MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

dokumen-dokumen yang mirip
Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

BAB 2 PROSES PENGECORAN

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

Menyiapkan Pasir Cetak

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Merencanakan Pembuatan Pola

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

Gambar 1 Sistem Saluran

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

11 BAB II LANDASAN TEORI

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

Membuat Cetakan Pasir dan Inti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PROSES MANUFACTURING

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

Studi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole

Diagram TEKNIK MESIN ITS

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

PERMANEN MOLD CASTING

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

RENCANA PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah melakukan beberapa langkah/usaha mencari alat dan bahan untuk

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

2 PROSES MANUFAKTUR I CASTING PROCESSES JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

MATERIAL TEKNIK LOGAM

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

Sera Desiana - Pengaruh Variasi Waterglass terhadap Kadar Air dan Kadar Lempung...

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Dwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

BAB I PENDAHULUAN. membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang. Perkembangan material berbasis besi ( ferro), khususnya

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

Bab III Metode Penelitian

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM

RANCANG BANGUN CETAKAN PEMANEN (PERMANENT MOLD) UNTUK PEMBUATAN PULLEY ALUMINIUM ABSTRACT

Transkripsi:

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan teknologi, (2) Menjelaskan alur kerja proses pengecoran secara umum, (3) Menjelaskan bagian utama dan fungsi dari cetakan pasir, (4) Menjelaskan teknik pembuatan cetakan pasir, (4) Menjelaskan beberapa metode pengecoran. 7.1. Pendahuluan Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses pencetakan. Pada proses pengecoran tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Berdasarkan proses pencetakan dan bahan cetakan, dibedakan antara lain : 1. Cetakan pasir (sand-molds). 2. Cetakan pasir dengan pengikat khusus. 3. Cetakan dengan model lilin (investmen moulding). 4. Penuangan sentrifugal (centrifugal casting). 5. Penuangan dalam cetakan logam (permanent moulding). 6. Penuangan cetak (die casting). 7-1

Gambar 7-1. Proses kerja dalam bengkel pengecoran. 7.2. Cetakan Pasir Berdasarkan kadar air yang dikandung oleh cetakan, cetakan pasir dibedakan menjadi : A. Cetakan pasir basah (green sand-molds). Cetakan pasir basah adalah campuran antara pasir, bahan pengikat bentonit (sejenis tanah liat), air dan bahan penolong yang setelah selesai pencampuran langsung dipasangan dan diisi logam cair. Cetakan basah banyak digunakan untuk besi tuang, paduan logam tembaga dan aluminium yang beratnya relatif kecil (maksimum 100 kg). Keuntungan cetakan basah ini ialah pembuatannya cepat, murah dan dapat dipakai berulang kali. 7-2

Komposisi cetakan pasir basah adalah : - Pasir (80 90) %. - Bentonit (10 15) %. - Air (4 5) %. - Bahan penolong /grafit (2 3) %. B. Cetakan pasir kering (dry sand-molds). Cetakan pasir kering adalah campuran pasir, tanah liat, gula tetes (dextrime) atau melase dan air. Campuran tersebut setelah dicetak kemudian dikeringkan dalam dapur pengering pada suhu ( 150 350 ) O C. Cetakan kering digunakan pada benda tuang yang berukuran besar. Komposisi cetakan pasir kering adalah : - Pasir (80 90) %. - Tanah liat (10 15) %. - Gula tetes (1 2) %. - Pitch (1 1,5) %. - Milase ( 0,5 1) %. - Air ( kurang dari 4 %). C. Bagian-bagian utama cetakan pasir. (a) Gambar 7-2. Bagian utama cetakan pasir. Model (pattern). Model dibuat dari kayu, logam, gips, dll. Dalam membuat model harus diperhatikan antara lain : 7-3

- Faktor penyusutan benda tuang. - Benda tuang harus mudah dibongkar. - Model harus mudah dan murah. - Dll. (b) Inti. Digunakan apabila kita akan menuang benda tuang yang berlubang atau berongga. Yang harus diperhatikan dalam membuat inti ialah : - Dapat dialiri gas. - Tahan gesek. - Mudah dirusak setelah penuangan. - Dll. (c) Pasir Cetak. Syarat-syarat pasir cetak ialah : - Mempunyai sifat mampu dibentuk. - Permeabilitas sesui. - Ukuran-ukuran dan bentuk pasir. - Tahan panas. - Kuat. - Dapat dipakai berulang. - Murah. Jenis-jenis pasir cetak antara lain : - Pasir silica. - Pasir zircon. - Pasir olivine. - Pasir chromit. (d) Rangka Cetak (flask). Digunakan sebagai tempat dari pasir cetak, sebagai pemegang pasir. (e) Sistem saluran (gating sistem). Sistem saluran adalah jalan masuk cairan logam ke dalam cetakan. Bagian-bagian dari sistem saluran dapat dilihat pada gambar 7-3. 7-4

Gambar 7-3. Sistem saluran. Fungsi masing-masing saluran tuang : - Mangkok tuang (pourin besin). Mangkok tuang merupakan penerima langsung cairan logam dari ladel. Mangkok tuang harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kotoran-kotoran yang terbawa oleh logam cair tidak masuk kedalam cetakan. - Saluran turun (sprue). Saluran turun dibuat kerucut terbalik. - Pengalir (runner). Berfungsi untuk distributor logam cair, juga pemecah kotoran yang masih terbawa oleh logam cair tidak ikut masuk ke dalam cetakan. - Saluran masuk (ingate). Saluran masuk dibuat lebih kecil dari pengalir juga mengecil ke arah cetakan. - Saluran penambah (riser). Berfungsi untuk mencegah kerusakan benda tuang karena penyusutan. D. Prosedur Pembuatan Cetakan Proses pembuatan cetakan yang dilakukan dipabrik-pabrik pengecoran dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pembuatan cetakan di meja (bench molding). 7-5

Dilakukan untuk benda cor yang kecil. 2. Pembuatan cetakan di lantai (floor molding). Dilakukan untuk benda cor yang berukuran sedang atau besar. 3. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding). Benda cor yang berukuran besar sekali biasanya dituang dalam sumuran. 4. Pembuatan cetakan dengan mesin (Machine molding). Kini sebagian besar pekerjaan yang tadinya dilakukan dengan tangan, dilakukan dengan mesin. Memadatkan pasir, membalik cetakan, dan membuat saluran masuk dilakukan dengan mesin dan jauh lebih effisien. Sebagai contoh pembuatan cetakan akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti gambar 7-3. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flask) yang terdiri dari 2 bagian, bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Pertama-tama, belahan pola diletakkan di atas papan kayu yang rata. Kemudian rangka cetak bawah (drag) diletakkan di atas kayu, lihat gambar 7-3A. Drag diisi penuh dengan pasir, yang dimampatkan secara manual atau mesin. Pemampatan pasir memerlukan pengalaman. Bila pasir kurang padat, cetakan mudah rusak pada waktu pengecoran. Bila terlalu padat, gas dan uap sulit menguap, hal ini dapat menyebabkan terjadinya cacat pada benda cor. Setelah pemampatan selesai, pasir yang berlebih diratakan. Untuk memudahkan pelepasan gas sewaktu penuangan, pasir ditusuk-tusuk di beberapa tempat. Cetakan bagian bawah kemudian dibalik, dengan demikian kup dapat dipasangkan dan cetakan dapat diselesaikan. Sebelum dibalik, ditaburkan pasir kering dan di atasnya diletakkan papan. Drag dibalik dan alas cetakan diangkat dan tampaklah pola. Permukaan pasir diratakan dan ditaburi pasir kering. Pasir kering yang ditaburi adalah pasir silica kering yang halus dan tidak ada kekuatannya. Pasir ini mencegah melekatnya pasir dari kedua bagian cetakan. 7-6

Gambar 7-4. Prosedur pembuatan cetakan pasir. A, Belahan pola diletakkan di atas papan cetakan, drag siap diisi pasir; B, Drag telah dibalik dan pasangan belahan pola diletakkan di atasnya. Kup siap untuk diisi pasir; C, Cetakan telah siap pakai lengkap dengan inti kering. Setelah itu kup diletakkan di atas drag, lihat gambar 7-4B. pasak atau pin dipasang sehingga tidak dapat terjadi pergeseran. Pada cetakan bagian atas perlu dibuat alur turun (sprue) yang merupakan saluran pengalir logam cair, suatu pin tirus (sprue pin) ditempatkan 25 mm di kiri-kanan pola. Kemudian kup diisi pasir, dipadatkan dan diberi lubang pelepas gas, sama halnya dengan persiapan cetakan bagian bawah tadi. Cetakan hampir selesai, tinggal mengeluarkan pola dan pin alur turun. Pertama-tama pin saluran turun dikeluarkan., kemudian dibuat cawang tuang pada ujung alur turun sehingga terjadi lubang yang agak besar untuk menuangkan logam cair. Kup kemudian dilepas dan dibalik. Sebelum belahan 7-7

pola dilepas, pasir disekitar rongga cetakan diseka dengan kain lembab untuk menjaga agar tepi-tepi rongga cetakan tidak rontok. Belahan pola kemudian dilepaskan. Sebelum cetakan cetakan ditutup, perlu dibuat saluran masuk (gate) antara rongga cetakan dengan saluran turun. Penampang saluran masuk dekat cetakan jangan terlalu besar untuk memudahkan pematahannya. Untuk mengimbangi penyusutan logam, pada kup dibuat lubang yang memuat logam cadangan (riser). Permukaan rongga cetakan dibasahi, diseka atau ditaburi serbuk pelapis yang terdiri dari tepung silicon dan grafit dengan komposisi tergantung pada jenis logam yang dicor. Pada gambar 7-4C tampak cetakan yang telah selesai sebelum logam dicor, cetakan harus diberi beban pemberat untuk menghindari terangkatnya kup yang dapat menyebabkan terjadinya aliran logam di antara kedua belahan cetakan. 7.3. Cetakan Pasir dengan Pengikat Khusus. A. Cetakan proses CO 2 (CO 2 proses). Cetakan proses CO 2 ini biasanya digunakan untuk membuat inti. Komposisi cetakan ini adalah : - Pasir (90 95) %. - Water glass (4 6) %. - Bahan penambah / gula tetes (1 3) %. B. Cetakan kulit. Cetakan kulit ini biasanya digunakan untuk benda-benda tuangan yang presisi. Komposisi cetakan kulit adalah : - Pasir (90 95) %. - Penolic resin (2,5 4) %. - Bahan pengeras (0,3 0,5) %. C. Cetakan semen (cement moulding). Digunakan untuk benda-benda yang agak besar. Komposisi campuran cetakan semen ini adalah : 7-8

- Pasir (85) %. - Semen (6 8) %. - CaCl 2 (0,5) %. - CaSo 4 (0,5) %. D. Cetakan mengeras sendiri atau resin (self hardening moulding). Dipakai untuk baja-baja tuang, besi tuang yang berukuran besar dan presisi. Komposisi campuran cetakan resin adalah : - Pasir (95-98) %. - Resin (2 3) %. - Phospor Asam (2,5-3) %. 7.4. Cetakan dengan Model Lilin. Cairan lilin ini biasanya digunakan untuk benda yang bentuknya rumit, sulit untuk dimesin atau untuk benda yang tipis sekali (0,05 0,1) mm. Penuangan cara ini ekonomis untuk benda tuang yang beratnya kurang dari 3 kg. Secara garis besar urutan proses ini adalah sebagai berikut: (1) Buat cetakan model lilin. (2) Buat model dan system saluran dari lilin. (3) Susun model dan sistem saluran sesuai dengan rangka tuang. (4) Lapisi susunan model lilin tersebut dengan pasir pelapis. (5) Tutup model lilin yang sudah dilapisi dengan bahan-bahan cetakan (backing sand). (6) Panaskan cetakan (100 110 O C) untuk mengeluarkan lilin. (7) Tuangkan cairan logam pada cetakan yang masih panas. (8) Pemotongan saluran tuang. 7.5. Pengecoran Sentrifugal (Centrifugal Casting). Pengecoran Sentrifugal dilakukan dengan menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar. Di bawah pengaruh gaya sentrifugal benda coran akan padat, permukaan halus dan struktur logam yang dihasilkan mempunyai sifat fisik yang unggul. Umumnya cara ini cocok untuk benda coran yang berbentuk simetris. 7-9

Metode pengecoran sentrifugal ada dua cara yaitu : 1) Pengecoran sentrifugal mendatar untuk coran pendek. 2) Pengecoran sentrifugal tegak untuk coran berbentuk roda. Cara ini memerlukan inti. Gambar 7-5. Pengecoran sentrifugal mendatar. Gambar 7-6. Pengecoran sentrifugal tegak. 7.6. Pengecoran dengan Cetakan Logam (Permanent Moulding). Cara ini hampir sama dengan cetakan pasir, bedanya adalah bahan cetakannya terbuat dari logam. Bahan cetakan dari baja khusus atau besi cor paduan. Sistem ini digunakan untuk mengecor paduan-paduan bukan besi yang mempunyai titik cair rendah, seperti paduan Mg, paduan Al, atau paduan Cu. Karena teknik pengecoran yang lebih maju, cara ini dapat digunakan untuk pengecoran paduan besi bertitik cair tinggi. Keuntungan cara ini : - Permukaan coran halus dan ukurannya lebih teliti. - Baik untuk produksi massal. - Struktur coran rapat sehingga sifat mekaniknya lebih baik. 7-10

- Memerlukan ruang lebih kecil dan situasi kerja baik. Kerugiannya adalah : - Harga cetakan lebih mahal sehingga tidak sesuai untuk produksi kecil. - Sulit untuk membuat bentuk coran yang rumit. - Jika terjadi kesalahan cetak sulit untuk diperbaiki. - Untuk coran dari besi, setelah pengecoran memerlukan pelunakan. 7.7. Pengecoran Cetak. Pengecoran dengan tekanan atau cetak adalah cara pengecoran dengan memasukkan logam cair ke dalam cetakan pada tekanan, suhu dan kecepatan tinggi. Penekanan logam dilakukan secara mekanik. Prinsip kerjanya seperti gambar 7-6. Cocok untuk pengecoran paduan Al, paduan Mg, paduan Cu juga logam yang bertitik cair rendah seperti seng, timbel, timah dsb. Cara ini paling banyak dikembangkan. Keuntungan cara ini adalah : 1) Ketelitian ukuran tinggi. 2) Cocok untuk membuat coran yang tebalnya sampai 0,8 mm. 3) Permukaan coran halus, kekasarannya sampai 12. 4) Dapat digunakan untuk coran yang rumit, dll. Kerugian cara ini adalah : 1) Sulit dalam penggunaan inti. 2) Harga mahal karena pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi dan rumit (hal ini dapat diatasi dengan produksi massal). 7-11

Gambar 7-7. Pengecoran Cetak. 7.8. Rangkuman Proses pengecoran merupakan salah satu metode pembuatan produk logam dengan mencairkan logam dan memasukkan logam cair kedalam cetakan. Cetakan logam terdiri dari beberapa metode dan cetakan pasir merupakan cetakan yang paling murah dan praktis. Untuk membuat produk yang berbentuk silindris digunakan cetakan sentrifugal dan untuk membuat produk dengan tingkat kepresisian yang tinggi digunakan cetakan logam. 7-12

7.9. Soal-soal Latihan 1. Jelaskan tahapan proses pengecoran di bengkel pengecoran? 2. Gambarkan sketsa cetakan pasir dan sebutkan bagian-bagian serta fungsinya. 3. Sebutkan jenis-jenis cetakan pasir dan apa perbedaannya? 4. Jelaskan tahapan pembuatan cetakan pasir basah? 5. Sebutkan jenis-jenis cetakan pasir dengan pengikat khusus? 6. Jelaskan tahapan pembuatan cetakan dengan menggunakan cetakan lilin?. 7. Jelaskan prinsip kerja cetakan sentrifugal? 8. Apa yang dimaksud dengan pengecoran dengan cetakan logam dan apa keuntungan dan kerugian metode ini? 9. Apa kelebihan dan kekurangan pengecoran cetak?. 10. Sebutkan jenis-jenis komponen mesin yang dibuat dengan metode pengecoran?. 7-13