Membuat Cetakan Pasir dan Inti
|
|
- Benny Irwan Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Cetakan Pasir dan Inti Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
2 BAB 5 MEMBUAT CETAKAN PASIR DAN INTI A. SUB KOMPETENSI Pembuatan cetakan pasir dan inti pada proses pengecoran logam dapat dipahami dan dijelaskan dengan benar. B. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar pembuatan cetakan pasir dan inti pada pengecoran logam. C. URAIAN MATERI Cetakan pasir merupakan bagian yang menerima panas dan tekanan dari logam cair yang dituangkan sebagai bakal produk. Pasir cetak sebagai bahan cetakan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan krakteristik bahan yang akan dicetak baik sifat penuangannya maupun ukuran benda yang akan dibuat. Semakin besar benda tuangan maka tekanan yang disebut tekanan metallostatic akan semakin besar. Cetakan pasir harus memiliki kestabilan mekanis andal. 1. Rangka Cetak Rangka tuang atau sering disebut rangka cetak (frame) yang berfungsi sebagai tempat membuat cetakan pasir (Ngatiman, 2016). Rangka cetak dapat dibuat dari plat baja, besi atau kayu. Rangka cetak (frame) harus mampu mempertahankan bentuk apabila cetakan menerima beban dari logm cair maupun saat dipindah-pindahkan. Rangka cetak dapat berbentuk persegi panjang, segi empat atau lingkaran. Gambar 5.1 s.d Gambar 5.3). Pemilihan macam dan bentuk rangka cetak disesuaikan dengan benda yang akan dibuat, bahan, volume, tingkat kerumitan, dan jumlah produk. Rangka cetak biasanya terdiri dari 2 pasang bingkai dapat di pisahkan yang saat proses penuangan disatukan. Bingkai bagian atas disebut kup (cope) dan bagian bawah disebut drag. Kedua bingkai di ikat oleh pin. 1
3 a. Rangka cetak persegi dari kayu. Cope Drag Disusun Gambar 5.1. Rangka cetak berbentuk persegi dari kayu. b. Rangka cetak persegi panjang dari plat besi Cope Drag Disusun Gambar 5.2 Rangka cetak bentuk persegi panjang dari plat besi. c. Rangka cetak bulat dari plat besi Cope Disusun Drag Gambar 5.3 Rangka cetak bentuk silinder dari plat besi (Sudjana, 2008) 2. Perkakas untuk Membuat Cetakan Pasir Perkakas untuk membuat cetakan pasir terdiri dari penumbuk, sendok spantula, sendok cetak, perata pasir (strike off bar), kuas, penarik pola, penusuk lubang angin semua perlengkapan ini digunakan pada tahapannya masing masing. a. Penumbuk berfungsi untuk memadatkan pasir cetak saat membuat cetakan pada rangka cetak. Umumnya terbuat dari kayu mesipun dapat pula dibuat dari besi. b. Sendok spatula berfungsi untuk meratakan, mengiris, mengambil dan merapikan cetakan pasir pada bidang yang kecil. 2
4 c. Sendok cetak berfungsi untuk meratakan bidang yang besar d. Kuas berfungsi untuk membasahi pasir cetak disekeliling pola e. Penarik berfungsi untuk melepaskan pola dari cetakan pasir f. Penusuk lubang angin Terbuat dari baja panjang yang halus dan digunakan untuk membuat lubang saluran pembuangan gas. g. Strike Off Bar Terbuat dari logam atau kayu keras dengan ujung lurus dan panjang tertentu untuk meratakan permukaan pasir cetak. Penumbuk Sendok spatula Sendok cetak Kuas Pena pengankat pola Penusuk saluran penaik Strike of bar Pengayak pasir cetak. Gambar 5.4 Perkakas cetak 3. Sistem Saluran Sistem saluran merupakan jalan masuknya logam cair ke dalam rongga cetakan. Sistem saluran harus di rencanakan secara baik karena berperan penting pada proses penuangan logam cair. Hasil produk pengecoran ditentukan oleh sistem saluran. Sistem saluran secara umum terdiri beberapa bagian: cawan tuang, saluran turun, pengalir dan saluran masuk. (Gambar 5.5). 3
5 Gambar 5.5. Sistem saluran pada proses penuangan (Surdia & Chijiiwa, 1976) a. Cawan tuang Cawan tuang berfungsi menerima logam cair ladel. Cawan tuang dibuat untuk mengarahkan logam cair agar lebih mudah masuk ke saluran turun. Ukuran cawan tuang harus cukup agar logam cair yang dituang tidak meluber. Bentuk dan ukuran cawan tuang yang disarankan tampak Gambar 5.6. Gambar 5.6. bentuk dan ukuran cawan tuang (Surdia & Chijiiwa, 1976) Ukuran d adalah diameter saluran masuk. Cawan tuang yang terlalu besar akan menyebabkan sisa logam cair yang berlebihan. Sebaliknya cawan tuang yang terlalu kecil akan menyebabkan masuknya logam cair tertahan dan logam cair dapat meluap. 4
6 b. Saluran turun Saluran turun merupakan saluran masuknya logam cair dari cawan tuang ke saluran pengalir. Saluran turun berpenampang lingkaran, lurus dari atas ke bawah. Penampangnya dapat dibuat sama dari atas ke bawah atau mengecil ke bawah. Penampang yang sama akan memberikan aliran yang cepat dan lancar. Penampang yang mengecil ke bawah berdampak dapat menahan kotoran sebanyak mungkin. Ukuran saluran turun untuk besi tuang tampak pada tabel 5.1. (Surdia & Chijiiwa, 1976). Tabel 5.1. Ukuran saluran turun, saluran penglir dan saluran masuk untuk besi tuang. c. Saluran pengalir Saluran pengalir berfungsi mengalirkan logam cair dari saluran turun ke saluran masuk. Saluran pengalir umumnya berpenampang trapesium atau setengh lingkaran. Secara prinsip, ukuran saluran pengalir harus dibuat sebesar mungkin agar logam cair membeku dalam waktu yang lebih lama yang lama. Sebagai patokan ukuran saluran pengalir dapat dilihat pada Gambar 5.7. Logam cair yang melewati saluran pengalir masih membawa kotoran berupa terak. Kemungkinan masuknya terak ke rongga cetakan dapat diminimalkan dengan beberapa cara, yaitu (Gambar 5.8): 1) Pada ujung saluran pengalir dapat diperpanjang untuk tempat pengotor. 2) Pada saluran masuk dibuatkan kolam putar agar saat masuk logam cair berputar secara tangensial sehigga kotoran berkumpul ditengah. 3) Membuat saluran bantu turun. 4) Menambahkan saringan yang terbuat dari keramik pada saluran turun. 5
7 Gambar 5.7. ukuran saluran pengalir (Surdia & Chijiiwa, 1976) Gambar 5.8. Perangkap kotoran (Surdia & Chijiiwa, 1976) 6
8 d. Saluran masuk Saluran masuk yang menghubungkan saluran pengalir dan rongga cetak adalah saluran masuknya logam cair dari saluran pengalir ke rongga cetakan. Penampang saluran masuk umumnya dibuat lebih kecil dari saluran pengalir agar dapat mencegah kotoran masuk ke rongga cetak. Ukuran saluran pengalir untuk besi cor tampak pada Tabel 5.1, sedang Gambar 5.9 memperlihatkan bentuk saluran masuk. Saluran masuk dengan penampang yang lebih lebar pada rongga cetak dimaksudkan agar logam cair lebih tenang masuk ke dalam rongga cetakan. Dampaknya ialah meminimalkan turbulens pada lirani logam cair mereduksi timbulnya gelembung-gelembung gas. Sebaliknya saluran masuk dengan penampang yang lebih sempit pada rongga cetak diterapkan untuk membuat benda coran berukuran yang lebih besar. Gambar 5.9. Bentuk saluran masuk. e. Penambah Penambah ditujukan untuk mengantisipasi kekurangan logam cair saat logam cair didalam rongga cetak menyusut akibat pembekuan. Logam cair pada penambah di desain agar membeku paling akhir. Hal ini dilakukan dengan cara ukuran/volume penambah dibuat cukup besar sehingga mampu menambahkan kekurangan logam cair pada rongga cetakan yang menyusut. Bagaimanapun, ukuran penambah yang terlalu besar akan membuat proses pengecoran menjadi tidak efisien karena sisa logam yang terbuang terlalu banyak. Ukuran penambah yang terlalu kecil juga tidak diinginkan. Ukuran penambah yang terlalu kecil menyebabkan penambah akan terlalu cepat membeku. Akibatnya penambah menjadi tidak berfungsi untuk mengantisipasi kekurangan logam cair di dalam rongga cetakan. 7
9 Berdasar letaknya penambah dibedakan menjadi penambah atas dan penambah samping. Penambah diletakkan di atas coran, sedang penambah samping diletakkan samping coran. Penambah dihubungkan langsung dengan saluran turun dan pengalir. Contoh peletakan penambah atas dan samping tampak pada gambar Ukuran penambah ditentukan oleh jenis logam, berat coran, tebal coran dan letaknya. Ketentuan berat penambah berdasar berat coran dapat dilihat pada tabel 5.2. Ukuran diameter penambah didasarkan pada kekuatan tarik bahan disajikan pada tabel 5.3. Ukuran penambah untuk besi cor secara rinci tampak pada gambar Gambar Peletakkan penambah (Surdia & Chijiiwa, 1976). Tabel 5.2. Prosentasi berat penambah terhadap berat coran (Surdia & Chijiiwa, 1976) Tabel 5.3. Ukuran diameter penambah berdasarkan kekuatan tarik bahan besi cor (Surdia & Chijiiwa, 1976) 8
10 Gambar Ukuran penambah untuk besi cor (Surdia & Chijiiwa, 1976) Ukuran penambah untuk bahan logam paduan selain besi tuang tampak pada gambar Ukuran efektif penambah berdasar tebal coran disajikan pada tabel 5.4. Tabel 5.4. Ukuran penambah efektif (Surdia & Chijiiwa, 1976) 9
11 Gambar Ukuran penambah untuk bronz dan paduan alumunium (Surdia & Chijiiwa, 1976) f. Prosedur penentuan saluran tuang Langkah-langkah untuk menghitung dan menentukan sistem saluran dari coran besi cor adalah sebagai berikut ini: 1) Tentukan berat logam cair (W) yang akan dituang dengan cara ditimbang atau dengan mengukur volume benda coran (V) kemudian dikalikan dengan masa jenis logam coran ( ). (persmaan 5.1).... (5.1) 2) Tentukan waktu tuang T sesuai berat coran yang akan dituang W yang telah dihitung di langkah pertama di atas menggunakan diagram empiris Gambar
12 3) Tentukan volume penuangan per satuan waktu (Q) dari berat yang dituang W, waktu tuang T dan berat jenis logam menggunakan persmaan 5.2:... (5.2) dengan : v adalah kecepatan penuangan a adalah luas irisan penampang saluran masuk 4) Volume tuang persatuan waktu (Q) ialah perkalian dari luas irisan penampang saluran masuk a dan kecepatan rata-rata aliran logam cair, sehingga a ditentukan dari V yang dihitung dari tinggi saluran turun h dengan persamaan (5.3):... (5.3) Dimana g adalah percepatan grafitasi 980 cm/s 2 dan C adalah koefisien aliran yaitu 0,5-0,6 untuk saluran yang rumit dan 0,9-1.0 untuk saluran sederhana. Gambar Diagram laju penuangan (Surdia & Chijiiwa, 1976) 5) Jika digunakan lebih dari 2 saluran masuk, luas irisan penampang a dibagi degan banyaknya saluran masuk. Ukuran saluran masuk ditentukan sesuai luas irisannya. 6) Ukuran saluran turun dan pengalir ditentukan dari jumlah luas irisan saluran masuk. Untuk besi cor biasanya ditentukan dari: luas irisan penampang saluran turun > luas irisan penampang saluran pengalir > luas irisan penampang saluran 11
13 masuk. Perbandingan dari ketiga ini diambil 1 : 0,9 : 0,8 atau 1 : 0,75 : 0,5. Namun untuk saluran bawah, luas saluran masuknya lebih besar dan kadang-kadang diambil perbandingan 1 : 1,1 : 1,2 atau 1 : 1,25 : 1,5. Cara termudah untuk menentukan ukuran sistem saluran dipergunakan ukuran standar, dimana hanya perlu memilih salah satu harga yang cocok. Tabel 5.5 adalah salah satu contoh dari saluran turun yang lebih besar dari saluran masuk. Tabel 5.5. Contoh ukuran saluran turun, pengalir dan masuk untuk coran besi cor (Surdia & Chijiiwa, 1976). 4. Pembuatan Cetakan a. Pembuatan cetakan dengan tangan Secara umum tahapan-tahapan pembuatan cetakan pasir tampak pada Gambar dan Gambar ) Penempatan rangka cetak drag, penempatan pola. Masukan pasir muka yaitu pasir cetak yang diayak sampai menutupi permukaan pola. Gambar Tahapan proses pembuatan cetakan (Surdia & Chijiiwa, 1976) 12
14 Gambar Tahapan proses pembuatan cetakan dengan inti (Kalpakjian, 1985) 2) Pemasukan pasir secara bertahap dan dan dipadatkan. Pemasukan dan pemadatan dilakukan bertahap hingga penuh dan ratakan permukaannya. 3) Rangka cetak drag dibalik dan taburi serbuk pemisah. 4) Penempatan rangka cetak kup, pola kup, dan pola saluran turun, saluran keluar dan penambah (riser). Masukan pasir muka yaitu pasir cetak yang diayak sampai menutupi permukaan pola 13
15 5) Pemasukan pasir secara bertahap dan dan dipadatkan. Pemasukan dan pemadatan dilakukan bertahap hingga penuh dan ratakan permukaannya. 6) Pengangkatan pola saluran turun, saluran keluar dan penambah (riser). Kemudian angkat rangka cetak kup balikkan. Angkat pola kup dan drag. 7) Buat sistem saluran (saluran pengalir dan masuk). Lapisi permukaan cetakan dan keringkan. Tempakan inti jika ada. 8) Tutupkan kembali rangka kup ke atas rangka drag. b. Pembuatan cetakan dengan mesin Pemilihan mesin pembuat cetakan dilakukan dengan memperhatikan ukuran, bentuk, berat, jumlah produksi coran dan sebagainya. Coran berukuran kecil dibuat dengan mesin pembuat cetakan kecil. Namun demikian, terkadang mesin berukuran besar dipakai untuk coran kecil dengan cara dibuat cetakan-cetakan kecil dalam jumlah banyak dalam satu rangka cetakan secara bersamaan sehingga lebih efisien. Mesinmesin pembuat cetakan dan inti, antar lain: mesin pendesak, mesin pengguncang, mesin guncang-desak, mesin tekanan tinggi, mesin desak tiup, pelempar pasir. 1) Mesin Pendesak Prinsip kerja dari mesin ini adalah menekan pasir cetak di dalam rangka cetak. Keuntungan mesin ini adalah pada umumnya mesin bekerja tanpa menimbulkan suara bising. Kekurangannya: karena pengepresan dilakukan dari permukaan atas, maka bagian yang paling padat adalah pada permukaan dan kepadatan semakin berkurang kearah pola. Hal ini dapat diatasi dengan cara seperti pada Gambar Dengan metode ini, pasir yang di dekat pola menjadi lebih padat. Mekanisme pendesakan mesin penekan dapat menggunakan sistem mekanis, sistem hidrolis yang menghasilkan tekanan tinggi, sistem vakum, dan peniupan udara Gambar Metode penekanan pasir agar kepadatannya merat. 14
16 2) Mesin Pengguncang Keuntungan cara ini adalah pasir cetak dapat mencapai kepadatan maksimum di sekitar pola, tetapi bagian pasir yang jauh dari pola kekerasannya kurang. Selain itu, mesin pengguncang menimbulkan suara bising dan banyak kerusakan pada pola akibat guncangan. 3) Mesin Guncang-Desak Mesin ini mengkombinasikan guncangan dan desakan pada pembuatan cetakan pasir (Gambar 5.17). Jika kedalaman rangka cetak tidak terlalu besar, kup dan drag dapat dibuat secara bersamaan. Gambar Mesin pembuat cetakan guncang-desak (Surdia & Chijiiwa, 1976) Gambar Mekanisme mesin pelempar pasir (Surdia & Chijiiwa, 1976). 15
17 4) Mesin Pelempar Pasir Pada mesin ini pasir cetak dimasukkan ke dalam rangka cetak dengan cara dihempaskan oleh sudu-sudu yang berputar cepat menggunakan roda pelempar. Hempasan secara bertumpuk-tumpuk akan menghasilkan kepadatan yang baik di sekitar pola dan juga pada seluruh cetakan (Gambar 5.18). Pada pola yang agak rumit, seperti pola dengan lekukan atau berprofil memerlukan pemadatan dengan tangan pada bagian-bagian tersebut agar diperoleh pemadatan yang sempurna. 5. Pembuatan inti Inti adalah pasir yang dibentuk dan dipadatkan kemudian ditempatkan pada rongga cetakan untuk mencegah masuknya logam cair ke bagian-bagian yang didesain berbentuk lubang atau berongga dalam suatu coran. Macam-macam inti dibedakan berdasar pengikatnya atau cara pembuatannya, antara lain: inti minyak, kulit, CO2, udara dan sebagainya, disamping pasir dengan pengikat tanah lempung. Pembuatan inti membutuhkan kotak inti sebagai tempat untuk mencetak inti. a. Kotak ini ini terbuat dari kayu atau tripleks dan diukir dengan pahat. Sesuai untuk membuat inti dengan ukuran kecil (Gambar 5.19). b. Kotak inti biasa berbentuk persegi dengan permukaan yang terluas merupakan permukaan tumbuk. Bagian-bagian menonjol terdapat di samping atau di dasar (Gambar 5.19). c. Kotak inti lengkung dipakai untuk membuat inti dengan diameter besar yang terbagi menjadi beberapa bagian yang sama. (Gambar 5.19). d. Kotak inti setengah dengan pelat penyapu berupa setengah kotak dengan sebuah penggeret yang dapat diputar di sekeliling poros pada kedua ujung kotak (Gambar 5.19). e. Kotak inti untuk membuat tebal dipakai untuk membuat inti yang bertebal tetap. (Gambar 5.20). f. Kotak inti untuk mesin pembuat cetakan digunakan dengan memasangnya pada mesin pembuat cetakan. Ukurannya harus cocok dengan ukuran mesin. Di dalam kotak dipasang pola. Penggunaannya jika benda coran harus mempunyai ketelitian tinggi atau sukar untuk membuat cetakan dengan tangan. (Gambar 5.20). 16
18 Gambar Macam-macam kotak inti (Surdia & Chijiiwa, 1976) Gambar (a) Kotak inti untuk membuat tebal; (b) Kotak inti untuk mesin pembuat inti. (Surdia & Chijiiwa, 1976) 17
19 6. Penempatan inti Inti adalah bagian dari cetakan yang dibuat terpisah. Fungsi inti adalah untuk membuat profil didalam maupun diluar benda. Inti lebih dikenal untuk membuat lubang pada coran. Inti ditempatkan pada telapak inti pada cetakan utama. Pada pembuatan pola untuk benda-benda berlubang harus diperhitungkan penempatan telapak inti. Telapak inti merupakan bagian yang menyatu dengan pola. Telapak inti ini berfungsi untuk: meletakkan inti pada cetakan saat penuangan. memegang inti. menyalurkan udara dan gas. Telapak inti memiliki bentuk bermacam-macam sesuai penempatannya. 1) Telapak inti mendatar bertumpu dua (Gambar 5.21). 2) Telapak inti dasar tegak (Gambar 5.21). 3) Telapak inti tegak bertumpu dua (Gambar 5.21). 4) Telapak inti untuk penghalang (sebagian) (Gambar 5.22) 5) Telapak inti lebih (Gambar 5.22). 6) Telapak inti pancang (Gambar 5.23). 7) Telapak inti berhubungan (Gambar 5.23). Gambar Telapak inti bertumpu dua, beralas tegak dan tegak bertumpu dua (Surdia & Chijiiwa, 1976) 18
20 Gambar Telapak inti penghalang dan telapak inti lebih (Surdia & Chijiiwa, 1976) Gambar Telapak inti pancang dan berhubungan (Surdia & Chijiiwa, 1976) 19
21 DAFTAR PUSTAKA Bibliography Wikipedia. (2016, Januari 7). Retrieved Juli 26, 2016, from Wikipedia.org: Ammen, C. (1979). The Complete Handbook of Sand Casting. New York: TAB Books. Amshori, N. C. (2014). Metalurgi. Retrieved Juli 24, 2016, from Pola Pengecoran: Callister, Jr., W. D. (2001). Fundamentals of Materials Science adn Engineering. New York: John Wiley & Sons, Inc. hestyawan, R. (n.d.). Retrieved Juli 22, 2016, from Kalpakjian, S. (1985). Manufacturing Processes for Engineering Materials. USA: Addison Wesley Publishing Company. Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Aluminium dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from logamceper.com: Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Pasir cetak dalam Pengecoran Logam. Retrieved April 16, 2016, from logamceper.com: Logam Ceper. (2014, Agustus 19). Tembaga dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from logamceper.com: Ngatiman. (2016). Modul Pengecoran Logam Aluminium. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Mesin, FT UNY. Smith, W. F. (1990). Principles of Materials Science and Engineering. Singapore: McGraw-Hill. Sudjana, H. (2008). Teknik pengecoran (Vol. 2). Jakarta: DP SMK, DirJen Manajemen DikDasMen, Departemen Pendidikaan Nasional. Supendi, V. (2012). Pola. Retrieved Juli 24, 2016, from Jejak Metalurgis: Surdia, T., & Chijiiwa, K. (1976).. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA. Tiwan. (2010). Modul Ilmu Bahan Teknik. Yogyakarta: FT UNY. 20
Menyiapkan Pasir Cetak
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Menyiapkan Pasir Cetak Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciIII. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.
III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan
Lebih terperinciMerencanakan Pembuatan Pola
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Merencanakan Pembuatan Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciGambar 1 Sistem Saluran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen gating system! Sistem saluran (gating system) didefinisikan sebagai jalan masuk atau saluran bagi logam cair yang dituangkan dari ladel
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciBAB 2 PROSES PENGECORAN
BAB 2 PROSES PENGECORAN 2.1. Pendahuluan Proses pengecoran melalui beberapa tahap : pembutan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses
Lebih terperinciPEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING
PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Minggu Pokok Bahasan 1 I. Pendahuluan sejarah dari teknologi pengecoran, teknik pembuatan coran, bahanbahan yang biasa digunakan untuk produk coran di tiap industri, serta mengetahui pentingnya teknologi
Lebih terperinciMetal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material
Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
Lebih terperinciASSEMBLING POLA PLAT
KODE MODUL M4.12 A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN ASSEMBLING POLA PLAT BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
Lebih terperinciL.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.
L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati ANALISIS PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN DENGAN POLA STYROFOAM TERHADAP SIFAT FISIS DAN KEKERASAN PRODUK PULI PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM DAUR ULANG Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN
BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses
Lebih terperinciMODUL PDTM PENGECORAN LOGAM
MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI 1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Judul modul ini adalah Modul Pengecoran.
Lebih terperinciK. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.
K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang e-mail: roziqinuwh@gmail.com helmy_uwh@yahoo.co.id i.syafaat@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 3. PENGECORAN LOGAM
BAB 3. PENGECORAN LOGAM Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai ketrampilan pembentukan material melalui proses pengecoran : Menguasai pembentukan komponen dari aluminiun melalui pengecoran langsung DASAR
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA
KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA Arianto Leman S., MT Disampaikan dalam : PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI BAGI GURU-GURU SMK DI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPROSES MANUFACTURING
PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.
Lebih terperinciTUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM
TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN WORM SCREW UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAHAN 10 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR OLEH : HENDRA
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (4) ISSN: 7-59 (-97 Print) F-66 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu dengan Pengikat Semen pada Pasir Cetak terhadap Cacat Porositas dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran
Lebih terperinciPengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 6, No.1, November 2014 1 Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium Widi Widayat 1, Aris Budiyono 2 1,2. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari, Tuwoso, Eky Aristiyanto
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENYUSUTAN DANAREA MACHINING PADA PROSES CASTING UNTUK POLA DIES (PATTERN) FENDER MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENYUSUTAN DANAREA MACHINING PADA PROSES CASTING UNTUK POLA DIES (PATTERN) FENDER MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinci2 PROSES MANUFAKTUR I CASTING PROCESSES JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
2 PROSES MANUFAKTUR I CASTING PROCESSES JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA HASIL PEMBELAJARAN Umum: Memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang dasardasar proses foundry, proses
Lebih terperinciXI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar
XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 21 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari 1), Tuwoso 2), Eky Aristiyanto
Lebih terperinciPENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A
PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A Agus Salim Peneliti pada Bidang Peralatan Transportasi Puslit Telimek LIPI ABSTRAK Telah dilakukan pengecoran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Nurhadi
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR Oleh: Muhamad Nur Harfianto 2111 105 025 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Soeharto,
Lebih terperinciProses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A
Proses Manufaktur (TIN 105) 1 Suatu proses penuangan logam cair ke dlm cetakan kemudian membiarkannya menjadi beku. Tahapan proses pengecoran logam (dengan cetakan pasir) : Bahan baku pola Pasir Persiapan
Lebih terperinciII. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar
II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM A. Sub Kompetensi Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciPROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)
PROSES PENGERJAAN PANAS PROSES PENGERJAAN PANAS Adalah proses merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses : T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak adanya geram (besi halus sisa proses).
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu pada bulan September
Lebih terperinciBAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM pengecoran masih membutuhkan pekerjaan pekerjaan lanjutan. Benda benda dari logam yang sering kita lihat tidaklah ditemukan dalam bentuknya seperti itu, akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. karena cepat pembuatannya, pengolahannya mudah dan biayanya murah. Macammacam
BAB III METODOLOGI 3.1 Perencanaan Cetakan 3.1.1 Bahan pola Pembuatan pola merupakan langkah awal untuk membuat cetakan yang digunakan untuk menuang cairan logam. Pola yang digunakan adalah pola kayu.
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR
INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No., Maret 06: 38-44 ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR ) Aladin Eko Purkuncoro, )
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM
MODUL PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami pembuatan benda coran dengan menggunakan jenis pengecoran sand casting (pengecoran pasir). 2. Memahami perancangan pola dan gatting sistem
Lebih terperinciPENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM
D.14. Pengaruh Model Saluran Tuang Pada Cetakan Pasir Terhadap Hasil Cor Logam. (Sugeng Slamet) PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM Sugeng Slamet 1), Taufiq Hidayat
Lebih terperinciSKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM
SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SPROKET CONVEYOR YANG MEMPUNYAI DAYA 11 KW DAN PUTARAN 32 RPM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600 Moh Nur Harfianto, Soeharto, Bambang sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik
Lebih terperinciMENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
KODE MODUL M4.6A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI
D.10 PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI Sugeng Slamet, Taufiq Hidayat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI Heru Sulistiawan 1, Sugeng Slamet 2 1 Program Studi
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan 1* 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: herasetiawan6969@yahoo.com
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN
METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
Fakultas Program Studi Kelompok Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Semester Mata Kuliah Prasarat RENCANA PEMBELAJARAN Teknik Teknik Mesin Mata Kuliah Keahlian Berkarya Teknik Peng Logam
Lebih terperinci11 BAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pengecoran logam merupakan salah satu proses pembentukan logam dengan menggunakan cetakan yang kemudian diisi dengan logam cair. Pada proses pengecoran logam bahan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-271 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam ( Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM
TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu Dengan Pengikat Semen Pada Pasir Cetak Terhadap Cacat Porositas Dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran Aluminium Alloy
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR Disusun : Arief Wahyu Budiono D 200 030 163 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan Aluminium dan Logam paduan Aluminium didunia industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat ini, menuntut manusia untuk melaksanakan
Lebih terperinciPerancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam
Perancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARIMAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dimana worm screw ini terdapat pada mesin pengepress (screw press). Pada mesin,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan 2.1.1 Worm screw Worm screw adalah salah satu peralatan yang terdapat pada pabrik kelapa sawit. Dimana worm screw ini terdapat pada mesin pengepress (screw press).
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Achmad Rifqi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI
TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era modernisasi yang terjadi saat ini menuntut manusia untuk melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.
PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA Idris Prasojo 23411466 Teknik Mesin Dr.-Ing. Mohamad Yamin Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada industri kereta api. Beragam
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciCacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan
5.1 Hasil Percobaan TUGAS AKHIR METALURGI BAB 5 HASIL DAN ANALISA DATA Hasil percobaan yang telah dilakukan di dapatkan cacat shrinkage yang cukup besar pada bagian pertemuan bagian silinder dan balok.
Lebih terperinciPenyaringan (Filtration)
Penyaringan (Filtration) Kemajuan terbesar dalam menghadapi masalah inklusi adalah perkembangan filter modern untuk logam cair. Pada paduan ringan (massa jenis ringan), terdapat penggunaan teknik penyaringan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TUNGKU PELEBURAN ALUMINIUM UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PENGECORAN DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PENGEMBANGAN TUNGKU PELEBURAN ALUMINIUM UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PENGECORAN DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MESIN Oleh: Arianto Leman S., Tiwan, dan Mujiyono Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-126 Studi Eksperimen Pengaruh pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston Rizal Mahendra Pratama dan Soeharto Jurusan
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
KONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Nama Mata Kuliah/SKS Kode Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah Semester Hari Pertemuan/Jam Tempat Kuliah Dosen :
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.0 Hari Subiyanto 1), Subowo 2), Gathot D.W 3), Syamsul Hadi
Lebih terperinciPengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir
Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir (Soejono Tjitro) Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir Soejono Tjitro Dosen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro
PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING
RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING Oleh: Agung Tri Hatmoko 2111 105 017 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 1 PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN Oleh Rendi Aris Ardiansyah, Sukarni,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini di dunia industri pengecoran logam di Indonesia masih banyak menggunakan metode sand casting. Metode sand casting adalah sebuah metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciTUGAS SARJANA PENGECORAN LOGAM
TUGAS SARJANA PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN POROS TURBIN AIR YANG DAPAT MENERUSKAN DAYA 710 KW PADA PUTARAN 330 RPM DAN PERENCANAAN PENGECORAN SERTA SIMULASINYA OLEH : FRANSISKUS PURBA NIM : 040401005 DEPARTEMEN
Lebih terperinciV. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.
V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK A. Sub Kompetensi Pasir cetak dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn Teguh Raharjo, Wayan Sujana Jutusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dustri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciPEMBERSIHAN DAN PEMOTONGAN PRODUK PENGECORAN
KODE MODUL M4.8A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN PEMBERSIHAN DAN PEMOTONGAN PRODUK PENGECORAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciTUNGKU PELEBUR ALUMNIUM DENGAN ECONOMIZER Aluminium Crucible Furnace Using Economizer
ARTIKEL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014 TUNGKU PELEBUR ALUMNIUM DENGAN ECONOMIZER Aluminium Crucible Furnace Using Economizer Oleh : Arianto Leman Soemowidagdo, M.T./ NIP.19681205 199702 1
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM
Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail
Lebih terperinciPengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron) *Yusuf Umardani a, Yurianto a, Rezka
Lebih terperinci: MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK)
MATAKULIAH KODE MATAKULIAH SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : BAHAN TEKNIK LANJUT : MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK) : GANJIL : PEND.TEKNIK MESIN : Tiwan I. DESKRIPSI MATAKULIAH Matakuliah ini
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL
TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL Disusun untuk memenuhi dan syarat guna memperoleh gelar
Lebih terperinciStandard Operating Procedure Pengolahan Pasir
CV. KEMBAR JAYA Halaman 1 dari 3 Standard Operating Procedure Pengolahan Pasir 1.1 Pendahuluan Pasir cetak memerlukan sifat mampu bentuk, permeabilitas yang sesuai, distribusi ukuran butir pasir sesuai,
Lebih terperinciREDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING
REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING Eko Wahyono 1, Agus Yulianto 2, Agung Setyo Darmawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK Oleh: Poppy Puspitasari, Abdurrohman Khafiddin Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,
Lebih terperinciPROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM PENGERTIAN Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
Lebih terperinciTEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN POLA WORM SCREW DENGAN PROSES PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT
TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN POLA WORM SCREW DENGAN PROSES PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pengecoran logam merupakan salah satu proses pembentukan logam dengan menggunakan cetakan yang kemudian diisi dengan logam cair. Pada proses pengecoran logam bahan
Lebih terperinci