VI. PREPARASI GIGI PEGANGAN (ABUTMENT)

dokumen-dokumen yang mirip
IV. PRINSIP BIOMEKANIK PREPARASI

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat

2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Mahkota Jaket a. Indikasi Mahkota jaket dapat dipakai untuk memugar gigi gigi anterior yang :

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C)

Dental Anatomi. Bentuk anatomis gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

Gambar 5: Komponen-komponen gigi tiruan jembatan

A. Anatomi dan morfologi Gigi Permanen 1. Gigi Incisivus Tetap Pertama Atas

BAB II OPERATIF DENTISTRI PADA ANAK

II. KOMPONEN-KOMPONEN GIGI TIRUAN CEKAT

PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

Desain preparasi gigitiruan cekat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal

OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU.

1. Jelaskan cara pembuatan activator secara direct dan indirect. Melakukan pencetakan pada rahang atas dan rahang bawah.

SPACE MAINTAINER TIPE CROWN AND LOOP: SUATU PERAWATAN KASUS TANGGAL DINI GIGI SULUNG. Vera Yulina *, Amila Yumna **, Dharli Syafriza *

MAHKOTA JAKET DENGAN INTl - PASAK

BPSK BLOK PROSTODONSIA BUKU PANDUAN SIMULASI KLINIK SEMESTER VII TAHUN AKADEMIK N I M PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Restorasi pada gigi pasca perawatan endodonti sangat penting untuk

BPSL BLOK 5 BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dijumpai di bidang kedokteran gigi. Restorasi pengganti gigi setelah pencabutan

VII. TEKNIK PENCETAKAN

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RESTORASI GIGI ANAK I. PENDAHULUAN. Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah terkenanya pulpa dan

PEMBUATAN GIGI TIRUAN PENUH

: Jl. Manggis 8 no 34 Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan

Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan distalnya

III. KELAINAN DENTOFASIAL

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

MAKALAH DISKUSIINTEGRASI MODUL 3.11 SEMINAR BAHAN KEDOKTERAN GIGI

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

NIM FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

Penggunaan Fiber Reinforced Composite sebagai Resin Bonded Prosthesis pada Gigi Anterior

PREPARASI MAHKOTA JAKET

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK PENGECORAN DAN PEMBUATAN SEGI TUJUH

Restorasi mahkota pasak pada gigi dengan jarak serviko-oklusal pendek Dowel crown restoration on tooth with short cervico-occlusal distance

BAB III PREVENTIF ORTHODONTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BPSL BLOK PROSTODONSIA I SEMESTER VI BUKU PETUNJUK SKILLS LAB TAHUN AKADEMIK NAMA : NIM : KLP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang memuaskan serta memiliki kekuatan (Farga-Ninoles dkk., 2013). Mahkota

LO 1. Tahapan Full Denture

II. ORTODONSI INTERSEPTIF

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki

BUKU AJAR ILMU KONSERVASI GIGI IV. Oleh : drg. Sri Daradjati S., SU, Sp.KG drg. Tunjung Nugraheni, M. Kes.

BPSL BLOK BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

TERMINOLOGI. GELIGI GELIGI Gigi sulung/gigi susu/deciduoust teeth. Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut:

Desain preparasi gigi penyangga untuk pembuatan restorasi indirect fiber reinforced composite

Adaptasi marginal restorasi Kelas 2 menggunakan bahan adhesif

3. Bahan cetak elastik. -Reversible hidrokolloid (agaragar).

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Simple Random Sampling. itu direndam dalam larutan fisiologis. Silinder dengan diameter 4 mm dan tinggi 4 mm

BPSL BLOK K NAMA : NIM : KLP BUKU PANDUAN SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK (IKGA) SEMESTER V TAHUN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Adhesif semen konvensional (Fuji I merk GIC).

Smile reconstruction with 6 upper anterior restoration in tetracycline discoloration and enamel hypoplasia

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

POKOK BAHASAN III MAHKOTA PASAK

preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal

Odontektomi. Evaluasi data radiografi dan klinis dari kondisi pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

2. Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

BAB III METODE PENELITIAN. tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi (Rahardjo, 2009).

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

RAPID MAXILLARY EXPANSION

KONSERVASI GIGI PADA ANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BIONATOR Dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an). Populer di Amerika Serikat tahun

ORTODONTI III. H.Nazruddin Drg. C.Ort. Ph.D.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BULU SIKAT GIGI MEDIUM DAN HARD DENGAN METODE ROLL TERHADAP PENURUNAN PLAK

gigi tiruan cekat (GTC) BAB I

Upaya untuk mengurangi preparasi gigi: Fung shell bridge

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan atau struktur

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

PENATALAKSANAAN PEMASANGAN IMPLAN GIGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodontik (Shaw, 1981). Tujuan perawatan ortodontik menurut Graber (2012)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

Transkripsi:

VI. PREPARASI GIGI PEGANGAN (ABUTMENT) Untuk dapat memahami dan mengerjakan preparasi pada gigi pegangan / pilar / abutment dengan benar, perlu kiranya pemahaman terlebih dahulu mengenai beberapa macam finish line ( garis akhir preparasi yang terletak di daerah cemento enamel junction ). Di dalam preparasi GTC dikenal adanya 4 macam finish line : 1. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi mahkota 3/4 mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari bahan logam campur. 2. Shoulder / berpundak Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer-nya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan. Untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket). 3. Chamfer finish line Universitas Gadjah Mada 1

Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer crown). 4. Partial shoulder berpundak sebagian Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal / labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porcelain sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with porcelain / acrylic resin veneer. A. Preparasi Mahkota Penuh ( Full Veneer Crown ) Pada gigi molar 1. Pengurangan bagian oklusal. menggunakan round-edge wheel bur. dikurangi 1-2 mm menurut bentuk permukaan oklusal, jangan dikurangi secara rata. periksa jarak dengan gigi antagonisnya. 2. Pengurangan bagian proksimal. menggunakan flat-discs wheel bur makan sebelah. Universitas Gadjah Mada 2

usahakan pemotongan ini sejajar/paralel antara dinding proksimal sebelah mesial dan distal, atau sedikit menutup kearah oklusal sebesar ± 5 3. Pengurangan bagian bukal dan lingual / palatinal. menggunakan cylindris fissure bur. letakkan bur tersebut mendatar pada permukaan gigi yang dipreparasi. daerah finish line dapat dibuat chamfer atau knife edge. 4. Pengurangan sudut-sudut aksial. tumpulkan semua sudut-sudut aksial yang ada dengan cylindris tapered bur terutama pada daerah gingiva margin. untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bisa menggunakan cylindris fissure bur. 5. Penghalusan hasil preparasi. menggunakan sand paper discs. hilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus. B. Preparasi Mahkota 3/4 (Partial Veneer Crown) Pada gigi premolar 1. Pengurangan bagian oklusal. menggunakan round-edge wheel bur / cylindris bur. pertahankan bentuk anatomi bagian oklusal. periksa kontak dengan gigi antagonisnya. pengurangan sebanyak 1,5 mm untuk tonjol lingual / palatinal dan 1 mm untuk tonjol bukal. 2. Pengurangan tonjol bagian palatinal / lingual. menggunakan cylindris bur. posisi bur seperti pada pembuatan bevel. 3. Pengurangan permukaan lingual / palatinal. Universitas Gadjah Mada 3

menggunakan chamfer / fissure bur. pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan proksimal, jangan sampai mengenai gigi tetangganya. finish line berbentuk knife edge / chamfer. 4. Pengurangan permukaan proksimal. menggunakan flat-discs bur makan sebelah. bentuk anatomi bagian bukal jangan sampai rusak termakan oleh bur. merupakan perluasan dan pengurangan permukaan lingual / palatinal. finish line berbentuk knife edge / chamfer. 5. Pembuatan alur proksimal ( proximal groove ) menggunakan cylindris fissure bur. alur terletak pada 1/3 arah bukal. alur sedikit membuka kearah oklusal, sedalam 1 mm dan selebar 1,5 mm. 6. Pembuatan alur oklusal ( Occlusal groove ) - menggunakan cylindris fissure bur. merupakan kelanjutan dari alur proksimal. mengikuti bentuk permukaan oklusal selebar dan sedalam 1 mm. merupakan penghubung dari kedua alur proksimal. pada bucco-occlusal line angle dibuat slice bevel. haluskan semua sudut - sudut yang runcing dengan sand-paper discs. Preparasi Mahkota 3/4 (Partial Veneer Crown) Pada gigi caninus 1. Pengurangan permukaan palatinal / lingual. menggunakan round-edge wheel bur. pengurangan dimulai dari daerah cingulum sebanyak ± 0,7 mm meluas kearah insisal. 2. Pengurangan permukaan proksimal. menggunakan fissure bur, mulai dari permukaan palatinal / lingual meluas kearah proksiinal. Universitas Gadjah Mada 4

finish line berupa chamfer / knife edge. 3. Pembuatan alur Proksimal (proximal groove ) menggunakan fissure bur, sedalam 1 mm selebar 1,5 mm. sedikit membuka kearah insisal. terletak 1/3 arah labial. 4. Pembuatan incisal groove & incisal bevel. menggunakah fissure bur. merupakan perluasan dari ke dua alur proksimal ( mesial & distal ). sedalam 1 mm ; selebar 1,5 mm. menggunakan jenis bur yang sama dibuat slice bevel pada garis sudut labio-insisal. 5. Penghalusan seluruh permukaan hasil preparasi. periksa semua sudut-sudut yang ada, dan garis-garis pertemuan antara 2 bidang. haluskan semua sudut dan garis tersebut dengan sand paper discs. C. Preparasi Full Veneer Crown With Acrylic Resin/ Porcelain Facing Pada dasarnya preparasi ini sama dengan preparasi pada full veneer crown, perbedaan terletak pada jenis finish line-nya. Retainer jenis ini menggunakan finish line berbentuk partial shoulder ( pundak sebagian). Pundak yang terletak pada bagian bukal / labial ini dimaksudkan untuk memberi ketebalan pada retainer, sehingga pada bagian bukal tersebut mampu untuk penempatan resin akrilik / porselen untuk estetika. Jadi bentuk ini akan menjamin estetika dibagian bukal tanpa mengabaikan kekuatan gigitan pada bagian palatinal / lingual. Retainer jenis ini sering disebut mahkota berjendela (window crown) atau venster crown. Biasanya untuk gigi-gigi premolar baik atas maupun bawah. Universitas Gadjah Mada 5

D. Mahkota Sementara Gigi yang telah dipreparasi terutama yang masih vital harus dilindungi dengan suatu mahkota sementara. Fungsi mahkota sementara adalah : Melindungi gigi (pulpa) terhadap rangsang mekanis suhu dan kimiawi. Mencegah terjadinya migrasi, ekstrusi. Melindungi gusi di daerah servikal terhadap iritasi. Memelihara estetika. Perlindungan diadakan terus-menerus di antara penyelesaian preparasi sampai mahkota atau GTC dipasang. Suatu mahkota sementara dapat dibuat dari guttapercha, self curing acrylic, logam, plastic crown forms, polikarbonat. Pada umumnya penggunaan mahkota sementara di praktek dokter gigi adalah dengan menggunakan self curing acrylic resin. Self curing acrylic Mahkota sementara yang lebih kuat untuk anterior dan posterior dan memenuhi persyaratan estetik ialah yang dibuat dari akrilik berwarna gigi yang dapat mengeras sendiri (self curing acrylic) Cara pembuatan mahkota sementara dari self curing acrylic a. Sebelum gigi dipreparasi, dibuat cetakan dari alginat dua belah rahang (quadrant) di mana gigi tersebut berada. Cetakan disimpan di tempat yang lembab. b. Gigi dipreparasi. c. Pinggiran cervical dari cetakan alginat diambil sedikit dengah pisau yang tajam, maksudnya ialah untuk memberi tempat yang cukup bagi self curing acrylic. Universitas Gadjah Mada 6

d. Permukaan preparasi dilindungi dengan bahan pelindung seperti cavity varnish. Gusi dan gigi-gigi disebelahnya dapat dilindungi terhadap rangsangan monomer acrylic dengan vaselin atau mentega kakao (cocoa butter). e. Pada teraan preparasi dicetakan alginat diteteskan monomer dari self curing acrylic kemudian polimer dengan warna yang sesuai ditaburkan di atas monomer sampai semua cairan terisap (jumlah adukan ini diperkirakan lebih dari cukup untuk mahkota sementara yang akan dibuat). Setelah adukan yang ada di cetakan mulai suram permukannya, cetakan alginat yang sekarang berisikan self curing acrylic yang masih lunak. dikembalikan pada quadrant yang telah dicetak tadi dan ditekan dengan tekanan yang cukup. Ditunggu sampai akriliknya mengeras sebagian, kemudian cetakan dikeluarkan dari mulut. Akrilik dapat ikut dengan cetakan atau tidak, akan tertinggal melekat pada gigi. Mahkota sementara akrilik ini diangkat ke luar dari preparasi atau dari cetakan. f. Setelah mengeras betul mahkota akrilik dapat diratakan (trimming) dengan cakram ampelas dan oklusalnya disesuaikan dengan okiusi g. Mahkota sementara akrilik dapat dilekatkan dengan semen zinc oxyde eugenol(zoe) atau semen Fletcher. Dengan cara yang sama dapat juga dibuat mahkota atau jembatan sementara pada model diagnosa. Pontik dari lilin ditempatkan pada daerah-daerah yang kosong. Dari keseluruhan ini (model + pontik) dibuat cetakan alginat. Kemudian gigi-gigi penyangga pada model dipreparasi secara kira-kira. Cetakan diisi dengan self curing acrylic. Permukaan model diulas dengan separating medium (cold mould seal) dan cetakan berikut self curing acrylic ditempatkan pada model. Tunggu sampai mengeras kemudian pengantbilan, penyelesaian dan pemasangan dilakukan dengan cara yang sama seperti yang dibuat langsung di mulut. Oleh karena preparasi pada model dilakukan secara kira-kira, maka setelah mahkota atau jembatan sementara sudah jadi, perlu disesuaikan dengan preparasi di mulut, yaitu dikurangi bagian dalam mahkota atau ditambah self curing acrylic pada tempat-tempat yang ternyata kurang. Suatu variasi dari prosedur di atas adalah di mana model diagnosa tidak perlu dipreparasi secara kira-kira akan tetapi cetakan alginat yang berisi adukan akrilik yang masih lunak ditempatkan kembali di mulut setelah dilakukan preparasi pada gigi-gigi penyangga. Universitas Gadjah Mada 7