ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

KATA PENGANTAR. Merauke, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Merauke. Drs. P A R D J A N, M.Si. NIP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Tata Ruang Wilayah. pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Hal tersebut telah digariskan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN TINGKAT SLTA DI KABUPATEN MERAUKE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUTAN DIKLAT RUMPIN SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BOGOR

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award TINJAUAN PUSTAKA. Gambar II.

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh KIKI HIDAYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

1. BAB I PENDAHULUAN

Batu menuju KOTA IDEAL

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA SASIUN METEOROLOGI MOPAH MERAUKE

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT RAUNG TERBUKA HIJAU JAKARTA

EVALUASI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENUJU SUSTAINABLE OF UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya disparitas kemajuan dan pembangunan di Indonesia. Sebagian daerah di

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

BAB III METODE PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

BAB II TINJAUAN TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

KAJIAN HUTAN KOTA DALAM PENGEMBANGAN KOTA DEMAK

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk

RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh FADELIA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

IDENTIFIKASI LETAK DAN JENIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEKS PERUMAHAN BUMI PERMATA SUDIANG KOTA MAKASSAR

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu. dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan what.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

III PENYUSUNAN MASTERPLAN RTH PERKOTAAN MASTERPLAN RTH

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PEMERINTAH KABUPATEN MERAUKE

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BUPATI BANGKA TENGAH

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN WISATA DI PURWODADI GROBOGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

Transkripsi:

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE Anton Topan topan.anton@yahoo.co.id Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Perkembangan pembangunan di kota Merauke ini tidak di imbangi dengan penataan taman kota yang baik dan belum diterapkannya peraturan Dirjen Tata Ruang Kota khususnya aturan mengenai RTH (ruang terbuka hijau), hal ini dapat kita lihat dari taman kota Mandala yang belum memiliki sarana yang memadai untuk memenuhi akan kebutuhan sarana berolah raga maupun bersantai disetiap akhir pekan untuk menghilangkan kejenuhan selama seminggu bekerja. Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung kelokasi penelitian yaitu pada taman kota Merauke yang berada di jln. Raya Mandala, melakukan studi literature mengenai aturan perkotaan khususnya ruang terbuka hijau (RTH), melakukan analisis dengan pedoman penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Perkotaan yang di keluarakan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, dengan standar Kementrian Pekekrjaan Umum yang ada, menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga menjadi suatu bahan masukan bagi pemerintah/instansi terkait serta sebagai informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Merauke. Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat pada taman Kota Merauke masih belum memenuhi standar yang ada dan masih memerlukan tambahan fasilitas seperti area bermain anak, kursi, wc umum, parkiran sehingga taman kota ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat di nikmati oleh masyarakat luas Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Taman Kota, Merauke PENDAHULUAN Kabupaten Merauke terletak paling timur di wilayah nusantara dan merupakan salahsatu Kabupaten di Provinsi Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinea.Letak geografis Kabupaten Merauke antara 137 o 30 141 o 00 BT dan 6 o 00 9 o 00 LS, dengan luaswilayah 45.075 Km2. Sebelah Utara. Kabupaten Merauke berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New Gunea, sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Laut Arafura. Kabupaten Merauke terdiri atas 20 Distrik, yaitu Merauke, Naunkenjerai, Sota, Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Ulilin, Muting, Animha, Kuprik, Semangga, Malind, Okaba, Kaptel, Ngguti, Tubang, Ilwayab, Kimaam, Tabonji, dan Waan. Dengan jumlah kampung dan kelurahan masingmasing 160 kampung dan 8 kelurahan. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Merauke sebesar 155.783 jiwa (data tahun 2006). 1

Merauke merupakan salahsatu kabupaten yang perkembangannya cukup pesat di Papua, hal ini dapat di lihat dari berbagai aspek diantaranyaa spek pendidikan dimana telah banyak sarana pendidikan yang telah ada di Kota Merauke mulai dari PAUD sampai dengan perguruantinggi (Universitas Musamus Merauke), aspek sarana dan prasarana dapat di lihat bangunan pertokoaan maupun hotel, serta dari aspek social budaya. Perkembangan pembangunan di Kota Merauke ini tidak diimbangi dengan penataan Kota yang baik dan belum diterapkannya peraturan Dirjen Tata Ruang Kota khususnya aturan mengenai RTH (ruangt erbuka hijau), hal ini dapat kita lihat dari taman Kota mandala yang belum memiliki sarana yang memadai untuk memenuhi akan kebutuhan saran berolah raga maupun bersantai disetiap akhir pecan untuk menghilangkan kejenuhan selama seminggu bekerja. TINJAUAN PUSTAKA 1. Fungsi RTH: a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis: 1. Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari system sirkulasi udara (paru-p aru kota); 2. Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar; 3. Sebagai peneduh; produsen oksigen; penyerap air hujan; penyedia habitat satwa; penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu: 1. Fungsi sosial dan budaya: Menggambarkan ekspresi budaya local, merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. 2. Fungsi ekonomi: Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain. 3. Fungsi estetika: Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan; menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota; pembentuk faktor keindahan arsitektural; 2

2. Manfaat RTH: a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah); b. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada(konservasi hayati atau keanekaragaman hayati). Tabel 1. RTH Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi. Tabel 2. Fungsi dan Penerapan RTH pada Beberapa Tipologi Kawasan Perkotaan Tabel 3. Jenis - jenis RTH 3. penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya. Untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem 3

hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Target luas sebesar 30% dari luas wilayah kota dapat dicapai secara bertahap melalui pengalokasian lahan perkotaan secara tipikal. Standar fasilitas dan vegetasi yang ada pada sebuah taman kota menurut Peraturan Mentri Pekerjaan Umum nomor : 05/PRT/M/2008 adalah: Fasilitas : Lapangan terbuka; Unit lapangan basket (14x26 m); Unit lapangan volley (15x24 m); Trek lari, lebar 7 m panjang 400 m; Wcumum; Parkir kendaraan termasuk sarana kios (jika diperlukan); Panggung terbuka; Area bermain anak; Prasarana tertentu: kolam retensi untuk pengendali air larian; Kursi Vegetasi: 150 pohon (pohon sedang dan kecil); Perdu; Penutup tanah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu menganalisa Ruang Terbuka Hijau di Kota Merauke Dalam penelitia ini, data yang di pakai adalah data yang di peroleh dari observasi akan di bandingka dengan kondisi ideal menurut hasil yang telah ada sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini mencakup taman Kota yang ada di Kota merauke. Lokasi penelitian berada di jalan Raya Mandala Merauke - Papua Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Merauke HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Kabupaten Merauke terletak paling timur di wilayah nusantara dan merupakan salahsatu Kabupaten di Provinsi Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinea. Letak geografis Kabupaten 4

Merauke antara 137 o 30 141 o 00 BT dan 6 o 00 9 o 00 LS, dengan luaswilayah 45.075 Km2. Sebelah Utara Kabupaten Merauke berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New Gunea, sebelah Selatan dan Barat Gambar 4. Fasilitas panggung berbatasan dengan Laut Arafura. Gambaran Umum Objek Penelitian Fasilitas dan vegetasi yang ada pada Taman Kota Merauke, yaitu: Gambar 5. Vegetasi pohon Tabel 4. Standar Kementrian Pekerjaan Umum nomor : 05/PRT/M/2008 Gambar 2. Fasilitas Lapangan No 1 StandarFasilitas/Vegetasi Taman Kota Bobot Lapanganterbuka 2 Unit lapangan basket (14x26 m) 3 Unit lapangan volley (15x24 m) Gambar 3. Vegetasi penutup tanah (rumput) 4 Trek lari, lebar 7 m panjang 400 m 5 Wcumum 6 Parkirkendaraantermasuks aranakios (jikadiperlukan) 7 Panggungterbuka 8 Area bermainanak 9 Prasaranatertentu : kolamretensiuntukpengend 5

10 kursi alia air larian 11 150 pohon (pohonsedangdankecil) 12 perdu 13 Penutuptanah Jumlah 100,00 Tabel 5. Pembobotan fasilitas yang ada pada taman kota Merauke. No Taman Kota Merauke Fasilitas/Vegetasi Bobot Keterangan 1 Lapangan terbuka Sudah ada 2 Unit lapangan basket (14x26 m) 3 Unit lapangan futsal (15x24 m) Sudah ada Sudah ada 4 5 6 7 Panggung terbuka Sudah ada 8 9 10 11 Pohon sedang dan kecil 1,92 Sudah ada namun baru 25% 12 perdu sudahada 13 Penutup tanah sudahada Jumlah 48,08 KESIMPULA DAN SARAN a. Kesimpulan Dari hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa fasilitas yang terdapat pada taman kota Merauke masih belum memenuhi standar yang ada, dan masih memerlukan tambahan fasilitas seperti area bermainanak, kursi, wc umum, parkiran sehingga taman kota ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat di nikmati oleh masyarakat luas. Fasilitas dan vegetasi yang ada pada taman kota Merauke belum memenuhi standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 05/PRT/M/2008. b. SARAN 1. Bagi pemerintah kota Merauke agar lebih memperhatikan taman kota dengan meningkatkan/menambahkan fasilitas pendukung yang masih belum ada sehingga tujuan dari taman kota dapat tercapai dan dinikmati olehseluruh masyarakat Merauke. 2. Bagi peneliti yang lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Penggunaan vegetasi yang tepat pada sebuah taman kota khususnya taman kota Merauke. 6

DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang 2. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum no. 05/PRT/M/2008, tentang Pedoman penyediaan dan pemamfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan 3. Peraturann Pemerintah RI No. 63 Tahun 2002, tentang Hutan Kota 4. Rustam Hakim, 2003, Komponen Perancangan Arsitektu Lansekap, Jakarta: penerbit Bina Aksara 5. Rushayati SB, Dahlan EN, Hermawan R. (2010). Ameliorasi Iklim Melaui Zonasi Hutan Kota berdasarkan Peta Sebaran Polutan Udara. Forum Geografi. Vol. 24 No. 1, Juli 2010 6. Nurdiansyah, Didik. 2011. Studi Tentang Kualitas Ruang Terbuka Hijau Pada Perumahan Di Kota Batu. 7