PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB III METODE PERENCANAAN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY

BAB III METODE PERENCANAAN

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari aktivitas institusi, hasil pertanian dan perkebunan serta sapuan jalan dapat dilihat

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN SEMPAJA SELATAN KOTA SAMARINDA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

1.2 Tujuan Penelitian

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

MASTERPLAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 1

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 6, 7 dan 8 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

OPTIMASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUS UPN VETERAN JAWA TIMUR

PERENCANAANSISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS RW 1, 2, dan 12 KELURAHAN BANDARHARJO KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GUBENG, KOTA SURABAYA DESIGN OF MATERIAL RECOVERY FACILITY AT GUBENG DISTRICT, SURABAYA CITY

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Rizki Anisa, Djoko M. Hartono dan El Khobar Muhaemin Nazech. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

DESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan kebijakan, penegakan sanksi, serta menyediakan sarana dan prasarana.

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI KAWASAN PERKANTORAN DAN WISMA (Studi Kasus: Werdhapura Village Center, Kota Denpasar, Provinsi Bali)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGELOLAAN SAMPAH PASAR DI KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA SKRIPSI

Transkripsi:

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DESIGN OF INTEGRATED SOLID WASTE MANAGEMENT IN KOTA CITRA GRAHA RESIDENCE SOUTH KALIMANTAN PROVINCE Muhammad Firmansyah* dan Rijali Noor Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Jalan A. Yani Km.35,5 Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan Email: muhammad.firrmansyah@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui timbulan dan komposisi sampah kemudian merencanakan pengelolaan sampah terpadu berupa pewadahan dan pengumpulan sampah serta pengolahan sampah menggunakan Material Rocovery Facility (MRF) di Perumahan Kota Citra Graha. Untuk menentukan pengelolaan sampah terpadu yang tepat dilakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995. Dari hasil pengambilan dan pengukuran contoh ini diperoleh besarnya timbulan sampah yaitu 2,27 liter/orang/hari dan 0,361 kilogram/orang/hari yang terdiri dari 71,75 % sampah basah, 18,64 % sampah kering dan 9,61 % residu. Sistem pewadahan sampah yang direncanakan adalah pewadahan semi tetap sistem terpisah dengan pola pewadahan individual. Sedangkan desain alat pengumpulan sampah berupa gerobak motor dengan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering.material Recovery Facility(MRF) yang direncanakan terdiri dari lahan pemilahan, lahan penampungan sampah organik, lahan pencampuran sampah dengan inokulan (biostater), lahan pencacah organik, lahan pengomposan, lahan pematangan, lahan pengayakan dan pengemasan kompos, lahan penampungan lindi, gudang barang sortir, gudang kompos, kantor administrasi, area parkir gerobak motor dan area kontainer. Kata Kunci: Perumahan Kota Citra Graha, pewadahan sampah, pengumpulan sampah, Material Recovery Facility ABSTRACT The objective of the research was to know solid waste generation and composition then to design integrated solid waste management in the form of solid waste lug, collection and treatment using Material Rocovery Facility (MRF) in Housing Kota Citra Graha. To determine the appropriate integrated solid waste management, conducted retrieval and measurement examples of solid waste generation and composition by Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995. From the results of this sample taking and measuring the quantity of solid waste generated that is 2.27 liters / person / day and 0.361 kg / person / day consisting of 71.75% wet solid waste and dry solid waste 18.64% and 9.61% residue. The system is planned solid waste lug semi remain separate systems with individual lug pattern. While solid waste collection tool design in the form of motor carts with trash separation between wet and dry solid waste. Material Recovery Facility (MRF) which is planned to consist of area for sorting, organic waste collection, mixing solid waste with inoculant (biostater), organic solid waste enumerators, composting, maturation, sieving and compostable packaging, leacheate shelter, sorting goods warehouse, compost warehouse, office administration, motor carts parking and container. 73

Key words: Housing Kota Citra Graha, solid waste lug, solid waste collection, Material Recovery Facility 1. PENDAHULUAN Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah: jumlah atau kepadatan penduduk, sistem pengelolaan sampah, kondisi geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman kota dan membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir atau membakarnya. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah sampah karena masih dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena sampah merupakan sumber pencemaran. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurun daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat, sedangkan di lain pihak kemampuan pengolahan sampah masih belum memadai. Sistem pengelolaan persampahan di daerah perkotaan perlu mendapatkan perhatian khusus. Selain karena timbulan sampah yang dihasilkan besar(kepadatan penduduk tinggi), tidak adanya tempat pengolahan yang baik juga harus diperhatikan karena dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk utama yang diperlukan. Sampah akan terus bertambah seiring dengan banyaknya aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Dalam ilmu kesehatan lingkungan suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya. Sehingga jelas bahwa pentingnya pengelolaan sampah, karena melihat perkembangan waktu yang senantiasa diiringi dengan pertambahan penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah semakin meningkat sementara lahan yang ada tetap. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang dalam hal ini pengembang diberi tanggung jawab untuk itu. Selain itu, pengelola kawasan permukiman juga wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah. 74

Pada perumahan Kota Citra Graha kondisi pengelolaan sampahnya belum berjalan secara optimal. Hal ini terlihat dari sampah rumah tangga dikumpulkan di TPS kemudian diangkut ke tanah kosong di bagian belakang perumahan dan pada akhirnya dibakar. Oleh karena itu perlu direncanakan pengelolaan sampah terpadu di perumahan yang kelak akan mencapai 500 ha dan menjadi kota mandiri ini. 2. METODE PENELITIAN Pengumpulan dan Pengolahan Data Data-data yang diperlukan dalam perencanaan ini, yaitu: 1. Data Primer Data primer ini meliputi timbulan (berat dan volume) dan komposisi sampah yang digunakan sebagai dasar perencanaan selanjutnya. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah ini berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995. 2. Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam perencanaan ini yaitu masterplan dan data jumlah rumah. Masterplan diperlukan untuk menentukan posisi atau letak pengolahan menggunakan fasilitas Material Recovery Facility (MRF) yang akan direncanakan. Sedangkan data jumlah rumah diperlukan untuk mengetahui jumlah penduduk yang akan menghuni perumahan ini sehingga diketahui besarnya timbulan sampah yang dihasilkan. Perencanaan Pengelolaan Sampah Berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh, digunakan untuk merencanakan pengelolaan sampah terpadu, yaitu: 1. Perencanaan jumlah dan tipe pewadahan sampah; 2. Perencanaan jumlah dan tipe pengumpulan sampah; 3. Perencanaan awal pengolahan sampah menggunakan fasilitas Material Recovery Facility (MRF). Perencanaan awal Material Recovery Facility(MRF) ini difokuskan pada diagram alir material, mass balance material, loading rate dan layout komponen fisik Material Recovery Facility(MRF). a. Diagram alir material Diagram alir material menggambarkan urutan-urutan kejadian dalam pengolahan sampah. b. Mass balance material Dalam mass balance ini akan diuraikan proses yang terjadi pada pengolahan dengan fasilitas MRF, dimana proses perhitungan massa dilakukan mulai dari input sampah sampai dengan output-output yang dihasilkan. c. Layout komponen fisik Material Recovery Facility (MRF) Merupakan tata letak dari Material Recovery Facility (MRF), yang meliputi lokasi lahan pemilahan, composting dan lain-lain. 3. HASIL PERENCANAAN Timbulan dan Komposisi Sampah Data timbulan dan komposisi sampah akan menjadi dasar dalam perencanaan pengelolaan sampah terpadu di Perumahan Kota Citra Graha ini. Tabel 1. adalah hasil perhitungan rata-rata timbulan (volume dan berat) sampah dan Tabel 2. merupakan persentase komposisi sampah. Dari hasil pengukuran didapatkan timbulan sampah perumahan Kota Citra Graha adalah 2,27 liter/orang/hari 75

dan 0,361 kilogram/orang/hari. Kemudian untuk persentase komposisi sampah di perumahan Kota Citra Graha adalah sampah basah sebesar 71,75 %, sampah kering sebesar 18,64 % yang terdiri dari plastik, kertas, kaca dan logam, serta residu sampah yang terdiri dari kayu, kain, karet dan lain-lain sebesar 9,61 %. Tabel 1. Hasil Pengukuran Timbulan Sampah Harike Volume (liter/orang/hari) I 2,32 0,37 II 2,13 0,34 III 2,54 0,53 IV 2,23 0,35 V 1,99 0,22 VI 2,06 0,26 VII 2,40 0,39 VIII 2,49 0,43 Jumlah 18,16 2,89 Rata-rata 2,27 0,361 Sumber: Hasil Pengukuran Berat (kilogram/orang/hari) Tabel 2. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah Komposisi Harike Rata-rata I II III IV V VI VII VIII (%) Basah 66.64 75.78 71.05 71.81 70.46 72.57 71.76 73.93 71.75 Plastik 15.77 10.25 12.41 12.90 13.69 14.14 12.93 12.47 13.07 Logam 0.27 0.18 0.31 0.55 0.37 0.36 0.58 0.10 0.34 Kertas 4.59 2.61 5.25 4.61 5.66 4.53 4.42 4.41 4.51 Kain 5.65 5.60 6.52 4.47 5.63 5.14 4.58 4.81 5.30 Karet 1.07 2.15 0.43 1.48 1.40 1.02 1.50 1.51 1.32 Kayu 3.47 2.34 2.55 2.52 1.36 1.07 2.48 1.49 2.16 Kaca 1.57 0.23 0.68 0.53 0.78 0.75 0.53 0.69 0.72 Lain-lain 0.97 0.86 0.80 1.13 0.65 0.42 1.22 0.59 0.83 Total 100 % Sumber: Hasil Pengukuran Dari hasil perhitungan di atas dibutuhkan perhitungan standar deviasi (besarnya penyimpangan) untuk mendapatkan nilai yang optimal.pada Tabel 3. ini dapat dilihat besar timbulan sampah beserta penyimpangannya. Tabel 3. Besar Timbulan Sampah beserta Penyimpangannya No. Timbulan Sampah X Sd X ± Sd 1. 2. 3. Volume (liter/orang/hari) Berat (Kg/orang/hari) Densitas (Kg/m 3 ) 2,27 0,361 159,03 0,07 0,04 0,17 2,27 ± 0,07 0,361 ± 0,04 159,03 ± 0,17 Sumber: Hasil Perhitungan 76

Perencanaan Pewadahan Sampah Sistem pewadahan sampah yang direncanakan adalah pewadahan semi tetap sistem terpisah dengan pola pewadahan individual. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan volume wadah sampah adalah 23 L dan terbuat dari plastik HDPE. Wadah sampah yang di desain juga ditambah dengan tiang penyangga untuk menghindari dari gangguan binatang direncanakan tinggi penyangga 80 cm seperti pada Gambar 1. Pintu 1 Sampah Basah Sampah Kering Pintu 2 Gambar 1. Desain Wadah Sampah Perencanaan Pengumpulan Sampah Desain alat pengumpulan sampah berupa gerobak motor dengan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. Spesifikasi dimensi gerobak motor sebagai berikut: 1. Beban maksimum 600 kg 2. Diasumsikan densitas sampah di gerobak = 250-300 Kg/m 3 3. Dimensi bak sampah direncanakan a. Panjang = 1 m b. Lebar = 1 m c. Tinggi = 1 m d. Volume = 1 m 3 4. Untuk kapasitas volume gerobak 1 m 3 beban yang dapat diangkut gerobak sebesar 300 kg Volume timbulan rata-rata (V) = 22920 orang x 0,00227 m 3 /orang/hari = 52,0284 m 3 /hari Karena satu gerobak motor berkapasitas 1 m 3, maka direncanakan perumahan ini memiliki 18 buah gerobak motor. Pengumpulan sampah akan dilakukan pagi hari dengan tiga ritasi untuk setiap unitnya. 77

Pintu 1 Engsel Sampah Kering SampahBasa h Pintu 2 Gambar 2. Sketsa Modifikasi Bak Tampak Belakang Pintu 1 Gerobak Motor Kota Citra Graha Gambar 3. Sketsa Modifikasi Bak Tampak Samping Perencanaan Pengolahan Sampah dengan Material Recovery Facility (MRF) Yang pertama kali dilakukan adalah dengan membuat diagram alir material dari komponenkomponen sampah. Diagramalir material menggambarkan urutan kejadian dalam proses MRFdan juga untuk menentukan fasilitas yang akan digunakan sesuaidengan jenis sampah yang akan dipilah. Sampah yang masuk ke fasilitas MRF telah terpilah antara sampah keringdan sampah basah. Diagram alir material sampah dapat dilihat pada Gambar 4. 78

Gambar 4. Diagram Alir Material Perhitungan persentase tiap komponen terhadap tiap perlakuan dilakukan untuk menentukan besarnya timbulan yang dihasilkan oleh tiap komponen tersebut. Hasil persentase ini nantinya akandigunakan sebagai faktor pemilahan material. Tabel 4. Perhitungan Berat Tiap Komponen Komponen Prosentase terhadap total (%) Prosentase terhadap bagian (%) Prosentase faktor terhadap pemilahan (%) Berat timbulan (Kg/hari) Berat tiap komponen terpilah (Kg/hari) Berat tiap komponen tidak terpilah (Kg/hari) Basah 71,75 100 90 5343,01 593,67 Plastik 70,12 50 540,73 540,73 Kertas 24,20 50 186,62 186,62 18,64 Kaca 3,86 65 38,70 20,83 Logam 1,82 90 25,26 2,80 8274,12 Kayu 2,16 178,72 Kain 5,30 438,53 9,61 Karet 1,32 109,22 Lain-lain 0,83 68,68 Total 6134,32 2139,80 Sumber: Hasil Perhitungan Dari perhitungan-perhitungan di atas, maka dapat dibuat neraca massa. Neraca massa dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak sampah yang masuk, yang dapat didaur ulang, yang dapat dikompos dan yang merupakan residu. Neraca massa dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah ini. 79

Material Masuk Sampah padat dari masyarakat Tabel 5. Neraca Massa Proses Timbulan Sampah Material Kuantitas Material Terolah (Kg/hari) Terbuang Terpilah: Plastik 540,73 Kertas 186,62 Residu Kaca 38,70 total Logam 25,26 Kompos: Basah 5343,01 Kuantitas (Kg/hari) 8274,12 Kuantitas (Kg/hari) 2139,80 Total 8274,12 6134,32 2139,80 Sumber: Hasil Perhitungan Perhitungan volume tiap komponen dilakukan untukmempermudah dalam perhitungan luas lahan, karena luas lahandalam satuan meter sedangkan neraca massa dalam satuan berat,maka satuan berat harus dikonversikan ke volume (m 3 ) dan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Volume Tiap Komponen Sampah Komponen BeratSpesifik BeratKomponen Volume Komponen (Kg/m 3 ) (Kg/hari) (m 3 /hari) Sampah organik 290,72 5343,01 18,38 Plastik 65,26 540,73 8,29 Kertas 89,00 186,62 2,10 Kaca 195,79 38,70 0,20 Logam 320,38 25,26 0,08 Total 6134,32 29,05 Sumber: Hasil Perhitungan Keseluruhan luas lahan yang dibutuhkan dalamperencanaan Material Recovery Facility (MRF) ini sebesar 1504 m 2 dengan perincian yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kebutuhan Luas Lahan Material Recovery Facility (MRF) Komponen LuasLahan (m 2 ) Tempat pemilahan 5 Gudang penyimpanan 45 Penampungan sampah organik 12,25 Pencampuran sampah dengan inokulan(biostater) 20 Pencacah organik 2,2 Pengomposan 792 Pematangan 396 Pengayakan dan pengemasan 40 Lahan penampung lindi 9 Gudang kompos 16,5 Kantor 24 Area parkir gerobak motor 110 Area kontainer 32 Total 1503,95 1504 Sumber: Hasil Perhitungan 80

4. KESIMPULAN Gambar 4. Layout Material Recovery Facility (MRF) Berdasarkan hasil perencanaan pengelolaan sampah terpadu perumahan Kota Citra Graha Provinsi Kalimantan Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengambilan contoh diperoleh besarnya volume dan berat sampah di perumahan Kota Citra Graha yaitu 2,27 liter/orang/hari dan 0,361 kilogram/orang/hari. Komposisi sampah di perumahan Kota Citra Graha adalah sampah basah sebesar 71,75 %, sampah kering sebesar 18,64 % yang terdiri dari plastik, kertas, kaca dan logam, serta residu sampah yang terdiri dari kayu, kain, karet dan lain-lain sebesar 9,61 %. 2. Sistem pewadahan sampah yang direncanakan adalah pewadahan semi tetap sistem terpisah dengan pola pewadahan individual. Kemudian desain alat pengumpulan sampah berupa gerobak motor dengan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. 3. Material Recovery Facility (MRF) yang direncanakan terdiri dari lahan pemilahan, lahan penampungan sampah organik, lahan pencampuran sampah dengan inokulan (biostater), lahan pencacah organik, lahan pengomposan, lahan pematangan, lahan pengayakan dan pengemasan kompos, lahan penampungan lindi, gudang barang sortir, gudang kompos, kantor administrasi, area parkir gerobak motor dan area kontainer. 81

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Pengelolaan Sampah Terpadu. www.jala-sampah.com. 19 Juni 2011 Al Mudhar, M. Hartono, R. Suryantoro, A. Hadi, A. 2002. Studi Penanganan Sampah Di Wilayah Surabaya Metropolitan. Laporan Hasil Penelitian. KerjasamaBadan Penelitian dan Pengembangan Jawa Timur danuniversitas Negri Malang Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan,(SK SNI T- 13-1990-F). Bandung Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, (SNI 19-2454-1991). Jakarta Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, (SNI 19-3964-1995). Jakarta Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, (SNI 19-3983-1995). Jakarta Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1986. Materi training untuk tingkat staf teknis proyek PLP sector persampahan. Jakarta Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta Hapsari, I. 2006. Pengembangan TPS sebagai Material Recovery Facility (MRF) di Kelurahan Tegalsari. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITS. Surabaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Jakarta Kristanti, K. R. D. 2007. Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah di Permukiman Penduduk Desa Sumbergedang, Kecamatan Pandaan, Pasuruan. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITS. Surabaya Lund, H. 1993. The McGraw Hill Recycling Handbook. McGraw-Hill Inc. United States Of America Oktaviana, R. M. 2003. Studi Literatur Materal Recovery Facility. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITS. Surabaya. Puspitasari, A. 2006. Perencanaan Material Recovery Facility di TPA Benowo Surabaya. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITS. Surabaya Stessel, R. I. 1996. Recycling and Resource Recovery Engineering. Springer. German Tchobanoglous, G. Theisen, H. & Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. Mc Graw-Hill. Singapore Trihadiningrum, Y. Pandebesie, E.S. Masduqi, A. danwarmadewanthi, I.D.A.A. (2002).Modul Ajar Pengelolaan Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya Vesilind, P. A. William, W. Reinhart, D. 2002. Solid Waste Engineering. Brookcole. Australia 82