BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM PEREDARAN DARAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Gambaran Diff Count Pada Perokok Di Kecamatan Cibeureum. Undang Ruhimat STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN LARANGAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Ilmu Pengetahuan Alam

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

TI T PS K ESEHATA T N 1

Makalah Sistem Hematologi

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

Zat Adiktif dan Psikotropika

SOAL IPA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMP NEGERI 14 KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Rokok A. Pengertian Rokok Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm ( bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 mm, berwarna putih dan cokelat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah, ditambah sedikit racikan-racikan seperti cengkeh, saus rokok serta racikan lainnya. Untuk menikmati sebatang rokok perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain ( Sugeng D. Triswanto, 2007 ). Biasanya rokok dijual dalam bentuk kemasan kertas dengan dua jenis rokok yaitu rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter terbuat dari bahan busa, serabut sintesis yang berfungsi menyaring nikotin. Akan tetapi pada umumnya filter tersebut tidak berguna terlalu banyak bagi perokok karena jelas racunnya lebih banyak yang masuk ke tubuh ( Sugeng D. Triswanto, 2007 ).

B. Racun yang Terkandung Dalam Rokok Rokok mengandung berbagai macam racun yaitu : 1. Nikotin Nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau, bersifat sangat adiktif bahkan sama adiktifnya dengan kokain dan heroin. Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan semakin tergantung secara fisik dan psikologis terhadap nikotin. Penelitian menunjukkan bahwa perokok harus mampu mengatasi kedua ketergantungan ini agar bisa lepas dari rokok. Dalam setengah batang rokok yang terakhir mengandung zat yang jauh lebih berbahaya dibandingkan setengah batang yang pertama. Nikotin sejak dulu digunakan sebagai insektisida. Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok ingin terusmenerus merokok. Setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin, perokok cenderung menambah jumlah batang yang dihisap sehingga kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat. Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yang mematikan pada manusia karena nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat. Saat kita menghirup asap rokok, nikotin masuk dalam paru-paru kemudian diabsorbsi secara cepat ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Nikotin mempengaruhi banyak organ termasuk jantung, pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme dan otak. Nikotin juga

ditemukan pada air susu ibu yang merokok bahkan pada lendir hasil sekresi serviks. Peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sumbatan pada pembuluh darah di dekat permukaan kulit dan otot, perubahan efek metabolisme dan perubahan hormon adalah sebagian efek yang akan dirasakan ketika mulai merokok. Terpapar nikotin dalam waktu lama dikombinasikan dengan karbon monoksida yang ikut masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung koroner. Nikotin memungkinkan terbentuknya senyawa nitrosamine dari tembakau yang merupakan salah satu senyawa penyebab kanker. Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam pembentukan dopamine ( senyawa kimia pada otak yeng menimbulkan perasaan senang ). Efek ketagihan yang ditimbulkan oleh nikotin dapat muncul dalam dua sisi yaitu mental dan fisik. Gejala yang muncul adalah pusing ( hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok ), depresi, merasa frustasi dan mudah marah, sulit tidur, perasaan lelah yang tak kunjung hilang, peningkatan nafsu makan. Secara umum, nikotin dan produkproduk sampingannya akan tetap berada dalam tubuh selama 3-4 hari setelah berhenti.

2. Tar Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat ( bahan padat halus yang berukuran lebih kecil dari debu) yang ikut masuk ke dalam tubuh saat perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala. Setiap pertikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan anorganik yang berupa nitrogen, oksigen, hidrogen, karbondioksida, karbon monoksida dan bahan kima organik lain yang mudah menguap. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning kecokelatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu tar juga dapat membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene ( senyawa polycyclic aromatic hydrocarbon ) adalah salah satu karsinogen yang terkandung dalam tar. Sesuai tugasnya sebagai agen karsinogen, tar berkondensasi menjadi substansi lengket berwarna cokelat yang akan menempel pada paru-paru sekaligus menyalurkan banyak bahan kimia berbahaya lainnya dari asap rokok. Tar juga akan menyelimuti cilia ( rambut getar pada trakea ) yang bertugas melindungi dan membersihkan paru-paru sehingga cilia tidak dapat berfungsi optimal atau bahkan lumpuh sama sekali. 3. Karbon monoksida Asap tembakau mengandung karbon monoksida yaitu gas tidak berwarna, tidak berbau dan sangat mematikan. Karbon monoksida merupakan gas yang akan berbaur dengan darah dan menghambat asupan

oksigen paru-paru. Saat karbon monoksida dihirup, ia akan terikat pada hemoglobin dalam darah yang disebut karboksilhemoglobin. Daya ikat karbon monoksida pada hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dibanding oksigen. Kuatnya ikatan tersebut menyebabkan berkurangnya pasokan 9 oksigen yang diedarkan ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Kadar oksigen tubuh bisa berkurang hingga 15%. Karbon monoksida juga terkait dengan penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada oksigenasi myocardial (myocardial oxygenation) sehingga menyebabkan trombosit menjadi lengket dan memicu terjadinya artherosclerosis. Karbon monoksida juga menghambat asupan oksigen ke fetus ( janin ) dan meyebabkan banyak bayi yang lahir dengan berat badan kurang pada wanita yang merokok (bayi prematur). 4. Ammonia Ammonia merupakan gas yang berbau seperti urine, terdiri dari atom nitrogen dan hidrogen. Ammonia digunakan dalam rokok untuk mempercepat masuknya nikotin dalam aliran darah. Kelebihan ammonia dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ammonialah yang menyebabkan nikotin menjadi semakin adiktif.

5. Formic acid Formic acid merupakan asam kuat yang bisa membuat kulit melepuh. Sering digunakan sebagai bahan pengawet dan sebagai anti bakteri pada industri makanan ternak. 6. Hydrogen cyanide Hydrogen cyanide berupa gas tidak berwarna yang dapat menghalangi pernapasan. Sianida merupakan racun berbahaya. Sianida yang masuk dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Gas ini banyak digunakan untuk hukuman mati. Selain itu, gas ini juga digunakan pada proses-proses penempaan besi, pencelupan, pembuatan bahan peledak, pengukiran, dan pembuatan plastik aklirik resin. 7. Formalin Formalin merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang menyengat. Biasa digunakan untuk mengawetkan mayat. 8. Hydrogen sulfide Hydrogen sulfide merupakan gas beracun yang dapat menghambat oksidasi enzim. 9. Pyridine Pyridine merupakan cairan tidak berwarna dan berbau menyengat, berfungsi untuk mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

10. Metanol Metanol merupakan cairan ringan yang mudah menguap, dapat menyebabkan kebutaan dan kematian. Metanol juga merupakan salah satu bahan bakar roket. 11. Aseton Aseton merupakan cairan yang digunakan sebagai penghapus cat. 12. Naftalen Naftalen merupakan bahan dasar pembuatan kapur barus. Terpapar naftalen dengan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan bahkan menghancurkan sel darah merah. 13. Vinyl chloride Vinyl chloride merupakan bahan dasar pembuatan plastik PVC. 14. Logam berat Di dalam asap tembakau terdeteksi setidaknya 30 logam berat termasuk nikel, arsen, kadmium, khrom, dan timbal. Arsenik sendiri merupakan asam kuat yang dapat menimbulkan kematian. Kini kadar arsen dalam tembakau semakin tinggi akibat penggunaan pestisida berbahan aktif arsen. Kadmium juga terdapat dalam pupuk fosfat yang diaplikasikan pada tembakau. 15. Radioaktif

Unsur radiokatif dengan konsentrasi terbesar pada asap rokok adalah polonium-210 dan potassium-40. Unsur radioaktif lainnya yang bisa ditemukan dalam asap rokok adalah radium-226, radium-228, dan thorium-228. Unsur radioaktif terbukti sebagai zat penyebab kanker. Rata-rata setiap batang rokok akan mengurangi umur seseorang sekitar 11 menit ( J. Sugito, 2008). C. Tipe-tipe Perokok Ada beberapa tipe perokok yang bisa kita golongkan menjadi 3 bagian berdasarkan kemampuannya menghisap rokok dalam sehari yaitu: 1. Perokok berat yaitu apabila mereka mampu merokok dari 21-31 batang perhari atau lebih dan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok ini juga disebut perokok aktif. 2. Perokok sedang yaitu apabila mereka mampu menghabiskan 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. 3. Perokok ringan yaitu apabila mereka menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur ( Sugeng D. Triswanto, 2007 ). Menurut Silvan Tomkins, ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan management of affect theory yaitu :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif Dengan kebiasaan merokok ini, sepertinya seorang akan merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan 3 sub tipe lain yaitu : a. Pleasure relaxation Perilaku perokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. b. Stimulation to pick them up Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. c. Pleasure of handling the cigarette Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok dan sangat spesifik pada perokok pipa. 2. Perilaku kebiasaan merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif seperti marah, cemas, gelisah. Para perokok ini menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. 3. Perilaku merokok yang adiktif

Para perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokoknya ketika efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok walau tengah malam sekalipun karena ia khawatir rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya. 4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan Perilaku seperti ini sudah bersifat otomatis karena seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Mereka menghidupkan api rokok setelah rokok yang dihisap terdahulu telah benar-benar habis. II. Darah dan Sistem Imun Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus terdiri atas elemen berbentuk sel-sel darah dan trombosit serta suatu substansi interseluler cair yaitu plasma darah. Volume darah pada manusia dewasa sehat kurang lebih 5 liter dan bila dibandingkan darah meliputi sekitar 8% berat badan. Di antara sel-sel darah tidak terdapat ruang yang pasti karena sifat plasma yang cair. Ada dua jenis utama sel-sel darah yang digambarkan menurut penampilannya dalam keadaan segar tanpa pulasan yaitu sel darah merah ( eritrosit ) dan sel darah putih ( leukosit ). Unsur-unsur lain dalam darah adalah keping darah ( trombosit ). Sel darah yang berperan khusus dalam sistem imun dalam tubuh adalah leukosit. Leukosit atau sel darah putih adalah sel yang mengandung

inti. Dalam darah normal manusia terdapat 4000-11000 sel / mm³ ( A.V. Hoffbrand dan J.E Pettit, 1989 ). Jumlahnya pada anak-anak lebih tinggi dan pada keadaan patologis berbeda nyata dengan yang normal. Bila jumlahnya lebih dari jumlah leukosit normal, maka disebut leukositosis sedangkan bila jumlahnya kurang dari jumlah leukosit normal, maka disebut leukopenia. Leukosit terdiri dari dua golongan utama yaitu agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai sitoplasma tampak homogen dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. Leukosit agranular terdiri dari limfosit dan monosit sedangkan leukosit granular terdiri dari neutrofil, basofil dan eosinofil. Limfosit di dalam darah manusia merupakan sel-sel bulat dengan diameter yang bervariasi antara 6-8µm ( C. Roland Leeson, dkk, 1996 ) walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar tetapi kebanyakan hanya lebih besar sedikit daripada eritrosit. Jumlah limfosit adalah 20 35% dari leukosit darah normal. Gambaran yang paling mencolok dari limfosit kecil adalah inti yang relatif besar dikelilingi sitoplasma sempit. Inti tampak bulat dan pada umumnya menunjukkan cekungan atau lekukan pada satu sisi. Kromatin inti yang sangat padat terpulas gelap dan anak inti pada pulasan hapus darah tidak tampak. Granula azurofil keunguan, kadang-kadang terlihat di dalam sitoplasma dan tidak merupakan gambaran yang tetap seperti granula spesifik leukosit granular. Beberapa

limfosit dalam sirkulasi darah normal berukuran 10-12µm ( C. Roland Leeson, dkk, 1996 ). Ukuran yang lebih besar disebabkan sitoplasmanya lebih banyak. Sel-sel tersebut kadang disebut sebagai limfosit ukuran sedang. Walaupun limfosit-limfosit darah morfologinya tampak serupa, mereka merupakan populasi sel yang heterogen. Limfosit dapat digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surface markers ( berkaitan dengan sifat imunologinya ), siklus hidup dan fungsi. Monosit merupakan sel besar yang jumlahnya 3 8% dari leukosit normal. Diameternya 9 10µm ( C. Roland Leeson, dkk, 1996 ) tetapi pada hapus darah kering menjadi pipih mencapai diameter 20µm atau lebih. Inti biasanya terletak eksentris dalam sel, terlihat mempunyai lekukan di dalam ( berbentuk tapal kuda ). Bahan kromatin dalam inti tersusun sebagai jala-jala halus sehingga inti dapat terpulas gelap. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan Wright berupa biru abu-abu pada sajian kering. Ia sering tampak seperti jala-jala atau berfakuola dan mengandung sejumlah granula azurofil. Sitoplasma juga mengandung beberapa retikulum endoplasma granular tetapi lebih sedikit ribosom bebasnya daripada yang terdapat di dalam limfosit. Neutrofil termasuk leukosit polimorfonuklir dalam keadaan segar berdiameter 7-9µm dan dalam hapus darah kering 10-12 µm ( C. Roland Leeson, dkk, 1996 ). Dalam darah manusia, neutrofil berjumlah 65-75% dari jumlah seluruh leukosit. Inti sangat polimorf dan memperlihatkan berbagai bentuk. Inti umumnya terdiri atas 3 sampai 5 lobus berbentuk

lonjong yang tidak teratur yang dihubungkan oleh benang-benang kromatinyang halus. Jumlah lobus bertambah sesuai dengan bertambahnya umur sel. Sifat neutrofil yaitu mempunyai sitoplasma yang berlimpah yang diisi oleh granula yang halus. Disamping granula neutrofil spesifik, sitoplasma mengandung granula azurofil. Granula neutrofil ini pada mikrograf elektron tampak relatif padat dan mengandung enzim lisosom dan enzim peroksidase. Kedua jenis granula tersebut dibentuk dalam aparat golgi dan diliputi selaput membran ( membrane bounded ). Eosinofil termasuk leukosit asidofil yang tampak lebih besar daripada neutrofil dan dalam keadaan segar mempunyai diameter 9-10µm. Ukuran sel pipih bervariasi dari 12-14µm pada hapus darah kering ( C. Roland Leeson, dkk, 1996 ). Jumlah normalnya kurang lebih 2 4% dari jumlah sel leukosit. Inti biasanya mempunyai 2 lobus. Ciri khas sitoplasmanya adalah mengandung granula kasar refraktil yang seragam ukurannya dengan pulasan asam terpulas intensif. Granula spesifik pada mikrograf elektron tampak mencolok. Ia tampak berpita disebabkan adanya kristal-kristal silindris di dalamnya. Granula tampak mengandung peroksidase dan sejumlah enzim hidrolitik sehingga granula-granula tersebut bersifat lisosomal. Basofil merupakan leukosit dalam darah manusia yang sulit ditemukan karena jumlahnya hanya 0,5 1% dari jumlah seluruh sel leukosit. Sel basofil yang berukuran kurang lebih sama dengan neutrofil, dalam keadaan segar mempunyai diameter 7-9µm sedangkan pada darah

hapus kering 10µm atau lebih. Batas inti sering tidak teratur dan untuk sebagian terbagi 2 lobus. Granula sitoplasma bulat kasar dengan ukuran berbeda-beda. Beberapa granula menutupi inti sehingga sering mengaburkan batasnya. Granula bersifat basofil dan metakromatik serta mengandung histamin, heparin dan serotonin. Tidak seperti granula dalam leukosit granular yang lain, granula ini tidak merupakan lisosom. Leukosit menjalankan sebagian besar fungsinya di luar sistem peredaran darah yaitu memperlihatkan gerakan aktif dan sebagian mempunyai daya fagositosis. Gerakan yang diperlihatkan adalah suatu proses merangkak atau amuboid pada substrat. Neutrofil adalah yang paling aktif kemudian diikuti monosit dan basofil. Limfosit umumnya tampak paling lambat tetapi dalam keadaan tertentu dapat menjadi luar biasa aktifnya. Di dalam tubuh terjadi perpindahan leukosit secara terusmenerus dari pembuluh darah masuk ke dalam jaringan. Perpindahan keluar ( emigrasi ) sangat meningkat ke arah tempat luka atau peradangan. Hal ini merupakan reaksi spesifik terhadap rangsangan kemotaktik. Sel-sel yang pertama tanggap dengan rangsangan tersebut adalah leukosit granular dan monosit. Limfosit tertimbun dalam jaringan pada tempat-tempat peradangan kronik. Neutrofil merupakan garis pertahanan pertama terhadap sebuah organisme. Granula spesifiknya yang bersifat lisosomal mengandung enzim-enzim hidrolitik yang bergabung dengan fagosom untuk membentuk lisosom sekunder. Disamping lisozim yang merusak glikosid

pada dinding sel bakteri, mereka juga mengandung laktoferin yaitu suatu protein yang tidak hanya bakteriostatis terhadap bakteri pengguna besi tetapi juga menghalangi produksi neutrofil lebih lanjut. Granula-granula dapat menghasilkan suatu produk seperti klorida dan lesitin yang menghalangi atau membunuh mikroorganisme. Granula azurofil adalah jenis granula lain yang terdapat di dalam sitoplasma. Ia juga bersifat lisosomal, mengandung enzim asam hidrolitik dan enzim khusus mieloperoksidase yang bersatu dengan hidrogen peroksida menghasilkan oksigen aktif yang bersifat bakteriosidal. Ketika terjadi infeksi akut, neutrofil dapat menumpahkan pseudoplatelets ( trombosit semu ) yang segera dapat dibedakan dari keping-keping darah ( trombosit ) sejati karena mengandung mieloperoksidase neutrofil. Setelah aktifitas tersebut, neutrofil kehilangan semua granula dan akhirnya mati. Seperti halnya neutrofil, eosinofil mempunyai granula yang bersifat lisosomal dan dianggap memfagositosis kompleks antigenantibodi. Granula tersebut juga dapat mengurangi peradangan dengan mengaktifkan histamin. Jumlah eosinofil bertambah dalam keadaan alergi tertentu dan infeksi parasit. Jumlah eosinofil yang bertambah ditarik ke arah tempat reaksi oleh faktor kemotaktik yang dihasilkan oleh basofil dan limfosit. Jumlah eosinofil berkurang setelah pemberian kortikosteroid adrenal. Basofil meningkat jumlahnya secara relatif pada keadaan patologis. Ada beberapa kenyataan yang menyokong pandangan bahwa granula

basofil mengandung heparin, suatu antikoagulan darah dan histamin, suatu bahan vasodilatasi yang berefek cepat tapi singkat yang menginduksi kenaikan permeabilitas vaskuler. Basofil mempunyai hubungan yang erat dengan sel mast dan jaringan ikat lainnya. Begitu pula dengan monosit yang siap pindah tempat melalui dinding pembuluh dan melakukan fagositosis secara aktif. Beberapa sel limfosit dibentuk dalam sumsum tulang dari sel yang pluripoten atau hemopoietik ( hematopoietik ) dan masuk ke timus kemudian memperbanyak diri di sana. Sel-sel yang dihasilkan di dalam timus ini ( sel T ) kemudian masuk kembali ke dalam aliran darah dan kembali ke dalam sumsum tulang atau organ-organ limfoid perifer. Sel T bertanggung jawab terhadap reaksi imun selular dan mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Limfosit lain seperti sel B tidak melalui timus tetapi bergerak langsung lewat peredaran darah ke jaringan limfoid umumnya. Sel B bertugas untuk memproduksi antibodi yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus antigen asing yang menyebabkan terbentuknya antigen asing tersalut antibodi ( antibody-coated foreign antigen ). Kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan penghancuran Sel pembunuh ( killer cell atau sel K ) dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara morfologis hanya dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen. Tahap akhir diferensiasi sel-sel B yang diaktifkan berwujud sebagai sel plasma ( C. Roland Leeson, dkk, 1996).

Respon imun terdiri dari respon imun nonspesifik dan respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik merupakan respon imun bawaan yang berarti respon ini dapat terjadi meskipun sebelumnya tubuh belum pernah terpapar oleh zat tersebut. Sedangkan respon imun spesifik adalah reaksi dari host terhadap benda asing mencakup sederetan interaksi seluler yang ditandai dengan adanya produk yang spesifik dari sel. Respon imun spesifik dibagi menjadi 3 golongan yaitu respon imun seluler, respon imun humoral dan interaksi antara respon imun seluler dan humoral ( T. Gartinah, 1996 ). Gambar macam macam sel leukosit dokterboy.wordpress.com Basofil Eosinofil

drdjebrut.wordpress.com drdjebrut.wordpress.com Neutrofil panji1102.blogspot.com

Limfosit Monosit education.vetmed.vt.edu tfakhrizalspd.wordpress.com