STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA
|
|
- Hamdani Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak Jumlah penduduk di Kecamatan Wonokromo ( ) mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan tersebut. Sampah yang dihasilkan belum dipisahkan dari komponen sampah B3. Hal inilah yang mendasari penggunaan Kecamatan Wonokromo sebagai wilayah studi tugas akhir ini. Tujuan penelitian ini adalah mengukur timbulan sampah B3 dan komposisinya, serta menentukan sistem pengelolaannya. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI Jumlah timbulan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari. Hasil studi merekomendasikan agar (i) kapasitas wadah sampah B3 untuk rumah tangga adalah 30 L,(ii) pengangkutan sampah B3 dari sumber ke TPS menggunakan motor boks, dan (iii) pengumpulan sampah B3 di TPS menggunakan kontainerberdasarkan karakteristik sampah B3nya dengan kapasitas masing-masing 4 m 3. Kata kunci: Kecamatan Wonokromo, sampah B3, pengelolaan sampah B3. Abstract The population of Wonokromo District (181,170) affects the solid waste generation. Until now the solid waste in this district has not been separated from the hazardous components by the community. Therefore, Wonokromo 1
2 District was selected as a study area for conducting this research, which was focused on the determination of hazardous waste generation and composition, and it s management system. Measurements of solid waste generation and composition were done according to SNI methods. The generation rate of HHW was kg/day. This study recommended that: (i) household hazardous solid waste components should be placed in a 30 L container (ii) collection of the HHW to the transfer station should use a particular motor cycle, with a particular design, (iii) the flammable, corrosive, and toxic waste components should placed in different containers of 4 m 3 capacity. Keywords: Wonokromo District, household hazardous waste, solid waste management. 1. Pendahuluan Kehadiran sampah B3 RT di dalam timbulan sampah kota relatif masih kecil, namun perlu diupayakan penanganan yang komprehensif. Jelasnya adalah sampah tersebut memiliki karakteristik yang sangat berbahaya seperti beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, dan karsinogenik yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi warga dan lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah. Bagi masyarakat wajib memisahkan sampah B3-RT di rumah-rumah, ke dalam suatu wadah terpisah. Pada tugas akhir ini akan dibahas pengelolaan sampah B3 permukiman, dimana pengelolaannya tidak berbeda jauh dengan pengelolaan sampah biasa tetapi harus ada perlakuan yang lebih khusus. Wilayah studi untuk tugas akhir ini adalah Kecamatan Wonokromo karena di kecamatan tersebut belum ada pola pengelolaan sampah B3. Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sampah B3. 2. Menghitung timbulan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo Surabaya. 2
3 3. Menghitung komposisi sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo Surabaya. 4. Mengetahui kondisi fasilitas pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah permukiman di sumber dan di TPS di Kecamatan Wonokromo Surabaya. 5. Menentukan pola pengelolaan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo Surabaya. Sampah B3 Menurut SNI 3242:2008, sampah domestik B3 adalah sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun, karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia. Karakteristik Sampah B3 Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3). Karakteristik sampah B3 sama dengan karakteristik limbah B3. Untuk mengetahui karakteristik limbah B3 dapat dilakukan uji karakteristik. Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, uji karakteristik limbah B3 meliputi: 1. mudah meledak; 2. mudah terbakar; 3. bersifat reaktif; 3
4 4. beracun; 5. menyebabkan infeksi; dan 6. bersifat korosif. 2. Gambaran Umum Wilayah Studi Kecamatan Wonokromo termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang merupakan bagian dari Wilayah Surabaya Selatan. Luas wilayah Kecamatan Wonokromo ± 6,70 km 2 terbagi menjadi 6 kelurahan yaitu: 1. Sawunggaling 2. Wonokromo 3. Jagir 4. Ngagelrejo 5. Ngagel 6. Darmo Batas wilayah Kecamatan Wonokromo antara lain: Sebelah utara : Kecamatan Tegalsari Sebelah timur : Kecamatan Gubeng Sebelah selatan : Kecamatan Wonocolo Sebelah barat : Kecamatan Dukuh Pakis 4
5 Kecamatan Wonokromo mempunyai jumlah penduduk yang cukup tinggi yang mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan tersebut. Selama ini sampah yang dihasilkan belum dilakukan pemilahan dan pengelolaan sampah. Wadah sampah yang ada di Kelurahan Jagir dan Kelurahan Wonokromo terbuat dari ban bekas yang dicat tetapi ada juga wadah yang permanen yang terbuat dari beton. Wadah sampah di Kecamatan Wonokromo yang terbuat dari ban bekas. Pengangkutan sampah di Kecamatan Wonokromo menggunakan gerobak sampah dengan frekuensi pengambilan sampah dua hari sekali. TPS di Kelurahan Sawunggaling, Kelurahan Jagir, dan Kelurahan Wonokromo belum mempunyai fasilitas pengelolaan sampah dan hanya sebagai tempat pengumpulan sampah sementara yang selanjutnya akan ditimbun di TPA. Wilayah studi untuk pengambilan contoh timbulan sampah di Kecamatan Wonokromo meliputi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Jagir, Kelurahan Sawunggaling, dan Kelurahan Wonokromo. 3. Hasil dan Pembahasan Alat yang digunakan untuk mengukur densitas sampah berupa kotak kayu berukuran 20 cm 20 cm 100 cm dan berat 1,4 kg.. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran sampel timbulan sampah berdasarkan SNI tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Setelah diketahui densitasnya maka dapat dilakukan perhitungan volume sampah dengan rumus sebagai berikut: Berat Sampah (kg) Volume sampah (m3) = Densitas (kg/m 3 ) a. Kelurahan Jagir Timbulan sampah B3 di Kelurahan Jagir adalah 0,29 g/orang.hari atau 0,002 L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Jagir dapat dilihat pada Gambar 1. 5
6 Gambar 1 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Jagir b. Kelurahan Wonokromo Timbulan sampah B3 di Kelurahan Wonokromo adalah 0,34 g/orang.hari atau 0,003 L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Wonokromo dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Wonokromo c. Kelurahan Sawunggaling Timbulan sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling adalah 0,84 g/orang.hari atau 0,006 L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling dapat dilihat pada Gambar 3 6
7 660,49 L/hari. Gambar 3 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling. Jadi timbulan sampah B3 di Kecamatan WonokromoTahun 2010 adalah 88,62 kg/hari atau Pengolahan Data Hasil Kuesioner Kuesioner dibagikan kepada responden yang berada di permukiman Kecamatan Wonokromo khususnya kepada aparat pemerintah antara lain ketua RW dan RT yang ada di Kelurahan Jagir, Kelurahan Wonokromo, dan Kelurahan Sawunggaling sebanyak 20 responden dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah B3. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Frekuensi Penggunaan Produk yang Mengandung B3 7
8 Pada Gambar 4 pendapat aparat pemerintah tentang sampah B3 dapat diketahui bahwa sebanyak 85% responden sama sekali tidak mengetahui tentang sampah B3 dan 15% responden sedikit mengetahui tentang sampah B3. Maksud dari sedikit mengetahui adalah responden dapat menyebutkan beberapa produk rumah tangga yang mengandung B3 di antaranya pembersih lantai dan pembasmi serangga. Jika diadakan sosialisasi mengenai pemilahan sampah B3, sebanyak 25% responden memilih arisan sebagai forum, 65% responden memilih forum khusus, dan 10% responden memilih forum lainnya seperti rapat pengurus RT atau RW. Pola Pewadahan Sampah B3 Pengambilan sampah B3 disarankan akan diambil petugas dari sumber ke TPS setiap 3 bulan sekali (90 hari). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling lama 90 hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. Berdasarkan peraturan tersebut, maka disarankan sampah B3 disimpan di wadah sampah B3 paling lama 90 hari. Volume sampah B3 terkumpul = Volume sampah tiap rumah frekuensi = 0,02 L 90 = 1,64 L Karena volume sampah B3 terkumpul yang dihasilkan dari perhitungan terlalu kecil apabila untuk mendesain kapasitas wadah sampah B3 jadi volume wadah yang disarankan adalah 30 L dengan panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 50 cm. Wadah sampah B3 disarankan sesuai dengan SNI yaitu dengan wadah warna merah yang diberi lambang khusus (simbol limbah 8
9 B3 klasifikasi campuran). Persyaratan umum wadah sampah B3 berdasarkan Kep- 01/Bapedal/09/1995 Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah B3 Pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS menggunakan motor box yang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Motor Box Pengangkut Sampah B3 Dimensi boks untuk motor boks disarankan berdasarkan dimensi box yang ada di pasaran yaitu 160 cm 125 cm 110 cm. di dalam box akan diletakkan 9 buah wadah dengan dimensi masing-masing wadah adalah 50 cm 30 cm 60 cm. Wadah tersebut diperuntukkan untuk sampah B3 berdasarkan jenis dan karakteristiknya. Frekuensi pengumpulan sampah B3 dari rumah warga akan disarankan 3 bulan 1 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema sistem pengumpulan sampah B3 pada Gambar 6. 9
10 Rumah Warga (Sumber Sampah B3) Rumah Warga (Sumber Sampah B3) Rumah Warga (Sumber Sampah B3) 1 RW (Rukun Warga) 3 bulan 1 kali 1 Kecamatan 1 Kelurahan Instansi Khusus Pengelola Sampah B3 Gambar 6 Skema Sistem Pengumpulan Sampah B3 Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa dilakukan pengumpulan dari sumber sampah B3 secara door to door setiap 3 bulan 1 kali. Rute pengumpulan sampah adalah 1 RT (Rukun Tetangga). Setelah dilakukan pengumpulan, sampah B3 diangkut ke TPS sampah B3 untuk disimpan di kontainer sampah B3. Selanjutnya sampah B3 yang terkumpul akan dikelola oleh instansi yang khusus mengelola sampah B3. Pengangkutan sampah B3 yang disarankan berpedoman pada SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena belum ada peraturan khusus yang mengatur pengangkutan sampah B3. Pengangkutan sampah B3 disarankan dilengkapi dokumen. Berdasarkan Kep. Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan dokumen resmi. Dokumen sampah B3 yang disarankan tidak 10
11 terdiri dari tujuh rangkap seperti dokumen limbah B3. Dokumen sampah B3 hanya terdiri dari tiga rangkap dengan perincian sebagai berikut: a. Lembar pertama disimpan oleh penghasil sampah B3 b. Lembar kedua disimpan oleh petugas pengumpul sampah B3 c. Lembar ketiga disimpan oleh pengelola TPS sampah B3 Dokumen sampah B3 dibuat oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan BLH Kota Surabaya.Dokumen sampah B3/manifes sampah B3 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Manifes Sampah B3 MANIFES SAMPAH B3 RUMAH TANGGA Nama : Alamat : Kecamatan : Kelurahan : RT / RW : Lokasi TPS Sampah B3 : No Jenis Sampah B3 ( ) Jumlah (buah) 1 Kemasan bekas pembersih WC/lantai/kaca 2 Kemasan bekas semir sepatu 3 Kemasan bekas pemutih pakaian dan pembersih lainnya 4 Kemasan bekas oli 5 Accu bekas 6 Kemasan bekas air accu 7 Kemasan bekas cat kuku dan pembersihnya 8 Kemasan bekas pewarna rambut 9 Kemasan bekas Hair Spray 10 Kemasan bekas cat dan thinner Kemasan bekas obat pembasmi hama tanaman 11 (herbisida dan insektisida) 11
12 No Jenis Sampah B3 ( ) Jumlah (buah) 12 Kemasan bekas pupuk kimia 13 Baterai 14 Tinta/cartridge 15 Lampu neon 16 Obat-obatan kadaluarsa 17 Kemasan bekas obat pembasmi serangga 18 Lain-lain: Yang Menyerahkan : Tanda Tangan : Petugas Pengumpul : Tanda Tangan : Tanggal : Kontainer Sampah B3 di TPS Sampah B3 yang telah diangkut dari sumber akan ditampung di TPS yang selanjutnya akan ditangani oleh instansi khusus yang mengelola limbah B3. Pada TPS disediakan kontainer yang akan menampung sampah B3 untuk sementara yang akan disimpan selama maksimal 90 hari dengan persyaratan lokasi penyimpanan sampah B3 berdasarkan Kep. Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Kontainer ini harus disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Volume masing-masing kontainer sampah B3 di TPS disarankan berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu berupa bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m 3. 12
13 Standar Operasional Prosedur Standar operasional prosedur untuk penghasil sampah B3 adalah: 1. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya pada wadah sampah B3 yang tertutup rapat. 2. Sampah B3 disimpan di dalam kemasan aslinya pada wadah sampah B3. Untuk lampu neon, selain disimpan masih pada kemasan aslinya juga dibungkus kantong plastik untuk keamanan apabila pecah. 3. Sampah B3 yang dihasilkan dalam jumlah besar sehingga tidak muat apabila disimpan di wadah sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak seperti garasi, gudang, dan sebagainya. 4. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya si wadah sampah B3 selama-lamanya 90 hari sampai dikumpulkan oleh petugas pengumpul sampah B3. 5. Penghasil sampah B3 menyerahkan sampah B3 yang disimpannya selama 90 hari kepada petugas pengumpul sampah yang mengambil sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali. 6. Penghasil sampah B3 wajib mengisi manifes sampah B3 yang diserahkan oleh petugas pengumpul sampah B3. Standar operasional prosedur untuk petugas pengumpul sampah B3 adalah: 1. Petugas pengumpul sampah B3 wajib memenuhi persyaratan umum dan khusus pengemudi kendaraan pengangkut sampah B3. 2. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil sampah B3 yang dikumpulkan oleh penghasil sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali. 13
14 3. Petugas pengumpul sampah B3 memilah sampah B3 yang dihasilkan penghasil sampah B3 berdasarkan jenisnya untuk dimasukkan ke masing-masing wadah berdasarkan jenis sampah B3nya pada box kendaraan pengangkut. 4. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil manifes di kantor kecamatan dan menyerahkan manifes ke penghasil sampah B3 untuk diisi. 5. Petugas pengumpul sampah B3 menyimpan salah satu manifes yang telah diisi oleh penghasil dan menyerahkan satu manifes yang lain ke pengelola kontainer sampah B3 di TPS sampah B3. Standar operasional prosedur untuk pengurus TPS sampah B3 adalah: 1. Menerima sampah B3 berdasarkan karakteristiknya dari petugas pengumpul sampah B3. 2. Menempatkan sampah B3 berdasarkan karakteristiknya pada kontainer sampah B3. 3. Menerima dan menyimpan manifes sampah B3 dari petugas pengumpul sampah B3. 4. Menyerahkan sampah B3 yang telah disimpan paling lama 90 hari di TPS ke instansi khusus pengelola sampah B3. Rekomendasi Rekomendasi untuk pengelolaan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo antara lain: 1. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah B3 sangat rendah sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah B3, upaya reduksi sampah B3, dan pengelolaan sampah B3. 2. Dari hasil sampling masih ditemukan sampah B3 yang cukup banyak sehingga masyarakat perlu melakukan upaya reduksi untuk megurangi timbulan sampah B3. 14
15 3. Sampah B3 permukiman yang diperoleh dari hasil sampling berupa sampah B3 karakteristik mudah terbakar, korosif, dan beracun. Masyarakat sebaiknya lebih cermat dalam memilih produk yang mengandung B3 atau dapat mengganti produk yang berpotensi mengandung B3 dengan produk alternatif yang aman. 4. Wadah sampah yang digunakan di Kecamatan Wonokromo berupa wadah sampah yang terbuat dari ban bekas dan beton. Wadah sampah untuk sampah basah dan sampah kering masih tercampur karena belum dilakukan pemilahan sampah. Hasil studi ini merekomendasikan agar mayarakat mengganti wadah sampah yang digunakan di Kecamatan Wonokromo dengan wadah sampah berdasarkan komposisi sampahnya antara lain sampah basah, sampah kering, dan sampah B3 sehingga pemilahan sampah telah dilakukan di sumbernya. 5. Hasil studi merekomendasikan agar kapasitas wadah sampah B3 untuk skala rumah tangga adalah 30 L, pengangkutan sampah B3 dari rumah penduduk (sumber) ke TPS menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik mudah terbakar, korosif, dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m 3. Untuk jenis sampah B3 yang dimensinya besar dan jumlahnya banyak sehingga tidak muat apabila disimpan di wadah sampah B3, masyarakat dapat langsung membuangnya pada kontainer sampah B3 di TPS khusus sampah B3 di kelurahan. 15
16 4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang dibagikan kepada 20 aparat pemerintah (staf kelurahan, ketua RT, dan ketua RW) dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sampah B3 sangat rendah. 2. Timbulan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari atau 660,49 L/hari. 3. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sampah B3 yang ada di Kelurahan Jagir, Kelurahan Wonokromo, dan Kelurahan Sawunggaling terdiri dari sampah B3 karakteristik mudah terbakar, beracun, dan korosif. 4. Wadah sampah yang ada di Kelurahan Jagir dan Kelurahan Wonokromo terbuat dari ban bekas yang dicat tetapi ada juga wadah yang permanen yang terbuat dari beton. Pengangkutan sampah di Kecamatan Wonokromo menggunakan gerobak sampah dengan frekuensi pengambilan sampah dua hari sekali. 5. Pola pengelolaan sampah B3 terdiri dari pewadahan sampah B3 dengan wadah berkapasitas 30 L, pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS dilakukan dengan pengangkutan menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik korosif, mudah terbakar, dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m 3. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya melakukan analisis biaya untuk pola pengelolaan sampah. 16
17 5. Daftar Pustaka Anonim. 1995a. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan (SNI ). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta Anonim. 1995b. Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. Anonim. 1995c. Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 Tentang: Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Anonim. 1999a..Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Anonim. 1999b. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Anonim SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Anonim Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI ). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. 17
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA Yulinah Trihadiningrum*, Bagoes Ario Sukanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA ALIA RIANDANI dan Prof.DR. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc
Lebih terperinciSTUDI PE GELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA JAMBA GA, SURABAYA STUDY O HOUSHOLD HAZARDOUS WASTE MA AGEME T I JAMBA GA DISTRICT, SURABAYA
STUDI PE GELOLAA SAMPAH B3 PERMUKIMA DI KECAMATA JAMBA GA, SURABAYA STUDY O HOUSHOLD HAZARDOUS WASTE MA AGEME T I JAMBA GA DISTRICT, SURABAYA YU I G DYAH PERMA A MUSTIKAWATI dan YULI AH TRIHADI I GRUM
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA
Program Studi MMT-ITS, Surabaya Pebruari 0 KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA Hasrizal.HB dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan Jurusan
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciPengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya
Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,
Lebih terperinciKajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL RESMI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI SURABAYA PUSAT IA NATUL MUKHLISHOH
TUGAS AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL RESMI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI SURABAYA PUSAT IA NATUL MUKHLISHOH 3308100043 LATAR BELAKANG Meningkatnya jumlah limbah B3 bengkel Belum ada peraturan yang
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA Shinta Dewi Astari dan IDAA Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN
TUGAS AKHIR PL 1603 PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN KURNIA RETNO DWI KRISTANTI NRP 3302 109 009 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )
PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)
Lebih terperinciScientific Conference IX Environmental Technology
PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA 2012 HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT FOR CAR WORKSHOP IN TEGALSARI DISTRICT SURABAYA Dian Ayuningtyas*, Susi Agustina
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA
SIDANG LISAN TUGAS AKHIR 2010 KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA Oleh: Tisna Ayuningtyas 3306 100 080 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp. Sc LATAR BELAKANG Permasalahan
Lebih terperinciPROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT
PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (STUDI KASUS RW 5, 6, 7, dan 8 KELURAHAN TANJUNG MAS, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (STUDI KASUS RW 5, 6, 7, dan 8 KELURAHAN TANJUNG MAS, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG) Arisa Aqmarina *), Ika Bagus Priyambada **), Dwi Siwi Handayani
Lebih terperinciPersyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009
Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009 Sumber pencemar di perkotaan Hazardous waste storage Acuan Permen LH no. 30/2009 tentang Tentang Tata Laksana
Lebih terperinciPerencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Oleh : Dorry Jaya W (3306 100 053) Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA
PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA DIAN AYUNINGTYAS 3308100013 DOSEN PEMBIMBING SUSI AGUSTINA WILUJENG, ST., MT. PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI
KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI Ishak Bafadal dan Yulinah Trihadiningrum 2 Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan Jurusan Teknik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.39, 2014 KEMEN LH. Limbah. Bahan Berbahaya. Beracun. Simbol. Label PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciWawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis
Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3 Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis Ada sisa obat yang terbuang Limbah Rumkital Dr Ramelan Limbah Medis a. Perban
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH
EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 1 Program Magister Teknik Prasarana
Lebih terperinciPENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA
PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA THE EFFECTS OF TRANSFER STATION ON RESIDENTIAL SOLID WASTE MANAGEMENT IN TAMBAKSARI DISTRICT,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Menimbang :
Lebih terperinciBAB 6 Kesimpulan dan Saran
207 BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Timbulan dan komposisi limbah B3 medis rumah sakit khusus di Surabaya Pusat dan Selatan adalah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Limbah B3 Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa limbah B3 yang terdapat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciSTUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT
STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT Oleh: Fidhia Nailani Mubarokah 3308100061 Dosen Pembimbing: Susi A. Wilujeng, ST.,
Lebih terperinciPERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI
PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI Dwi Indrawati, H. Widyatmoko, Toto Riswandi Pratama Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL, Universitas Trisakti,
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)
PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) I Gusti Ayu Nyoman Sugianti dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan
Lebih terperinciPENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)
PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI 19-3964-1994 (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) Dina Pasa Lolo, Theresia Widi Asih Cahyanti e-mail : rdyn_qyuthabiez@yahoo.com ;
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Bagi Masyarakat Perkotaan (Sosialisasi 3R) Pekerjaan Penyusunan
Lebih terperinciKata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang
PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciKAJIAN TIMBULAN SAMPAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
KAJIAN TIMBULAN SAMPAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Nenti Diah Kusuma Prasetyaningrum, Tri Joko, Nikie Astorina Bagian Kesehatan
Lebih terperinciSONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT
SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Dody Ariyantho Kusma Wijaya UPT-MKU Universitas Palangka Raya e-mail: doddyariantho@yahoo.co.id ABSTRACT
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN
Lebih terperinciPERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA
TUGAS AKHIR-PL 1603 PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA ERDI FARDIAN NRP 3304 100 055 Dosen Pembimbing : Ir. Atiek Moesriati, MKes JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinciLampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011
Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011 KATA PENGANTAR Bertambahnya produksi sampah diberbagai kota dewasa ini tidak lepas dari perubahan pola hidup
Lebih terperinciKAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA
KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Berat Sampah dan Volume Sampah Pengukuran volume sampah dari sumber pemukiman dan non pemukiman yang dilakukan menggunakan kotak
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya
Lebih terperinciPERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)
PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) Rizky Widya Pratiwi 1*, Adhi Setiawan 2, Ahmad Erlan Afiuddin 3 Program Studi Teknik Keselamatan
Lebih terperinciKeputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang : Dokumen Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang : Dokumen Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Oleh : KEPALA BAPEDAL Nomor : KEP-02/BAPEDAL/09/1995 Tanggal : 5 SEPTEMBER 1995 (JAKARTA) KEPALA BADAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciPERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY
PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY Nama Mahasiswa Pembimbing : Fajar Dwinugroho : Ir. Didik
Lebih terperinciPOLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN. Rizka Firdausi Pertiwi L/O/G/O
POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN Rizka Firdausi Pertiwi 3308100024 L/O/G/O Latar Belakang Peningkatan fasilitas di fasilitas kesehatan meningkatkan jumlah
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH
PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH Suprapto Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: suprapto.bpptbas@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG
KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG NANANG FAKHRURAZI 1,JONI HERMANA 2, IDAA WARMADEWANTHI 2 1 Program Magister Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinci2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.333, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Bahan Berbahaya. Beracun. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617) PERATURAN
Lebih terperinciPENANGANAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA
PENANGANAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA I. PENDAHULUAN Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, dan mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan/atau beracun disebut sampah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada
Lebih terperinciPEMANTAUAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PROVINSI BANTEN
PEMANTAUAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PROVINSI BANTEN Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan hidup dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia serta makhluk hidup
Lebih terperinciOLEH : SIGIT NUGROHO H.P
OLEH : SIGIT NUGROHO H.P 3110040708 MENGAPA SAMPAH DOMESTIK Sampah Domestik (khususnya rumah tangga) merupakan Penyumbang terbesar ( menurut penelitian mencapai 80 % sampah dikediri berasal dari sampah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE Yohanes R. Maswari dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ryan@enviro.its.ac.id ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan
Lebih terperinciAryadita Minanda Budi Wiratmaka Eppy Nurul C Handini Citraswari Harini Merdekawati Neo Husien N Rahmawati Tri Rohani
Aryadita Minanda Budi Wiratmaka Eppy Nurul C Handini Citraswari Harini Merdekawati Neo Husien N Rahmawati Tri Rohani Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
Lebih terperinciEVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG
EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL
EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL Rofihendra 1 dan Yulinah Trihadiningrum 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
[Home] KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciI. PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. baterai, lampu neon (fluorescent), insektisida, korek api gas, cat semprot (aerosol),
1 I. PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Produk-produk yang mengandung Bahan Berbahaya Beracun (B3) seperti baterai, lampu neon (fluorescent), insektisida, korek api gas, cat semprot (aerosol), disinfektan, obat-obatan
Lebih terperinciKAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM
KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Limbah a. Definisi Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dalam/ atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999). Limbah adalah bahan atau sisa buangan
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA
KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA EVALUATION OF SOLID HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN Dr. SOETOMO HOSPITAL SURABAYA Palupi Mutiara Perdana* dan Yulinah Trihadiningrum
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,
PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN DAFTAR ISI 1. Apakah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun itu? 2. Bahaya Limbah Bahan Berbahaya dan
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,
PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU, Menimbang : a. bahwa kebersihan merupakan salah satu segi kehidupan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 204 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR Intan Julia Laksono 1, *), Yulinah Trihadiningrum 1), Yeni Dhokikah 1), Ellina S. Pandebesie 1), dan Sony Sunary
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA
STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA STUDY ON MULTILAYER PLASTIC WASTE GENERATION AND IT S REDUCTION EFFORTS IN JAMBANGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN
BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam yang berbentuk padat seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah jika tidak dikelola dengan baik.
Lebih terperinciKONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER
KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER Prehatin Trirahayu Ningrum Institute For Maritime Studies (IMaS) Universitas Jember. Alamat: Kalimantan
Lebih terperinciKAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN, KOTA SURABAYA STUDY OF SOLID WASTE MANAGEMENT AT BUBUTAN DISTRICT, SURABAYA CITY
KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN, KOTA SURABAYA STUDY OF SOLID WASTE MANAGEMENT AT BUBUTAN DISTRICT, SURABAYA CITY TISNA AYUNINGTYAS dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciPengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum
Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3
45 BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3 A. Pengertian Limbah Di dalam pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lebih terperinci