EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebagai objek, sementara guru aktif mendominasi seluruh kegiatan belajar

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

I. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

Afandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I. PENDAHULUAN. yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi pada Materi Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri 2 Palembang

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Penggunaan metode yang baik dan tepat dapat berpengaruh dalam proses dan pencapaian

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

: GADING MEGA MAWARTI NIM: A

I. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. harus seimbang dengan pertumbuhan keinginan masyarakat sosial.

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

TAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL

Hasil Uji Coba Video Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis Masalah pada Dosen dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UMTS

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL Oleh: Vinsensia Ulia Rita Sila Ludgardis Ledheng FKIP Universitas Timor, NTT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel serta respon mahasiswa akan pembelajaran pada materi organel-organel sel dengan bantuan media video. Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Bagi mahasiswa, agar mahasiswa dapat berperan aktif dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran serta dijadikan acuan sebagai salah satu media yang dapat diterapkan di sekolah sesuai karakter materi yang diajarkan; 2) Bagi dosen dan guru Biologi: a. Sebagai masukan dalam menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa maupun mahasiswa akan materi yang dipelajari, b. Sebagai salah satu media pembelajaran alternatif yang mampu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta menjadikan suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.3) Bagi Peneliti sebagai salah satu referensi, evaluasi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan masalah efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media dimana nilai rata-ratanya adalah 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal sebesar 93,34%, dan rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan bantuan media video dimana pengaruhnya sebesar 60,5%. Kata Kunci: Efektivitas, Media video, Hasil belajar, Respon mahasiswa, materi Organel-organel sel PENDAHULUAN Pendidikan Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan 143

cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan (Prawoto, 1989). Selain itu Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Melalui ilmu Biologi seharusnya mampu membekali siswa dalam mengatasi permasalahan hidup karena belajar Biologi dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami tentang alam dan makluk hidup secara sistematis dengan berdasarkan pada metode ilmiah. Tetapi kenyataannya, pembelajaran Biologi masih kurang memberi kontribusi yang cukup terhadap siswa untuk mengembangkan kreativitas sehingga senantiasa bergantung pada orang lain. Dalam pembelajaran Biologi, agar siswa dapat menguasai konsep-konsep Biologi maka strategi belajar mengajar harus diarahkan pada keaktifan siswa. Selain itu, diperlukan suatu strategi khusus supaya siswa tidak hanya memahami dan menguasai konsep tetapi mampu menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Pembelajaran Biologi perlu menekankan pada pemberian pengalaman belajar dengan tujuan untuk membekali siswa pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan khusus serta mengembangkan ilmu dan teknologi karena ilmu Biologi tidak hanya berupa teori, hafalan dan pemahaman akan konsep saja, tetapi juga berupa proses penerapan dan bahkan penemuan. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka dalam pembelajarannya perlu melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit (Wulandari, 2011). Ilmu Biologi terutama materi yang berkaitan dengan anatomi dan fisiologi makluk hidup terkesan sulit dan abstrak menyebabkan sebagian siswa kesulitan dalam memahami materi-materi Biologi yang disampaikan melalui metode atau strategi pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan saja sehingga siswa cenderung untuk menghafal materimateri pembelajaran. Pola pembelajaran yang cenderung menghafal terbukti berhasil dalam persaingan mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Agar pembelajaran Biologi lebih bermakna maka diperlukan kreativitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan suatu metode atau strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas siswa baik dalam memahami materi pembelajaran maupun saat terjun di masyarakat nantinya. Guru memiliki tanggungjawab dalam mengelola materi sehingga siswa mampu menerapkan ilmu Biologi yang telah diperoleh dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menguasai dan mengembangkan materi ajar yang dibutuhkan oleh siswa. Mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor (Unimor) Tahun Akademik 2013/2014 yang adalah calon-calon guru diharapkan dapat membantu meminimalisir masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah dimana menjadi tempat mengabdi nantinya. Oleh karena itu selama proses perkuliahan para dosen perlu memperhatikan metode atau strategi yang tidak hanya mengutamakan penguasaan ilmu yang diingat dalam waktu yang relatif pendek tetapi lebih ditekankan pada pemecahan persoalan jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Salah satu komponen yang diduga dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas mahasiswa adalah penggunaan media video dalam pembelajaran. Media Video merupakan media audiovisual yang penting sebab ia dapat mengkonkritkan yang abstrak dan mengatasi pengamatan manusia. Video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa 144

memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru (Munadi, 2008). Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui katakata atau kalimat. Materi organel-organel sel lebih menitikberatkan pada struktur dan fungsi serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sel dari makluk hidup baik prokariotik maupun eukariotik. Dalam mempelajari materi tersebut sering dianggap abstrak oleh mahasiswa karena ketersediaan alat dan bahan praktikum kurang mendukung sehingga mahasiswa tidak terlibat secara langsung untuk mengamati objek yang berkaitan dengan struktur dari organel-organel sel yang telah dipelajari teorinya. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa akan materi organelorganel sel adalah dengan menggunakan media berupa video. Dengan media video mahasiswa dapat mengetahui perbedaan struktur organel yang satu dengan yang lain serta kerjasama dalam menjalankan fungsi dari organel yang satu dengan organel yang lain dalam satu makluk hidup yang kompleks. Dengan demikian materi yang tadinya dianggap abstrak menjadi konkrit dan yang dianggap rumit dapat disederhakan sehingga materi yang dipelajari akan lebih lama diingat. Oleh karena itu penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Media Video Untuk Mengukur Tingkat Pemahaman Mahasiswa Pada Materi Organel-Organel Sel perlu dilakukan. Media video didefinisikan secara operasional sebagai media yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang struktur organel sel serta hubungan dalam menjalankan fungsi antar organel sel. Skor yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan soal melalui tes mencerminkan kemampuan mahasiswa memahami materi organel-organel sel. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti mengukur tingkat pemahaman mahasiswa dengan memberikan test tertulis. Nilai-nilai yang diperoleh setiap mahasiswa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran dengan bantuan media video dan yang tidak menggunakan media video. Distribusi nilai untuk kelompok eksperimen adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 79,4 dan nilai terrendah 59,0 dengan nilai rata-rata 69,90. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 93,34 %. Sedangkan distribusi nilai untuk kelompok kontrol adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 71,6 dan nilai terrendah 50,2 dengan nilai rata-rata 61,85. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 66,67 %. 145

Dengan membandingkan nilai hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran sebelum menggunakan media video ditemukan beberapa kendala diantaranya mahasiswa merasa bahwa mempelajari materi organel-organel sel sulit dan abstrak apabila tidak dilanjutkan dengan praktikum, mahasiswa merasa bosan dan jenuh dengan metode diskusi saja sehingga bila ada kelompok yang presentasi ada mahasiswa yang lebih memilih aktivitas lain seperti mengobrol dengan temannya, membuka laptop atau HP dan mengakses sendiri sehingga materi yang dibahas tidak diikuti secara serius. Situasi-situasi tersebut nampak baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sehingga berpengaruh juga pada hasil belajar. Untuk kelompok kontrol terlihat bahwa dari 30 orang peserta tes 10 orang mendapatkan nilai antara 50-59 (D), 19 orang mendapatkan nilai antara 60-69 (C) dan 1 orang mendapatkan nilai antara 70-79 (B) dengan nilai ratarata 61,65 dan tingkat kelulusan secara klasikal 66,67%. Selanjutnya situasi belajar nampak berbeda ketika peneliti melakukan pembelajaran materi organel-organel sel dengan bantuan media video pada kelompok eksperimen mahasiswa lebih aktif membahas materi dalam kelompok karena sudah diberikan panduan, aktif bertanya ketika ditayangkan materi melalui media video sehingga aktivitas lain menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa dimana dari 30 orang peserta tes hanya 2 orang yang mendapatkan nilai 59 (D) dan 28 orang mendapatkan nilai antara 60 75 (C & B) dengan nilai rata-rata 69,90 dan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. Hasil ini dirasakan cukup memuaskan karena nilai ratarata tersebut sudah memenuhi nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Hasil penelitian diatas didukung oleh pendapat Munadi (2008) yang mengatakan bahwa video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru. Selain itu Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu dosen ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Hasil uji t dua sampel menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen sebesar 69,90 lebih besar dari mean kelompok kontrol yakni sebesar 61,85. Dengan demikian, secara statistik diputuskan menerima Ha yang berarti bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media. Hasil analisa data untuk respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organelorganel sel dengan bantuan media video menunjukkan bahwa rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif dengan besarnya pengaruh sebesar 60,5%, sedangkan sisanya 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain yakni metode dan strategi pembelajaran, materi ajar, pengelolaan pembelajaran, aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. 146

2. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat lebih efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa dibandingkan tanpa menggunakan media video. 3. Tingkat respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organel-organel sel sebesar 70% dengan besarnya pengaruh 60,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. 4. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat memotivasi dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Saran 1. Diharapkan pada setiap akhir pembelajaran dosen hendaknya menyediakan waktu untuk mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hal ini dimaksud agar dosen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran selama diruang kuliah. 2. Diharapkan dosen memilih metode dan model pembelajaran serta media yang tepat sesuai karakter materi sehingga dapat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang lebih efektif. 3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan masalah yang sama dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi. DAFTAR PUSTAKA Hasruddin. 2009. Peran Multi Media dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Tabularasa PPS Unimed.6 (2). Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hakim, L. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction disertai Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi FKIP Biologi Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Mustami, M.K. 2009. Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Lentera Pendidikan.12 (2):125-137. Muslikhah. 2010. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model STAD dengan Media Cetak (LKS) dan Video ditinjau dari Gaya Berpikir dan Interaksi Sosial Siswa. Tesis PPS Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Prawoto.1989. Media Instruksional Untuk Biologi. Jakarta: Depdikbud. Wulandari, F.E. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Komputer Bahan Materi Sistem Saraf dan Sistem Indera pada Manusia. Jurnal Pedagogia.1:99-109. Yukananda, R, dkk. 2012. Penggunaan Media Bahan Alam dalam Meningkatkan Keterampilan Mencetak Timbul. PGSD FKIP UNS 147