ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTARPULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

STUDI JALUR EVAKUASI PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

Penerapan Sistem Pakar dalam Penentuan Rute Evakuasi Penyelamatan pada Kapal Penumpang

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

Analisa Evakuasi Penumpang pada Kapal Ro-Ro Menggunakan Discrete Event Simulation dan Social Force Model

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

STUDI PERENCANAAN MODEL EVAKUASI SEDERHANA PADA KAPAL PENUMPANG

KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

PENGARUH KARAKTERISTIK GEOMETRI TERHADAP STABILITAS KAPAL

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

BAB II TINJAUN PUSTAKA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI

OPTIMASI PELETAKAN PINTU RUANG PENUMPANG KELAS EKONOMI KAPAL FERRY UNTUK JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PROMODEL

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

Usulan Perancangan Jalur Evakuasi dan Display Dengan Pendekatan Pengukuran Jarak

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

Tesis Magister. Oleh MASHURI NIM :

SEAKEEPING KAPAL PERIKANAN 30 GT DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

Ari Wibisono

Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember PT. Laras Respati Utama

ANALISIS WAKTU BONGKAR MUAT KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN MODEL SIMULASI JALUR EVAKUASI (Studi Kasus : RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata)

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

PEMODELAN dan SIMULASI SISTEM SUSPENSI MOBIL ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

ANALISIS JARAK PANDANGAN DI LENGKUNG HORISONTAL DAN LENGKUNG VERTIKAL TESIS MAGISTER. Oleh Theo Kurniawan Sendow

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

Mirna Lusiani

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


SIMULASI SISTEM PENJADWALAN KERETA: STUDI KASUS DAOP VIII JAWA TIMUR

ANALISA KELAYAKAN TARIF KAPAL FERRY RO-RO KMP AWUAWU LINTASAN BARRU-BATULICIN

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

Rancang Bangun Aplikasi Pemilihan Alat Transportasi Umum Kota Surabaya Menggunakan Metode Spanning Tree Pada Smartphone Android.

KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

ANALISIS PERILAKU MENYIAP KENDARAAN RINGAN PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN TAHAP 1 STANDAR PELAYANAN MINIMUM KAPAL PERINTIS

EVALUASI EMERGENCY RESPONS PLAN PADA KAPAL 42M CREW BOAT BERDASARKAN IMO INTERIM GUIDILINES

KRITERIA PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA

OPTIMASI FENDER PADA STRUKTUR DERMAGA ABSTRAK

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

ANALISA PENGARUH PUTARAN BALIK (U-TURN) TERHADAP KINERJA RUAS JALAN( STUDI KASUS )

II. TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui sarana laut.

ANALISA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN, NILAI WAKTU, DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN

STUDI PINTU MASUK UTAMA DERMAGA PELABUHAN DANAU TERHADAP KENYAMANAN PENUMPANG (STUDI KASUS : PELABUHAN AJIBATA, DANAU TOBA)

BAB 2 STUDI LITERATUR

MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG)

ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER )

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

PERENCANAAN FASILITAS PARKIR DI LUAR BADAN JALAN (OFF STREET PARKING) PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

TINJAUAN PENURUNAN EMISI DARI KEGIATAN KAPAL FERRY PADA PELABUHAN MERAK BAKAUHENI

Analisa Sistem Antrian Pada Check-In Counter Di Maskapai Lion Air Bandara Hang Nadim Batam

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

KLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

STUDI PARKIR KAMPUS ANGGREK KONDISI EKSISTING DAN PENAMBAHAN LAHAN PARKIR BARU TERHADAP PENGGUNA KAMPUS ANGGREK BINUS UNIVERSITY

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) E10

Prediksi Gerak Terhadap Desain Awal Ferry 600, 500 dan 300 GRT Untuk Pelayaran Antar Pulau

ABSTRAK SIMULASI PENGOPERASIAN SIGNALISED CROSSING DAN ANALISIS PERILAKU PEJALAN KAKI (STUDI KASUS SIGNALISED CROSSING DI JL

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSOALAN OPTIMASI FAKTOR KEAMANAN MINIMUM DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN MATLAB

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RUTE PELABUHAN MERAK-BAKAHUENI

OCKY NOOR HILLALI

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony

Transkripsi:

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN Andi Haris Muhammad Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10, Kampus UNHAS, Makassar, 90245 Telp: (0411) 586015 andi_haris@yahoo.com; Daeng Paroka Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10, Kampus UNHAS, Makassar, 90245 Telp: (0411) 586015 d_paroka@yahoo.com Abstract One of important factor to avoid accident fatalities of passanger vessel evacuation is the evacuation route design of safety. A number of critical locations can slow down the evacuation process such as doors, stairs and corridors essential for analysis. This paper discusses a number of critical locations, potential to evacuation failure, especially on ships crossing inter-islands. The method used to identify the critical location or locations where the concentration of passengers during the evacuation process is the Simultaneous Movement Method. The simulation results show that the total time required evacuation of passengers, especially on economy class of KMP Jatra II, since leaving the passenger compartment until all passengers are on the vehicle deck emergency exit is 870 seconds or 14.50 minutes, smaller than required by IMO ( 60 menit). Potential of passenger density or the critical path, starting at the 1 st door where in the path traversed by all economy class passengers before entering the 1 st and 2 nd corridors. Maximum number of passengers that accumulates at these sites is 72 people on 300 seconds. Subsequently passenger s concentration occurs at the meeting movement toward the passenger emergency exit vehicle deck that is derived from the 3 rd and 4 th corridors, at the location of a concentration of passengers up to 76 people on 490 second. This study suggests that the potential of location or critical point of the passenger evacuation path occurs at a meeting between two or more evacuation routes, especially in locations such as the transition to the doors, stairs or passenger traffic bottlenecks due to the larger capacity. The results of this analysis can also be used as a basis for determining an alternative evacuation route or routes change if the conditions are experienced during vessel operation. Keywords: Evacuation, route, critical, simulation and ferry Abstrak Salah satu faktor penting untuk menghindari terjadinya korban jiwa pada suatu kecelakaan kapal adalah desain jalur evakuasi yang aman. Sejumlah lokasi yang dapat memperlambat proses evakuasi seperti pintupintu, tangga dan koridor penting untuk dianalisis. Paper ini membahas sejumlah lokasi kritis yang berpotensi terhadap kegagalan evakuasi, khususnya pada kapal penyeberangan antara pulau. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi lokasi kritis atau lokasi dimana terjadinya kepadatan penumpang selama proses evakuasi adalah dengan Metode Pergerakan Simultan. Hasil simulasi menunjukan bahwa total waktu evakuasi yang diperlukan penumpang, khususnya pada kelas ekonomi KMP Jatra II, waktu yang diperlukan saat penumpang meninggalkan ruang ekonomi hingga seluruh penumpang tiba pada pintu darurat pada geladak kendaraan adalah 870 detik atau 14.50 menit, waktu tersebut lebih kecil sebagaimana disyaratkan IMO ( 60 menit). Potensi kepadatan penumpang atau jalur kritis, dimulai pada pintu 1 dimana jalur tersebut dilalui oleh semua penumpang kelas ekonomi sebelum memasuki koridor 1 dan 2. Jumlah penumpang yang terakumulasi pada lokasi tersebut adalah berkisar 72 orang pada detik ke 300. Selanjutnya kepadatan penumpang terjadi pada daerah pertemuan pergerakan penumpang menuju pintu darurat geladak pada kendaraan yaitu penumpang yang berasal dari koridor 3 dan 4, pada lokasi tersebut terjadi kepadatan penumpang hingga mencapai 76 orang pada detik ke 490. Penelitian ini menyimpulkan bahwa potensi lokasi atau titik kritis jalur evakuasi penumpang terjadi pada pertemuan antara dua atau lebih jalur evakuasi, khususnya pada lokasi transisi seperti pada pintu, tangga atau penyempitan jalur yang dikarenakan kapasitas penumpang yang besar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan jalur evakuasi alternatif atau perubahan jalur evakuasi jika kondisi tersebut dialami pada saat kapal beroperasi. Kata Kunci: evakuasi, jalur, kritis, simulasi dan fery 999

PENDAHULUAN Untuk menghidari korban jiwa saat terjadinya kebakaran kapal, khususnya kapal penyeberangan antar pulau tipe Ferry Ro-Ro, desain ruang, jalur evakuasi antar ruang sebagai akses penyelamatan penumpang hingga muster station adalah penting untuk dianalisis, hal tersebut sangat mendukung selama proses evakuasi penumpang dan anak buah kapal (ABK). Berdasarkan sumber api terjadinya kebakaran, Hakkarainen dkk (2009) sesuai dengan 80 data kapal yang dikumpulkannya dari tahun 1998 2007 (termasuk Ferry Ro-Ro), mengindikasikan bahwa sumber api berasal dari ruang mesin sebesar 73% selanjutnya ruang muat kendaraan dan ruang akomodasi penumpang masing-masing sebesar 16% dan 11 %. Vanen dan Skjong (2006) menjelaskan bahwa peluang penyelamatan kapal ferry Ro-Ro memerlukan waktu lebih banyak dibanding kapal penumpang lainya se-misal cruise lines. Organisasi Maritim Internasional (IMO) (2002) telah mengatur metode sederhana analisis evakuasi penumpang dan ABK kapal penyeberangan tipe Ferry Ro-Ro (roll on roll off). Untuk mengakuratkan regulasi IMO tersebut sejumlah asumsi telah dikembangkan oleh banyak peneliti diataranya: i) kecepatan berjalan sangat bergantung pada kepadatan kerumunan orang, tipe dan model jalur serta arah gerakan kerumunan, ii) arah pergerakan berlawanan umumnya diperhitungkan berdasarkan counter flow factor, iii) pergerakan orang diasumsikan tanpa rintangan, iv) Pengaruh pergerakan kapal, umur penumpang, serta keterbatasan ruang gerak akibat asap kesemuanya diperhitungkan melalui safety factor. Lee dkk (2003) dalam papernya telah menuliskan sejumlah penelitian pengaruh pergerakan orang (kecepatan berjalan), kepadatan penumpang serta kemiringan koridor (trim dan heeling) terhadap proses evakuasi penumpang. Sehubungan dengan hal tersebut, Lee dkk (2004) pada penelitian lainnya menjelaskan bahwa kecepatan berjalan secara berkelompok akan mengurangi kecepatan sebesar 20% dibanding berjalan secara sendirian dengan jarak antara kelompok adalah sejauh 3 m, selanjutnya kecepatan berjalan kelompok didepan akan lebih cepat dibanding kelompok yang berada dibelakangnya, namun untuk kecepatan berjalan perorangan dengan arah berlawanan dapat lebih lambat dibanding secara berkelompok. Muhammad dkk (2012) mengindentifikasi bahwa penentuan waktu evakuasi berdasarkan kriteria IMO bersifat parsial, dimana penumpang yang dievakuasi diasumsikan berkumpul pada titik tertentu, sebelum bergerak secara bersama menuju titik berikutnya, Sehingga penentuan waktu evakuasi penumpang sangat dipengaruhi oleh perubahan kepadatan penumpang terhadap kecepatan pergerakan di suatu titik ditambahkan dengan total waktu pergerakan sepanjang jalur evakuasi. Namun pada kenyataannya, pergerakan penumpang selama proses evakuasi dapat dikatakan bergerak secara simultan, sebagai contoh pada sebuah kasus evakuasi dimana penumpang yang pertama meninggalkan titik pertama maka lebih awal tiba di titik berikutnya, sementara masih ada penumpang yang belum bergerak dari titik pertama tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan kecepatan pergerakan adalah sebagai fungsi dari kepadatan penumpang pada setiap jalur evakuasi adalah tidak konstan, karena pada dasarnya kepadatan tiap titik pada jalur evakuasi sangat tergantung pada geometri dari titik transisi sebelum dan sesuah lokasi tersebut. Untuk mengurangi kepadatan jalur evakuasi salah satu upaya yang dilakukan adalah mengurai 1000

tumpukan penumpang pada jalur-jalur alternatif yang memungkinkan dapat mempercepat evakuasi (Muhammad, 2013) Paper ini membahas tentang lokasi kritis atau lokasi yang berpotensi untuk mengakibatkan terjadinya kegagalan evakuasi, khususnya pada kapal penyeberangan atar pulau. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi lokasi kritis atau lokasi terjadinya penumpukan penumpang selama proses evakuasi tersebut adalah dengan Metode Pergerakan Simultan (MPS). METODOLOGI PENELITIAN Ketentuaan dan asumsi yang digunakan dalam menentukan lokasi kritis dan lokasi konsetrasi terjadinya penumpukan penumpang sbb: i) Kriteria evakuasi dan asumsi aliran spesifik serta kecepatan orang yang dipergunakan adalah sebagaimana ketentuan IMO 2002, ii) Jalur evakuasi yang digunakan dalam program simulasi adalah mengunakan jalur evakuasi penumpang kelas ekonomi KMP Jatra II. Kriteria IMO Sejak Tahun 1970, IMO telah mengembangkan aturan dalam proses evakuasi penumpang kapal laut sebagaimana tertera pada ketentuan SOLAS kaitanya dengan keselamatan kapal dan jumlah pelampung penolong serta karakteristiknya. Hingga akhir abad yang lalu aturan utama tentang evakuasi keselamatan penumpang tersebut telah mengalami perubahan sebanyak 757 aturan. Tahun 1999 IMO mengeluarkan MSC Circ. 909 yang berisikan pedoman Interim analisis evakuasi sederhana khususnya untuk kapal penumpang tipe Ro- Ro (IMO, 1999), ketentuan tersebut adalah upaya awal untuk menganalisa secara keseluruhan tentang pergerakan penumpang di atas kapal selama proses evakuasi. Akhirnya pada tahun 2002 IMO menerbitkan MSC Circ. 1033 dengan judul pedoman interim analisis evakuasi untuk kapal baru dan yang sudah ada (IMO, 2002), aturan tersebut berisikan dua metode analisis penyalamatan penumpang: i) analisis sederhana sebagaimana yang digambarkan pada MSC Circ 909 dan ii) analisis lanjud sesuai dengan perkembangan kondisi selama evakuasi. Kriteria standar analisis sederhana total waktu maksimum evakuasi penumpang kapal ferry ro-ro yang dikembangkan oleh (IMO, 2002) sebagaimana tertera pada gambar 1. Berdasarkan skema pada gambar 1 dapat disederhanakan persamaan sebagai berikut: Total Waktu Evakuasi = (A + T) + 2/3 (E + L) 60 menit; E + L 30 menit Dimana: Awareness time / waktu tanggap (A); Travel time / waktu perjalanan (T) Embarkasi time / waktu embarkasi (E) dan Launching Time (L) 1001

A (1) T (2) E + E+L L (3) (E + L)/3 (4) Calculated evacution time Maximum allowed evacution time, n (5) Gambar 1 Waktu evakuasi maksimum sesuai kriteria IMO (2002) Aliran Sfesifik dan Kecepatan Penumpang Harga aliran sfesifik dan kecepatan penumpang yang dipergunakan dalam program simulasi evakuasi penumpang mengunakan sejumlah koefisien sebagaimana yang disyaratkan oleh IMO (2002) lihat Tabel 1. dan 2. Tabel 1 Harga aliran sfesifik dan kecepatan orang sebagai fungsi kepadatan (IMO, 2002) Jenis fasilitas Kepadatan (D) (p/m 2 ) Aliran Sfesifik FS (p/ms) Kecepatan orang S (m/s) Corridors 0 0 1,2 0,5 0,65 1,2 1,9 1,3 0,67 3,2 0,65 0,2 3,5 0,32 0,1 Tabel 2 Harga aliran sfesifik dan kecepatan orang (IMO, 2002) Jenis fasilitas Aliran Sfesifik FS (p/ms) Kecepatan orang S (m/s) Stairs (down) 0 1,0 0,54 1,0 0,11 0,55 Stairs (up) 0 0,8 0,43 0,8 0,88 0,44 Corridors 0 1,2 0,65 1,2 0,13 0,67 Jalur Evakuasi Jalur evakuasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah salah satu jalur pada KMP Jatra II dengan ukuran utama: L (88 m), B (15,6 m) H(5 m), GRT (3932 Ton) dan 1002

kecepatan Knot 16 beroperasi pada trayek Merak-Bakauheni tersebut berkapsitas 751 penumpang dan 50 kendaraan. Ruang penumpang KMP Jatra II terdiri dari ruang ekonomi dan bisnis masing-masing 288 penumpang yang terletak pada geladak ruang penumpang ekonomi dan ruang eksekutif (175 penumpang) terletak pada geladak penumpang eksekutif satu lantai berada diatas geladak penumpang ekonomi. Dalam proses evakuasi penumpang kapal KMP Jatra II dilayani 3 koridor embarkasi yang berada pada geladak penumpang eksekutif. Dalam penelitian, jalur yang dianalisis terbatas pada jalur evakuasi dari ruang penumpang kelas ekonomi menuju pintu darurat pada geladak kendaraan, mengingat jalur tersebut merupakan jalur terpadat (Muhammad et al (2012). Untuk jelasnya pembagian ruang KMP Jatra II dan Model Hydrolik Jalur Evakusi kapal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3 serta Tabel 3 Gambar 2 Pembagian ruangan KMP Jatra II Dek Ekonomi Koridor 1 Pintu 2 Tangga 1 Pintu1 Koridor 2 Tangga 2 Dek Ekonomi Tangga1 Pintu 3 Koridor 3 Dek kendaraan kendaran Tangga 2 Pintu 4 Koridor 4 Pintu darurat Gambar 3 Model Hydrolik Jalur Evakusi KMP Jatra II Tabel 3 Jumlah Punumpang dan Panjang Jalur Evakuasi KMP Jatra II Dari Jml. Penumpang Lebar (m) Panjang (m) Luas (m2) Tujuan Dek Ekonomi-Pintu 1 144 1,2 - - Ke Koridor 1 &2 Dek Ekonomi -Koridor 1 72 2.4 10.00 24.00 Ke Pintu 2 Dek Ekonomi -Koridor 2 72 2.4 10.00 24.00 Ke Tangga 2 1003

Dari Jml. Penumpang Lebar (m) Panjang (m) Luas (m2) Dek Ekonomi -Pintu 2 72 0,6 - - Ke Tangga 1 Dek Ekonomi -Tangga 1 72 0,6 9.68 5.81 Ke Pintu 3 Dek Ekonomi -Tangga 2 72 0,6 9.68 5.81 Ke Pintu 4 Tujuan Dek Kendaraan-Pintu 3 72 0,6 - - Ke Koridor 3 Dek Kendaraan -Pintu 4 72 0,6 - - Ke Koridor 4 Dek Kendaraan -Koridor 3 72 0,60 13,00 7,80 Ke Pintu Darurat Dek Kendaraan -Koridor 4 72 0,60 24,60 14,76 Ke Pintu Darurat ASUMSI DAN MODEL PROGRAM SIMULASI Pergerakan Simultan Pergerakan simultan dalam proses evakuasi penumpang kapal adalah diasumsikan penumpang melakukan pergerakan secara bersama ketika ada aba-aba evacuate atau meninggalkan kapal. Selama pergerakan tersebut, kepadatan pada tiap titik disepanjang jalur evakuasi senangtiasa berubah terhadap waktu, demikian pula kecepatan pergerakan orang sebagai fungsi terhadap kepadatan serta lebar jalur evakuasi yang dilalui. Waktu Evakuasi Waktu evakuasi adalah total waktu yang diperlukan untuk semua penumpang tiba di titik akhir evakuasi (muster station). Waktu kemacetan disaat melewati tangga serta pergantian jenis jalur evakuasi sudah termasuk dalam waktu tersebut sehingga tidak perlu penambahan waktu seperti yang direkomendasikan oleh IMO. Kepadatan dan Kecepatan Pergerakan Kepadatan dan kecepatan pergerakan orang pada tiap jalur evakuasi didasarkan pada standar yang diberikan oleh IMO. Kecepatan awal pergerakan orang pada setiap jalur evakuasi diasumsikan sama dengan kecepatan pada saat melewati lokasi jalur evakuasi sebelumnya. Pergerakan orang selama berada pada jalur evakuasi tertentu ditentukan sesuai dengan kepadatan dan dimensi ruang jalur evakuasi khususnya lebar jalur. Ketika kepadatan pada satu ruang tertentu sudah melebihi kapasitas maksimum dari ruangan tersebut maka diasumsikan bahwa tidak ada perpindahan orang keruang tersebut. Dengan demikian, kecepatan pergerakan orang pada ruangan sebelumnya akan sama dengan nol. Untuk kasus dimana terjadi pertemuan dua jalur evakuasi pada titik yang sama, jumlah orang yang masuk ke titik tersebut sama dengan jumlah aliran orang dari dua aliran yang berbeda yang masuk secara bersamaan. Pada kasus dimana transisi dari satu ruangan menuju dua jalur yang berbeda, aliran orang pada masing-masing jalur adalah sama, asumsi ini sedikit berbeda dengan asumsi yang diterapkani pada regulasi IMO dimana jumlah aliran pada setiap jalur disesuaikan dengan dimensi jalur yang dilalui. 1004

Titik Kritis Titik atau lokasi kritis adalah lokasi dimana jumlah penumpang pada lokasi tersebut cenderung untuk bertambah sampai batas waktu tertentu atau sampai semua penumpang yang ada pada lokasi sebelumnya sudah masuk pada lokasi tersebut. Sedangkan lokasi yang stabil adalah lokasi dimana jumlah penumpang yang ada pada lokasi tersebut cenderung tidak mengalami perubahan sepanjang proses evakuasi atau sampai semua penumpang yang ada pada lokasi tersebut sudah berpindah ke lokasi selanjutnya. Model Program Simulasi Model program simulasi evakuasi penumpang dikembangkan dengan Metode Pergerakan Simultan (MPS). Program dikembangkan terdiri dari tiga bagian pokok yaitu: input, proses dan output. Program input meliputi jumlah jalur dan jenis lokasi transisi pada tiap jalur serta dimensi dari masing-masing titik serta harga aliran sfesifik dan kecepatan orang yang dipergunakan dalam proses input mengunakan sejumlah koefisien sebagaimana yang disyaratkan oleh IMO (2002). Bagian proses terdiri dari perhitungan kecepatan pergerakan, jarak tempuh orang pada setiap jalur serta jumlah orang yang ada pada setiap titik pada jalur evakuasi. Program output dari program simulasi dengan metode MPS ini adalah jumlah penumpang pada setiap lokasi di sepanjang jalur evakuasi pada setiap satuan waktu serta total waktu evakuasi. Berdasarkan distribusi dan perubahan distribusi penumpang pada seriap lokasi di jalur evakuasi, lokasi-lokasi kritis yang memungkinkan terjadinya penumpukan penumpang serta perlambatan proses evakuasi dapat diidentifikasi. Validasi Program Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga dengan ukuran utama: L (40.15 m), B (12 m) H(3.2 m) dan kecepatan Knot 11. KMP Sangke Palangga beroperasi pada trayek Bira-pamatata tersebut berkapsitas 214 penumpang dan 19 kendaraan. Distribusi penumpang masing-masing: 40 orang pada ruang eksekutif, 98 pada ruang ekonomi 1 dan 76 orang pada ruang ekonomi 2. Dalam proses evakuasi penumpang KMP Sangke palangga dilayani 1 koridor embarkasi yang terletak pada geladak navigasi atau berada satu geladak diatas geladak penumpang, namun pada geladak kendaraan juga terdapat 2 pintu darurat yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Sejumlah skenario pengujian dikembangkan dalam menentukan waktu evakuasi, khususnya terhadap panjang dan lebar jalur yang dilalui. Adapun skenario pengujian sbb. i) Skenario 1, evakuasi penumpang dari ruang eksekutif menuju tangga naik ruang ekonomi 1 (koridor eksekutif-pintu-ruang ekonomi-tangga naik). ii) Skenario 2, evakuasi penumpang dari ruang eksekutif menuju muster station. (koridor eksekutif-pintu-ruang ekonomi-tangga naik-ruang nav.-pintu-muster station). iii) Skenario 3, evakuasi penumpang dari ruang ekonomi 1 menuju ruang navigasi (ruang ekonomi-tangga naikruang nav.). iv) Skenario 4, evakuasi penumpang dari ruang ekonomi 1 menuju muster station (pintu-ruang nav.-pintu). Hasil pengujian dan simulasi (Metode MPS) menujukan perbedaan terbesar terjadi pada skenario 2 sekitar 26% sedangkan 3 skenario lainya memiliki perbedaan dibawah 4%, besarnya perbedaan hasil pada skenario 2 dikarenakan pada jalur tersebut terdapat jalur 1005

transisi seperti halnya perubahan dari koridor ke tangga dan pintu-pintu. Model hydrolik jalur evakuasi dan data hasil pengujian berdasarkan skenario masing-masing ditampilkan pada gambar 4, 5 dan tabel 4. Stair 1 Ruang Nav Muster Station Nav Deck Ruang Eksekutip Ruang Ekonomi 1 Stair 1 Pass Deck Gambar 4: Model Hydrolik Jalur Evakusi KMP Sangke Palangga. Gambar 5: Perbandingan antar pengujian dan simulasi (Metode MPS) Tabel 4 Perbandingan antar hasil pengujian dan simulasi (Metode MPS) Asal penumpang (Skenario) Panjang Jalur (m) Pengukuran (dt) Simulasi(dt) Pesertanse Ruang Eksekutif / Skenario 1 8,75 5,56 6,03 8% Ruang Eksekutif / Skenario 2 24,05 10,41 13,16 26% Ruang Ekonomi / Skenario 3 6,6 6,58 6,7 2% Ruang Ekonomi / Skenario 4 5,2 3,68 3,54 4% ANALISIS DAN PEMBAHASAN Simulasi evakuasi penumpang dengan metode MPS pada penelitian ini terbatas pada analisis jalur evakuasi dari ruang penumpang kelas ekonomi pada KMP Jatra II menuju ke pintu darurat yang terdapat di geladak kendaraan sebagaimana Gambar 3. Jumlah penumpang yang dievakuasi pada jalur tersebut total sebanyak 288 orang dengan masingmasing 144 orang pada sisi kanan dan 144 orang pada sisi kiri kapal. 1006

Gambar 4 menunjukan histori waktu evakuasi yang diperlukan penumpang untuk tiba hingga pintu darurat, pada detik ke 100 penumpang mulai meninggalkan ruang kelas ekonomi, selanjutnya pada detik ke 290 seluruh penumpang telah keluar dari ruang tersebut, pada rentang waktu tersebut tepatnya pada detik ke 140 sudah ada penumpang yang tiba pada pintu darurat sesuai jalur yang ditentukan hingga detik ke 870 seluruh penumpang sudah berada pada pintu darurat. Waktu tersebut lebih kecil sebagaimana disyaratkan IMO ( 60 menit) Berdasarkan kepadatan disepanjang jalur evakuasi, potensi kepadatan (jalur kritis) terjadi pada pintu 1 dimana jalur tersebut dilalui oleh seluruh penumpang kelas ekonomi (2 x 144 orang) yang selanjutnya terbagi menjadi dua jalur yaitu masing-masing 144 penumpang menuju koridor 1 dan 2. Jumlah maksimal penumpang yang terakumulasi pada pintu 1 tersebut berkisar 72 orang pada detik ke 300, dan jumlah tersebut berangsur berkurang setelah ada penumpang yang tiba di pintu darurat. Hal tersebut dikarenakan dimensi (lebar) jalur pada koridor 1 dan 2 lebih kecil dibanding pintu masuk kedua koridor tersebut. Kepadatan serupa juga terjadi pada daerah pertemuan penumpang yang berasal dari koridor 3 dan 4 menuju pintu darurat. Pada lokasi tersebut terjadi penumpukan penumpang hingga mencapai 76 orang pada detik ke 490. Total waktu evakuasi yang diperlukan untuk mengevakuasi seluruh penumpang dari ruang penumpang kelas ekonomi menuju pintu darurat yang berada di geladak kendaraan adalah 870 detik atau 14.50 menit, hasil tersebut lebih kecil dibandingkan dengan total waktu evakuasi yang diperoleh dengan memakai metode yang diberikan oleh IMO yaitu 16.43 menit (Muhammad et al, 2012). Hal tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan Metode IMO terdapat parsialisasi dalam mengestimasi waktu yang digunakan untuk melewati seluruh jalur evakuasi. Hal lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan hasil perhitungan kemungkinan karena ada asumsi waktu tambah akibat kemacetan atau antrian yang terjadi pada lokasi atau titik transisi tertentu. Khusus metode MPS, kemacetan atau antrian yang terjadi direalisasikan dalam bentuk perubahan kecepatan pergerakan penumpang yang semakin lambat, sementara pada metode parsial, koreksi waktu akibat kemacetan atau antrian berupa penambahan waktu evakuasi tanpa memperhitungkan jumlah dan kondisi titik transisi sepanjang jalur evakuasi. 1007

Jumlah Orang The 17 th FSTPT International Symposium, Jember University, 22-24August 2014 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0 200 400 600 800 1000 s (detik) R. Penumpang Koridor 1 Tangga 1 Gambar 4 Hasil simulasi evakuasi penumpang KMP Jatra II KESIMPULAN 1. Total waktu evakuasi yang diperlukan penumpang kelas ekonomi KMP Jatra II mulai meninggalkan ruang penumpang hingga seluruh penumpang berada pada pintu darurat geladak kendaraan adalah 870 detik atau 14.50 menit, waktu tersebut lebih kecil sebagaimana disyaratkan IMO ( 60 menit) 2. Potensi kepadatan atau jalur kritis terjadi pada pintu 1 dimana jalur tersebut dilalui oleh semua penumpang kelas ekonomi sebelum memasuki koridor 1 dan 2. Jumlah penumpukan penumpang pada lokasi tersebut berkisar 72 orang pada detik ke 300. Selanjutnya penumpukan penumpang terjadi pada daerah pertemuan penumpang dari koridor 3 dan 4 menuju pintu darurat geladak kendaraan. Pada lokasi tersebut terjadi penumpukan penumpang hingga mencapai 76 orang pada detik ke 490. 3. Potensi kepadatan atau titik kritis terjadi dikarenakan adanya pertemuan antara dua atau lebih jalur evakuasi, khususnya lokasi disekitar pintu dan tangga atau penyempitan jalur evakuasi dari ruang penumpang dengan kapasitas penumpang yang besar. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada DP2M DIKTI dalam pendanaan penelitian ini. Terima kasih pula khususnya kepada teknisi dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok penelitian bersama pada Labo-Based Education Laboratory Keselamatan Kapal Universitas Hasanuddin yang telah membantu selama pengambilan data di lapangan. RUJUKAN Hakkarainen, et al. 2009. Survivability for ship in case of fire, Final report of SURSHIP- FIRE Project IMO, 1999. Interim guidelines for a simplified evacuation analysis on Ro Ro passenger ships. MSC/ Circ. 909. 1008

IMO, 2002. Interim guidelines for evacuation analyses for new and existing passenger ships. MSC/ Circ. 1033. Lee, D., Kim, H.A., Park J.H and Park,J.B. 2003. The current status and future issues in human evacuation from ships, Journal of Safety Science, Vol. 41. pp. 861-876 Lee, D., Park J.H. dan Kim, H. A. 2004. Study on experiment of human behavior for evacuation simulation, Journal of Ocean Engineering, Vol. 31. pp. 931-941 Muhammad, A.H., Paroka, D., Sutomo, R., Daud, H.N. 2012. Studi Jalur Evakuasi pada Kapal Penyeberangan antar pulau, Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan. ITS Surabaya Muhammad, A.H., Paroka, D., Sutomo, R., Daud, H.N. 2013. Perancangan Jalur Evakuasi Pada Kapal Penyeberangan antar Pulau, Jurnal Riset Teknologi Kelautan, Vol. 11. No. 2. pp. 159-282 Vanem, E., Skjong, R. 2006. Designing for safety in passenger ships utilizingadvanced evacuation analyses - A risk based approach, Journal of Safety Science, Vol. 44. pp. 111-135 1009

LAMPIRAN 1: VALIDASI PROGRAM Model hydrolik jalur evakuasi dan data hasil pengujian berdasarkan skenario masingmasing ditampilkan pada gambar L1, L2 dan tabel L1. Stair 1 Ruang Nav Muster Station Nav Deck Ruang Eksekutip Ruang Ekonomi 1 Stair 1 Pass Deck Gambar L1 Model Hydrolik Jalur Evakusi KMP Sangke Palangga. Gambar L2 Perbandingan antar pengujian dan simulasi (Metode MPS) Tabel L1 Perbandingan antar hasil pengujian dan simulasi (Metode MPS) Asal penumpang (Skenario) Panjang Jalur (m) Pengukuran (dt) Simulasi(dt) Pesertanse Ruang Eksekutif / Skenario 1 8,75 5,56 6,03 8% Ruang Eksekutif / Skenario 2 24,05 10,41 13,16 26% Ruang Ekonomi / Skenario 3 6,6 6,58 6,7 2% Ruang Ekonomi / Skenario 4 5,2 3,68 3,54 4% 1010