HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

HUBUNGAN ANTARA TINGGI PUTIH TELUR DENGAN DAYA DAN KESTABILAN BUIH TELUR ITIK LOKAL PADA KUALITAS YANG SAMA SKRIPSI DEDI MULYADI

KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA UMUR TELUR DAN TARAF PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI ANA RAHMAWATI

I. TINJAUAN PUSTAKA. menguapnya gas karbondiosida dari dalam telur (Gaman dan Sherrington, 1994).

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN PENAMBAHAN TARAF ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI NOVITASARI

Effect on Fermentation Time to Water Content, Rendement, Foaming Capacity and Foaming Stability of Pan Drying Egg Powder ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis tergolong famili Guttiferae, diduga hybrid allotetraploid dari G.

PERUBAHAN SIFAT FUNGSIONAL TELUR AYAM RAS PASCA PASTEURISASI (The Change of Chicken Egg Functional Properties After Pasteurization)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR ITIK DENGAN PENAMBAHAN TARAF ASAM SITRAT YANG BERBEDA

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

BAB II TINJAUAN PUTAKA

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Kualitas Telur Ayam Ras yang Mendapat Pelapisan Bubur Kulit Manggis dan Disimpan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

TEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :

PENGASINAN MEMPENGARUHI KUALITAS TELUR ITIK MOJOSARI ELIYA KUSUMAWATI, MAS DJOKO RUDYANTO, I KETUT SUADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar. Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE YANG DIBUAT DARI TEPUNG PUTIH TELUR AYAM HASIL LAMA DESUGARISASI YANG BERBEDA SKRIPSI HEIDY NELSIANA

JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE BIURET. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 19 November 2013

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.

EVALUATION OF PASTEURIZED CHICKEN EGG ON ALBUMEN FOAM, STABILITY FOAM AND COAGULATION AND VOLUME OF SPONGE CAKE

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

AIRIN AKTE SAVIRA EKONOMI/ AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN BAKMI RAOS MARGONDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA STUDIO MUSIK LJ S GALAXY

BAB I PENDAHULUAN. infertil dapat berasal dari telur yang tidak dibuahi oleh pejantan atau yang biasa

1. RANCANGAN ACAK LENGKAP Termasuk rancangan tanpa pengelompokan Perlakuan diatur dg pengacakan secara lengkap Semua satuan percobaan memiliki peluang

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PENJUALAN PADA PT. DEXA MEDICA PALEMBANG PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Shinta Simon, E. Abustam dan M. I. Said.

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

FORMAT MENAMPILKAN DATA TABEL, GAMBAR & TEHNIK MEMBAHAS

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, maka penulis

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. DUTA VISUAL NUSANTARA TIVI TUJUH

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

Kualitas Telur Asin Bermedia Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Berdasarkan Indeks Putih Telur, Kuning Telur, dan Haugh Unit

PENGARUH HARGA DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE MEREK ASUS DI BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.

PENGARUH UPAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CUSTOMER SERVICE CENTER PIZZA HUT DELIERY INDONESIA CABANG HARAPAN INDAH BEKASI

RESPOW PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAM STADIUM PRA DEWASA oqnopheles aconitus DONITZ.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SPBU BINTARA

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

II. TINJAUAN PUSTAKA. Telur ayam ras merupakan telur yang paling populer dan paling banyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB II METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Daya Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas yang Sama Hubungan antara tinggi putih telur dengan daya buih telur itik lokal pada kualitas yang sama disajikan pada Tabel 3. Kualitas Telur AA A Tabel 3. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Daya Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas yang Sama Model Regresi Persamaan Regresi Y = 9,07x + 339,72 Y = -4,84x 2 + 88,14x 41,07 Y = 49,8x + 110,5 Y = 50,8x 2 429,7x + 1233 B Y = 40,2x + 187,2 Y = -2,8x 2 + 60,1x + 153 Keterangan : * Berbeda nyata Determinasi (R 2 ) 0,032 0,063 0,036* 0,036 0,069* 0,055 Korelasi (r) 0,179 0,251 0,190* 0,190 0,263* 0,235 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa pada tingkatan kualitas AA, hubungan antara tinggi putih telur dengan daya buih tidak berbeda nyata baik linier maupun kuadratik. Hal ini menunjukkan bahwa pada kualitas telur AA, tinggi putih telur tidak berpengaruh terhadap daya buih. Tinggi putih telur kualitas AA yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 5,10-11,30 mm dengan rataan 6,79±1,77 mm. Rataan daya buih yang diperoleh adalah 401,3±83,5% yang berarti pada tingkatan kualitas AA, tinggi putih telur antara 5,10-11,30 mm daya buihnya relatif konstan yaitu sekitar 401,3±83,5%. Hal ini karena telur itik kualitas AA masih memiliki ikatan protein yang kuat sehingga sulit untuk membuka ikatan polipeptida dalam molekul protein pada waktu pengocokan putih telur, sehingga buih yang terbentuk dari putih telur kualitas AA yang mempunyai tinggi dari 5,10-11,30 mm relatif sama. Berdasarkan Tabel 3 maka model regresi antara tinggi putih telur dengan daya buih telur itik lokal kualitas A dan kualitas B yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) yang lebih besar adalah model regresi linier. Tinggi putih telur kualitas A yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 3,66-5,50 mm dengan rataan 4,73±0,41 mm. Rataan daya buih yang diperoleh adalah 346,2±93,9%.

Hubungan antara tinggi putih telur dengan daya buih telur itik lokal kualitas A disajikan pada Gambar 4. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 49,8x + 110,5. Semakin tinggi putih telur itik kualitas A, maka daya buih telur itik akan semakin tinggi (P<0,05). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan tinggi putih telur itik satu milimeter dari 3,66-5,50 mm, maka akan meningkatkan daya buih sebesar 49,8%. 70 Y = 49,8x + 110,5 R 2 = 0,036 60 50 Daya Buih (%) 40 30 20 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 Gambar 4. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Daya Buih Telur Itik Lokal Kualitas A determinasi (R 2 ) sebesar 0,036 menunjukkan bahwa keragaman daya buih yang disebabkan oleh tinggi putih telur itik kualitas A adalah sebesar 3,6%. korelasi (r) sebesar 0,190 (P<0,05) menunjukkan bahwa korelasi antara tinggi putih telur kualitas A dengan daya buihnya sangat lemah. Tinggi putih telur kualitas B yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 2,27-4,65 mm dengan rataan 3,56±0,51 mm. Rataan daya buih yang diperoleh adalah 330,25±71,12%. Hubungan antara tinggi putih telur dengan daya buih telur itik lokal kualitas B disajikan pada Gambar 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 40,2x + 187,2. Semakin tinggi putih telur itik kualitas B, maka daya buih telur itik akan

semakin tinggi (P<0,05). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan tinggi putih telur itik satu milimeter dari 2,27-4,65 mm, maka akan meningkatkan daya buih sebesar 40,2%. 60 50 Y = 40,2x + 187,2 R 2 = 0,069 Daya Buih (%) 40 30 20 0 1 2 3 4 5 Gambar 5. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Daya Buih Telur Itik Lokal Kualitas B determinasi (R 2 ) sebesar 0,069 menunjukkan bahwa keragaman daya buih yang disebabkan oleh tinggi putih telur itik kualitas B adalah sebesar 6,9%. korelasi (r) sebesar 0,263 (P<0,05) menunjukkan bahwa korelasi antara tinggi putih telur kualitas B dengan daya buihnya lemah. Semakin rendah ketinggian putih telur kualitas A dan kualitas B menunjukkan bahwa kualitas telur semakin menurun. Penurunan kualitas telur dapat terjadi akibat penguapan CO 2 dan H 2 O. Penurunan kualitas telur dapat menyebabkan perubahan struktur pada protein putih telur. Perubahan struktur tersebut ditemukan pada jala-jala ovomucin yang berfungsi sebagai pembentuk struktur putih telur seperti yang disampaikan oleh Stadelman dan Cotterill (1995). Perubahan struktur jala-jala ovomucin mengakibatkan air dari protein putih telur akan keluar dan putih telur menjadi encer (Heath, 1977) dan terjadi kompleks ovomucin-lysozime atau

perubahan struktur ovalbumin menjadi s-ovalbumin (Alleoni dan Antunes, 2004). Semakin encer putih telur maka semakin rendah ketinggian putih telur. Semakin rendah ketinggian putih telur, maka daya buih akan semakin rendah. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Kestabilan Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas yang Sama Hubungan antara tinggi putih telur dengan kestabilan buih telur itik lokal pada kualitas yang sama disajikan pada Tabel 4. Kualitas Telur AA A Tabel 4. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Kestabilan Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas yang Sama Model Regresi Persamaan Regresi Y = 0,09x + 93,97 Y = -0,24x 2 + 3,93x + 79,48 Y = 4,73x + 67,89 Y = 2,98x 2-23,4x + 133,73 B Y = 3,30x + 77,9 Y = -1,71x 2 + 15,3x + 57,24 Keterangan : * = Berbeda nyata Determinasi (R 2 ) 0,0 0,028 0,060* 0,055* 0,061* 0,054 Korelasi (r) 0,0 0,17 0,25* 0,24* 0,25* 0,23 Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa pada tingkatan kualitas AA, hubungan antara tinggi putih telur dengan kestabilan buih tidak berbeda nyata baik linier maupun kuadratik. Hal ini menunjukkan bahwa pada kualitas telur AA, tinggi putih telur tidak berpengaruh terhadap kestabilan buih. Tinggi putih telur kualitas AA yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 5,10-11,30 mm dengan rataan 6,79±1,77 mm. Rataan kestabilan buih yang diperoleh adalah 94,59±2,72% yang berarti pada tingkatan kualitas AA, tinggi putih telur antara 5,10-11,30 mm kestabilan buihnya relatif konstan yaitu sekitar 94,59±2,72%. Hal ini karena putih telur itik kualitas AA masih memiliki ikatan protein yang cukup kuat sehingga sulit untuk membuka ikatan polipeptida dalam molekul protein, sehingga kestabilan buih dari putih telur kualitas AA yang mempunyai tinggi 5,10-11,30 mm relatif sama. Berdasarkan Tabel 4 maka model regresi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara tinggi putih telur dengan kestabilan buih telur itik lokal kualitas A dan kualitas B adalah model regresi linier. Hal ini karena model regresi linier

memiliki nilai koefisien korelasi (r) yang lebih besar dari pada model regresi kuadratik. Tinggi putih telur kualitas A yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 3,66-5,50 mm dengan rataan 4,73±0,41 mm. Rataan kestabilan buih yang diperoleh adalah 90,28±7,29%. Hubungan antara tinggi putih telur dengan kestabilan buih telur itik lokal kualitas A disajikan pada Gambar 6. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 4,73x + 67,89. Semakin tinggi putih telur itik kualitas A, maka kestabilan buih telur itik akan semakin tinggi (P<0,05). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan tinggi putih telur itik satu milimeter dari 3,66-5,50 mm, maka akan meningkatkan kestabilan buih sebesar 4,73%. 12 Y = 4,73x + 67,89 R 2 = 0,06 Kestabilan Buih (%) 8 6 4 2 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 Gambar 6. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Kestabilan Buih Telur Itik Lokal Kualitas A determinasi (R 2 ) sebesar 0,060 menunjukkan bahwa keragaman kestabilan buih yang disebabkan oleh tinggi putih telur itik kualitas A adalah sebesar 6,0%. korelasi (r) sebesar 0,25 (P<0,05) menunjukkan bahwa korelasi antara tinggi putih telur kualitas A dengan kestabilan buihnya lemah.

Tinggi putih telur kualitas B yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 2,27-4,65 mm dengan rataan 3,56±0,51 mm. Rataan kestabilan buih yang diperoleh adalah 89,63±6,15%. Hubungan antara tinggi putih telur dengan kestabilan buih telur itik lokal kualitas B disajikan pada Gambar 7. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 3,3x + 77,91. Semakin tinggi putih telur itik kualitas B, maka kestabilan buih telur itik akan semakin tinggi (P<0,05). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan tinggi putih telur itik satu milimeter dari 2,27-4,65 mm, maka akan meningkatkan kestabilan buih sebesar 3,3%. 12 Y = 3,3x + 77,91 R 2 = 0,061 Kestabilan Buih (%) 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 Gambar 7. Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Kestabilan Buih Telur Itik Lokal Kualitas B determinasi (R 2 ) sebesar 0,061 menunjukkan bahwa keragaman kestabilan buih yang disebabkan oleh tinggi putih telur itik kualitas B adalah sebesar 6,1%. korelasi (r) sebesar 0,25 (P<0,05) menunjukkan bahwa korelasi antara tinggi putih telur kualitas B dengan kestabilan buihnya lemah. Tinggi putih telur dipengaruhi oleh kekentalan putih telur. Semakin kental putih telur maka semakin tinggi putih telur. Perbedaan putih telur kental dan putih telur encer terutama pada kandungan ovomucin. Ovomucin merupakan protein yang mempengaruhi kekentalan putih telur dan mampu mencegah buih mencair kembali.

Menurut Stadelman dan Cotterill (1995), ovomucin pada putih telur kental kira-kira empat kali lebih besar daripada diputih telur encer. Kestabilan buih putih telur kental yang mengandung lebih banyak ovomucin lebih tinggi daripada putih telur encer (Kurniawan, 1991). Kestabilan buih terendah diperoleh dari telur itik yang memiliki tirisan buih tertinggi. Penurunan kualitas telur dipengaruhi oleh umur penyimpanan. Semakin lama telur disimpan maka kualitasnya akan turun sehingga kestabilan buihnya rendah. Hal ini dapat terjadi karena menurut Heath (1977), selama penyimpanan terjadi penguapan H 2 O dan CO 2 yang menyebabkan serabut protein yang membentuk jala di dalam putih telur yaitu ovomucin akan berubah strukturnya dan pecah sehingga air dari protein putih telur akan keluar dan putih telur menjadi encer. Semakin encer putih telur mengakibatkan protein putih telur tidak mampu mengikat udara. Hal ini menunjukkan semakin rendahnya kestabilan buih.