Peran Jasa Bagi Sektor Energi

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya

YES - TRAINING PERTAMBANGAN MINING EXPLORATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

n.a n.a

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hal yang sama, persaingan-persaingan antar perusahaan sudah beralih

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terhadap Perekonomian Provinsi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam wilayah hukum. pertambangan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010

- PROGRAM PUBLIC TRAINING (MINING)

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

Dilema Ancaman PHK dan UU Minerba. Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 08 Januari :27 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 08 Januari :29

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MONTH DURA AWARENESS BASIC / FOUNDATION SKILL ADVANCE TION JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DEC

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan

I. PENDAHULUAN. suatu masyarakat adil dan makmur yang materiil dan spirituil berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

SE - 48/PJ/2011 TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS SELAIN PERTAMBANGAN ENERGI PA

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

UPAYA MENINGKATKAN MANFAAT INDUSTRI EKSTRAKTIF BAGI DAERAH DAN MASYARAKAT RISWAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan

HASIL DISKUSI KELOMPOK II

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA TINDAK PIDANA DI BIDANG PERTAMBANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. stabil. Situasi tersebut berdampak pula pada industri pertambangan. Sektor

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab I dibahas latar belakang penulisan tesis ini hingga rencana bisnis

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

V. PERAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA PADA PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

V E R S I P U B L I K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 penawaran harga pada pelelangan tahap II, dimana belum secara tegas terdapat korelasi antara harga uap atau tenaga listrik yang ditawarkan dengan as

LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA PT UNITED TRACTORS Tbk TRIWULAN PERTAMA 2015

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam negara kita. Hal ini dapat terlihat dalam. Gambar 1.1 Grafik Penerimaan Indonesia

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 344/KMK.06/2001 TANGGAL 30 MEI 2001 TENTANG PENYALURAN DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

EVALUASI EKONOMI MINERAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK DAN DUKUNGAN FISKAL UNTUK R&D DI BEBERAPA NEGARA: INDIA

EITI Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan Yang Transparan dan Akuntabel

ABSTRAK ANALISIS KONTRIBUSI LABA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII TERHADAP PENERIMAAN NEGARA. Oleh YOLANDA AGUSTINA GINTING

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

PENGELOLAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 344 / KMK.06 / 2001 TENTANG PENYALURAN DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

TEXTILENews. Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara. Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

Oleh : Subdit Analisis Hukum, Ditama Binbangkum

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Peran Jasa Bagi Sektor Energi Bambang Setiawan Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO) ISD Dialoque Series III Kamis, 7 Mei 2015 Mitra Building, Lt 2, Gatot Subroto, Kav 21, Jakarta Selatan

Sektor Pertambangan- Slow Down Semua komoditi tambang sedang melemah di pasar dunia. Batubara melemah 48,2% sejak harga tertinggi Februari 2011. Banyak perusahaan tambang khususnya batubara yang menghentikan sementara tambangnya terutama produsen batu bara kalori rendah, atau mengurangi produksi Resiko kredit sektor pertambangan meningkat drastis, dimana kualitas kredit dari lancar, menjadi kurang lancar, bahkan macet Efisiensi untuk menekan biaya produksi. Hal ini berdampak pada pengurangan laba kontraktor tambang, demi terus bergulirnya aktivitas produksi. Perusahaan tambang batubara skala besar, berkalori tinggi, masih membukukan kinerja positif walaupun labanya masih lebih kecil dibanding tahun lalu. Komoditi tambang mineral seperti bauksit dan nikel juga banyak yang menghentikan produksinya menunggu smelter -nya selesai dibangun Rencana penerapan bea keluar dan kenaikan royalti sebesar 7% utk kalori rendah, 9 % kalori menengah dan 13,5% utk kalori tinggi akan semakin memberatkan bagi usaha pertambangan batubara.

KEGIATAN HULU KEGIATAN HILIR PENYELIDIKAN UMUM EKSPLORASI STUDY KELAYAKAN KONSTRUKSI EKSPLOITASI PENGOLAHAN PEMURNIAN PENGANGKUTAN PENIMBUNAN PENJUALAN PENAMBANGAN Mapping Sub surface Surveying Geological Exploration Infrastructure basecamp facilities Seismic Data Drilling & Sampling Core Analyst other Lab. Test Exploration Management Consultant Exploration Road/Bridge Construction Installation work. On land site preparation Camp, workshop Coal / Mine Coal Washing / Fine Coal Development Land Clearing Tunneling Blasting Overburden Removal Coal Excavation Blending Utilization Transportation Bulk Storage & Distribution of of Coal / Mineral Coal / Mineral Whole Sale Trades of Coal

Statistik Usaha Jasa * Awal Triwulan III Thn 2014

Sektor Usaha Jasa Pertambangan Ditengah dinamika perekonomian global, justru sektor jasa pertambangan disamping sektor pertambangan, pertanian & perkebunan merupakan salahsatu andalan ketahanan nasional Industri pertambangan incl. jasa pertambangan merupakan bidang usaha yang kompleks dan rumit, padat modal, teknologi tinggi, resiko tinggi dan hasilnya tidak cepat (quick yielding) Sektor jasa pertambangan ikut berperanan sbg. penyedia pasokan energi dan menjamin ketahanan energi (+ kontribusi 75% terhadap kegiatan pertambangan, + 85 sd.90 % pemasok produksi batubara) Investasi modal kerja di bidang inipun sangat besar, terutama peralatan berat (+ 65% ada di sektor jasa pertambangan dan merupakan bagian investasi terbesar) Sektor jasa pertambangan sendiri merupakan proses bisnis dari hulu ke hilir dan mencakup skala usaha kecil sampai besar (+ 2.070 perusahaan dengan tenaga kerja + 488.299 orang) Sektor jasa merupakan sektor terbesar di Indonesia yang memberi kontribusi 47% GDP dan 40% penyerapan tenaga kerja (World Bank & CSIS, 2010)

Dampak Turunnya Harga Batubara Terhadap Kontraktor Pertambangan Coal Price Turun Margin IUP Turun IUP melakukan adjustment S/R dan request discount rate kepada Jasa Kontraktor OTHER PRESSURE KE IUP Fuel Price, Explosive -> NAIK PRESSURE KE KONTRAKTOR Equipment, spare part, UMR -> NAIK Kontraktor Penurunan Produksi Standby Equipment Revenue Turun PHK Employee Discount Rate Apakah proyek masih Feasible bagi kontraktor? STOP OPERASI PENUNDAAN PROYEK

Dampak kenaikan Royalti dan Penerapan Bea keluar pada IUP Royalty meningkat Bea Export Batubara Biaya Penambangan akan Meningkat Pemegang IUP akan menyesuaikan margin akibat tekanan biaya Penurunan S/R DAMPAK KE JASA KONTRAKTOR Penerimaan Negara Lewat Pajak Turun - PPN - PPH Badan - PPH Ps. 23 - Revenue turun - Overhead meningkat - PHK - Cost efficiency Kapasitas alat idle /standby Target produksi turun Penghentian Investasi Alat Baru Pengurangan Supplier (nasional dan lokal) Stop rekruitmen karyawan baru Pengurangan / STOP program CSR Pengurangan serapan lokal konten Pengurangan Subkontraktor (nasional dan lokal) PENURUNAN PPN Penjualan PENURUNAN PPN dari Supplier/Subkontraktor Pengangguran meningkat Roda ekonomi daerah melambat Fasilitas dari program CSR terhambat (sekolah dll)

BEA KELUAR PROFIT MARGIN (%) (PM) 50 40 BEA KELUAR YANG DAPAT MENJAMIN: PENERIMAAN NEGARA IKLIM INVESTASI CS PERS PM PEM BK CS=cost str PM= profit margin PERS= Perusahaan PEM=Peme rintah BK=Bea Keluar 30 20 AGREED PROFIT MARGIN (APM) 25% 10 PM > APM PM < APM 1 2 3 4 5 SUPER NORMAL PROFIT TAX NO ADDITIONAL TAX WAKTU (TAHUN) 8

KESIMPULAN Kontribusi ekonomi usaha jasa pertambangan, terutama dari sisi penerimaan negara dan daerah, belum terinventarisir dan terekspos secara optimal Perkembangan sektor usaha jasa pertambangan memberi peluang kepada perusahaan lokal/nasional bagi pertumbuhan ekonomi yang akan meningkatkan daya saing bangsa Sektor usaha jasa pertambangan ikut berkontribusi dalam pendapatan nasional & memberi multiplier effect yang signifikan Diperlukan dukungan pemerintah dalam pengaturan regulasi yang memberi kepastian hukum, peraturan pajak yang adil, penciptaan iklim bisnis yang kondusif dan kebijakan di daerah terutama Perda yang business friendly Dengan kenaikan royalti dan bea keluar pada industri pertambangan akan berakibat langsung pada kelangsungan hidup sektor usaha jasa pertambangan terutama pada skala kecil dan menengah yang menjadi tulangpunggung perekonomian bangsa

Sekian & Terima Kasih