NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

Transkripsi:

No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Februari 2015, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 100,79 atau mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 100,40. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 99,38, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 96,93, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 110,20, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 99,40 dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 104,97. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP pada semua subsektor kecuali Subsektor Peternakan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2015 secara umum mencapai 118,43 atau mengalami deflasi sebesar 0,98 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 119,61.Penurunan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh penurunan indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,87 persen selain kelompok bahan makanan yang juga turun sebesar 1,72 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,64 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,55 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar naik sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,21 persen, dan terakhir kelompok perumahan naik sebesar 0,02 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Februari 2015 terdapat 21 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 11 provinsi mengalami penurunan NTP dan satu provinsi tidak mengalami perubahan indeks. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,45 persen, sebaliknya penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,76 persen. Satu-satunya provinsi yang relatif tidak mengalami perubahan NTP pada bulan ini adalah Provinsi Lampung. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 1

pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2015, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 0,39 persen dibanding NTP Januari 2015, yaitu dari 100,40 menjadi 100,79. Naiknya NTP Februari 2015 ini disebabkan karena indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan indeks harga produk pertanian yang diterima petani. Naiknya angka NTP yang tercatat pada bulan Februari 2015 disebabkan oleh naiknya NTP di subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen, diikuti subsektor perikanan naik sebesar 0,50 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,31 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,12 persen. Namun berbeda dengan subsektor lainnya, NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,45 persen pada bulan ini. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2015, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar 0,40 persen dibandingkan dengan It Januari 2015, yaitu dari 117,03 menjadi 116,57. Penurunan It terbesar terjadi pada subsektor peternakan yaitu sebesar 1,13 persen, diikuti subsektor hortikultura yang turun sebesar 0,54 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,32 persen. Sebaliknya subsektor tanaman pangan pada bulan ini It-nya naik sebesar 0,34 persen dan subsektor perikanan mengalami kenaikan It sebesar 0,18 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Februari 2015 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan sebesar 0,78 persen bila dibandingkan Januari 2015, yaitu dari 116,57 menjadi 115,66. Penurunan Ib terjadi pada semua subsektor dengan penurunan terbesar dialami oleh subsektor tanaman pangan yang penurunannya mencapai 1,12 persen, diikuti oleh subsektor peternakan turun sebesar 0,68 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,66 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,63 persen, dan terakhir subsektor perikanan turun sebesar 0,32persen. Penurunan Ib tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti cabai rawit, bensin, bawang merah, cabai hijau, telur ayam ras, dan cabai merah. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Februari 2015 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 1,48 persen. Naiknya NTPP ini disebabkan karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,34 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani turun hingga 1,12 persen. Naiknya indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 1,26 persen meskipun subkelompok palawija turun 0,80 persen. Komoditas yang menyebabkan naiknya It pada subsektor ini terutama karena naiknya harga gabah dan ketela pohon. Pada Ib turunnya indeks disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga 2 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

(IKRT) sebesar 1,29 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,04 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 116.82 117.22 0.34 - Padi 115.46 116.92 1.26 - Palawija 118.56 117.61-0.80 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 119.30 117.96-1.12 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.62 119.06-1.29 - Indeks BPPBM 111.36 111.32-0.04 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97.93 99.38 1.48 d. Nilai Tukar Usaha Petanian 104.90 105.30 0.38 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Februari 2015, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani meskipun mengalami penurunan sebesar 0,54 persen, tetapi penurunannya lebih kecil dibanding penurunan indeks yang dibayar petani yang mencapai 0,66 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas seperti cabai merah, bawang merah, kencur dan cabai rawit. Pada Ib penurunan indeks disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,73 persen dan turunnya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,36 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 113.84 113.23-0.54 - Sayur-sayuran 113.12 109.88-2.86 - Buah-buahan 113.79 115.40 1.41 - Tanaman Obat 117.21 115.26-1.67 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 117.59 116.81-0.66 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.63 118.76-0.73 - Indeks BPPBM 109.16 108.77-0.36 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.81 96.93 0.12 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.29 104.10-0.18 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 3

Pada Februari 2015 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,31 persen, hal ini terjadi karena penurunan indeks yang diterima petani yang mencapai 0,32 persen, lebih kecil dibanding dengan penurunan indeks yang dibayar petani yang sebesar 0,63 persen. Penurunan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 126,54 menjadi 126,13. Komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah cengkeh, kakao, biji jambu mete, dan tebu. Penurunan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh turunnya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,81 persen, dan turunnya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,29 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 126.54 126.13-0.32 - Tanaman Perkebunan Rakyat 126.54 126.13-0.32 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 115.18 114.46-0.63 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.09 118.13-0.81 - Indeks BPPBM 108.42 108.11-0.29 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 109.86 110.20 0.31 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.71 116.67-0.03 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya Januari Februari 2015 a. Indeks Diterima Petani (IT) 114.06 112.78-1.13 - Ternak Besar 113.22 111.99-1.09 - Ternak Kecil 112.59 111.36-1.09 - Unggas 121.77 120.24-1.26 - Hasil Ternak 112.92 111.52-1.25 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 114.24 113.46-0.68 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.90 117.65-1.05 - Indeks BPPBM 109.66 109.34-0.29 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 99.85 99.40-0.45 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.02 103.14-0.84 Pada Februari 2015 terjadi penurunan pada NTPT sebesar 0,45 persen. Turunnya NTPT terjadi karena penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,13 persen lebih besar dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,68 persen. Penurunan It ini disebabkan oleh turunnya It pada semua subkelompok, dimana subkelompok unggas mengalami penurunan paling besar, yaitu turun sebesar 1,26 persen, diikuti subkelompok hasil ternak turun sebesar 1,25 persen dan subkelompok ternak besar dan subkelompok ternak 4 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

kecil masing-masing turun sebesar 1,09 persen. Turunnya harga sapi potong, telur ayam ras, ayam ras pedaging, dan kambing menjadi penyebab turunnya It pada subsektor ini. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 1,05 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,29 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada Februari 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, hal ini dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,18 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,32 persen. Kenaikan It subsektor ini disebabkan oleh naiknya It subkelompok penangkapan dan subkelompok budidaya masing-masing sebesar 1,93 persen dan 0,07 persen. Sementara itu penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,50 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya a. Indeks Diterima Petani 118.55 118.76 0.18 - Penangkapan 123.62 126.00 1.93 - Budidaya 118.26 118.35 0.07 b. Indeks Dibayar Petani 113.50 113.13-0.32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.73 119.14-0.50 - Indeks BPPBM 106.26 106.15-0.10 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 104.45 104.97 0.50 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.57 111.87 0.28 Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada Februari 2015 mengalami kenaikan sebesar 2,71 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar 1,93 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani (nelayan) mengalami penurunan sebesar 0,76 persen. Kenaikan It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti tongkol, cakalang, dan tenggiri pada bulan ini. Sedangkan penurunan Ib disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM sebesar 1,09 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 5

Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan nya a. Indeks Diterima Petani 123.62 126.00 1.93 - Penangkapan Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Penangkapan Perairan Laut 123.64 126.03 1.93 b. Indeks Dibayar Petani 117.18 116.29-0.76 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.58 118.98-0.49 - Indeks BPPBM 114.37 113.12-1.09 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105.49 108.36 2.71 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 108.08 111.39 3.06 Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,37 persen pada Februari 2015. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,07 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. Kenaikan It banyak disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti tawes dan gurame. Sedangkan turunnya Ib disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,49 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,04 persen dibanding bulan sebelumnya. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan nya a. Indeks Diterima Petani 118.26 118.35 0.07 - Budidaya Air Tawar 118.26 118.35 0.07 b. Indeks Dibayar Petani 113.29 112.96-0.30 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.74 119.15-0.49 - Indeks BPPBM 105.80 105.76-0.04 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104.39 104.78 0.37 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.78 111.90 0.11 5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Februari 2015 mencapai 100,66 atau naik sebesar 0,38 persen dibanding bulan Januari 2015. Hal ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,42 persen tidak sebesar penurunan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,79 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan nya Indeks Harga yang Diterima Petani 116.99 116.50-0.42 Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.66 115.73-0.79 Konsumsi Rumah Tangga 119.60 118.41-1.00 BPPBM 109.81 109.55-0.23 Nilai Tukar Petani 100.28 100.66 0.38 Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.54 106.34-0.18 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2015 secara umum mencapai 118,43 atau mengalami deflasi sebesar 0,98 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 119,61. Penurunan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh penurunan indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,87 persen selain kelompok bahan makanan yang juga turun sebesar 1,72 persen. Sebaliknya kelompok sandang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,64 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,55 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,21 persen, dan terakhir kelompok perumahan naik sebesar 0,02 persen. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan nya Januari - Februari 2015(2012=100) Kelompok Konsumsi Rumah Tangga 119.61 118.43-0.98 - Bahan Makanan 129.14 126.91-1.72 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 115.61 116.25 0.55 - Perumahan 115.37 115.39 0.02 - Sandang 114.78 115.52 0.64 - Kesehatan 109.03 109.26 0.21 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 106.21 106.49 0.27 - Transportasi dan Komunikasi 118.70 115.29-2.87 7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada Februari 2015 ada sebanyak 21 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Kalimantan Timur yaitu sebesar 1,45 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,06 persen terjadi di Provinsi Sumatera Selatan. Kenaikan NTP terbesar di Provinsi Kalimantan Timur terutama disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan naiknya harga lada/merica dan kelapa sawit. Sebanyak 11 provinsi pada bulan Februari 2015 ini mengalami penurunan NTP dengan Provinsi Maluku mengalami penurunan tertinggi yaitu sebesar 0,76 persen, sedangkan Provinsi Banten Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 7

mengalami penurunan NTP terkecil yaitu 0,22 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Maluku banyak disebabkan oleh turunnya harga pisang, cabai rawit, jeruk dan cabai merah pada subsektor hortikultura. Sementara itu Provinsi Lampung relatif tidak mengalami perubahan NTP pada bulan ini. Tabel 10 NTP Provinsi dan nya Januari - Februari 2015(2012=100) Provinsi Nasional 101.86 102.19 0.33 NAD 95.96 97.12 1.20 Sumatera Utara 98.20 98.28 0.08 Sumatera Barat 98.54 98.66 0.12 Riau 96.34 96.63 0.30 Jambi 95.65 96.38 0.76 Sumatera Selatan 97.58 97.64 0.06 Bengkulu 94.51 95.67 1.23 Lampung 103.20 103.20 0.00 Bangka Belitung 103.19 102.96-0.23 Kepulauan Riau 99.37 100.54 1.17 DKI Jakarta 97.99 99.12 1.16 Jawa Barat 105.95 105.69-0.25 Jawa Tengah 101.18 101.48 0.30 Yogyakarta 100.40 100.79 0.39 Jawa Timur 105.23 106.18 0.91 Banten 105.42 105.19-0.22 Bali 104.18 103.90-0.27 Nusa Tenggara Barat 101.38 101.97 0.59 Nusa Tenggara Timur 100.89 101.57 0.68 Kalimantan Barat 96.79 97.48 0.71 Kalimantan Tengah 99.30 98.93-0.38 Kalimantan Selatan 99.77 100.80 1.03 Kalimantan Timur 99.33 100.78 1.45 Sulawesi Utara 98.04 98.51 0.48 Selawesi Tengah 98.37 97.75-0.64 Sulawesi Selatan 104.31 103.84-0.45 Sulawesi Tenggara 99.34 99.00-0.34 Gorontalo 101.23 101.57 0.33 Sulawesi Barat 102.04 101.70-0.33 Maluku 101.19 100.42-0.76 Maluku Utara 102.83 102.45-0.37 Papua Barat 99.12 99.26 0.14 Papua 96.81 97.12 0.32 8 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan nya Januari - Februari 2015(2012=100) Provinsi Nasional 101.83 102.15 0.31 NAD 95.91 97.02 1.17 Sumatera Utara 98.21 98.26 0.06 Sumatera Barat 98.23 98.27 0.04 Riau 95.94 96.10 0.17 Jambi 95.52 96.25 0.76 Sumatera Selatan 97.54 97.60 0.06 Bengkulu 94.38 95.55 1.24 Lampung 103.30 103.29-0.01 Bangka Belitung 103.44 102.97-0.46 Kepulauan Riau 95.64 96.38 0.77 Jawa Barat 106.34 106.05-0.27 Jawa Tengah 101.24 101.54 0.29 Yogyakarta 100.28 100.66 0.38 Jawa Timur 105.23 106.19 0.91 Banten 105.48 105.21-0.26 Bali 104.18 103.88-0.29 Nusa Tenggara Barat 101.43 102.03 0.59 Nusa Tenggara Timur 100.83 101.52 0.68 Kalimantan Barat 96.73 97.42 0.71 Kalimantan Tengah 98.96 98.44-0.53 Kalimantan Selatan 99.02 99.98 0.97 Kalimantan Timur 99.33 100.89 1.57 Sulawesi Utara 97.50 97.90 0.41 Selawesi Tengah 98.04 97.35-0.70 Sulawesi Selatan 104.26 103.76-0.48 Sulawesi Tenggara 98.91 98.48-0.43 Gorontalo 101.40 101.73 0.33 Sulawesi Barat 102.22 101.81-0.40 Maluku 100.36 99.53-0.83 Maluku Utara 102.85 102.46-0.39 Papua Barat 98.30 98.44 0.14 Papua 96.19 96.53 0.36 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 9

Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan nya Januari - Februari 2015(2012=100) Provinsi Nasional 105.48 106.72 1.18 NAD 99.45 103.20 3.77 Sumatera Utara 102.81 104.21 1.36 Sumatera Barat 99.68 102.13 2.46 Riau 104.88 109.07 3.99 Jambi 102.51 103.01 0.49 Sumatera Selatan 95.10 95.67 0.61 Bengkulu 96.06 98.17 2.19 Lampung 105.07 107.57 2.38 Bangka Belitung 101.55 103.96 2.37 Kepulauan Riau 108.90 111.67 2.54 DKI Jakarta 101.09 103.80 2.69 Jawa Barat 105.26 107.74 2.36 Jawa Tengah 104.62 105.64 0.98 Yogyakarta 105.49 108.36 2.71 Jawa Timur 105.97 107.18 1.14 Banten 113.00 115.52 2.23 Bali 112.00 113.94 1.73 Nusa Tenggara Barat 103.78 104.10 0.31 Nusa Tenggara Timur 105.74 105.94 0.19 Kalimantan Barat 98.32 99.63 1.34 Kalimantan Tengah 107.50 109.42 1.79 Kalimantan Selatan 110.29 112.57 2.06 Kalimantan Timur 106.00 106.95 0.90 Sulawesi Utara 110.15 111.88 1.57 Selawesi Tengah 106.41 106.96 0.52 Sulawesi Selatan 109.24 109.36 0.11 Sulawesi Tenggara 106.34 107.30 0.90 Gorontalo 100.41 100.86 0.45 Sulawesi Barat 98.60 99.52 0.94 Maluku 107.57 107.45-0.11 Maluku Utara 101.98 101.81-0.17 Papua Barat 107.50 107.66 0.15 Papua 110.53 110.08-0.40 10 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan nya Januari - Februari 2015(2012=100) Provinsi Nasional 99.28 99.62 0.35 NAD 95.49 95.80 0.33 Sumatera Utara 92.91 93.38 0.51 Sumatera Barat 107.16 108.72 1.45 Riau 102.52 103.26 0.72 Jambi 97.23 97.83 0.62 Sumatera Selatan 101.93 101.53-0.39 Bengkulu 100.29 100.73 0.44 Lampung 97.63 97.37-0.26 Bangka Belitung 93.89 95.05 1.24 Kepulauan Riau 109.71 109.87 0.14 DKI Jakarta 94.56 94.07-0.53 Jawa Barat 98.46 98.46 0.00 Jawa Tengah 97.39 97.87 0.49 Yogyakarta 104.39 104.78 0.37 Jawa Timur 104.88 105.46 0.55 Banten 95.07 95.84 0.80 Bali 91.69 92.20 0.56 Nusa Tenggara Barat 93.49 94.04 0.59 Nusa Tenggara Timur 99.72 100.91 1.19 Kalimantan Barat 98.16 98.32 0.17 Kalimantan Tengah 96.24 97.38 1.19 Kalimantan Selatan 103.13 104.23 1.07 Kalimantan Timur 91.41 91.70 0.32 Sulawesi Utara 96.79 97.43 0.66 Selawesi Tengah 95.09 94.68-0.43 Sulawesi Selatan 102.06 102.21 0.14 Sulawesi Tenggara 99.08 99.33 0.25 Gorontalo 91.77 92.11 0.38 Sulawesi Barat 97.89 99.37 1.51 Maluku 110.62 109.84-0.70 Maluku Utara 107.91 107.08-0.77 Papua Barat 93.34 93.43 0.10 Papua 90.83 91.81 1.07 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 11

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH FEBRUARI 2015 Berdasarkan hasil observasi terhadap 46 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Februari 2015, sebagian besar atau 65,22 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP) sementara itu sisanya 34,78 persen berkualitas rendah. Dibandingkan Januari 2015, rata-rata harga gabah kualitas GKP mengalami kenaikan 10,12 persen menjadi Rp. 5.253,33 per kg di tingkat petani dan naik 10,02 persen menjadi Rp. 5.303,33 per kg di tingkat penggilingan. Sebaliknya, rata-rata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 0,36 persen menjadi Rp. 3.934,38 per kg di tingkat petani dan turun 0,35 persen menjadi Rp. 3.984,38 per kgdi tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.650,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR 64 terjadi di Kecamatan Sewon dan Kecamatan Sanden (Bantul). Selama Februari 2015, tidak dijumpai observasi harga gabah di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP. Pada Februari 2015, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 46 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 30 observasi dan kualitas rendah sebanyak 16 observasi. Kelompok Kualitas GKG GKP Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Februari 2015 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) 0 4.150,00 - - - - - - (0,00%) (penggilingan) Gabah Kualitas Rendah Total 30 (65,22%) 16 (34,78%) 46 (100,00%) 4.500,00 5.650,00 5.253,33 5.303,33 3.300,00 (petani) 3.350,00 (penggilingan) 1.953,33 59,19 1.953,33 58,31 3.700,00 4.000,00 3.934,38 3.984,38 - - - - - - - - - - Keterangan : GKG : kadar air 14% dan kadar hampa/kotoran 3% GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air 14% an kadar hampa 3% Diluar kualitas : kadar air 25% atau kadar hampa/kotoran 10% * HPP berdasarkan INPRES nomor 3 Tahun 2012 tgl.27 Februari 2012 mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. 12 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 30 observasi atau 65,22 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Februari 2015. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 16 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 34,78 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Februari 2015, yang berpotensi mengalami kasus harga semuanya berasal dari Kabupaten Bantul. Tabel 15 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Februari 2015 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 0-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) GKP 30 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 30 (100,00 %) 30 (100,00 %) GKG dan GKP 30-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 30 (100,00 %) Kualitas Rendah 16 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.650,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR 64 terjadi di Kecamatan Sewon dan Kecamatan Sanden (Bantul). Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Januari-Februari 2015 Kelompok Kualitas Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Des 2014 Jan 2015 Feb 2015 Des 2014 Jan 2015 Feb 2015 (5) (6) (7) GKG 12,45 - - 2,45 - - GKP 13,79 13,21 12,82 6,05 7,40 7,57 KualitasRendah 24,22 24,16 30,41 10,55 16,76 10,37 Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Ratarata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 12,82 persen dan 7,57 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Februari 2015 memiliki rata-rata KA dan KH masingmasing sebesar 30,41 persen dan 10,37 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 13

Rp/Kg Tabel 17 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Desember 2014-Februari 2015 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Des 2014 Jan 2015 Feb 2015 Perub (4) thd (3) (%) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Des 2014 Jan 2015 Feb 2015 Perub (4) thd (3) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG 5.000,00 - - - 5.050,00 - - - GKP 4.954.85 4.770,51 5.253,33 10,12 5.004,85 4.820,51 5.303,33 10,02 Kualitas Rendah 4.436,29 3.948,44 3.934,38-0,36 4.486,29 3.998,44 3.984,38-0,35 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik Rp. 482,82 per kg (10,12 persen) menjadi Rp 5.253,33 per kg dan di tingkat penggilingan naik Rp.482,82 per kg (10,02 persen) menjadi Rp. 5.303,33 per kg. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani turun sebesar Rp. 14,06per kg (0,36 persen) menjadi Rp. 3.934,38 per kg, dan rata-rata harga di tingkat penggilingan turun Rp. 14,06 kg (0,35 persen) menjadi Rp. 3.984,38 per kg. Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, Februari 2014 -Februari 2015 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 14 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 17/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015