RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN KEHUTANAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN TAHUN2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. Realisasi Keuangan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

Bidang Tanaman Pangan

Perkembangan Ekonomi Makro

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

LAPORAN KINERJA (LKJ)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

Pemerintah Kota Tangerang

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

II. PENGUKURAN KINERJA

PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN (Sesuai Perubahan RKPD)

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG)

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. 1. Bagan Struktur Organisasi. Kehutanan Kota Prabumulih Tahun anggaran KEPALA DINAS. BIDANG Peternakan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengintegrasian Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan,

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA Tahun 2014

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

6. RENCANA AKSI KINERJA (RAK) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Renstra Dispakan RENCANA STRATEGIS DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

11. HASIL EVALUASI (MONITORING) RENCANA AKSI KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

Transkripsi:

RENCANA KERJA DINAS PERTANIAN KEHUTANAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN TAHUN2014 DINAS PERTANIAN KEHUTANAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SERANG 2014 1

KATA PENGANTAR Rencana Kerja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Serang Tahun 2013 disusun berdasarkan format Renja yang mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Isi laporan ini merupakan rangkuman evaluasi kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2013 dan Rencana Kerja Tahun 2014. Renja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan merupakan Penjabaran Program dan Indikasi Kegiatan yang termuat pada RENSTRA dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Pedoman dalam pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan. RENJA SKPD disusun mengacu pada rancangan awal (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) RKPD, RENSTRA SKPD, Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, Masalah yang di hadapi serta Usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat Akhirnya mudah-mudahan Rencana Kerja ini, dapat bermanfaat khususnya bagi Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan dan Masyarakat pada umumnya. Serang, 6 Januari 2014 KEPALA DINAS PERTANIAN KEHUTANAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SERANG Ir. Hj. YANI HERDIANI, M.Si NIP. 1960.0825.1990.03.2001 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RENJA berfungsi : 1. Penjabaran Program dan Indikasi Kegiatan yang termuat pada RENSTRA; 2. Pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA); Pedoman dalam pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan 1.2. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten; 2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah yang kedua kali dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008tentang Pemerintahan Daerah; 4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Negara antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; 6) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 9) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah; 10) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 3

12) Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. 13) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 14) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 15) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan 16) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 19) Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2006-2026; 20) Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015; 21) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2009 2029; 22) Perda Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten. Serang; 23) Perbup Nomor 5 Tahun 2012tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas pada Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Serang. 4

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan ini adalah sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA); dan pedoman dalam pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan. 1.4. Sistematika Penulisan BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan BAB. II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB. III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja 3.3. Program dan Kegiatan BAB. IV PENUTUP 5

BAB. II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1.Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Program Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai keberhasilan pembangunan pertanian sebagai upaya mewujudkan pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, agribisnis dan kelestrarian sumberdaya alam dengan sasaran dan tujuan utamanya kearah peningkatan pendapatan masyarakat yang adil dan sejahtera. Dalam pelaksanaanya di dukung dengan pengalokasian anggaran baik dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN atau sumber dana lainnya yang terkoordinasi secara legal. Dari enam kebijakan publik dan satu kebijakan aparatur telah dijabarkan kedalam tujuh program publik dan empat program aparatur. Kemudian dari program tersebut telah telah disusun kedalam program tahunan SKPD Dinas Pertanian yang dilengkapi dengan indikator kegiatan ditinjau dari kerangka anggaran dan kerangka regulasi yang hanya sesuai dengan rencana kebutuhan dari masing-masing kegiatan disusun dalam pagu indikatif Tahun 2013. Pada Tahun 2013 Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Serang mendapat Alokasi Anggaran sebesar : 24.370.379.590,- yang dipergunakan untuk melaksanakan 13 program dan 56 kegiatan yang terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung : Rp 6.810.767.000,- b. Belanja Langsung : Rp 17.607.612.590,- Dalam membantu pencapaian Target Penghasilan Asli Daerah Kabupaten Serang, Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan pada Tahun 2013 melaksanakan pemungutan/ penarikan PAD dengan Target Rp.48.000.000,- dengan rincian sebagai berikut : a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah : Target Rp. 48.000.000,- 6

Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Tahun 2013 Urusan Pertanian 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan : Terdiri dari 3 kegiatan dengan pagu anggaran Rp 5.767.334.130,- dan terserap Rp 5.141.235.550,- (89,14) Outcome yang dihasilkan adalah meningkatnya ketersediaan dan ketahanan pangan. (1) Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan Berupa penyediaan data Detail Enginering Design (DED) pengembangan kawasan Agropolitan. terealisasi Rp 305.622.600,- Dengan Anggaran sebesar Rp 393.530.000 dan (77,66%) output yang dihasilkan adalah tersedianya rancangan DED Kawasan Agropolitan Baros. (2) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dengan output pengadaan alat mesin pertanian berupa Rice Milling Unit (RMU) 14 unit, Power Trasher 6 unit dan Grain Moisture Tester 13 Unit dengan anggaran Rp 2.234.238.930,- dan terserap Rp 2.181.541.600,- (97,64%) (3) Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija merupakan kegiatan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi dan palawija dengan output tersedianya Handtraktor sebanyak 30 unit dan cadangan benih untuk bencana alam sebanyak 2.800 kg dengan anggaran Rp 1.355.175.000,- dan terserap sebesar Rp 1.249.386.600,- (92,19 %). (4) Pengembangan Perbenihan/Perbibitan Untuk mengembangkan dan mempertahankan komoditas unggul lokal Kabupaten Serang dengan output terlaksananya demplot komoditas Cabe 1,5 Ha, Bawang Merah 7.000 m 2, Melon 1 Ha dan Tanaman Biofarmaka 1,5 Ha. Dengan Anggaran sebesar 380.925.000,- dan terealisasi Rp 335.955.500,- (90%) (5) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan Produk Pertanian, merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan mutu komoditas pertanian serta sarana dan prasarana penunjangnya dengan 7

output pembangunan Jalan Usaha Tani sebanyak 3 unit dan pembangunan embung sebanyak 1 unit. Dengan nilai kegiatan Rp 1.403.465.200,- dan realisasi mencapai 1.068.465.200 (76,15%) 2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan dengan kegiatan : 1. Pemeliharaan Rutin/Berkala Pusat-Pusat Etalase, Eksibisi/promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, berupa kegiatan dengan out put memelihara dan merehabilitasi gedung showroom untuk memamerkan produk pertanian dan pengadaan alat mesin perkebunan 1 unit. Dengan nilai anggaran 777.271.000,- dan terealisasi 396.585.750,- (51,02%) 2. Penyuluhan Kualitas Teknis dan Kemasan Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan yang Akan Dipasarkan merupakan kegiatan pelatihan dan pengadaan RMU sebanyak 2 unit dengan jumlah Anggaran Rp 261.100.000,- dan terserap Rp 254.500.000,- (97,47%) 3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan melalui 2 kegiatan yaitu : 1. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna; ditujukan untuk meningkatkan penggunaan teknologi pertanian dalam budidaya anggrek potong dan philodendron dengan nilai kegiatan Rp 95.160.000,- dan terealisasi Rp 86.439.700,- (91%) 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna; ditujukan untuk meningkatkan luas areal penanaman Melalui penyediaan pompa air sebanyak 93 unit, Handtraktor 33 unit dan Cultivator 8 unit. Dengan nilai kegiatan : Rp 2.918.670.000,-. dan terealisasi 2.789.067.900,- (95,56%) 8

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan Terdiri dari 4 kegiatan yang terdiri dari : 1. Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan merupakan kegiatan sosialisasi, singkronisasi dan koordinasi pengelolaan prasarana dan sarana pertanian guna meningkatkan pemahaman para Kepala UPTD dan petani terhadap prasarana dan sarana pertanian. Pagu anggaran adalah Rp 133.940.000,-. adalah Rp 131.965.000,- (98,53%). 2. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan, melalui : Pengembangan tanaman potensial perkebunan berupa Kakao 20.000 phn, Kelapa 10.000 phn, Lada 5.000 phn dan Cengkeh 10.000 phn. Dengan nilai kegiatan Rp 751.950.000,- dan terealisasi sebesar 708.755.000,- (94,26%) 3. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan melalui pemeliharaan tanaman hortikultura sebanyak 1 unit. Sebagai upaya penyediaan bibit induk, bibit buah-buahan dan tanaman hias yang bebas dari hama penyakit. Dengan jumlah anggaran 70.755.000,- terealisasi Rp 68.693.900,- (97,09%) 4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan; guna menjamin ketersediaan data statistik pertanian yang akurat melalui pengumpulan dan pengolahan data: tanaman pangan, hortikultura dan data produksi perkebunan. Realisasi anggaran mencapai Rp 83.065.000,- (93,48%)dari Rp 88.860.000,- 5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak merupakan kegiatan yang ditujukan untuk pemeliharaan dan pencegahan penyakit dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan itik, Flu Burung dan Rabies serta pemeriksaan daging kerbau, sapi, ayam dan hewan qurban dengan anggaran Rp 393.497.375,- dan terealisasi Rp 376.968.450 (95,80%) 9

6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Terdiri dari 4 kegiatan: (1) Pembibitan dan Perawatan Ternak ditujukan guna menyediakan bibit unggul peternakan dan penyediaan pakan ternak yang terjamin dengan anggaran Rp 272.091.000,- dan terealisasi Rp 264.051.840,- (97%) (2) Pendistribusian Bibit Ternak kepada Masyarakat : merupakan penyediaan ternak unggul kepada masyarakat berupa itik 2.625 ekor, kambing kosta 250 ekor, Kambing PE 27 ekor, domba 366 ekor, sapi 10 ekor dan kerbau 6 ekor dengan anggaran Rp 1.178.782.000,-. Dan realisasi Rp 1.124.243.900,- (95,37%) (3) Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat; merupakan pembinaan kelompok peternak sebanyak 200 orang melalui sekolah lapang sehingga pengetahuan dan keterampilan peternak meningkat dan bibit bantuan yang ada di masyarakat dapat berkembang dengan baik. Dengan anggaran Rp 38.780.000,- dan realisasi Rp 29.956.000,- (77,25%) (4) Pengembangan Agibisnis Peternakan merupakan bentuk kegiatan yang bertujuan untuk merubah pola fikir kelompok peternak agar meningkatkan hasil peternakannya ke arah agribisnis dengan melakukan studi banding ke Balai Peternakan. Dengan anggaran Rp 563.745.000,- dan realisasi Rp 534.500.340,- (94,81%) 7. Program Peningkatan Produksi Peternakan (1) Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna; Merupakan pelaksanaan pengenalan dan penerapan teknologi penggunaan alat mesin peternakan kepada kelompok peternak sebanyak 180 orang. Dengan jumlah anggaran Rp 146.822.000,-. Dan realisasi Rp 121.659.700,- (83%). 10

Urusan Kehutanan 1. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan : (1) Pengembangan Hutan Tanamanberupa penyediaan benih dan bibit tanaman kehutanan untuk penghijauan lingkungan dan rehabilitasi lahan kritis seluas 900 Ha, pembuatan Sumur Resapan20 unit, Dam Penahan 5 unit. Dengan Realisasi anggaran mencapai 90,04% dari nilai total Rp. 1.923.695.000,- yaitu 1.732.039.510,- (2) Monitoring Evaluasi dan Pelaporan berupa kegiatan monitoring dan evaluasi rehabilitasi lahan, identifikasi calon hutan kota dan survey potensi hutan rakyat dengan anggaran Rp 100.265.000,- dan terealisasi sebesar Rp 98.697.000,- (98,44) Rekapitulasi Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung sebagai berikut : Program/Kegiatan Target Realisasi % I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa surat menyurat 3.750.000,- 3.750.000,- 100 b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 125.980.085,- 114.263.818,- 90,70 c. Penyediaan jasa administrasi keuangan 9.600.000,- 9.600.000,- 100 d. Penyediaan jasa kebersihan kantor 7.200.000,- 7.200.000,- 100 e. Penyediaan alat tulis kantor 108.346.000,- 104.277.461,- 96,24 f. Penyediaan barang cetakan dan Penggandaan 14.064.000,- 10.813.000,- 76,88 g. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor 11.719.000,- 11.283.300,- 100 h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 476.814.000,- 432.699.300,- 90,75 i. Penyediaan peralatan rumah tangga 7.280.000,- 6.967.500,- 95,71 j. Penyediaan Bahan bacaan dan peraturan perundang- undangan 1.520.000,- 1.520.000,- 100 k. Penyediaan makanan dan minuman 77.825.000,- 44.240.000,- 56,85 l. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 88.060.000,- 87.810.000,- 99,72 m. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah 117.765.000,- 96.215.000,- 81,70 11

II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional 32.000.000,- 31.834.000,- 99,48 b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 448.675.000,- 445.330.500,- 99,25 c. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 214.396.000,- 141.693.000,- 66,09 d. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 9.375.000,- 9.220.000,- 98,35 III.Program Peningkatan Disiplin Aparatur a. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu 78.750.000,- 71.262.400,- 90,49 IV. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Formal 32.000.000,- 8.000.000,- 25,00 V. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 11.182.000,- 5.620.000,- 50,26 b. Penyusunan pelaporan keuangan semesteran 23.479.000,- 21.219.000,- 90,37 VI.Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan a. Pengembangan Hutan Tanaman 1.923.695.000,- 1.732.039.510,- 90,04 b. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 100.265.000,- 98.697.000,- 98,69 VII Program Peningkatan Ketahanan Pangan a. Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan 393.530.000,- 305.622.000,- 77,66 b. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 2.234.238.930,- 2.181.541.600,- 97,64 c. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija 1.355.175.000,- 1.249.386.600,- 92,19 d. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan 380.925.000,- 335.955.500,- 88,19 e. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan Produk pertanian 1.403.465.200,- 1.068.729.850,- 76,15 VIII. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Pemeliharaan Rutin/Berkala Pusat-Pusat Etalase/Eksebisi/Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Penyuluhan Kualitas dan Teknis Kemasan Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan yang akan Dipasarkan 777.271.000,- 396.585.750,- 51,02 486.215.000,- 437.571.190,- 90,00 IX.Program peningkatan penerapan teknologi Pertanian/perkebunan a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna 95.160.000,- 86.439.700,- 90,84 2.918.670.000,- 2.789.067.900,- 95,56 12

X.Program Peningkatan Produksi Pertanian /Perkebunan a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian /perkebunan 133.940.000,- 131.965.000,- 98,53 b. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian /Perkebunan 751.940.000,- 708.755.000,- 94,26 c. Pengembangan bibit unggul pertanian /perkebunan 70.755.000,- 68.693.900,- 97,09 d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 88.860.000,- 83.065.000,- 93,48 XI.Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Ternak 276.979.000,- 249.607.900,- 95,80 XII. Program peningkatan produksi hasil peternakan a. Pembibitan dan perawatan ternak 272.091.000,- 264.051.840,- 97,05 b. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat 1.178.782.000,- 1.124.243.900,- 90,04 c. Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat 38.780.000,- 29.956.000,- 77,25 d. Pengembangan Agribisnis Peternakan 563.745.000,- 534.500.340,- 94,81 e. Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna 146.822.000,- 121.659.700,- 82,86 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Kondisi umum pembangunan pertanian di Kabupaten Serang selama tahun 2009-2013secara lebih lengkap dapat dilihat dari capaian indikator makro, produksi komoditaspertanian, dan pencapaian kinerja pertanian lainnya yang akan digambarkan berikutini. 2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor pertanian memperlihatkan kinerja pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Selama 2009-2012, pertumbuhan PDRB pertanian memperlihatkan kenaikan setiap tahunnya yaitu rata-rata 15,47%. Dari Tabel tersebut mempelihatkan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang baik pada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang. Tabel 2.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian No Tahun Capaian 1. 2008 15,59% 2. 2009 15,61 % 3. 2010 15,77% 4. 2011 15,57% 5. 2012 15,35% 6. 2013 15,67% Rata-rata 15,59 % 13

2.2.2. Produksi Komoditas Pertanian Capaian produksi komoditas pertanian selama tahun 2009-2012 telah menunjukan prestasi sangat baik, antara lain: peningkatan produksi padi dari 430.300 ton tahun 2009 menjadi 446,881 ton pada tahun 2010, atau meningkat 3,85 %, sehingga terjadi surplus 87.290 ton GKG, Peningkatan produksi jagung juga cukup pesat,mencapai 10,64%, dari 9.408 ton tahun 2006 menjadi 19,560 ton tahun 2009. Peningkatan produksi komoditas penting lainnya selama periode 2006-2010 juga menunjukkan hasil yang menggembirakan yaitu: Kopi (92,39%) kelapa (2,23%), Cengkeh (9,60 %), sapi potong (24,32%), kambing (3,79%) kerbau (84,50) Domba (7,78%) ayam ras pedaging (0,53%) dan telur (9,07%). Produksi komoditas pertanian selama tahun 2008-2012, khususnya komoditaspangan utama dan komoditas unggulan yang didorong pertumbuhannya secaralokal dapat dilihat pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel 2.3 dan Tabel 2.4. Tabel.2.2. Produksi Tanaman Pangan Utama No Komoditas 2009 2010 2011 2012 2013 1. Padi 430.300 446.881 441.222 442.139 454.708 2. Jagung 19.560 9.187 4.655 3.403 5.283 3. Kedelai 328 584 630 688 795 4. Kacang Tanah 8.649 7.704 7.275 4.417 8.148 5. Kacang Hijau 578 875 190 201 233 6. Ubi Jalar 11.539 8.958 4.769 14.939 10.355 7. Ubi Kayu 45.193 39.367 47.670 31.742 46.272 Tahun 2013, kondisi iklim Kabupaten Serang, seperti halnya wilayah lain, adalah kemarau basah. Kondisi iklim seperti ini mirip dengan kondisi iklim pada tahun 2010, terjadi hujan hampir sepanjang tahun. Curah hujan yang terjadi hampir sepanjang tahun ini mengakibatkan petani pada umumnya memprioritaskan budidaya padi sawah sebagai pilihan pertama hampir di semua wilayah kecamatan. Itu sebabnya luas tanam pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 9.817 ha dari sasaran indikatif padi sawah tahun 2013 atau luas tanam padi sawah sebesar 92.316 ha. 14

Ton GKG Peningkatan luas tanam ini memberikan dampak peningkatan terhadap luas panen dan produksi. Luas panen padi sawah pada 2013 adalah 84.252 ha atau meningkat sebesar 5.878 ha dari sasaran indikatif 2013. Dengan hasil ubinan ratarata produktivitas sebesar 53,97 ku/ha GKG, maka produksi padi sawah pada tahun 2013 adalah sebesar 454.708 ton. Realisasi padi sawah ini lebih tinggi dari realisasi 2012 sebesar 20.478 ton GKG, sasaran Indikatif 2013 sebesar 28.744 ton GKG dan Sasaran Renstra 2011-2015 sebesar 442.914 ton GKG. 460,000 455,000 450,000 445,000 440,000 435,000 430,000 425,000 420,000 415,000 410,000 Sasaran & Realisasi Padi Sawah Tahun 2013 434,230 425,964 442,914 454,708 Realisasi 2012 Sasaran Indikatif Sasaran Renstra Realisasi 2013 2013 Ketersediaan air ini selain meningkatkan luas tanam padi sawah, pada saat bersamaan juga mengurangi luas tanam komoditi tanaman pangan yang lain termasuk padi gogo. Pada musim tanam 2012/2013 dan musim tanam 2013 luas tanam padi gogo berkurang 729 h, dari yang semula sasaran indikatif seluas 3.658 ha menjadi realisasi tanam 2.928 ha. Demikian pula dengan luas panen yang berkurang 19,94% menjadi 2.782. Dengan rata-rata ubinan sebesar 34,05 ku/ha, realisasi produksi padi gogo pada tahun 2013 adalah sebesar 9.473 ton GKG. Realisasi produksi padi gogo tahun 2013 ini lebih tinggi dari capaian produksi 2012 sebesar 7.909 ton dan target Renstra sebesar 8.767 ton, namun lebih rendah dari sasaran indikatif 2013 sebesar 11.467 ton. 15

Ton GKG Ton GKG Sasaran & Realisasi Produksi Padi Gogo 2013 14000 12000 11,467 10000 8000 7,909 8,767 9,473 6000 4000 2000 0 Realisasi 2012 Sasaran Indikatif 2013 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Untuk produksi padi total, walaupun terjadi penurunan realisasi dibandingkan sasaran indikatif pada komoditi padi gogo, namun kekurangan ini kemudian dioffside oleh kenaikan yang signifikan dari padi sawah, sehingga secara total komoditi padi terjadi kenaikan sebesar 6,12% dibandingkan sasaran indikatif 2013 dan 2,77% dibandingkan sasaran renstra. Walau sempat terjadi puso akibat banjir pada Januari 2013 sebesar 3,966 ha dan Desember 2013 sebesar 265 ha, hal ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi Kabupaten Serang pada tahun 2013. Sasaran & Realisasi Produksi Padi Total Tahun 2013 470,000 465,000 464,181 460,000 455,000 451,681 450,000 445,000 440,000 442,139 437,432 435,000 430,000 425,000 420,000 Realisasi 2012 Sasaran Indikatif 2013 Sasaran Renstra Realisasi 2013 16

Berdasarkan luas tanam padi total, kebutuhan benih padi pada tahun 2013 sebesar 2.381 ton. Kemudian dengan kehilangan hasil sebesar rata-rata 18% dan digunakan untuk pakan ternak sebesar 0,44% dari total produksi maka diperoleh hasil netto untuk konsumsi adalah 376.205 ton GKG. Bila dikonversi setara dengan beras (62,74%) maka diperoleh jumlah produksi untuk konsumsi sebesar 236.031 ton beras. Estimasi jumlah penduduk Kabupaten Serang adalah 1.477.945 jiwa pada tahun 2013 (ada kenaikan sekitar 2% dari angka BPS tahun 2012) dan konsumsi beras per kapita Kabupate Serang adalah 100,9 kg/kapita/tahun, maka diperoleh total konsumsi beras pada tahun 2013 adalah 149.125 ton. Dengan jumlah konsumsi ini, maka pada tahun 2013, Kabupaten Serang masih mengalami surplus produksi beras sebesar 86.906 ton. No. Uraian Jumlah 1 Produksi (Ton GKG) 464,181 2 Kebutuhan Benih (ton) 2,381 3 Kehilangan Hasil 18% (ton) 83,553 4 Untuk Pakan Ternak 0,44% (ton) 2,042 Untuk Konsumsi 1-2-3-4 (ton 5 GKG) 376,205 6 Setera Beras 62,74% (ton Beras) 236,031 Konsumsi Beras (100,9 7 kg/kapita/tahun) 149,125 8 Surplus (6-7) ton Beras 86,906 Komoditi Jagung pada tahun 2013 mengalami kenaikan realisasi tanam sebesar 46% atau seluas 1.587 ha. Tampaknya kerjasama pemasaran jagung pipilan kering yang diinisiasi oleh DPRD Kabupaten Serang dengan 7 pabrik pakan di Kabupaten Serang telah mendorong minat petani untuk memproduksi jagung pipilan kering sehingga terjadi kenaikan produksi jagung pipilan kering 40,97% dari sasaran indikatif 2013 atau sebesar 5.283 ton. Jumlah produksi jagung ini masih sangat jauh 17

Ton Pipilan Kering dibandingkan sasaran renstra 2011-2015. Tampaknya ini menjadi bahan evaluasi di masa depan untuk penetapan sasaran renstra komoditi jagung. Angka konsumsi per kapita jagung adalah sekitar 1,10 kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk 1.477.945 jiwa maka jumlah konsumsi jagung adalah 1.626 ton. Bila mengacu kepada angka konsumsi jagung, maka produksi jagung Kabupaten Serang telah surplus sebesar 3.657 ton. Namun jika melihat kepada kebutuhan jagung pipilan kering pabrik pakan di Provinsi Banten (7 antaranya ada di Kabupaten Serang) yang mencapai 120.000 ton per bulan, maka terlihat adanya potensi kehilangan pendapatan petani Kabupaten Serang yang cukup besar. Untuk mendorong peningkatan produksi jagung pipilan kering di Kabupaten Serang, pada tahun 2014, DPKPP telah menganggarkan pengadaan benih jagung hibrida dan traktor roda empat untuk mempercepat kegiatan pengolahan tanah khususnya di lahan tegalan. Sasaran & Realisasi Produksi Jagung Tahun 2013 25,000 22,015 20,000 15,000 10,000 5,000 3,403 3,747 5,283 - Realisasi 2012 Sasaran Indikatif 2013 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Komoditi kedelai tampaknya juga terkena imbas peningkatan intensitas curah hujan. Petani lebih memilih menanam padi ketika air cukup tersedia bahkan hingga ke lokasi-lokasi yang sebelumnya jarang ditanami padi sawah. Pada tahun 2013, produksi kedelai tidak mencapai sasaran bila dibandingkan dengan sasaran indikatifnya. Sasaran indikatif menargetkan luas tanam 809 ha sedangkan realisasinya hanya 510 ha. Dengan rata-rata produktivas sebesar 16,23 ku/ha biji kering, produksi kedelai pada tahun 2013 mencapai angka 795 ton biji kering. 18

Ton Biji Kering Realisasi ini masih dibawah sasaran indikatif 2013 yang sebesar 1.268 ton namun telah melampaui realisasi 2012 dan sasaran renstra. Sasaran & Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2013 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200-668 Realisasi 2012 1,268 Sasaran Indikatif 2013 528 795 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Konsumsi per kapita kedelai per tahun adalah 12,78 kg. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Serang 1.477.945 jiwa maka kebutuhan kedelai untuk konsumsi adalah sebesar 18.888 ton. Tentunya produksi kedelai Kabupaten Serang masih jauh dari kebutuhan konsumsinya. Hal ini sekaligus menjelaskan kenapa hingga kini Indonesia masih import kedelai sebesar rata-rata 1,5 juta ton/tahun. Peningkatan produksi hanya bisa dicapai dengan peningkatan luas tanam dan produktivitas. Pada tahun 2014 Kabupaten Serang menargetkan luas tanam kedelai hingga lebih dari 3.000 ha yang dibantu dengan dana APBN Kementerian Pertanian. Selain peningkatan penyuluhan agar petani mau merubah pola tanamnya Padi-Palawija- Padi, DPKPP juga telah mengalokasikan alat pasca panen kedelai untuk meningkatkan mutu hasil produksi kedelai. Untuk lebih meningkatkan minat petani berbudidaya kedelai, DPKPP juga sudah menjajagi kerjasama pemasaran kedelai dengan Bulog dan KOPPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe). Fenomena penggunaan lahan untuk komoditi padi juga terjadi pada komoditi Kacang Tanah. Bahkan pada beberapa kasus yang ditemui di Kecamatan Sentra kacang tanah, Bojonegara, panen kacang tanah dipercepat karena ingin mengejar jadwal tanam padi sawah. Hal ini pula yang menyebabkan luas tanam kacang tanah berkurang 43% dari sasaran indikatif yang telah ditetapkan atau realisasi tanam 19

Ton Biji Kering 2013 sebesar 3.642 ha. Kenaikan produktivtas kacang tanah dari semula ditargetkan 14,22 ku/ha naik realisasinya menjadi 23,55 ku/ha juga belum mampu menutupi kekurangan produksi dari sasaran yang telah ditetapkan walaupun terjadi kenaikan produksi hampir dua kali lipat dibandingkan dengan produksi tahun 2012 Sasaran & Realisasi Produksi Kacang Tanah Tahun 2013 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000-4,417 8,607 Realisasi 2012 Sasaran Indikatif 2013 9,735 8,148 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Komoditi kacang hijau mengalami penurunan luas tanam, luas panen dan produksi yang cukup tinggi (rata-rata penurunan lebih dari 60%). Prioritas penggunaan lahan sebagai dampak intensitas curah hujan memiliki dampak terhadap penurunan tersebut. Di samping itu pemasaran kacang hijau produksi Kabupaten Serang masih sebatas untuk konsumsi lokal, belum ada keterkaitan dengan industri olahan pangan yang biasanya membutuhkan bahan baku kacang hijau dalam jumlah besar. Kecamatan sentra produksi Kacang Hijau seperti Bojonegara, Kopo dan Petir juga rata-rata mengalami penurunan luas tanam dan luas panennya sekitar 50% dari tahun-tahun sebelumnya. Selain belum berkembangnya industri pengolahan kacang hijau di Kabupaten Serang, hal ini juga mengindikasikan bahwa keahlian utama petani di hampir semua wilayah di Kabupaten Serang adalah budidaya padi. Pola tanam seperti ini akan menyulitkan petani terutama yang mengelola sawah tadah hujan. Pada saat suplai air berkurang, petani tidak melakukan kegiatan produksi padahal lahan tersedia. Tentunya hal ini menjadi bahan evaluasi bagi DKPP untuk terus mendorong praktek-praktek Multicropping termasuk upaya pembentukan pasar 20

Ton biji Kering komoditi palawija sehingga dapat lebih mapan seperti halnya tata niaga pada komoditi padi. Sasaran & Realisasi Produksi Kacang Hijau 2013 700 600 500 400 300 200 100-201 Realisasi 2012 627 Sasaran Indikatif 2013 651 233 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Pada tahun 2013 realisasi komoditi umbi-umbian, ubi kayu dan ubi jalar, juga terkena dampak yang sama. Luas tanam ubi kayu berkurang sebesar 1.872 ha dari target 3.593 ha atau realisasi 2013 sebesar 1.721 ha. Sedangkan luas panen ubi jalar hanya sebesar 815 ha dari target sasaran indikatif seluas 1.367 ha. Hal ini mengakibatkan produksi umbi-umbian Kabupaten Serang juga mengalami penurunan. Walaupun terjadi penurunan disbanding sasaran indikatif 2013 dan sasaran Renstra, produksi ubi kayu tahun 2013 masih lebih tinggi dibandigkan produksi tahun 2012. Untuk komoditi ubi jalar, realisasi 2013 menurun dibandingkan dengan realisasi 2012 dan sasarannya. Walaupun ada kegiatan pengembangan ubi jalar yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian namun hanya untuk luas tanam 50 ha sehingga tidak berpengaruh banyak terhadap luas tanam secara agregat di Kabupaten Serang. Pengaruh utama kegiatan tersebut lebih kepada peningkatan produktivitas dari yang semula ditargetkan 94,65 ku/ha, realisasinya mencapai 133,78 ku/ha. Namun kenaikan produktivitas ini belum mampu mengimbangi penurunan luas tanam dan panen. Angka konsumsi umbi-umbian adalah 36,5 kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk 1.477.945 jiwa maka kebutuhan konsumsi umbi-umbian adalah 53.945 ton per tahun. Produksi umbi-umbian Kabupaten Serang telah mencapai 56.627 ton. Jadi 21

Ton Umbi Basah walaupun tidak tercapai target produksi namun produksi umbi-umbian Kabupaten Serang masih mengalami surplus sebesar 2.682 ton. 60,000 50,000 Sasaran & Realisasi Produksi Umbiumbian Tahun 2013 47,806 50,865 46,272 40,000 30,000 20,000 10,000 31,742 14,939 12,287 12,987 10,355 ubi kayu ubi jalar - Realisasi 2012 Sasaran Indikatif 2013 Sasaran Renstra Realisasi 2013 Praktek budidaya padi sawah masih menjadi prioritas utama petani di Kabupaten Serang, khususnya di lahan tadah hujan dan lahan tegalan. Itu sebabnya ketika curah hujan masih memungkinkan untuk menanam padi maka sebagian besar petani memilih untuk menanam padi dibandingkan dengan komoditi palawija lainnya. Hal ini sebenarnya dapat membatasi petani untuk mengoptimalkan pengelolaan lahannya. Pada saat intensitas hujan seperti pada tahun 2011 dan 2012, maka akan terjadi potensi kehilangan hasil produksi komoditi non-padi. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan: Dalam upaya mempertahankan tingkat produksi padi, pengembangan irigasi di tingkat petani seperti Embung, Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani, Jaringan Irigasi Pedesaan dan lain sebagainya perlu mendapat prioritas. Fenomena di atas mengindikasikan bahwa faktor air menjadi determinan utama dalam produksi padi Terkait dengan infrastruktur irigasi, Dinas PU perlu merevitalisasi dan menambah jaringan irigasi agar suplai air dapat tersedia sesuai dengan jadwal tanam dan re-scheduling perbaikan irigasi yang disesuaikan dengan jadwal tanam di kecamatan 22

Pengadaan traktor roda empat khususnya untuk kawasan jagung dan kedelai dan traktor roda dua di lahan sawah dan pompa air harus menjadi prioritas terkait dengan percepatan pelaksanaan jadwal tanam Untuk lebih memaksimalkan potensi lahan sawah tadah hujan dan tegalan, perlu diperbanyak titik demplot khususnya jagung dan kedelai sebagai upaya diseminasi teknologi budidaya non-padi sehingga petani termotivasi untuk terus mengembangkan pilihan budidayanya Untuk mendukung peningkatan produksi, kegiatan on-farm tidak bisa berdiri sendiri, keterkaitan dengan pasar dan industri menjadi faktor penentu, karena untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan perlu mendapat porsi yang lebih termasuk pengadaan RMU, alat pasca panen jagung dan kedelai serta upaya mediasi petani dengan pihak industri pengolahan hasil Tabel 2.3. Perkembangan Produksi Beras Tahun Padi (GKG) Produksi (Ton) Beras Konsumsi Beras (ton) Surplus/Defisit (Ton) 2007 474.848 294.405 223.192 21.999 2008 400.653 248.404 149.653 52.819 2009 430.300 258.180 159.995 61.326 2010 446.881 263.660 158.129 51.501 2011 425.604 198.998 154.918 44.080 2012 442.139 207.429 190.291 17.138 2013 464.181 236.031 149.125 86.90 Jumlah 248.863 Untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di Kabupaten Serang selama 5 (lima) tahun dari tahun 2007 2012 maka perkembangan produksi beras menunjukan rata-rata surplus sebesar 41.477 ton. Perkembangan Produksi Beras dapat dilihat pada Tabel. 2.3. 23

Tabel 2.4. Produksi Tanaman Sayuran No Komoditas 2009 2010 2011 2012 2013 1. Bawang Merah 5.850 4.311 4.424 5.431 10.031 2. Petsai 81.605 59.089 65.359 63.324 30.623 3. Kc. Panjang 132.350 216.197 242.041 221.042 17.394 4. Cabe Merah 37.442 28.541 27.760 20.753 6.459 5. Cabe Rawit 10.547 14.995 15.148 14.148 5.246 6. Tomat 39.541 15.276 15.376 12.387 4.298 7. Terung 26.316 30.046 30.126 29.426 11.628 8. Ketimun 97.795 195.970 196.232 152.384 29.874 9. Kangkung 90.040 45.945 45.985 42.768 9.701 10. Bayam 80.398 42.632 41.371 38.374 7.495 Produksi sayuran pada periode 2009-2013 umumnya mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahunnya mencapai 16,60%. Komoditas yang produksinya meningkat adalah bawang merah 52,71%, Kacang panjang 19,80, Cabe Rawit 35,83, Tomat 0,27%, Kangkung 38,24% dan Bayam 34,39%.Secara umum luas panen untuk jenis tanaman sayuran yang diusahakan pada tahun 2009 mencapai 5.897 ha. Dalam kurun waktu yang sama, produktivitas untuk jenis tanaman sayuran yang diusahakan rata-rata mencapai 52,16 kw/ha. Angka tersebut relatif menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh perubahan variasi minat petani terhadap jenis tanaman yang diusahakan dari tahun ke tahun. Tabel 2.5. Produksi Tanaman Buah-buahan No Komoditas 2009 2010 2011 2012 2013 1. Alpukat 2.277 1.607 3.503 4.467 24.673 2. Belimbing 6.320 6.417 5.410 5.422 4.782 3. Duku 7.479 16.352 11.685 11.157 9.338 4. Durian 93.209 65.856 62.775 51.722 378.100 5. Jambu Biji 112.035 83,496 33.188 34.529 34.572 6. Mangga 98.159 95.580 92.391 97.015 109.050 24

7. Nangka 41.970 37.198 14.255 13.506 128.871 8. Nanas 3.598 2.957 5.455 5.212 6.170 9. Pepaya 52.589 40.260 35.880 45.995 172.002 10. Pisang 1.040.970 283.023 991.124 980.83 3.582.956 11. Rambutan 54.667 111.235 88.134 98.338 787.380 12. Salak 26.029 48.971 31.427 32.358 9.224 13. Sawo 39.190 36.999 8.396 8.969 26.663 14. Sirsak 13.124 9.993 7.610 7.88 33.077 15. Sukun 5.298 27.557 43.793 45.973 47.713 Produksi kuintal Tabel 2.6. Luas Areal Komoditas Perkebunan No Komoditas 2009 (Ha) 2010 (Ha) 2011 (Ha) 2012 (Ha) 2013 (Ha) 1. Kopi 2.212,80 2.203,00 2.110,0 2.067,0 2.067,0 2. Kelapa 15.478,15 14.311,85 14.304,0 14.131,0 14.202,0 3. Cengkeh 2.120,92 2.091.00 2.048,0 1.947,0 1.997,0 4. Lada 251,00 231,00 224,0 206,0 208,0 5. Kapok 35 33 31,0 29,0 29,0 6. Kakao 1.018,5 1.142,5 1.193,0 1.357,0 1.401,0 7. Panili 60,5 23,50 21,0 22,0 22,0 8. Pala 5.00 2,00 1,00 4,00 4,00 Secara keseluruhan luas areal pertanaman komoditas perkebunan dari tahun ke tahun cenderung menurun kondisi ini disebabkan karena tingginya angka penebangan untuk tanaman kelapa dan kopi serta banyaknya tanaman tua dan rusak khususnya untuk tanaman cengkeh, Panili, dan lada serta adanya mutasi lahan khususnya untuk tanaman jarak yang beralih ke komoditas lain serta terjadi konversi lahan dari lahan perkebunan menjadi perumahan. Luas areal pertanaman yang mengalami peningkatan adalah komoditas kakao, peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya animo untuk mengusahakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta pangsa pasar yang jelas. 25

Tabel 2.7. Produksi Komoditas Perkebunan No Komoditas 2009 (Ton) 2010 (Ton) 2011 (Ton) 2012 (Ton) 2013 (Ton) Pertumbuhan(%) 1. Kopi 1.530,52 1.149,2 1.125 1.214,96 1.214 92,39 2. Kelapa 8.217,38 9.501,91 10.363 9.253 9.638 2,23 3. Cengkeh 315,47 399,56 389,83 413,28 413 9,60 4. Lada 139,24 128,15 140 133,72 133 189,61 5. Kapok 6,17 6,36 5,63 5,26 5,26 (21,10) 6. Kakao 100,20 118,57 136 175,28 175,28 268,89 7. Panili 11,88 3,34 2,93 4,96 4,95 8,96 8. Pala 0,83 0,52 0,26 0,19 0, 91 0,58 Produksi komoditas perkebunan pada periode 2009-2013 umumnya mengalami peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan per tahunnya mencapai 10,36%. Komoditas yang produksinya meningkat sangat nyata selama pelaksanaan RPJMDtahun kedua adalah Kakao, lada 189,61% dan kopi 92,39%. Komoditas lain yang produksinya meningkat adalah kelapa (2,23%), cengkeh (9,60%), panili (8,96%), dan pala (0,58%). Namun demikian masih terdapat komoditas yang produksinya mengalami penurunan, yaitu kapok,dengan laju penurunan per tahun mencapai 21,10%. Penurunan produktivitas tanaman perkebunan akibat tanaman tua, kurang terpelihara, dan serangan OPT. Khusus untuk kakao, upaya yang dilaksanakan adalah peningkatan produksi dan mutu tanaman melalui Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional selama tiga tahun ke depan. Beberapa kendala dalam upaya peningkatan produksi dan mutu tanaman perkebunan antara lain kondisi infrastruktur perkebunan yang belum memadai. Kondisi infrastruktur perkebunan seperti jalan usaha perkebunan saat ini umumnyasudah banyak yang rusak sedangkan pembangunan baru dan pemeliharaaninfrastruktur yang ada belum memadai. Kondisi ini menghambat pekebun dan dalam mengembangkan agribisnis perkebunan. Selain itu belum optimalnya penggunaan dan ketersediaan benih unggul bermutu/bersertifikat serta 26

sarana produksi lainnya, adanya serangan hama penyakit tanaman dan gangguan usaha perkebunan, belum terpenuhinya standar populasi tanaman per hektar, dan didominasinya pertanaman oleh tanaman tua/rusak merupakan masalah lain yang juga menghambat upaya peningkatan produktivitas dan mutu tanaman perkebunan. Tabel 2.8. Produksi Peternakan No Komoditas 2009 2010 2011 2012 2013 Pertum -buhan Produksi Daging (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) 1. Sapi Potong 1.511.615 2.458.556 1.582.488 1.631.850 1.874.334 24,32 2. Kerbau 1.766.305 1.731.873 1.793.760 1.871.494 2.046.156 84,50 4. Kambing 1.121.280 1.140.840 891.168 932.976 1.431.722 3,79 5. Domba 641.043 657.669 730.520 747.135 750.649 7,78 6. Ayam Buras 867.408 844.769 878.791 1.100.917 1.198.776 (7,36) 7. Ayam Ras Pedaging 9.912.660 12.706.086 12.937.450 12.007.198 12.110.252 0,53 8. Ayam Ras Petelur 124.178 98.750 82.002 135.739 (24,92) 9. Itik 2.807.448 2.701.275 3.757.599 2.709.173 3.782.971 429,81 Produksi Telur (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) 1. Ayam Buras 897.954 1.028.103 1.110.351 1.142.928 1.154.330 9,07 2. Ayam Ras Petelur 7.031.887 7.435.881 7.956.392 7.998.170 6.921.000 (5,27) 3. Itik 2.807.448 4.209.172 4.230.630 4.041.864 1.075.201 36,33 Untuk memenuhi kebutuhan pokok hewani di Kabupaten Serang perkembangan populasi ternak besar (ruminansia) dan unggas berkaitan erat dengan penyediaan daging dan telur. Perkembangan populasi ternak besar (ruminansia) selama tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan rata-rata 4,85 %. Peningkatan populasi terjadi pada Kerbau sebesar 0,94 %,Kambing sebesar 2,29 %, dan Domba sebesar 9,60 %. dan Sapi Potong sebesar 6,12 %,. Populasi Ternak Unggas pada tahun 2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,93 % bila dibandingkan dengan tahun 2011. Peningkatan populasi ayam buras sebesar 0,54 %; dan ayam ras pedaging sebesar 1,61 %. dan ayam ras petelur 0,41% Sedangkan itik turun 2,42%. 27

Produksi daging asal ternak ruminansia pada tahun 2012 mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2011 rata-rata sebesar 3,71 %. Kenaikan terjadi pada produksi daging kerbau 4,33%, daging domba sebesar 2,27%, daging sapi menurun 3,12% dan daging kambing 4,69%. Produksi Daging asal ternak Unggas mengalami kenaikan penurunan sebanyak 9,64% bila dibandingkan Produksi tahun 2011. Kenaikan produksi daging asal unggas terjadi pada Ayam Buras 25,28 %, Ayam Ras Petelur sebesar 65,,53 %, sedangkan penurunan dialami pada ayam ras petelur sebesar 18,96% dan itik 39,10%. Pada tahun 2013 penanggulangan Wabah Flu burung terus digalakkan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat baik dari Pihak Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Perangkat kelurahan/desa dan Elemen Swadaya Masyarakat. Kesadaran Masyarakat untuk melakukan vaksinasi unggas peliharaannya dan menjaga kesehatan kandang serta lingkungan masih harus terus ditingkatkan.. Karena ternak unggas terutama itik masih merupakan bibit tidak banyak yang dipotong, sehingga produksi daging asal itik mengalami penurunan. 2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Persoalan mendasar yang dihadapi sektor pertanian pada saat ini dan dimasa yang akan datang adalah meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, Infrastruktur, sarana prasarana lahan dan air yang terbatas, status dan luas kepemilikan lahan yang kecil, Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal, keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani, masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi, belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, rendahnya nilai tukar petani (NTP), belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian. A. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penurunan Produksi Pertanian Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir memiliki kaitan erat dengan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan air laut, peningkatan 28

frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat menyebabkan banjir dan kekeringan. Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, ekplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian. B. Terbatasnya Infrastruktur, Sarana Prasarana, Lahan dan Air Pertanian Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya sangat memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangnya pembangunan jaringan irigasi yang baru serta rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun. C. Status dan Luas Kepemilikan yang Kecil Dari sisi skala penguasaan lahan, jumlah rumah tangga petani gurem yang kepemilikan lahannya kurang dari 0,5 hektar di Kabupaten Serang ada 105.416 (67%) KK dari total 156.416 KK Pertanian. Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum memiliki legalitas yang kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. D. Sistem Perbenihan dan Perbibitan Belum Berjalan Optimal Penggunaan benih/bibit unggul telah diakui menjadi faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi. Peran Benih sebagai sarana utama agribisnis sangat penting. Agar usaha Agribisnis dapat maju dan berkembang, maka system dan usaha perbenihan harus tangguh. Saat ini infrastruktur perbenihan sulit berkembang karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang mau menanamkan investasi dipengusahaan perbenihan/perbibitan. 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD 29

Pelaksanaan Rencana Kerja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan diawali dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dimana terjadinya ketidak sesuaian antara RKPD dengan Renja SKPD yang salah satu faktornya adalah tidak tersedianya anggaran yang mencukupi dan kebutuhan skala prioritas. Secara lengkap Review Rancangan Awal RKPD dapat dilihat pada Tabel berikut ini : 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Usulan Program dan Kegiatan yang direncanakan SKPD didasarkan pada usulan dari bawah dimulai dengan proses Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Desa, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten disesuaikan dengan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD serta Skala prioritas pembangunan. Secara lengkap usulan program dan kegiatan berdasarkan hasil Musrenbang adalah sebagai berikut : 30

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Sebagai bagian integral dari pembangunan departemen pertanian, tentunya Renstra pembangunan pertanian di Kabupaten Serang harus selaras dengan Renstra KementrianPertanian. Dimana Visi yangingin diwujudkan melalui pembangunan pertanian selama 2010-2014adalah ""Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan,nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani" Untuk dapat berkontribusi secara signifikan dalam misi pembangunannasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Renja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan mengacu pada Misi tersebut. 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kinerja tahunan yang mengacu pada RPJMD dan Renstra Dinas. Rencana Kerja SKPD disusun berdasarkan isu-isu strategis dan skala prioritas pembangunan di Kabupaten Serang serta Visi dan Misi Kabupaten Serang. Dimana Visi dan Misi Kabupaten Serang adalah : TERWUJUDNYA MASYARAKAT BERKUALITAS MENUJU KABUPATEN SERANG YANG AGAMIS, ADIL DAN SEJAHTERA Sedangkan Misinya adalah : 31

1. Memantapkan Fungsi dan Peran Agama sebagai Landasan Moral dan Spiritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan Bernegara. 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlaqul Karimah dan Berbudaya. 3. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Dasar di Semua Wilayah. 4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah. 5. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6. Mengembangkan Kawasan Strategis, Cepat Tumbuh, Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil. 7. Meningkatkan Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik serta Didukung Kondisi Sosial, Politik, Keamanan yang Kondusif dan Demokratis. Dari Visi dan Misi tersebut yang terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan adalahmisi ke 4 yaitu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah. 3.3. Program dan Kegiatan Renja Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai keberhasilan pembangunan pertanian sebagai upaya mewujudkan pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, agribisnis dan kelestrarian sumberdaya alam dengan sasaran dan tujuan utamanya kearah peningkatan pendapatan masyarakat yang adil dan sejahtera. Dalam pelaksanaanya di dukung dengan pengalokasian anggaran baik dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN atau sumber dana lainnya yang terkoordinasi secara legal. Dari enam kebijakan publik dan satu kebijakan aparatur telah dijabarkan kedalam delapan program publik dan enam program aparatur. Kemudian dari program tersebut telah disusun kedalam program tahunan SKPD Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan yang dilengkapi dengan indikator kegiatan ditinjau dari kerangka anggaran dan kerangka regulasi yang hanya sesuai dengan rencana 32

kebutuhan dari masing-masing kegiatan disusun dalam pagu indikatif Tahun 2014.Program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakanterdiri dari 13 program dan 40 kegiatan dengan Pagu Anggaran sebesar Rp 24.400.178.215,-terdiri dari : 1. Belanja Tidak Langsung Rp. 7.532.100.000,- 2. Belanja Langsung Rp. 16.917.518.215,- Rincian Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 3.3.1. Rencana Program dan Kegiatan 3.3.1.1. Urusan Pertanian Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan melaksanakan dua urusan pilihan yaitu urusan Pertanian dan Kehutanan. Dari 15 program yang rencana dilaksanakan untuk urusan pertanian ada 13, dan urusan kehutanan ada dua program. 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan : Terdiri dari 5 kegiatan yaitu : 1.1 Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan Berupa KegiatanKajian Pengembangan Lahan Pertanian Berkelanjutandan Analisis Operasional Sub Terminal Agribisnis kawasan Agropolitan. Dengan Anggaran sebesar Rp 396.425.000,- 1.2 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dengan pelatihan Pasca Panen dan kunjungan ke pusat industry alsin di Jawa Tengah dan pengadaan alat mesin pertanian berupa Rice Milling Unit (RMU) 9 unit, Integrated Rice Processing Plant 1 unit dan Traktor Roda 4 sebanyak 1 Unit dengan anggaran Rp 2.625.000.000,- 1.3 Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija merupakan kegiatan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi dan palawija dengan melakukan pendampingan Sekolah Lapang Tanaman Pangan dan penyediaanalat Pasca Panen Kedelai sebanyak 4 unit, 33