Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
EMPLOYEE EMPOWERMENT

CROSS-FUNCTIONAL MINDSET. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

REVOLUSI MANAJEMEN. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

Misi dan visi organisasi SPM merupakan sistem perencanaan kegiatan SPM merupakan sistem implementasi dan pengendalian pelaksanaan rencana kegiatan

Oleh: B.C. Harganto. Cara dokter asing masuk ke Indonesia dapat melalui beberapa jalan yaitu :

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA

BAB I RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SYSTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

TREN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAGERIAL SKILL DAN PENDIDIKAN MANAJEMEN

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

School of Communication & Business Telkom University

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru...

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Kata kunci : Total Quality Management, Pengukuran Kinerja, Kinerja Manajerial

KONSEPSI PEMBENTUKAN ORGANISASI

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pengertian manajemen kinerja dan prinsip manajemen kinerja

Sport and Business Analogy

IT Balanced ScoreCard

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

Bab 2 MANAJEMEN DAN MANAJER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

ABSTRACT. Key Words: Balanced scorecard, mission, vision, strategy, performance, perspective balanced scorecard. vii. Universitas Kristen Maranatha

Dr. HARRIES MADIISTRIYATNO.,SE.,MSi

Manajemen Kinerja dan Kompensasi

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Oleh Drs. Lukmanul Hakim, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIRECT & DATABASE MARKETING

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN KESESUAIAN INDIVIDU DENGAN ORGANISASI MELALUI MEDIASI KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Motivasi penting dikarenakan :

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative

11. STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

Strategi & Upaya Menjadi Sekretaris yang Kompeten dan Profesional

Minggu 3: Manajemen Modern

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh

IKLIM KERJA, PEMBERDAYAAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL. Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan.

Kolaborasi (Collaboration)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

BAB I PENDAHULUAN. desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004

1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ALL ABOUT PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen Proyek

Perencanaan Diringkas oleh: Puji Arya Yanti

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Definisi Taufiqur Rachman 1

Jadi internal marketing berarti menanamkan konsep pemasaran kepada karyawan

ABSTRAK. Kata Kunci: Perhotelan, Kepuasan Konsumen, Quality Function Deployment, House of Quality. vii Universitas Kristen Maranatha

CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEVELOPING OTHERS: Tumbuh Kembang Bersama Membangun Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan

ABSTRACT. Key Words: Total Quality Management, financial performance, return on assets, champion. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

TUGAS MAKALAH. Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Organisasi

PERSEPSI PEGAWAI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN LANGSUNG DI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

MANAJEMEN KONTEMPORER

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinaga (2008) yang berjudul:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI. Amalia, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. lakukan adalah memuaskan karyawan. Dengan kata lain you can not create

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

Transkripsi:

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013

2 1. Opening remark 2. Latar belakang 3. Konsep pemberdayaan karyawan 4. Paradigma pemberdayaan karyawan 5. Mindset pemberdayaan karyawan sudut pandang manajer 6. Mindset pemberdayaan karyawan sudut pandang karyawan 7. Perwujudan mindset pemberdayaan karyawan ke dalam sistem manajemen 8. Beda delegasi wewenang dengan pemberdayaan karyawan 9. Closing remark

OPENING REMARK

Treating others with dignity and respect is not only right, but it means you ll end up surrounding yourself with the best and most talented people (James W. Lewis Direktur Eksekutif Golden Key Honor Society, USA)

LATAR BELAKANG

6 Pergeseran teknologi yang digunakan oleh masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan produk dan jasa Tipe pekerja yang fit dengan teknologi yang digunakan oleh masyarakat Pergeseran peran manajer.

7 Teknologi Informasi Knowledgebased works Knowledge workers menjadi dominan Menuntut otonomi dan wewenang lebih besar Learning organization Perubahan organisasi Boundaryless organization Empowered employees Jejaring (Network) Tim lintas fungsional Koordinasi melalui komunikasi, persuasi, dan kepercayaan (trust)

8 Command and Control Information is closely guarded

9 Relay doubles the noise and cuts the message in half Direct Access Direct Access Shared Database Information is shared Karyawan

THE REVOLUTION OF EMPOWERED INDIVIDUAL

11 MENGAPA KARYAWAN TIDAK MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN? BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN KARYAWAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN? Tidak memiliki kompetensi Ditingkatkan kompetensinya Tidak memiliki wewenang Diberi wewenang untuk pengambilan keputusan Tidak memiliki informasi Diberi wewenang untuk akses ke pusat informasi Diberi insentif untuk risiko yang ditanggung dalam pengambilan keputusan

KONSEP PEMBERDAYAAN

13 Pemberdayaan berarti memampukan (to enable), memberi kesempatan (to allow) atau mengizinkan (to permit), yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri atau dipicu oleh orang lain.

PARADIGMA PEMBERDAYAAN KARYAWAN

Tinggi tuntutannya dan berubah secara konstan 15 Kontribusi Karyawan Improvement Berkelanjutan Tuntutan Customers Karyawan berinterkasi dengan customers. Karyawan menerjemahkan tuntutan customers kedalam produk dan jasa Karyawan mengelola dan meng-improve proses. Karyawan bekerja dengan para pemasok. Karyawan menentukan dan menggunakan ukuran. Karyawan membandingkan proses mereka dengan proses organisasi lain. Karyawan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Karyawan melaksanakan semua tugas lain dan mengubah sebuah gedung yang berisi peralatan menjadi bisnis yang berhasil. Penyesuaian Proses oleh Karyawan Kepuasan Customers Customers

16 Ditinjau dari sudut pandang manajer, pemberdayaan karyawan merupakan proses pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memampukan diri karyawan di dalam merencanakan dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan

17 Ditinjau dari sudut pandang karyawan, pemberdayaan karyawan merupakan proses untuk meningkatkan keandalan dirinya agar dipercaya oleh manajer di dalam merencanakan dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan

18 Perwujudan pemberdayaan karyawan menyangkut dua pihak: manajer yang bertanggung jawab untuk menjadikan karyawan berdaya, dalam arti karyawan dapat dipercaya dan diandalkan oleh manajer untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang sebelumnya dilaksanakan oleh manajer, dan karyawan yang bertanggung jawab untuk menjadikan dirinya berdaya, dalam arti dapat menumbuhkan kepercayaan di dalam diri manajer bahwa ia dapat dipercaya untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya.

19 Employee empowerment dari perspektif manajer Employee empowerment dari perspektif karyawan

EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET MANAGER PERSPECTIVE

EMPLOYEE EMPOWEMENT MANAGER PERSPECTIVE 21 Tampak Luar Pengetahuan Manajemen KEYAKINAN DASAR (1) karyawan adalah manusia, (2) orang pada dasarnya adalah baik, (3) birokrasi membunuh inisiatif, (4) tugas manajer adalah menyediakan pelatihan, teknologi, dan dukungan bagi karyawan Employee Empowerement Mindset NILAI DASAR (1) Kejujuran dan (2) kerendahan hati Paradigma Pemberdayaan Karyawan

22 Karyawan adalah manusia Orang pada dasarnya adalah baik Birokrasi menghambat inisiatif Tugas manager adalah menyediakan pelatihan, teknologi memadai, dan dukungan bagi karyawan

Karyawan adalah manusia

24 Manajer mengelola berbagai sumber daya: uang, sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal. Di antara berbagai sumber daya tersebut, hanya karyawan yang merupakan sumber daya manusia. Jika tidak secara eksplisit ditanamkan dalam diri manajer bahwa karyawan adalah sumber daya manusia, manajer akan mempunyai kecenderungan untuk memperlakukan karyawannya sebagaimana yang dilakukan terhadap sumber daya lain.

25 Human resource is the most valuable assets Sumber daya manusia adalah satusatunya sumber daya yang memiliki potensi untuk tumbuh dan belajar

Orang pada dasarnya adalah baik

27 Inti pemberdayaan karyawan adalah keyakinan bahwa orang pada dasarnya baik. Meskipun kadang-kadang orang gagal, dan kadang-kadang orang melakukan kesalahan, namun tujuan orang adalah menuju kebaikan. Sebagai manusia yang berakal sehat dan makhluk yang berpikir, orang memiliki kecenderungan alami untuk berhasil dalam pekerjaannya.

28 Dalam manajemen tradisional, manajer mengajukan pertanyaan Apa yang saya lakukan untuk memotivasi karyawanku? Dalam manajemen modern, manajer mengajukan pertanyaan: Apa yang perlu saya lakukan, dan apa yang perlu dilakukan oleh organisasi, untuk menghilangkan penyebab tidak adanya minat karyawan dalam mencapai kinerja unggul, atau untuk menghilangkan penyebab gangguan terhadap usaha mereka dalam mencapai kinerja unggul?

Birokrasi menghambat inisiatif

30 Hirarkhi organisasi yang tinggi menguatkan pesan kepada karyawan bahwa kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan visi organisasi hanya diharapkan dari orang-orang yang menduduki jenjang organisasi atas. Satu aspek organisasi yang paling merusak pemberdayaan adalah berjenjangnya tingkat manajerial. Setiap tingkat manajerial diharuskan me-review, memantau, dan menyetujui pekerjaan tingkat manajerial di bawahnya. Tingkat manajerial menengah sekarang ini menarik perhatian karena memberikan kontribusi lebih rendah dalam menghasilkan nilai bagi customer dibandingkan dengan karyawan yang berada di garis depan, namun menelan biaya yang lebih besar. Organisasi dibangun berdasarkan anggapan bahwa karyawan yang berada dalam tingkat lebih rendah (dan secara khusus: pekerjaannya) harus diawasi dan diverifikasi secara cermat untuk meyakinkan kualitas dan untuk menghindari kesalahan.

Tugas manager adalah menyediakan pelatihan, teknologi memadai, dan dukungan bagi karyawan

32 Manajer dan karyawan harus belajar peran baru dalam organisasi yang menerapkan pemberdayaan karyawan. Manajer yang semula melakukan pemantauan, review, persetujuan, dan pembuatan keputusan, harus mengajarkan pekerjaan tersebut kepada karyawan agar karyawan dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab manajer. Karyawan, di lain pihak, harus belajar untuk menerima tanggung jawab baru, yang sebelumnya diserahkan kepada manajer atasannya, untuk mendapatkan penyelesaian.

33 Manajer harus melihat karyawan sebagai satu ikat (bundle) kesempatan yang harus dikembangkan dan diperluas untuk tujuan pemberian layanan kepada customers. Manajer bertanggung jawab untuk menyediakan teknologi memadai dan pelatihan bagi karyawan untuk memungkinkan mereka mengerjakan apa yang dapat mereka kerjakan. Di samping itu, manajer harus memberikan dukungan selama proses perubahan karyawan dalam memikul tanggung jawab baru ini. Jika manajer tidak memiliki kesediaan untuk menerima kesalahan dan kegagalan, karyawan akan cenderung kembali ke cara kerja lama yang telah dikenal sebelumnya.

34 Kejujuran Kerendahan hati

Kejujuran

36 Manajer harus mengatakan yang sebenarnya kepada karyawan, dan sebaliknya manajer juga harus memberikan kesempatan sama kepada karyawan untuk mengatakan yang sebenarnya kepada manajer. Manajer harus memberikan informasi yang dimilikinya kepada karyawan untuk memungkinkan karyawan mengambil keputusan secara efektif. Pemberdayaan pada dasarnya merupakan pengintegrasian antara pemikiran dan pelaksanaan.

Kerendahan hati

38 Pemberdayaan karyawan berarti pemberian tanggung jawab lebih besar kepada karyawan untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, dapat terjadi inisiatif karyawan jauh lebih baik dibandingkan yang dilakukan oleh manajer. Kerendahan hati untuk mengakui kinerja karyawan harus merupakan suatu nilai yang dijunjung tinggi oleh manajer, jika pemberdayaan karyawan dikehendaki berhasil dalam suatu organisasi. Tugas manajer adalah membuat karyawan yang berada di bawah wewenangnya menjadi terkenal karena kinerjanya. Tugas ini hanya dapat dilakukan oleh manajer yang memiliki kerendahan hati.

EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET EMPLOYEE PERSPECTIVE

40 Tampak Luar Pengetahuan Manajemen KEYAKINAN DASAR: (1) pemberdayaan didasarkan pada kepercayaan manajer atas karyawan, (2) kepercayaan didasarkan atas kompetensi dan karakter. Employee Empowerment Mindset NILAI DASAR: (1) kejujuran, (2) keberanian, (3) integritas, (4) mental berlimpah, dan(5) kesabaran. Paradigma Pemberdayaan Karyawan

41 Kepercayaan dalam diri manajer (trust-based relationship) Kompetensi dan karakter

42 Pemberdayaan karyawan hanya akan terwujud jika karyawan dapat dipercaya oleh manajer. Oleh karena itu, karyawan perlu menanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa ia dapat merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya jika manajer mempercayai (trust) karyawan.

43 Pembangunan kepercayaan bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan, jika karyawan memandang bahwa manajer akan memberikan wewenang untuk pengambilan keputusan kepada karyawan karena pengambilan keputusan merupakan hak karyawan. Hak untuk pengambilan keputusan hanya dapat diperoleh karyawan melalui pembuktian kompetensi karyawan di dalam pengambilan keputusan. Tanpa keyakinan bahwa kepercayaan dari manajerlah yang menjadikan pemberdayaan karyawan terwujud, karyawan tidak akan bersemangat untuk meningkatkan kompetensi dan membangun karakter untuk mendapatkan hak pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

44 Kejujuran Keberanian Integritas Mental berlimpah Kesabaran

45 Mental berlimpah (abundant mentality) adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima keberhasilan, kelebihan, keberuntungan, penghargaan yang diperoleh orang lain. Mental berlimpah sangat diperlukan, karena karyawan bekerja dalam tim kerja (teamwork), yang bersama dengan karyawan lain bahumembahu memenuhi kebutuhan customer. Perwujudan nilai mental berlimpah antara lain: (1) ringan hati untuk memberikan selamat atas keberhasilan rekan sekerja, (2) menghindarkan diri dari sikap merendahkan prestasi kerja rekan sekerja, (3) membiasakan diri melihat the bright side of everyone and everything.

PERWUJUDAN EMPLOYEE EMPOWERMENT

47 Organisasi masa depan Organisasi semakin datar Organisasi sebagai destabilizer De-jobbed organization Virtuality Control through vision and values Kunci keberhasilan organisasi: speed, flexibility, integration, and innovation Pengelolaan knowledge workers Subsidiarity dan peran manajer Wewenang Leadership from everybody

BEDA ANTARA EMPLOYEE EMPOWERMENT DENGAN PENDELEGASIAN WEWENANG

49 Terdapat perbedaan mendasar antara konsep delegasi wewenang dengan pemberdayaan karyawan Terdapat perbedaan besar kultur yang dihasilkan oleh delegasi wewenang dengan kultur yang dihasilkan oleh pemberdayaan karyawan

50 DELEGASI WEWENANG PEMBERDAYAAN KARYAWAN Delegasi wewenang adalah pemberian wewenang kepada manajer yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi secara eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut dilaksanakan Pemberdayaan karyawan adalah pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa otorisasi secara eksplisit dari manajer di atasnya.

51 DELEGASI WEWENANG PEMBERDAYAAN KARYAWAN Position-based relationship Trust-based relationship Karyawan yang patuh, tidak berinisiatif, dan tidak kreatif Berangkat dari what has been Karyawan yang berinisiatif, kreatif, dan bersemangat untuk mengeksplorasi peluang Berangkat dari what can be

CLOSING REMARK

What does make a business distinct and what is its peculiar resource is its ability to use knowledge of all kinds from scientific and technical knowledge to social, economic, and managerial knowledge. It is only in respect to knowledge that a business can be distinct, can therefore produce something that has a value in the market place. (Peter F. Drucker)