Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

KONSOLIDASI PERBANKAN

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Press Conference. Laporan Keuangan unadited Juni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SDM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING BPR

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

Jasa Keuangan ini. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE

Mempertahankan Soliditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

ANALISIS KINERJA BANK

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (

Menegakkan Ketentuan Perbankan Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas untuk mengelola uang dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

KEYNOTE SPEECH Diskusi dan Peluncuran Buku Inovasi 17 Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu lembaga yang meningkatkan perkembangan ekonomi negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia. mencapai 304,492 milyar rupiah atau meningkat sebesar 13,02 persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Transkripsi:

Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

OUTLINE Perkembangan BPR Penguatan Permodalan BPR Peningkatan Kualitas Tata Kelola BPR Peningkatan Daya Saing BPR 2

I. Perkembangan BPR 3 Kelembagaan 2012 2013 Δ ytd Δ yoy Agust Des Jan Agust Σ % Σ % Jenis Kantor 4,337 4,425 4,448 4,611 186 4.20 274 6.32 - KP 1,669 1,653 1,653 1,641-12 (0.73) -28 (1.68) - KC 1,286 1,329 1,339 1,401 72 5.42 115 8.94 - KK 1,382 1,443 1,456 1,569 126 8.73 187 13.53 Badan Hukum 1,669 1,653 1,653 1,641-12 (0.73) -28 (1.68) - PT 1,391 1,391 1,391 1,380-11 (0.79) -11 (0.79) - PD 245 229 229 228-1 (0.44) -17 (6.94) - Kop 33 33 33 33 0-0 - Lokasi 1,669 1,653 1,653 1,641-12 (0.73) -28 (1.68) - Jawa Bali 1,202 1,184 1,183 1,167-17 (1.44) -35 (2.91) - Non Jawa Bali 467 469 470 474 5 1.07 7 1.50 Kinerja BPR terus membaik terlihat dari peningkatan aset sebesar 19,55% (yoy), kredit sebesar 20,20% (yoy) dan DPK sebesar 14,04% (yoy). Persaingan yang ketat dengan bank umum dan lembaga keuangan lainnya berdampak pada penurunan jumlah rekening debitur yang cukup signifikan sebesar 13,74% (yoy), sedangkan rekening DPK mampu bertumbuh sebesar 6,62% (yoy). KELEMBAGAAN BPR Jml Jumlah BPR (KP) mengalami pengurangan (yoy) yang disebabkan oleh terjadinya merger/konsolidasi dan likuidasi BPR. Mayoritas BPR (71,12%) berlokasi di Pulau Jawa dan Bali, meskipun dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan konsentrasi ke luar wilayah Jawa dan Bali. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh tren pendirian BPR baru di luar Jawa dan Bali, dan merger dan akuisisi BPR (terutama milik Pemda) di wilayah Jawa. 2012 2013 Δ Agust Des Juli Agust mtm yoy Aset 61,783 67,397 72,091 73,858 2.45 19.55 Kredit 47,947 49,818 57,462 57,634 0.30 20.20 S Rek Kredit 3,750,508 3,211,731 3,307,191 3,235,178 (2.18) (13.74) DPK 41,436 44,870 46,201 47,255 2.28 14.04 S Rek DPK 9,200,265 9,370,234 9,644,051 9,809,389 1.71 6.62 *) Nominal miliar Rp

I. Perkembangan BPR (lanjutan) 4 RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN BPR Rasio (%) 2012 2013 Δ Agust Des Juli Agust mtm ytd yoy CAR 27.47 27.55 26.79 27.11 1.19-0.44-0.36 LDR 83.63 78.63 85.44 84.37-1.25 5.74 0.74 CR 16.03 20.04 13.84 15.08 8.96-4.96-0.95 KAP 3.79 3.25 3.52 3.64 3.41 0.39-0.15 ROA 3.74 3.46 3.70 3.57-3.51 0.11-0.17 ROE 33.34 32.63 34.15 33.56-1.73 0.93 0.22 BOPO 77.91 77.77 77.37 77.50 0.17-0.27-0.41 NPL Gross 5.44 4.75 4.97 5.22 5.03 0.47-0.22 NPL Net 3.85 3.25 3.45 3.63 5.22 0.38-0.22 Rasio kualitas kredit, profitabilitas, fungsi Intermediasi, efisiensi, dan kualitas aset seperti; ROE, BOPO, LDR, NPL, dan KAP BPR cenderung membaik. Sementara permodalan (CAR) dan likuiditas (CR) sedikit menurun namun masih tergolong baik, yaitu masing-masing sebesar 27,11% dan 15,08%. PENYEHATAN BPR Predikat 2012 2013 Δ Agust Des Agust ytd yoy S 81.13 83.62 82.31 (1.30) (2.49) CS 10.70 9.16 9.48 0.32 1.53 KS 5.89 4.98 5.51 0.54 0.91 TS 2.28 2.25 2.69 0.44 0.04 Jumlah 100 100 100 Tingkat Kesehatan BPR terus membaik, terutama BPR Sehat yang meningkat jumlahnya (82,31%). Sebagai bagian dari proses penyehatan industri BPR, pada tahun 2013 terdapat 5 BPR yang dicabut izin usaha: 4 BPR akibat fraud dan 1 BPR karena self liquidation.

II. Penguatan Permodalan BPR 5 Pertimbangan Penguatan Permodalan BPR 1. Kebutuhan modal yang cukup bagi BPR untuk mendukung: a. peningkatan kontribusi dan daya saing, b. pemenuhan dan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM BPR, c. penerapan tata kelola yang baik d. implementasi sistem teknologi informasi yang memadai untuk mendukung operasional BPR dan pelayanan kepada nasabah. 2. Pemilik cenderung membagi laba dalam bentuk dividen dibandingkan menahan laba atau menyetorkan dividen dalam bentuk modal disetor untuk penguatan modal BPR 3. Penambahan modal disetor biasanya dilakukan sebatas memenuhi ketentuan BI dan menjaga pemenuhan CAR pada rasio yang memadai, walaupun BPR memerlukan fresh money dalam rangka ekspansi kredit, belanja investasi TI dan perangkat pendukung lainnya, serta meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan SDM BPR. 4. Belum terdapat ketentuan yang mensyaratkan pemenuhan modal inti pada jumlah tertentu, sebagaimana persyaratan yang ditetapkan bagi bank umum untuk senantiasa menjaga modal inti pada level Rp 100 miliar. Modal TI SDM G C G e. Permasalahan yang dihadapi oleh BPR dengan modal kecil : a. Fungsi intermediasi yang kurang optimal dan operasional yang tidak efisien yang berpengaruh terhadap kebijakan penetapan bunga kredit yang kurang kompetitif; b. Kendala pemenuhan jumlah minimal pengurus sesuai ketentuan; dan c. Keterbatasan infrastruktur jaringan kantor dan TI.

II. Penguatan Permodalan BPR 6 Aspek yang Mempengaruhi Permodalan BPR Komitmen Pemilik BPR Modal Disetor BPR Manajemen dan Kebijakan SDM Pemilihan Lokasi dan Wilayah Operasional Strategi Bisnis

II. Penguatan Permodalan BPR 7 Tahapan Penerapan Kebijakan Permodalan BPR Penyempurnaan Ketentuan Permodalan BPR Tahap I Tahap II Tahap III Modal disetor minimum untuk pendirian BPR Modal inti minimum bagi BPR eksisting Pengaturan kegiatan usaha yang dikaitkan dengan modal inti Pencapaian skala ekonomi BPR

III. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Organisasi BPR 8 MANAJEMEN a. Memiliki integritas, profesional dan dapat dipercaya oleh pemilik BPR dan masyarakat/nasabah b. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap potensi usaha di wilayah yang menjadi target pasar BPR. Struktur Organisasi Minimal BPR KEBIJAKAN SDM a. Mengutamakan SDM dari daerah setempat dengan harapan lebih memahami akan kebiasaan, budaya karakteristik masyarakat, serta potensi wilayah. b. Memiliki struktur organisasi dan jumlah SDM yang memadai untuk menunjang kinerja BPR c. Memiliki kebijakan remunerasi dan pengembangan SDM yang memadai. d. Membuka komunikasi dua arah antara manajemen dengan karyawan untuk membangun kebersamaan (loyalitas)

III. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Organisasi BPR 9

IV. Peningkatan Daya Saing BPR BPR 10 Upaya Bank Indonesia dalam Mendorong Daya Saing BPR Melalui Inovasi Pelayanan 1. Sistem Transfer Kliring Elektronik melalui Apex BPR 2. Keikutsertaan BPR dalam Jaringan Bersama ATM Pengembangan Core Banking System

IV. Peningkatan Daya Saing BPR BPR 11 Peningkatan Akses BPR kepada Sistem Pembayaran melalui Apex BPR Optimalisasi Peran dan Fungsi APEX BPR Pengembangan Sistem Transfer Kredit APEX BPR

IV. Peningkatan Daya Saing BPR BPR 12 Keikutsertaan BPR dalam jaringan Bersama ATM 1. Menyelenggarakan sendiri tanpa bekerjasama dengan pihak lain: a. Jaringan ATM maksimal hanya dalam satu wilayah provinsi b. Tidak dimungkinkan bergabung dalam jaringan bersama ATM 2. Bekerjasama dengan bank umum: a. Jaringan ATM lintas provinsi b. Dimungkinkan bergabung dalam jaringan bersama ATM, dengan batasan BPR bukan sebagai anggota langsung.

V. Kesimpulan 13 Penguatan permodalan BPR merupakan keharusan dalam upaya memodernisasi, memperkuat dan meningkatkan daya saing BPR. Aspek Governance BPR yang baik dengan menerapkan pengelolaan yang profesional (dengan mengedepankan kompetensi, integritas dan independensi) merupakan sarana mewujudkan industri BPR yang sehat dan terpercaya. Sebelum melangkah ke tahapan pengembangan delivery channel, BPR harus membangun core banking system yang baik.

Departemen Kredit, BPR dan UMKM