BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia menyebabkan perlunya dilakukan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menurut pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara, yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth), atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Time Serries Bank BRI, Mandiri, dan BNI Dengan Lima Bank. Berikut ini adalah data perbandingan rasio-rasio penilaian kesehatan bank

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 49B1-9DDC-CB01AB6C60D0/19386/SejarahPerbankanPeriode pdf)

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia perbankan mengharuskan setiap bank melakukan langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan adanya persaingan bebas dan globalisasi. Persaingan bebas dalam dunia bisnis ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang ikut masuk dalam kompetisi, sehingga membuat perusahaan mengembangkan strategi untuk tetap dapat mengikuti persaingan. Kemudian muncul beberapa masalah perbankan nasional, diantaranya kualitas sumber daya yang rendah, persaingan sengit yang diakibatkan oleh munculnya beberapa bank baru dengan tidak merata, persaingan struktur modal dan manajemen, serta adanya bebearapa bank yang tidak memenuhi ketentuan dalam prinsip yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan banyak bank yang bermasalah, kemudian banyak yang melakukan valuta asing dan saham yang memiliki risiko yang tinggi dan bukan dunia perbankan. Rendahnya pemerintah dalam melakukan pengawasan serta dekatnya hubungan pemerintah dengan pemilik bank dapat menimbulkan masalah baru bagi dunia perbankan di Indonesia. Struktur perbankan di Indonesia sudah dianggap melebihi kapasitas (Overbanked), yaitu jumlah bank yang ada telah melebihi tingkat rasio kecukupan jumlah bank per jumlah penduduk (Cevi,2008). 1

Kemudian, ketika krisis ekonomi terjadi dengan penarikan besar besaran dana perbankan, penurunan nilai tukar yang mempengaruhi kinerja perusahaan swasta untuk melakukan pembayaran kredit valas, maka dampaknya adalah gelombang krisis menimpa sektor perbankan akibat macetnya kredit, hutang valas, dan menurunnya jumlah simpanan sehingga perbankan mengalami kesulitan likuiditas serta penurunan kinerja hingga mengalami nilai yang negatif (Cevi,2008). Hal ini telah diprediksikan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1992 yaitu Adrianus Mooy, beliau mengatakan : Yang di khawatirkan adalah capital inflow yang begitu positif pada saat ini dapat saja berubah menjadi capital outflow, mengalirnya modal keluar dimungkinkan karena dianutnya sistem rezim devisa bebas di Indonesia (Syahrir,1995:300). Kemudian bank Indonesia sebagai bank sentral melakukan beberapa program, diantaranya program restrukturisasi perbankan nasional dan mengeluarkan peraturan Single Presence Policy. Beberapa langkah restrukturisasi yang ditempuh adalah : 1. Memperlambat pendirian bank baru 2. Mendorong pelaksanaan merger antar bank bank yang sehat maupun yang kurang sehat 3. Mendorong nilai peningkatan kesehatan bank melalui pembinaan dan pengawasan termasuk menyempurnakan nilai nilai serta peraturan yang telah ditetapkan. Sedangkan Bank Indonesia mengeluarkan peraturan kebijakan kepemilikan tunggal pada bulan Oktober 2006 dan mulai diimplementasikan pada tahun 2008 (pasal 8 butir 4 2

Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006). tentang kepemilikan tunggal (Single Presence Policy), menjelaskan pengertian kepemilikan tunggal adalah suatu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali dalam satu bank. Maksudnya jika ada dua bank atau lebih yang dimiliki oleh pemilik yang sama, maka diharuskan untuk melakukan merger. Sedangkan Benny (2008) mengemukakan, kepemilikan tunggal adalah suatu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali pada satu bank. Bank yang terkena dampak dari kebijakan single presence policy yaitu bank Niaga dan bank Lippo yang dimiliki oleh Khazanah, serta bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank BNI46, Bank BRI, dan Bank BTN. Bank Niaga dan Bank Lippo sudah melakukan merger terhitung tanggal 1 November 2008. Pada 1 November 2008, Khazanah sebagai pemilik kedua Bank CIMB Niaga (dahulu Bank Niaga) dan Bank Lippo, dua entitas bank terkemuka di Indonesia, telah bergabung menjadi Bank CIMB Niaga. Penggabungan kedua bank tersebut merupakan opsi terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) yang diambil oleh pemegang saham dalam rangka mematuhi kebijakan Bank Indonesia (BI) khususnya mengenai Kebijakan Kepemilikan Tunggal atau Single Presence Policy. Deputi Gubernur Bank Indonesia menyatakan, kebijakan kepemilikan tunggal adalah kebijakan yang mengatur agar bank-bank yang dimiliki oleh perusahaan atau seseorang yang sama diharuskan untuk merger. Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas pengawasan, dan mendorong konsolidasi perbankan agar bank-bank memiliki modal yang kuat sehingga bank menjadi lebih lebih kuat,berdaya saing tinggi, mempunyai nilai, dan berskala global. Tingginya kredit bermasalah (non performing loan) pada beberapa 3

bank yang kepemilikannya kebetulan dipegang sedikit pengendali saham, menjadi salah satu pemicu kebijakan itu (Ahmad Erani Yustika, 2006). Bank yang terkena dampak dari kebijakan single presence policy yaitu bank Niaga dan bank Lippo yang dimiliki oleh Khazanah, serta bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank BNI46, Bank BRI, dan Bank BTN. Kebijakan pemerintah dalam menstrukturisasi BUMN BUMN yang tidak sehat menjadi sebuah pilihan yang harus diikuti, agar BUMN tersebut dapat bersaing secara sehat baik didalam maupun diluar negeri. Kemudian bank Indonesia membuat beberapa strategi yang diharapkan mampu membantu dunia perbankan di Indonesia pada saat itu. Strategi yang dikembangkan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan dengan memperluas perusahaan dari dalam, seperti peningkatan kapasitas produksi, menambah produk, efisiensi biaya atau mencari pasar baru. Sedangkan strategi eksternal adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan. Merger dan akuisisi adalah cara yang biasa dipilih perusahaan sebagai strategi eksternal dalam mempertahankan hidupnya. Ada kecenderungan perusahaan lebih memilih strategi merger dan akuisisi dari waktu ke waktu (Hitt, 2002). Strategi eksternal dengan merger dan akuisisi lebih cepat menunjukkan peningkatan dibanding strategi internal. Hal ini dianggap sesuai dengan tuntutan persaingan yang mengharuskan perusahaan untuk menghasilkan peningkatan dengan cepat. Perusahaan melakukan merger sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan juga sebagai cara bertahan dalam kompetisi (Lyroudi, 2000). Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan tetap menggunakan nama salah 4

satu perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan membeli sebagian saham yang dimiliki perusahaan lain, nama perusahaan tersebut masih berdiri sendiri-sendiri. Di Indonesia, aktivitas merger dan akuisisi mulai banyak dilakukan sejalan dengan semakin majunya pasar modal di Indonesia. Alasan perusahaan lebih memilih merger dan akuisisi karena dengan strategi tersebut, tujuan perusahaan akan lebih cepat tercapai dibandingkan jika perusahaan memulai usahanya dari awal. Nilai perusahaan juga akan meningkat setelah melakukan merger dan akuisisi dibanding jika perusahaan dijual secara terpisah. Manfaat lain dari merger dan akuisisi adalah adanya peningkatan skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi biaya (Hitt, 2002). Semakin banyaknya merger dan akuisisi antar perusahaan juga terjadi pada antar bank. Bank adalah badan usaha yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Untuk menciptakan perbankan yang sehat, efisien dan mampu bersaing dalam persaingan bebas dan globalisasi, perlu adanya peraturan yang mengatur merger dan akuisisi antar bank. Salah satu peraturan yang mengatur merger dan akuisisi antar bank adalah Peraturan Pemerintah RI no.28 tahun 1999. Dalam peraturan tersebut, merger adalah penggabungan dua bank atau lebih dengan mempertahankan salah satu bank dan membubarkan bank-bank lain tanpa likuidasi. Sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank sehingga terjadi perubahan dalam pengendalian bank tersebut. Merger dan akuisisi antar bank terjadi sesuai dengan permintaan bank yang bersangkutan, permintaan Bank Indonesia, ataupun permintaan badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. Bank Indonesia memiliki 5

kewenangan untuk meminta bank-bank untuk melakukan merger dan akuisisi apabila bank tersebut menunjukan ketidaksehatan dalam laporan kinerjanya. Aspek penilaian tingkat kesehatan bank menurut peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 yaitu dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas terhadap risiko pasar. Rasio CAMEL digunakan untuk menghitung ke-enam aspek tersebut. Capital adequacy ratio (CAR) digunakan untuk menghitung aspek permodalan, non performing loan (NPL) menghitung kualitas asset, aspek rentabilitas dihitung menggunakan rasio return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta aspek likuiditas dihitung menggunakan loan to deposit ratio (LDR). Penilaian terhadap aspek manajemen dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen manajemen umum, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. Aspek sensitivitas dilakukan melalui penilaian terhadap komponen - komponen modal atau cadangan yang dibentuk untuk meng-cover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga, modal atau cadangan yang dibentuk untuk meng-cover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar, dan kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. Bank Niaga dan Bank Lippo sudah melakukan merger terhitung tanggal 1 November 2008. Merger pada Bank CIMB Niaga dengan Lippo Bank diharapkan dapat membawa peningkatan value perusahaan, sehingga Bank CIMB Niaga tetap dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi pengusaha menengah kebawah. Keberhasilan merger 6

ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan diukur dari rasio keuangan. Bergabungnya Lippo Bank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. Bank CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, Bank CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan. Penelitian ini terfokus kepada kinerja keuangan sebelum dan setelah merger, maka judul dari penelitian ini adalah Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan CIMB Niaga Sebelum dan Setelah Merger. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan konteks penelitian di atas, berikut diuraikan pertanyaan pokok yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger? 2. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger? 1.3 Tujuan Penelitian 7

Merger dan akuisisi dikatakan berhasil jika telah membawa peningkatan pada perusahaan yang bergabung. Dengan peningkatan tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Tujuan merger dan akuisisi adalah mencapai pasar yang lebih luas, efisiensi biaya, peningkatan teknologi, serta mendapatkan profit yang lebih besar. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger 2. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger 3. Dapat mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah untuk : 1. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengaruh merger terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. 2. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik modal untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan khususnya di dunia perbankan. 3. Bagi pengelola, dapat memberikan informasi dalam menentukan langkah-langkah keuangannya serta dapat melakukan pengembangan usahanya. 4. Bagi masyarakat, informasi tentang kinerja keuangan bank ini dapat menjadi acuan yang baik dalam memilih perusahaan perbankan, agar masyarakat tidak 8

terjerumus oleh iklan yang ditampilkan oleh pihak pihak tertentu. 5. Untuk perusahaan, dapat mengevaluasi seluruh tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya dalam melakukan kinerja terutama dalam bidang keuangan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.