Tips Memilih Perguruan Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

Proposal Kegiatan dan Rencana Studi

DASAR PERENCANAAN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. jurusan pada Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM.

Nomer : Fakultas : Semester : PETUNJUK PENGISIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkelanjutan merupakan tuntutan mendesak yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidahkaidah. dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Disampaikan pada PPM di MAN 2 Wates, 16 Mei

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan,

PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, KEBIDANAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK BANJARNEGARA TAHUN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/U/2001

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seorang siswa dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

RENCANA STRATEGIS JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan mutu sumberdaya manusia. Sebagaimana dalam undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

IV. PERATURAN AKADEMIK

Laporan PPL UNY 2014 Page 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) DAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SBMPTN) TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. prestasi yang telah mereka raih selama menjalani proses pendidikan, apa saja

TINGGI NEGERI SNMPTN 2013 PANITIA SPMB UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap

BAB II DESKRIPSI UNIVERSITAS PAMULANG

Program Percepatan Penulisan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Jurusan PT. Otomotif FT UNY Oleh: Ibnu Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2014

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Pendaftaran secara online dibuka tanggal 4 Januari sampai 15 Maret 2017 (

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan membangun pendidikan akan berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

POLA SELEKSI UII. Membayar Biaya Pendaftaran ke Bank atau kepada petugas di lokasi penyelenggaraan CBT.

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

Pelaksanaan Praktik Industri Setelah Ujian Nasional bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Ibnu Siswanto

STUDENT PLAN RAMADHAN RIFANDY WIDODO NIM :

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 Mei 1983

Moses Laksono Singgih

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

UNIVERSITAS NAROTAMA termasuk Kriteria Perguruan Tinggi yang Pantas Menjadi Idaman

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu untuk setiap profesi pekerjaan.

INFORMASI SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2012

Pelaksanaan Praktik Industri Setelah Ujian Nasional bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

SUATU PANDANGAN TENTANG KURIKULUM dan PENYUSUNAN KURIKULUM MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

Jurusan Kesehatan Lingkungan ( Diploma III) Dengan Akreditasi B oleh LAM - PT KES

STRATEGI SUKSES TN-24

Wawancara INFOMEDIA dengan saya pada November tentang Outlook Pendidikan Tinggi 2014/2015

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

PENTINGNYA MANAJEMEN WAKTU DALAM PENINGKATAN KINERJA PUSTAKAWAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

Transkripsi:

Tips Memilih Perguruan Tinggi Oleh: Ali Mahmudi. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Makalah Disampaikan Pada Seminar Tips Memilih Jurusan, Kembangkan Bakatmu, Tentukan Pilihanmu di SMA N 3 Klaten Pada Sabtu, 2 September 2006 A. Pendahuluan Dua tahun lalu, ada salah satu mahasiswa bimbingan penulis, di Jurusan Pendidikan Matematika, yang berkonsultasi, atau tepatnya mengeluh, akan nilainilainya pada semester pertama yang hampir semuanya D atau tidak lulus. Kepada mahasiswa tersebut, penulis mengajukan beberapa pertanyaan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Akhirnya penulis mengajukan pertanyaan terakhir, apakah Anda menyukai matematika?, tanya penulis. Itulah masalahnya Pak, saya tidak menyukainya. Bapak dan Ibu sayalah yang mendorong saya untuk memilihnya, jawab mahasiswa itu. Cerita di atas, memberikan gambaran kepada kita bahwa segala pekerjaan yang tidak diawali dan disertai dengan minat dan kecintaan akan menemui kegagalan dan mungkin sia-sia. Demikian juga, ketika memilih jurusan pada suatu perguruan tinggi harus pula mempertimbangkan minat. Tentu, terdapat faktor-faktor penentu lainnya yang harus diperhatikan dalam menentukan pilihan jurusan. Pada makalah ini diberikan beberapa di antaranya. B. Memilih Perguruan Tinggi Pada kenyataannya, menentukan pilihan memiliki banyak dimensi dan dampak. Memilih merupakan bagian dari suatu upaya pemecahan masalah sekaligus sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. Dampak penetapan pilihan akan membawa pengaruh jangka pendek/panjang, baik berupa keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Demikian juga, memilih perguruan tinggi merupakan keputusan yang akan berdampak pada masa depan seseroang. Proses pengambilan keputusan meliputi penetapan tujuan, pembatasan dan analisis masalah, pencarian alternatif, pemilihan alternatif yang maksimal, pelaksanaan 1

keputusan, serta penilaian dan monitoring. Proses pengambilan keputusan perlu dimengerti oleh lulusan SMA sewaktu akan memasuki perguruan tinggi, karena melalui tahap-tahap tersebut keputusan yang akan diambilnya akan lebih efektif. Munculnya tujuan biasanya dilatarbelakangi oleh adanya masalah yang dihadapi oleh seseorang. Jika seseorang lulusan SMA berkeinginan untuk melanjutkan studi, jelaslah siswa tersebut mempunyai tujuan. Dalam benaknya terdapat gambaran masa depan yang dipandang terbaik, misalnya menjadi dokter, manajer, gusu, dan sebagainya. Tujuan dapat terwujud bila telah menyelesaikan studi. Oleh karena itu, lulusan SMA mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu kuliah di perguruan tinggi. Keputusan untuk memilih perguruan tinggi mana yang akan dimasuki, merupakan realisasi dari pencapaian tujuan. Setelah tujuan ditetapkan, segala daya dan upaya dicurahkan guna mencapai tujuan. Namun, tak setiap orang bisa meraihnya. Seringkali terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Bagi lulusan SMA yang bertujuan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi, akan timbul masalah bila belum mendapat perguruan tinggi yang diharapkan, misalnya perguruan tinggi negeri. Karena terbatasnya daya tampung PTN, maka lulusan SMA perlu bersikap realistis dengan melakukan pembatasan masalah pada tujuan utama yang ingin dicapai yaitu melanjutkan studi. Dengan menganalisis masalah secara mendalam, maka dapat dilakukan pemecahan masalah dengan mencari jalan keluarnya. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mencari alternatif yang dipandang dapat mengantarkan pada tujuan yang akan ingin dicapai, yaitu belajar di perguruan tinggi. Dengan demikian, belajar di PTN bukanlah tujuan, tetapi hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Kalau demikian halnya, maka bila tak diterima di PTN, maka dapat mencari alternatif lain. Tentu saja alternatif-alternatif yang dapat mengantarkan sampai ke tujuan. Saat ini, di Indonesia terdapat banyak pilihan bagi lulusan SMA yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Banyaknya perguruan tinggi bertambah terus. Saat ini terdapat sekitar 50 PTN dan sekitar 1400 PTS. Karena demikian banyaknya pilihan yang tersedia, maka perlu dilakukan pembatasan alternatif dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu yang dipandang dapat mengantar ke arah tujuan yang hendak 2

dicapai. Sebelum calon mahasiswa memilih perguruan tinggi untuk dimasuki, biasanya mereka memiliki beberapa faktor yang dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pada umumnya kriteria yang dipilih meliputi status akreditasi, citra, fasilitas fisik, biaya, mutu dosen, mutu lulusan, prospek, dan sebagainya. 1. Minat Faktor utama yang harus anda pertimbangkan adalah minat. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi andalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Sudah terlalu sering kita mendengar kegagalan mahasiswa karena ketidakcocokan dengan bidang studi yang diminatinya. Jangan sampai hal ini terjadi pada anda. 2. Biaya Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan anda. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus anda perhitungkan. Kuliah di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya, mulai dari pendaftaran, biaya praktikum, biaya KKN, dan sebagainya. Selain itu masih perlu dipikirkan biaya-biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku, biaya foto copy, dan lain-lain. Sebelum mendaftar ke perguruan tinggi, perlu ditanyakan semua komponen biaya yang harus anda bayarkan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Tanyakan juga waktu pembayarannya. Hal yang demikian perlu diperhitungkan jika tidak ingin gagal. 3. Status Akreditasi Status akreditasi sering digunakan sebuah perguruan tinggi, negeri maupun swasta, untuk mengiklankan dirinya. Status akreditasi menunjukkan mutu atau kinerja suatu perguruan tinggi dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini diberikan oleh Badan Akreditas Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan, seperti fasilitas pendidikan, perbandingan dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan sebagainya. Namun demikian, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini dan tampaknya banyak perguruan tinggi yang memanfaatkan ketidaktahuan tersebut. 3

Perlu diketahui bahwa status akreditasi diberikan kepada suatu program studi di suatu perguruan tinggi dan bukan kepada perguruan tinggi yang bersangkutan. Jadi perlu dipahami bahwa sebenarnya tidak dikenal istilah perguruan tinggi yang terakreditasi, melainkan terdapat satu atau lebih program studi di suatu perguruan tinggi yang terakreditasi. Dimungkinkan, suatu perguruan tinggi memiliki 3 program studi, satu di antaranya terakreditasi A, sedangkan dua lainnya belum atau memperoleh akreditasi C. Tidak benar jika perguruan tinggi tersebut menyebut atau mengiklankan dirinya sebagai perguruan tinggi yang terakreditasi A. Bagaimana caranya mengetahui status akreditasi suatu prodi di suatu perguruan tinggi? Kini hampir setiap perguruan tinggi telah mempunyai website yang menjelaskan segala hal yang terkait dengan perguruan tinngi tersebut. Informasi ini dapat diperoleh dengan mudah melalui http://dikti.org atau http://www.ban-pt.net. 4. Jalur dan Jenjang Pendidikan Berapa lama seorang mahasiswa menghabiskan waktu di bangku kuliah? Selain ditentukan oleh kemampuan mahasiswa tersebut, hal ini juga tergantung dari jalur/jenjang pendidikan yang diambil. Pendidikan tinggi di Indonesia mengenal dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik (jenjang sarjana) dan jalur profesional (jenjang diploma). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada penerapan keahlian tertentu. Dalam kaitannya dengan waktu, jenjang sarjana membutuhkan waktu lebih lama (minimal 8 semester) dibandingkan dengan jenjang diploma (2 semester untuk D1 dan 6 semester untuk D3). Hal ini tentu sangat berpengaruh pada biaya yang harus anda sediakan. Banyak orang, yang karena keterbatasannya, lebih memilih jenjang diploma dengan harapan cepat lulus dan mendapat pekerjaan. Perlu diketahui bahwa jenjang diploma dirancang sebagai jenjang terminal. Artinya, lulusannya dipersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja, bukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, meskipun sekarang ada program lintas jalur, dari diploma ke sarjana). Hal ini berbeda dengan jenjang sarjana, yang membuka kesempatan lulusannya untuk terus mengembangkan ilmunya ke jenjang yang lebih tinggi. 4

5. Gelar dan Sebutan Setelah lulus dari perguruan tinggi, seseorang akan mendapat ijazah dan gelar akademis, seperti Sarjana Sains (S.Si), Sarjana Pendidikan Sains (S.Pd.Si.), Sarjana Hukum (S.H.), Sarjana Ekonomi (SE), dan lainnya. Gelar akademis ini diberikan kepada mereka yang menyelesaikan pendidikan melalui jalur akademik (jenjang sarjana). Sedangkan bagi yang menempuh jenjang atau jalur profesional (jenjang diploma) tidak memperoleh gelar akademis melainkan sebutan profesional, seperti Ahli Madya Komputer (AMd Komp). Sebutan ini mungkin belum terlalu memasyarakat dan kadang-kadang dianggap kurang bergengsi. 6. Fasilitas Pendidikan Gedung megah dan ber-ac saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses pembelajaran yang baik. Fasilitas pendidikan pada suatu perguruan tinggi lebih pada ketersidiaan dan kelengkapan laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio, dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya, tetapi juga diharapkan dapat menerapkannya di lapangan. Terlebih untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada keterampilan. Sekali lagi, jangan hanya tampilan fisik yang perlu perhatikan. Boleh saja suatu perguruan tinggi memasang foto-foto gedungnya yang megah atau laboratorium komputernya yang canggih. Tidak ada salahnya untuk mencoba menanyakan kapan mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Jangan-jangan hanya satu-dua kali per semester, atau hanya untuk mahasiswa tingkat akhir saja. Perhitungkan juga jumlah mahasiswa yang harus menggunakan fasilitas tersebut. 7. Kualitas dan Kuantitas Dosen Perkembangan suatu perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta, dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa perguruan tinggi tersebut. Bagi PTS, banyaknya mahasiswa sering menjadi indikator utama berkembangnya PTS tersebut karena mahasiswa sebagai sumber utama, bahkan mungkin satu-satunya sumber pendapatan. Dari mahasiswalah, suatu PTS mencukupi kebutuhannya untuk membiayai operasional pendidikan, membangun gedung, menambah fasilitas pendidikan, termasuk membayar 5

gaji dosen dan karyawannya. Oleh karena itulah ada kecenderungan PTS untuk menggali sebanyak mungkin potensi ini, baik secara kualitas, seperti memperbesar uang gedung dan uang kuliah, maupun kuantitas, seperti dengan menerima sebanyak mungkin mahasiswa. Pada sisi lain, bertambahnya mahasiswa menuntut ditambahnya jumlah dosen. Bukan hal yang mudah mendapatkan dosen dengan jumlah yang memadai, apalagi yang memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Padahal Undang-Undang Pendidikan Tinggi mensyaratkan tercapainya perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1 : 30 untuk bidang sosial dan 1 : 25 untuk bidang ilmu alam. Sering, faktor ketercukupan dosen tetap merupakan masalah utama suatu PTS. Mereka mungkin membebani dosen yang terbatas jumlahnya dengan beban mengajar yang besar, sehingga waktu dan tenaga dosen-dosen tersebut betul-betul tersita untuk itu. Seringkali hal ini dilakukan dengan mengabaikan aspek kualitas pengajarannya. Hampir tidak tersisa lagi waktu untuk melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang merupakan pilar-pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebelum mendaftar, seorang calon mahasiswa perlu mengetahui banyaknya dosen tetap di suatu perguruan tinggi. Perhatikan juga berapa dosen yang bergelar S2, S3, atau yang sudah bergelar profesor. Bagaimanapun juga kualitas mahasiswa sangat ditentukan oleh kualitas keilmuan mereka. C. Jalur Masuk Perguruan Tinggi Negeri Bagaimanapun juga, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masih menjadi pilihan utama para lulusan SMA. Terdapat beberapa jalur masuk perguruan tinggi negeri. Salah satu di antaranya adalah melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang diselenggarakan secara serentak oleh semua perguruan tinggi negeri di Indonesia. Selain itu, terdapat juga jalur ujian masuk yang diselenggarakan beberapa PTN yang telah berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN), seperti UGM dan ITB Selain melalui jalur seleksi, PTN juga membuka jalur penelusuran bakat dan minat calon mahasiswa, yakni Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) atau Penelusuran Bibit Unggul (PBU). Perlu diketahui, untuk melalui jalur ini, seorang calon mahasiswa harus memiliki prestasi akademik yang baik, kematangan kepribadian, serta berprestasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Secara umum, pertimbangan untuk diterima dalam program PMDK adalah kualitas akademik siswa sejak kelas 1 SMA yang salah satunya ditunjukkan oleh nilai rapor. 6

D. Penutup Prestasi hanya dapat diraih melalui perjuangan, ketekunan, latihan, disiplin, dan kerja keras. Demikian juga, untuk dapat mewujudkan keinginan kuliah pada perguruan tinggi pilihan harus disertai perencanaan dan segala usaha penuh kesungguhan. Paksalah diri untuk tidak malas. Perlu diyakini bahwa Anda adalah apa yang Anda kerjakan berulang-ulang. Steven R Covey mengatakan bahwa kebiasaan (habit) adalah titik temu dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan keinginan (desire). Sesungguhnya, kuliah di perguruan tinggi hanya merupakan tujuan sementara untuk menggapai tujuan yang lebih tinggi. Oleh karenanya keberhasilan menembus perguruan tinggi pilihan bukanlah suatu keberhasilan final dan belum menjamin kesuksesan seseorang. Seorang mahasiswa, sebagai manusia dewasa, dikehendaki agar meyakini perlunya prinsip belajar mandiri dan menjadikan dirinya sebagai manusia pembelajar. Manusia pembelajar senantiasa dapat memanfaatkan segala kesempatan sebagai wahan belajar dan lebih mendewasakannya. Hal inilah sebenarnya yang merupakan prasyarat kesuksesan seseroang. E. Daftar Bacaan Bram D. Wardana. 2005. Memilih Perguruan Tinggi. Artikel diambil dari http://www.pts.co.id/ pada 1 September 2006. Stephen R. Covey. 1997. The & Habits of Highly Effective People. Terjemahan oleh Budianto. Jakarta: Bina Rupa Aksara. www.indonesiajakarta.org. 2004. Mau Ke mana Setelah SMU?. Artikel diambil pada 1 September 2006. www.w3c.org. Pendakian Menuju PTN Idaman. Artikel diambil pada 1 September 2006. www.w3c.org/tr/1999/r. 1999. Metode Belajar. Artikel Diambil pada 1 September 2006. 7