa terakhir, angka keberhasilan teknik reproduksi

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??

Standardisasi Kurikulum PERFITRI. Training and Education

BAB III FERTILISASI IN VITRO. yang telah berkembang di dunia kedokteran. Kata inseminasi

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri. yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan. suami-istri yang telah menikah selama satu tahun atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi dalam wanita.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

ABSTRAK GAMBARAN ANALISA SPERMA DI KLINIK BAYI TABUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

Ni Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

tahun berhubungan suami isteri tanpa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan case control retrospektif atau studi kasus - kontrol retrospektif

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan infertilitas. Sampel merupakan pasien rawat inap yang telah menjalani perawatan pada Januari 2012-Juli 2013. Data sampel diambil dari rekam medik pasien yang telah menjalani perawatan di Poliklinik Obstetri Ginekologi dan Klinik Fertilitas Sekar RSUD Dr Moewardi. Selanjutnya peneliti mendatangi rumah sampel tersebut untuk melakukan wawancara dengan kuesioner. Penelitian ini mengambil jumlah sampel minimal sebanyak 30 orang. Hal ini sesuai dengan rule of thumb, di mana setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010). Dari hasil penelitian diperoleh total 44 sampel yang terdiri dari 22 sampel kasus dan 22 sampel kontrol yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Dari 44 sampel tersebut, sebanyak 16 pasien infertil mengalami endometriosis (72,7%), 6 pasien infertil dengan kelainan ginekologi selain endometriosis (27,3%), 2 pasien fertile dengan endometriosis (9,1%), dan 20 pasien fertile lainnya terdiagnosis penyakit ginekologi selain endometriosis (90,9%). Distribusi sampel berdasarkan kelompok umur (Tabel 4.2) menunjukkan bahwa responden infertilitas menempati jumlah terbesar pada rentang usia 29,49-40,69 tahun. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Caroline (2007) yang mengungkapkan bahwa endometriosis merupakan salah satu kelainan ginekologis

yang paling sering ditemukan. Insiden tertinggi ditemukan pada wanita usia reproduktif (dekade ketiga dan keempat kehidupan). Dari 22 responden infertil tercatat bahwa 16 orang belum pernah mengalami kehamilan, sedangkan 5 orang lainnya pernah mengalami kegagalan kehamilan sedangkan 1 orang pernah mengalami kehamilan namun tidak terjadi kehamilan lagi sehingga dikategorikan sebagai infertilitas sekunder (Lampiran 4). Infertilitas endometriosis kebanyakan ditemukan pada stadium sedang sampai berat. Endometriosis stadium berat di mana terjadi perubahan anatomi tulang panggul atau penyumbatan tuba memiliki penjelasan yang sangat logis menyebabkan infertilitas tetapi pada endometriosis stadium ringan mekanisme yang bertanggung jawab menyebabkan infertilitas masih kurang jelas. Sebenarnya, apakah stadium ringan dan minimal dari penyakit tersebut dapat dipandang sebagai penyebab infertilitas masih banyak diperdepatkan (Jacoeb, 2009). Infertilitas endometriosis tidak tergantung stadium endometriosis, stadium minimal bisa menyebabkan infertilitas dan pada stadium berat bisa terjadi kehamilan atau infertilitas endometriosis tidak seiring dengan berat ringannya derajat endometriosis (Nugroho, 2004). Pada pasien endometriosis disimpulkan baik reseptivitas endometrium, kualitas oosit maupun kualitas embrio berpengaruh terhadap menurunnya angka kehamilan (Barnhart et al., 2002). Dari 22 responden yang infertil ditemukan sebanyak 16 wanita (72,7%) mengalami endometriosis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, di mana ditemukan bahwa sekitar 50% wanita

dengan infertilitas ditemukan endometriosis dan bila disertai nyeri pelvik atau nyeri haid, temuan endometriosis mencapai 80% (Kao et al, 2003). Eutopik endometrium wanita endometriosis berbeda dengan endometrium wanita tanpa endometriosis, di mana endometrium endometriosis dapat mengekspresikan aromatase, enzim yang mengkatalisa produksi estradiol. Estradiol yang meninggi pada endometrium dapat mengganggu proses implantasi (Bulun, 2000; 2009; Huhtinen, 2010). Hal inilah yang menurunkan angka kehamilan pada wanita dengan endometriosis. Abnormalitas endometrium menyebabkan kegagalan dalam implantasi embrio dan merupakan penyebab rendahnya angka kehamilan pada penderita endometriosis (Kao et al., 2003). Penyebab infertilitas endometriosis adalah: 1) kegagalan folikulogenesis (menurunkan ovarian reserve, esterogen dan Luteinizing Hormon (LH), meningkatkan panjang fase folikuler dan apoptosis sel granulosa); 2) kegagalan fertilisasi (mengganggu proses fertilisasi dan mengganggu proses sperm and zona pelussida binding); 3) faktor-faktor inflamasi cairan peritoneum (meningkatkan fagositosis sperma dan toksikosis embrio, menurunkan motilitas sperma); dan 4) kegagalan implantasi endometrium (sub endometrial expansion), perubahan ekspresi gen pada endometrium endometriosis menyebabkan implantasi blastokis terganggu (Kim et al., 2007; Matsuzaki et al., 2009; Zanatta et al., 2010; Lu et al., 2012). Berdasarkan tabel hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square (Lampiran 3) menunjukkan hasil pengamatan pada studi case-control terhadap hubungan endometriosis dengan infertilitas, didapatkan nilai p = 0,000 yang

berarti terdapat hubungan bermakna antara endometriosis dengan infertilitas. Meskipun demikian endometriosis yang ditemukan ini belum tentu merupakan satu-satunya penyebab infertilitas. Fertilitas seorang wanita bergantung pada keseimbangan faktor intrinsik dari organ tubuhnya; mulai dari faktor sentral di supra hipotalamus, hipotalamus, hipofisis, faktor ovarium, dan tak kalah penting adalah faktor peritoneum dan endometrium. Gangguan pada salah satu atau beberapa faktor tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya infertilitas (Sperof dan Fritzs, 2005; Overton et al., 2007). Kapoor dan Davilla (2002), menyatakan bahwa ketika terdapat jaringan parut yang luas, infertilitas dapat menjadi efek dari endometriosis dalam analog bahwa infertilitas berhubungan dengan adhesi yang terjadi akibat pelvic inflammatory disease. Jika endometriosis minimal tanpa adanya adhesi menyebabkan infertilitas, hal ini dipastikan adanya penurunan kesuburan pada wanita. Banyak mekanisme diajukan untuk menerangkan hubungan tersebut, tetapi semuanya harus dipertimbangkan secara teoritis tanpa adanya bukti pasti tentang efek anti infertilitas. Tidak ada satu mekanisme yang berperan sendiri, semua mekanisme berhubungan satu sama lain. Hubungan endometriosis dengan infertilitas dapat berupa adanya kelainan pada kadar gonadotropin, gangguan folikulogenesis, gangguan fertilisasi dan kualitas embrio, cacat fungsi fase luteal, gangguan transportasi ovum, embrio, atau gangguan implantasi (Nugroho, 2004). Terapi endometriosis pada kasus noninfertilitas bersifat simptomatis dan dipilih penggunaan terapi hormonal. Tindakan bedah hanya dilakukan ketika terapi hormonal tidak menunjukkan hasil yang

memuaskan atau pada kasus endometriosis stadium lanjut (III dan IV). Tindakan inseminasi intra uterin dan in vitro fertilization dapat dikerjakan untuk terapi infertilitas endometriosis (Neal, 2002). Pasien dengan endometriosis mempunyai kemungkinan 26,67 kali untuk mengalami infertilitas dibandingkan dengan pasien yang tidak endometriosis, dengan probabilitas pasien endometriosis untuk mengalami infertilitas sebesar 96,38%. Menurut Neal dalam Nugroho (2004), wanita dengan endometriosis mempunyai resiko infertilitas 20 kali lebih besar dibanding yang tanpa endometriosis. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek (disebut sebagai kasus) dan kelompok tanpa efek (disebut kontrol) melalui rekam medik. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala dalam melakukan penelitan berupa ketidakcocokan alamat yang tertulis dalam rekam medik dengan alamat sesungguhnya sehingga terdapat beberapa sampel yang tidak dapat diambil data secara langsung melalui kuesioner. Namun, jumlah sampel dalam penelitian ini dianggap telah mewakili populasi yang ada. Menurut Sackett dalam Sastroasmoro dan Ismael (2011), ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya bias dalam studi case-control, di antaranya adalah informasi tentang faktor risiko atau faktor perancu mungkin terlupakan oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam rekam medik dan subyek yang mengalami efek (kasus) lebih mengingat-ingat pajanan faktor risiko dibandingkan subyek yang tidak terkena efek (kontrol).

Pada penelitian ini, untuk meminimalkan bias yang terjadi, dilakukan pemilihan kriteria restriksi yang sesuai, memberikan pertanyaan dengan kuesioner secara jelas untuk mendapat informasi yang tepat, dan melakukan pengambilan data subyek penelitian dengan objektif. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi case-control ini dapat mengetahui mengenai hubungan antara endometriosis dengan infertilitas. Desain penelitian case-control dapat dipergunakan untuk menilai besar pengaruh endometriosis dalam kejadian infertilitas. Namun dalam kekuatan hubungan sebab-akibat, studi case-control berada di bawah desain eksperimental dan studi cohort. Desain penelitian case-control mempunyai kelemahan khususnya akibat recall bias, namun dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat, dan analisis serta interpretasi yang tepat, studi case-control dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam penelitian kedokteran klinis pada kasus-kasus keganasan (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).