BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB IV P E N U T U P

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

BAB VI P E N U T U P

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

Manggal Karya Bakti Husuda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam menyejahterakan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

BAB II. 2.1 MDG s Dan SDG s. A. MDG s

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada


RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium pada bulan September tahun 2000 yang lalu menetapkan 8 kelompok tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015 yaitu: (1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu,(6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, (8) Mengembangkan kemitraan global. Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan UNICEF telah menyusun dan melaksanakan program yang terkait dengan MDGs tersebut. Salah satunya adalah Penguatan data Sektoral MDGs 2007 yang dilaksanakan pada 2 (dua) Provinsi yakni Sulawesi Selatan sebanyak tiga Kabupaten yakni Bantaeng, Takalar dan Bone. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Barat yakni Polewali Mandar,dan Mamuju. Kegiatan laporan penguatan Data Sektoral MDGs ini masih dalam uji coba dan diharapkan hasilnya akan direplikasi oleh kabupaten/kota di kedua provinsi dan pada akhirnya juga akan diterapkan di seluruh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Penguatan Data Sektoral ini merupakan bagian dari Program Monitoring MDGs yang baru dilaksanakan di Kab. Polewali Mandar untuk periode kerjasama Pemerintah Kab. Polewali Mandar dengan United Nation Children Fund (UNICEF) 2006-2010, yang bertujuan membantu pemerintah untuk mewujudkan tujuan dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di daerah yang sangat diharapkan agar setiap daerah mampu membangun sistem pendataan guna memenuhi kebutuhan data dan informasi pembangunannya. - 1 -

Sejak Tahun 2007 sampai Tahun 2010 salah satu kegiatan untuk mendukung Monitoring MDGs Pemerintah Kab. Polewali Mandar telah melakukan Penguatan Data Sektoral melalui Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis di SKPD Kab. Polewali Mandar terkait MDGs Yakni : Bappeda selaku Koordinator Kegiatan, Badan Pusat Statistik (BPS) selaku Koordinator Teknis, Dinas Kesehatan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP3KB), Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kantor Lingkungan Hidup. Penguatan Data Sektoral menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya untuk mengetahui perkembangan percapaian indicator MDGs khususnya yang dikumpulkan melalui sektoral kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman yang baku mengenai pengumpulan dan penghitungan indikator MDGs berdasarkan data sektoral pada tingkat kabupaten dan kecamatan bagi aparat di daerah, dengan meningkatkan pemahaman yang baku diharapkan di kabupaten menyadari pentingnya peran sektor sehingga dapat menyambungkan datanya masing-masing untuk memantau pencapai target MDGs, yang ditargetkan dicapai pada tahun 2015. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Laporan Analisis Data Sektoral MDGs 2008-2010 ini adalah untuk: a. Mendapatkan gambaran sejauhmana pencapaian dari 8 Tujuan Pembangunan Milenium, 11 target dan 54 indikator yang telah disepakati di Kab. Polewali Mandar. b. Mengetahui kendala dan hambatan dari data yang telah diperoleh di masingmasing SKPD yang terkait dengan indikator-indikator yang yang telah disepakati dalam MDGs. c. Mengetahui pencapaian data sektoral MDGs dari 2008 2010. - 2 -

1.3 Sumber Data Sumber data analisis ini berasal dari hasil penguatan data sektoral MDGs 2008-2010 sebagai koordinator kegiatan Bappeda dan BPS sebagai penanggung jawab teknis bersama Tim Kelangsungan Hidup Perkembangan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) / MDGs Kab. Polewali Mandar. Data yang akan diolah menjadi data indikator MDGs adalah data Sektoral oleh karena itu sumber data yang dibutuhkan adalah pendataan sektor yang menyangkut MDGs. Sumber data ini masih banyak tidak berada di satu Unit dalam SKPD terkait MDGs, melainkan tersebar di beberapa unit lain. Sumber data yang lainnya juga diperoleh: SKPD di luar SKPD terkait MDGs Misalnya; Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perhubungan, Kantor Cabang Dinas/ UPT. Ditempat lain seperti petugas Kecamatan, Pengawas, lembaga Sosial/Organisasi Kemasyarakatan yang ada di daerah, Dokter Praktek Swasta, Bidan Praktek Swasta, Rumah Sakit/Klinik Swasta. Penguatan data sektoral MDGs ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari sampai pada pertengahan bulan Mei 2011. - 3 -

BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KAB. POLEWALI MANDAR TAHUN 2009-2010 2.1 Gambaran Umum Kab. Polewali Mandar Kab. Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022,30 km 2 yang meliputi 16 kecamatan. Pemerintahan Kab. Polewali Mandar menaungi 16 kecamatan dengan 167 desa/kelurahan. Diantara 16 kecamatan di Kab. Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tutar yaitu 72 km dan ibukota kecamatan yang terdekat dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Anreapi yang berjarak 5 km dari Polewali. Berdasarkan BPS pada Tahun 2009 penduduk usia kerja di Kab. Polewali Mandar yang aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut dengan angkatan kerja sebanyak 63,68%. Dari seluruh angkatan kerja tersebut tercatat 8.05% dalam status pencari kerja. Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kab. Polewali Mandar bekerja di sektor pertanian yakni 105.488 orang (61,10% dari jumlah penduduk yang bekerja) setelah sektor pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar 16.085 (12,14%) dan 13.132 (9,34%). Penduduk Usia Kerja (PUK) di definisikan sebagai penduduk yang berusia 10 Tahun keatas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah mencanangkan program Wajib Belajar 9 Tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kab. Polewali Mandar yang berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan. - 4 -

Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 ada 32 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi, 10 orang dokter ahli dan 110 orang bidan. Selama Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar tercatat 36.376 peserta Keluarga Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini meningkat dari Tahun sebelumnya sebesar 31.024 akseptor. Peningkatan jumlah akseptor terjadi pada peserta KB laki-laki, dari 3,42% pada Tahun 2009 menjadi 5,45% Tahun 2010. Sedangkan peserta KB perempuan terjadi penurunan dari 96,58% tahun 2009 menjadi 94,28% pada Tahun 2010. Pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar terdapat 3 rumah sakit, yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum dan 1 Rumah Sakit ABRI dan 1 Rumah Sakit Swasta. Sedangkan jumlah puskesmas pada Tahun 2010 adalah 20 unit, poskes 17, pustu 59. 2.2 Kependudukan Penduduk merupakan salah satu unsur penting yang ikut berperan dalam proses pembangunan. Unsur penduduk tidak dapat diabaikan karena penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan. Dengan demikian pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 sebesar 373.263 jiwa yang tersebar di 16 Kecamatan dengan perkiraan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,5%, terdiri dari 181.660 jiwa laki-laki dan 191.603 jiwa perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 yang diambil dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) sebesar 396.120 jiwa (angka Sementara) yang terdiri dari - 5 -

193.108 jiwa laki-laki dan 203.012 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin relatif tetap baik pada Tahun 2009 maupun 2010 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Ditinjau dari persebaran tempat tinggalnya, sebesar 106.688 jiwa (26,9%) tinggal di perkotaan dan 289.432 jiwa (73,1%) jiwa tinggal di perdesaan. Sementara itu, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar sebesar 196 jiwa/km. Jumlah rumah tangga di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 sebesar 80.162 rumah tangga dan pada Tahun 2010 melalui Sensus Penduduk meningkat menjadi sebesar 87.948 rumah tangga. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga baik pada Tahun 2009 maupun 2010 diperkirakan sama yaitu sebesar 4 sampai 5 jiwa per rumah tangga. Tabel. 2.2 Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009-2010 Keadaan 2009 2010 Jumlah Penduduk Total 373.263 396.120 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Laki-laki 181.660 193.108 b. Perempuan 191.603 203.012 Rasio Jenis Kelamin 95 95 Jumlah Rumah Tangga 80 162 87.948 Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga 5 4 s/d 5 Pertumbuhan Penduduk (%) 0,5 0,5 Kepadatan Penduduk/km² 185 196 Sumber: Badan Pusat Statistik Sejalan dengan adanya pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar meningkat dari 185 jiwa/km pada Tahun 2009 menjadi 196 jiwa/km pada Tahun 2010. - 6 -

Grafik. 2.2 Piramida Penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010 Struktur penduduk Kab. Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak dari pada penduduk umur tua. Hal ini dapat dilihat dari bentuk Piramida Penduduk diatas Grafik 2.2. 2.3 Pendidikan Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada Tahun 2015 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini menggunakan beberapa indikator. Data yang digunakan untuk memenuhi perhitungan beberapa indikator tersebut diambil dari Laporan Individu Sekolah Tahun 2009 dan 2010 yang dirangkum di Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kabupaten. Rangkuman Laporan individu sekolah ini disebut RC/RK-TK/RA, RC/RK-SD/MI, RC/RK-SMP/MTs dan RC/RK-SM. Untuk data penduduk digunakan data dari BPS. 2.3.1 Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah (4-6 Tahun) Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di - 7 -

taman kanak-kanak (TK)/Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain, taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya. Angka partisipasi murni prasekolah adalah perbandingan antara jumlah siswa prasekolah (TK, RA, BA) usia 4-6 Tahun dengan jumlah penduduk usia 4-6 Tahun dan dinyatakan dalam persentase. Tabel. 2.3.1 APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-20109 Uraian Data Tahun Tahun Tahun 2008 2009 2010 Jumlah Siswa Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun 6.070 5.909 5.844 Jumlah Penduduk Usia 4-6 Tahun 25.487 26.757 28.417 APM (Persen) 23.82 22.08 20.57 Grafik. 2.3.1 APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 2008 sampai 2010, Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah di Kab. Polewali Mandar masih sangat rendah walaupun terdapat kenaikan dari 22.08% tahun 2009 menjadi 20.57% di tahun 2010. Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah. 2.3.2 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar adalah perbandingan antara siswa SD, usia 7-12 Tahun termasuk MI setara SD dan Ula dengan jumlah penduduk usia 7 12 Tahun dinyatakan dalam persentase. - 8 -

Tabel. 2.3.2 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa SD/MI Sederajat 26.967 25.405 52.372 26.514 25.009 51.523 26.937 25.282 52.219 Usia 7-12 Th Penduduk Usia 7-12 Th 27.680 25.334 53.014 28.326 26.118 54.444 27.611 25.995 53.606 APM (Persen) 97.42 100.28 98.79 93.60 95.75 94.63 97.56 97.26 97.41 Grafik. 2.3.2 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Persentase partisipasi Sekolah Dasar usia 7-12 tahun di Kab. Polewali Mandar adalah 94.63% tahun 2009 dan 97.41% di tahun 2010. Berdasarkan tabel di atas, APM SD 7-12 tahun sudah melampaui target nasional sebesar 95%, ini menunjukkan bahwa penduduk usia 7-12 tahun hampir semuanya seudah bersekolah di jenjang Sekolah Dasar. 2.3.3 Angka Partisipasi Murni di Sekolah Lanjutan Pertama Nilai APM SMP yang tinggi menunjukkan partisipasi siswa SMP dan sederajat terhadap pendidikan usia resmi SMP. Nilai maksimum APM SMP adalah 100%. Pencapaian APM SMP Tahun 2010 sebesar 56.54%, hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekitar 43.44% anak usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah di tingkat SMP dan sederajat. - 9 -

Tabel. 2.3.3 APM SMP Usia 13-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Siswa SMP/MTs Sederajat Usia 13-15 Th 7.779 8.031 15.810 6.764 7.325 14.089 6.887 7.373 14.260 Penduduk Usia 13-15 Th 12.607 12.078 24.685 12.504 11.942 24.446 12.797 12.424 25.221 APM (Persentase) 61.704 66.493 64.047 54.095 61.338 57.633 53.817 59.345 56.540 Grafik. 2.3.3 APM SMP Usia 13-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa APM SMP Usia 13-15 Tahun 2008 sebesar 64.047% dan 57.633% pada tahun 2009. Sampai akhir tahun 2010 masih terdapat 43.44% anak usia 13-15 Tahun yang tidak bersekolah di jenjang SMP sederajat, hal ini antara lain disebabkan adanya anak lulus SD/MI sederajat tetapi tidak melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs sederajat. 2.3.4 Angka Partisipasi Murni Anak Cacat Angka partisipasi murni anak tuna adalah perbandingan antara jumlah siswa SLB usia 7-15 Tahun dengan jumlah penduduk tuna usia 7-15 Tahun, dinyatakan dalam persentase. Indikator ini untuk memantau partisipasi anak cacat atau yang memiliki kebutuhan khusus dan sedang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Data sektor Tahun 2007 dan 2008 hanya dapat mengumpulkan jumlah siswa di Jenjang SLB sebagai berikut : - 10 -

Tabel. 2.3.4 Jumlah Anak Cacat usia 7-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Uraian Data Siswa Anak Cacat Usia 7-15 Th yang bersekolah di SLB Tahun 2007 Tahun 2008 L P Total L P Total 8 6 14 41 25 66 2.3.5 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Mencapai Kelas V Proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V adalah proporsi murid pada cohort murid kelas I sekolah dasar yang memasuki jenjang sekolah dasar pada Tahun ajaran tertentu dan berhasil mencapai kelas V dan dinyatakan dalam Persentase, digunakan untuk mengetahui berapa lama sistem pendidikan dapat mempertahankan siswa di sekolah baik dengan atau tanpa mengulang dan putus sekolah. Juga digunakan untuk mengukur hasil mengulang dan putus sekolah pada efisiensi internal. Untuk melihat gambaran persentase murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral Tahun 2009-2010 dapat dilihat sebagai berikut : Uraian Data Tabel. 2.3.5 Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Siswa Kelas V SD/MI Sederajat 4.468 4.499 8.967 4.642 4.695 9.337 4.535 4.438 8.973 Siswa Kelas 1 SD/MI Sederajat (Th 4) 4.852 4.528 9.380 5.952 5.453 11.405 4.811 4.518 9.329 Persentase 92.09 99.36 95.60 77.99 86.10 81.87 94.26 98.23 96.18-11 -

Grafik. 2.3.5 Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Persentase siswa kelas I yang bertahan sampai kelas V sampai 95.50% tahun 2008 dan turun menjadi 81.87% di akhir tahun 2009. Pada tahun 2010 sebanyak 3.82% anak tidak bertahan sampai dengan kelas V yang antara lain disebabkan adanya mutasi dan siswa yang putus sekolah. 2.3.6 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar Indikator ini didapatkan dari perbandingan jumlah siswa yang berhasil meluluskan pendidikan pada jenjang SD/MI sederajat dengan jumlah penduduk usia 7-12 Tahun. Nilai proporsi siswa tingkat I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar yang tinggi menunjukkan makin sesuai antara siswa bersekolah dengan usia resmi. Seperti diketahui bahwa usia resmi masuk SD adalah 7 Tahun sehingga lulus SD seharusnya usia 12 Tahun. Dari data sektor Tahun 2007 dan 2009 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel. 2.3.6 Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat 3.789 3.864 7.653 3.799 3.795 7.594 3.897 3.998 7.895 Penduduk Usia 12 Tahun 4.587 4.353 8.940 4.606 4.405 9.011 4.553 4.311 8.864 Persentase 82.60 88.77 85.60 82.48 86.15 84.27 85.59 92.74 89.07-12 -

Grafik. 2.3.6 Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Berdasarkan tabel di atas, Proporsi Murid Kelas I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 2008 sebesar 85.60% dan pada tahun 2009 sebesar 84.72%. Sampai dengan akhir tahun 2010 terdapat 10.93% penduduk usia 12 tahun yang tidak mengenyam pendidikan dasar atau tidak menyelesaikan pendidikan di SD/MI sederajat. 2.3.7 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Proporsi siswa tingkat I yang berhasil menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Jenjang SD dan SMP) adalah banyaknya siswa tingkat 1 SD yang berhasil menyelesaikan Pendidikan 9 Tahun (tamat SMP termasuk MTs, Wustha/ setara SMP) pada Tahun tertentu terhadap jumlah penduduk berusia 15 Tahun. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010 Proporsi Murid kelas I yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar sembilan Tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel 2.3.7 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun 2008-2010 Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SMP/MTs Sederajat 2.096 2.228 4.324 2.127 2.270 4.397 2.849 2.955 5.804 Penduduk Usia 15 Tahun 3.965 3.813 7.778 3.910 3.716 7.626 4.112 4.058 8.170 Persentase 52.86 58.43 55.59 54.40 61.09 57.66 69.29 72.82 71.04-13 -

Grafik. 2.3.7 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun 2008-2010 Dari Persentase 55.59% Tahun 2008 dan 57.66% pada Tahun 2009, dan terus meningkat menjadi 71.04% penduduk usia 15 tahun yang tidak menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 tahun atau tamat SMP/MTs sederajat pada tahun 2010. 2.3.7.1 Angka Kelulusan SD Angka kelulusan dianggap perlu untuk memonitor kemajuan pencapaian target 3 MDGs guna memantau kemajuan siswa dalam menamatkan pendidikannya di SD/MI sederajat. Angka kelulusan adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama dinyatakan dalam Persentase. Capaian pada Tahun 2008 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.3.7.1 Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat 3.789 3.864 7.653 3.799 3.795 7.594 3.897 3.998 7.895 Siswa Tk.6 SD/MI Sederajat 3.855 3.918 7.773 4.114 4.225 8.339 4.289 4.333 8.622 Persentase 98.29 98.62 98.46 92.34 89.82 91.07 90.86 92.27 91.57-14 -

Grafik. 2.3.7.1 Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Capaian Tahun 2008 sebesar 98.46%, Tahun 2009 sebesar 91.07% dan siswa Tk.6 SD/MI sederajat yang tidak lulus mengikuti ujian akhir pada jenjang SD/MI sederajat sebesar 8.43% pada Tahun 2010. 2.3.7.2 Angka Kelulusan SMP Angka kelulusan SMP adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama. Indikator ini juga untuk memantau tingkat keberhasilan siswa menamatkan pendidikannya di jenjang SMP/MTs sederajat. Capaian dari data sektor yang dikumpulkan pada Tahun 2008 2010 adalah sebagai berikut : Uraian Data Tabel. 2.3.7.2 Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SMP/MTs Sederajat 2.096 2.228 4.324 2.127 2.270 4.397 2.849 2.955 5.804 Siswa Tk.3 SMP/MTs Sederajat 2.836 2.930 5.766 2.753 2.968 5.721 3.528 3.547 7.075 Persentase 73.91 76.04 74.99 77.26 76.48 76.86 80.75 83.31 82.04-15 -

Grafik. 2.3.7.2 Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Pada tahun 2008 sebanyak 74.99% dan 76.86% di tahun 2009, sedangkan anak lulus di SMP/MTs sederajat. Terdapat penurunan 7.96% siswa SMP/MTs sederajat yang lulus tahun 2010. 2.3.8 Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah memberikan gambaran mengenai efisiensi proses belajarmengajar dan merupakan indikator proses dalam pendidikan. Dengan mengetahui Angka Putus Sekolah, dapat dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus sekolah. Angka putus sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 sebagai berikut: Tabel. 2.3.8 Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa Putus Sekolah 178 83 261 154 120 274 225 208 433 SD/MI Sederajat Siswa Seluruhnya 30.420 28.686 59.106 27.076 25.546 52.622 30.308 28.744 59.052 SD/MI Sederajat Persentase 0.59 0.29 0.44 0.57 0.47 0.52 0.74 0.72 0.73-16 -

Grafik. 2.3.8 Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Tabel di atas menunjukkan capaian bahwa tidak sampai 1% dari total siswa yang putus sekolah, dilihat dari Persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga memprihatinkan. Proses belajar mengajar di sekolah serta faktor Lingkup sangatlah mendukung agar siswa dapat terus bersekolah. 2.3.9 Angka Melanjutkan ke SMP Angka melanjutkan ke SMP adalah perbandingan antara lulusan jenjang SD/MI sederajat terhadap siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMP/MTs sederajat yang dinyatakan dalam persentase. Indicator ini untuk menggambarkan kemajuan siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs sederajat setelah lulus dari jenjang pendidikan SD/MI Sederajat. Angka melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Uraian Data Siswa Baru SMP/MTs Sederajat Jumlah Lulusan SD/MI Sederajat Tabel. 2.3.9 Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total 3623 3794 7417 3.731 3.794 7.525 3.434 3.572 7.006 3789 3864 7653 3.799 3.795 7.594 3.897 3.998 7.895 Persentase 95.62 98.19 96.92 98.21 99.97 99.09 88.12 89.34 88.74-17 -

Grafik. 2.3.9 Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 2010 Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya lulusan SD/MI sederajat yang melanjutkan ke tingkat SMP/MTs sederajat. Capaian kurang dari 100% menunjukkan bahwa masih ada lulusan SD/MI sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs sederajat. 2.3.10 Angka Melanjutkan ke SM Indikator ini juga untuk memantau siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan melanjutkan ke pendidikan menengah. Angka melanjutkan ke SM adalah perbandingan Siswa Baru di tingkat SMA/MA sederajat dengan banyaknya lulusan SMP/MTs sederajat. Capaian di bawah 100% menunjukkan bahwa adanya siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar tidak melanjutkan ke pendidikan menengah. Capaian Tahun 2008 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Uraian Data Siswa Baru SMA/MA Sederajat Lulusan SMP/MTs Sederajat Tabel. 2.3.10 Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total 2494 2631 5125 2.662 2.740 5.402 2.735 2.713 5.448 2096 2228 4324 2.127 2.270 4.397 2.849 2.955 5.804 Persentase 118.99 118.09 118.52 125.15 120.70 122.86 96.00 91.81 93.87-18 -

Grafik. 2.3.10 Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008-2010 Capaian Pada tahun 2008 sebesar 118.52%, pada tahun 2009 sebesar 122.89%. Hal ini disebabkan pencatatan yang kurang bagus pada tingkat kecamatan, selain itu terdapat siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMA/MA sederajat yang bukan lulusan SMP/MTs sederajat dari Kab. Polewali Mandar. Adanya Subsidi Sekolah Menengah yang tidak berlaku di Kab. sekitar menjadi salah satu factor adanya siswa dari kabupaten luar yang bersekolah di Kab. Polewali Mandar. Selain itu juga di tahun 2010 pencatatan data siswa di tiap sekolah untuk menghitung capaian indikator ini hanya akan digunakan yang berbasis kecamatan di Kab. Polewali Mandar, siswa dari kabupaten lain tidak akan di ikutkan dalam penghitungan capaian. 2.4 Kesehatan 2.4.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000. Di Tahun 2007 ada sekitar 6.985 kelahiran hidup dan pada Tahun 2008 ada 6.839 kelahiran hidup. Pada Tahun 2009 sebanyak 7.172 kelahiran hidup dan - 19 -

pada Tahun 2010 ada 7.193 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.4.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 Kecamatan Jumlah Kematian Ibu 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0 0 0 0 Balanipa 2 1 0 1 Limboro 0 0 0 0 Tubbi Taramanu 1 0 1 0 Allu 4 0 0 0 Campalagian 2 3 1 0 Luyo 1 3 3 2 Wonomulyo 0 0 2 1 Mapilli 1 1 1 1 Tapango 0 2 1 1 Matakali 1 2 0 2 Bulo - - 1 0 Polewali 1 2 1 3 Binuang 1 1 1 2 Anreapi 1 2 0 0 Matangnga 0 0 0 0 Kab. Polewali Mandar 15 17 12 13 Berdasarkan tabel di atas, jumlah Kematian Ibu di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 sebanyak 15 kematian dan pada Tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 17 kematian, Tahun 2009 turun menjadi 12 kematian dan Tahun 2010 naik menjadi 13 kematian. Bila dibandingkan dengan standar Nasional (MDGs) yaitu 250 per 100.000 kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup Tahun 2007 di Polewali Mandar sebesar 6.985 maka diperoleh jumlah batasan sebesar 17, Namun demikian target ini harus diturunkan sampai 3/4nya ditahun 2015, jadi posisi normalnya adalah hanya sekitar 5 kematian ibu. Posisi kematian di Polewali Mandar sebanyak 15 kematian masih terlalu tinggi, demikian juga kematian di Tahun 2008 dan 2009 masih terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan batasan Target MDGs. 2.4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar per 6.985 kelahiran - 20 -

hidup di Tahun 2007 dan per 6.839 kelahiran hidup di Tahun 2008 serta 7.172 kelahiran hidup di Tahun 2009. Dan Tahun 2010 ada 7.193 kelahiran hidup, berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 Kecamatan Jumlah Kematian Bayi 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0 1 9 5 Balanipa 2 7 8 8 Limboro 0 1 0 0 Tubbi Taramanu 0 2 2 4 Allu 5 4 1 3 Campalagian 11 5 5 7 Luyo 3 6 15 8 Wonomulyo 10 13 12 9 Mapilli 1 1 4 7 Tapango 3 4 4 5 Matakali 3 5 8 10 Bulo - - 1 2 Polewali 3 4 16 9 Binuang 3 5 11 13 Anreapi 2 3 2 5 Matangnga 0 0 0 1 Kab. Polewali Mandar 46 61 98 96 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 1000 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian di Kab. Polewali Mandar ditahun 2010 sebanyak 96 dibagi dengan jumlah kelahiran hidup 7.193 di kali 1000 ribu maka diperoleh 13 kematian, masih berada dibawah standar MDGs. 2.4.3 Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah Angka Kematian anak balita per 1.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian anak balita di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun 2007-2010 berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: - 21 -

Tabel. 2.4.3 Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 Kecamatan Jumlah Kematian Anak Balita 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0 0 0 0 Balanipa 1 0 0 0 Limboro 0 0 0 0 Tubbi Taramanu 1 1 0 0 Allu 1 0 3 0 Campalagian 0 0 0 1 Luyo 2 0 0 0 Wonomulyo 0 0 0 0 Mapilli 0 0 0 0 Tapango 0 1 0 0 Matakali 0 0 0 0 Bulo - - 0 3 Polewali 1 0 0 0 Binuang 0 1 0 0 Anreapi 0 0 0 0 Matangnga 0 0 0 0 Kab. Polewali Mandar 6 3 3 4 2.4.4 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menujuh Sehat). Persentase balita dengan BGM di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dari Tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar grafik berikut : Grafik. 2.4.4 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 - 22 -

Pada Tahun 2010 persentase Balita dengan BGM - KMS adalah 3.2%. mengalami penurunan bila dibandingkan dengan presentase 3 Tahun terakhir. Capaian ini sebagaimana capaian dari Tahun 2007-2010 sudah dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten yakni Balita BGM pada masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : Tabel. 2.4.4 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 Kecamatan % BALITA BGM 2007 2008 2009 2010 Tinambung 1.7 13.6 2.9 2.92 Balanipa 4.2 1.5 5.6 5.63 Limboro 2.2 1.1 3.0 2.84 Tubi Taramanu 0.5 6.4 3.6 3.34 Allu 4.4 3.2 0.7 2.66 Campalagian 14.6 5.8 3.5 2.38 Luyo 1.2 6.2 3.2 5.36 Wonomulyo 0.7 1.3 1.1 2.76 Mapili 4.7 1.7 0.8 3.06 Tapango 1.1 5.0 4.1 2.84 Matakali 0.4 1.1 2.2 5.33 Bulo - - 6.4 3.22 Polewali 2.9 0.8 4.0 1.27 Biruang 3.6 3.2 16.7 4.09 Anreapi 3.1 7.9 6.4 0.85 Matangnga 2.7 6.4 3.1 6.12 Kab. Polewali Mandar 3.2 3.6 3.8 3.17 <15 %. Untuk melihat persentase Terlihat pada Tabel diatas persentase BGM di masing masing kecamatan sudah dibawah target SPM. Namun jika dilihat persentase tertinggi Balita BGM di Tahun 2010 yang berada diatas capaian kabupaten dan masih perlu mendapat perhatian adalah Kec. Balanipa (5.62%), Kec. Luyo (5,36%), Kec. Matakali (5.33 %) dan Kec. Matangga 6.12 % Salah satu sebab terjadinya Berat Badan BGM - KMS di daerah ini adalah intake zat gizi makanan kurang dan ketidaktahuan ibu - ibu balita tentang gizi balita. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program perbaikan gizi, Penyuluhan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi yang lebih diintensifkan. - 23 -

2.4.5 Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun Imunisasi Campak memberikan kekebalan Aktif terhadap penyakit campak, imunisasi ini diberikan sebayak 2 kali yakni pada usia 9 bulan (sebelum usia 1 Tahun dan campak 2 pada usia 5-7 Tahun. Proporsi yang diimunisasi campak pada usia 9 bulan di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat selama Tahun 2007-2010 pada grafik berikut : Grafik. 2.4.5 Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Persentase anak usia 9 bulan yang diimunisasi Campak di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 adalah 92.44%, kalau diproporsikan dari 100 anak usia bayi 9 bulan, 92 bayi diantaranya telah diimunisasi campak dan 8 bayi yang belum diimunisasi campak. Capaian ini telah berada diatas standar pelayanan minimal (SPM) yang dipersyaratkan yaitu 80%. Hanya Tahun 2007 dan Tahun 2009 yang capaiannya dibawah target SPM. Pencapaian tersebut dapat juga menunjukkan pencapaian target imunisasi lengkap. Untuk melihat persentase Cakupan Imunisasi Campak di tiap kecamatan selama Tahun 2007-2010 adalah : - 24 -

Tabel. 2.4.5 Anak yang di Imunisasi Campak sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Kecamatan % Imunisasi Campak 2007 2008 2009 2010 Tinambung 73.7 74.05 99.8 80.35 Balanipa 79.6 89.31 65.0 67.04 Limboro 94.8 31.66 86.8 78.97 Tubbi Taramanu 36.6 86.01 0 100.0 Allu 100.0 99.40 92.3 100.0 Campalagian 100.0 60.62 37.8 100.0 Luyo 62.2 83.48 42.0 100.0 Wonomulyo 100.0 100.00 79.1 95.50 Mapilli 43.0 100.00 81.4 83.20 Tapango 79.6 100.00 87.3 100.0 Matakali 100.0 100.00 82.6 87.27 Bulo - - 100 100.0 Polewali 100.0 99.66 78.1 97.67 Binuang 84.2 84.31 100 94.83 Anreapi 100.0 54.55 71.9 100.0 Matangnga 22.7 85.12 9.7 89.81 Kab. Polewali Mandar 73.5 85.12 75.3 92.44 Dari tabel diatas Pemberian Imunisasi campak hanya kecamatan Balanipa yang belum mencapai target 80%. 14 Kecamatan lainnya telah berada diatas 80%. Tingginya capaian disebabkan sistem ditsribusi vaksin campak dari Propinsi ke Kabupaten dan ke Puskesmas sudah berjalan dengan baik, dimana Tahun-Tahun sebelumnya selalu mengalami keterlambatan sampai ke pusat-pusat pelayanan puskesmas dan jaringannya. 2.4.6 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Bayi Lahir Rendah adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan Kurang dari 2,5 Kg. Penyebabnya adalah Kekurangan suplai zat gizi dari ibu ke pada janin pada masa kehamilan, karena sang ibu menderita kekurangan energi kronis atau ketidak tahuan ibu dalam konsumsi makanan yang tepat (kualitas dan kuantas zat gizi) pada masa kehamilan. Terjadinya BBLR adalah faktor resiko terjadinya kematian pada bayi umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal. Berbagai studi mengungkapkan bahwa anak yang dilahirkan dengan BBLR mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan inteletual pada masa usia sekolah sehingga mengalami kesulitan belajar. - 25 -

Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya. Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Gambaran Persentase Berat Badan Balita Waktu lahir Di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs Tahun 2007-2010 dan gambaran perkecamatannya, menunjukkan bahwa hampir setiap Tahunnya dalam setiap 100 Kelahiran terdapat 2 bayi lahir dengan BBLR. Untuk melihat persentase BBLR pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.6 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 KECAMATAN % Berat Bayi Lahir Rendah 2007 2008 2009 2010 Tinambung 3.48 0.99 3.51 4.61 Balanipa 0.97 2.51 2.36 2.86 Limboro 0.95 0.53 1.47 1.04 Tubi Taramanu 3.19 4.53 2.80 0.64 Allu 0.93 1.87 1.89 3.39 Campalagian 2.42 0.26 0.74 2.24 Luyo 1.28 2.92 2.70 1.44 Wonomulyo 3.51 4.27 3.19 4.54 Mapili 1.08 0.39 0.39 0.81 Tapango 1.48 3.44 0.74 1.04 Matakali 1.63 2.90 3.32 3.65 Bulo - - 0.71 6.66 Polewali 2.58 2.86 1.95 3.28 Binuang 6.72 1.52 3.35 4.01 Anreapi 0.00 1.49 1.94 1.00 Matangnga 1.22 1.25 3.51 4.23 Kab. Polewali Mandar 2.09 2.21 2.15 2.95 Hanya Kec. Bulo dari 16 Kecamatan yang ada di Kab. Polewali Mandar, yang menunjukkan capaian bayi BBLR Lebih Tinggi dari kecamatan lainnya yaitu 9.66% dan 7 kecamatan lainnya ( Kec. Tinambung, Kec. Allu, Kec. Wonomulyo, Kec. Matakali, Kec. Polewali, Kec. Binuang dan Kec. Anreapi) masih berada diatas capaian - 26 -

kabupaten dimana masih sangat perlu mendapat perhatian, terutama pemenuhan zat gizi bagi pertumbuhan janin yang sangat dipengaruhi konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu Hamil tentang pentingnya Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang BBLR seluruhnya sesuai target SPM. Gambar. 2.4.6 Peta Wilayah dengan Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kecamatan Diatas dan Dibawah Capaian di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Kab. M am as a T u t a r B u lo M a t a n g a Kab. P inran g Sul-Se l T a p a n g o A l lu B a t u p a n g a M a t a k a li A n r e a p i M a p ill i W o n o m u ly o P o l e w a li B in u a n g L im b o r o Kab. M a jen e T in a m b u n g B a l a n ip a C a m p a la g i a n Te luk M an da r L okas i Pu ske sm as Jalan Pro p ins i B GM -KM S dia ta s Ka b. (> 2. 95 % ) = pe rlu pe rh atian BG M KM S d ibaw ah kab. (< 2. 95 % )= dip e rtaha nkan 2.4.7 Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan Data SKDN Data SKDN : (S) adalah Seluruh balita yang ada di wilayah kerja, (K) adalah Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA, (D) adalah jumlah seluruh balita yang Ditimbang, (N) adalah balita yang naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan. Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan - 27 -

untuk melihat keberhasilan program dan dapat menunjukan wilayah-wilayah dengan tingkat konsumsi makanan yang rendah, yang oleh karenanya terjadi penurunan atau tidak naik berat badan pada balita. Persentase balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari seluruh balita yang ditimbang pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah 73.85% naik sesuai garis pertumbuhan. Untuk melihat gambaran pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan Persentase N/D di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.7 Persentase Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 % Naik Sesuai Garis Kecamatan Pertumbuhan 2007 2008 2009 2010 Tinambung 56.96 85.84 69.4 75.84 Balanipa 88.67 77.66 50.0 88.60 Limboro 49.53 56.14 44.8 52.79 Tubbi Taramanu 59.90 77.46 57.5 70.73 Allu 58.55 58.62 44.4 57.72 Campalagian 48.94 54.47 22.0 56.40 Luyo 86.72 87.65 50.8 74.40 Wonomulyo 67.17 66.04 54.1 78.49 Mapilli 50.98 62.80 30.9 67.62 Tapango 82.95 80.10 52.1 73.96 Matakali 65.91 72.08 45.0 68.25 Bulo - - 21.4 61.39 Polewali 75.77 74.53 75.2 92.82 Binuang 66.29 65.34 45.2 68.69 Anreapi 88.63 71.17 49.0 60.26 Matangnga 59.84 73.71 31.1 73.98 Kab. Polewali Mandar 68.17 71.37 47.2 73.85 Dari Tabel diatas pencapaian N/D di Kab. Polewali Mandar yang hanya sebesar 73,59%, capaian tersebut belum mencapai target SPM yaitu 80%. Kalau dilihat perwilayah kecamatan, hanya ada 2 kecamatan ( Kec. Balanipa dan Kec. Polewali) yang capainnya berada di atas 80%. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan berat badan balita di sebagian besar wilayah di Kab. Polewali Mandar masih belum berjelan sesuai dengan pola pertumbuhan yang normal pada Kartu Menujuh Sehat. - 28 -

Grafik. 2.4.7 Jumlah Kecamatan dengan N/D di Atas 80% dan di Bawah 80% di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan N/D diatas 80% terutama 13 kecamatan diantaranya : Penyuluhan Pemberian Gizi pada Balita, dan pemberian makanan tambahan perlu ditingkatkan serta program lainnya yang dapat menekan jumlah balita yang berat badannya tidak sesuai dengan garis pertumbuhan. 2.4.8 Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 1-12 Bulan termasuk neonatus umur 1 28 hari untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (Neonatus) di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Grafik. 2.4.8 Proporsi Kunjungan Bayi dengan Pelayanan Kesehatan Standar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 - 29 -

Tabel. 2.4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Kecamatan % Kunjungan Bayi 2007 2008 2009 2010 Tinambung 100.0 97.02 84.2 88.55 Balanipa 100.0 93.72 79.8 72.85 Limboro 100.0 94.41 96.1 87.44 Tubbi Taramanu 85.7 62.14 49.0 44.93 Allu 84.2 88.79 77.1 80.26 Campalagian 100.0 98.96 68.8 83.80 Luyo 80.6 92.71 83.8 100 Wonomulyo 100.0 98.36 85.5 97.40 Mapilli 100.0 93.10 95.8 92.49 Tapango 100.0 97.94 60.5 83.84 Matakali 98.5 81.03 80.3 84.32 Bulo - - 59.0 85.16 Polewali 95.4 93.39 85.4 83.02 Binuang 100.0 99.81 83.5 92.63 Anreapi 100.0 95.02 79.0 83.58 Matangnga 100.0 95.00 52.3 73.15 Kab. Polewali Mandar 96.60 93.60 79.19 84.55 Di Tahun 2010 kunjungan semua bayi dalam pemeriksaan kesehatan 4 kali minimal dengan capaian yang diinginkan 90%, hanya di 3 Kecamatan yang telah mencapainya yaitu : Kec. Wonomulyo (97.40%), Kec. Mapilli (92.49%), Kec. Luyo (100%) dan Kec. Binuang (92.63%). Hal ini disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan khususnya bidan dan kompetensi klinis pemeriksaan kesehatan bayi yang kurang dan belum merata di wilayah tersebut. Oleh Karena itu Program peningkatan kompetensi klinis pemeriksaan bayi dan pemerataan penempatan tenaga, khususnya tenaga kesehatan Bidan dengan prioritas wilayah yang cakupan kunjungan bayi masih rendah. 2.4.9 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Pemberian Vitamin A pada Balita dapat mencegah terjadinya kelainan/penyakit pada mata (Xeroftalmia). Kata Xeroftalmia berarti mata kering (Bahasa Mandar : Buta Rarang) karena terjadi kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata dan apabila tidak segera diobati dapat menimbulkan kebutaan, Pemberian Vitamin A diberikan setiap 6 bulan sekali yaitu tiap bulan Februari dan Agustus setiap Tahunnya. - 30 -

Persentase Balita yang diberi Vitamin A Dosis tinggi Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah sebanyak 87.19 % dari target 80 %. Untuk melihat Persentase Balita yang diberi Vitamin A dosis tinggi menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.9 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Kecamatan % Pemberian Vitamin A 2007 2008 2009 2010 Tinambung 97.1 91.65 91.22 90.21 Balanipa 95.7 95.16 76.77 75.93 Limboro 100.0 97.55 96.01 69.76 Tubbi Taramanu 95.7 88.91 75.20 63.42 Allu 99.2 98.03 96.01 93.49 Campalagian 81.6 87.13 88.51 85.54 Luyo 97.1 95.91 84.00 81.09 Wonomulyo 96.9 98.63 99.62 95.67 Mapilli 83.3 81.96 80.27 86.08 Tapango 99.3 97.92 98.37 84.61 Matakali 100.0 93.02 100.0 92.39 Bulo - - 83.00 100 Polewali 100.0 97.23 98.21 100 Binuang 95.5 92.82 92.45 95.50 Anreapi 100.0 90.58 92.13 100 Matangnga 90.0 88.36 89.58 66.96 Kab. Polewali Mandar 93.0 92.83 90.74 87.19 Tabel diatas memberikan gambaran persentase pemberian Vitamin A pada tiap kecamatan, dari 15 Kecamatan hanya 4 kecamatan yang belum mencapai target 80%, yaitu Kec. Balanipa, Kec. Limboro, Kec. Tubbi Taramanu dan Kec. Matangnga. Namun demikian secara keseluruhan di Tahun 2010 telah mencapai target dalam pelaksanaan program Pemerintah yakni pemberian kapsul Vitamin A secara periodik pada bulan februari dan agustus di Kab. Polewali Mandar. 2.4.10 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif ASI adalah makanan sekaligus minuman bernutrisi dan berenergi tinggi untuk bayi, mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit - 31 -

infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2010 adalah sebanyak 55,2%, masih jauh dari target SPM yakni 80%. Dari Hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya Ibu yang melakukan pemberian ASI Ekslusif (Asi saja) pada bayinya sampai dengan usia 6 Bulan. Untuk melihat Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.10 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 Kecamatan % Pemberian ASI Ekslusif 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0.0 38.61 54.0 49.46 Balanipa 0.0 17.51 48.2 53.75 Limboro 43.2 15.98 8.5 45.38 Tubbi Taramanu 29.1 31.16 29.7 39.13 Allu 39.1 38.83 48.4 34.63 Campalagian 80.8 28.79 37.5 75.84 Luyo 0.0 26.44 20.2 50.50 Wonomulyo 50.3 59.68 43.3 67.99 Mapilli 42.2 0.00 26.5 20.51 Tapango 19.6 23.06 18.0 52.18 Matakali 71.8 3.43 24.9 74.09 Bulo - - 62.7 86.26 Polewali 46.2 56.06 39.4 38.96 Binuang 57.3 44.59 46.3 65.16 Anreapi 1.9 23.00 40.0 87.56 Matangnga 58.9 53.27 72.9 44.44 Kab. Polewali Mandar 41.0 32.49 39.7 55.22 Dari Tabel diatas persentase pemberian Asi Ekslusif menunjukkan capaian yang bervariasi cakupan tertinggi ditahun 2010 di Kec. Anreapi 87.56 % dan yang terendah adalah Kec. Mapilli 20.51%. Capaian ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran Ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Faktor - 32 -

2.4.11 Desa UCI yang menyebabkan rendahnya cakupan tersebut terlihat dari adanya Kecamatan yang tidak melaporkan, serta pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan tidak mencakup seluruh wilayah kerja atau pencatatan tidak merata. Diperlukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu tentang pentingnya Pemberian ASI Ekslusif pada bayi serta perbaikan sistem Pencatatan dan Pelaporan di setiap Tingkatan. Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa / Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2010 adalah 57.83 %, cakupan tersebut masih sangat jauh dari target SPM yakni 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa Dari 167 Desa/kelurahan di Kab. Polewali Mandar hanya 96 Desa/Kelurahan lebih atau sama dengan 80 % dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. berikut : Untuk Melihat cakupan di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel Tabel. 2.4.11 Persentase Desa UCI di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Kecamatan Jumlah Desa UCI % Desa UCI Jumlah Desa 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 2010 Tinambung 0 0 6 6 0.0 0.0 75.0 75.00 8 Balanipa 0 4 4 4 0.0 40.0 36.4 36.36 11 Limboro 0 6 8 8 0.0 60.0 72.7 72.73 11 Tubbi Taramanu 0 0 0 0 0.0 0.0 0 0.00 13 Allu 5 5 7 7 83.3 83.3 87.5 87.50 8 Campalagian 0 8 6 6 0.0 57.1 33.3 33.33 18 Luyo 0 0 3 3 0.0 0.0 27.3 27.27 11 Wonomulyo 4 6 12 14 28.6 42.9 85.7 100 14 Mapilli 8 14 7 7 57.1 100.0 58.3 58.33 12 Tapango 0 6 9 9 0.0 60.0 64.3 64.29 14 Matakali 1 4 6 6 16.7 66.7 85.7 85.71 7 Bulo - - 7 7 - - 77.8 77.78 9 Polewali 2 6 9 6 22.2 66.7 100 100 9 Binuang 0 5 7 4 0.0 71.4 70.0 70 10 Anreapi 0 2 3 8 0.0 40.0 60.0 60 5 Matangnga 0 1 0 0 0.0 25.0 0 0 7 Kab. Polewali Mandar 20 67 94 96 15.2 50.8 56.6 57.83 167-33 -

Dari Tabel diatas Desa/Kelurahan UCI pada masing masing kecamatan menunjukkan capaian yang masih jauh dari target SPM yaitu 100%, hanya 2 Kecamatan yaitu : Kec. wonomulyo dan Kec. Polewali yang capaiannya 100%, yang laininya belum mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya : Ketersediaan Vaksin dan tempat penyimpanan vaksin, Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta, Penyebaran tenaga yang belum merata. Oleh karena itu Program Pelayanan Kesehatan dengan Pengadaan Vaksin yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi dan daerah yang sesuai dengan kebutuhan cakupan yang ada di wilayah menjadi prioritas agar cakupan desa UCI di tahun yang akan datang dapat mencapai target 100 %. 2.4.12 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan yang biasa di sebut dengan persalinan nakes, presentasenya di Kab. Polewali Mandar Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs selama tahun 2007-2010 menunjukkan presentase yang cenderung naik, hasil terakhir di Tahun 2010 tercapai dengan proporsi 81.94% ditolong oleh tenaga kesehatan dan masih ada 18,06% masih ditolong oleh bidan atau tenaga non kesehatan misalnya dukun. Grafik. 2.4.12 Persalinan Tenaga Kesehatan dan Non Tenaga Kesehatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2010 - 34 -

Untuk melihat Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.12 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 2010 Kecamatan % Pertolongan Persalinan oleh Nakes 2007 2008 2009 2010 Tinambung 91,3 79,68 90.3 90.12 Balanipa 64,5 67,47 77.4 60.22 Limboro 87,3 86,18 100 82.40 Tubbi Taramanu 44,8 38,92 43.9 41.55 Allu 60,4 97,00 67.6 80.28 Campalagian 50,5 62,72 67.6 82.49 Luyo 54,4 57,02 68.1 62.85 Wonomulyo 90,4 94,89 93.4 97.95 Mapilli 57,7 50,84 88.4 88.85 Tapango 57,8 54,84 57.2 68.91 Matakali 82,0 80,87 79.3 85.43 Bulo - - 56.8 91.18 Polewali 74,2 85,03 97.2 91.13 Binuang 77,0 74,50 80.5 97.12 Anreapi 78,4 76,36 73.3 79.62 Matangnga 43,6 44,07 52.2 63.72 Kab. Polewali Mandar 68,7 71,87 77.17 81.94 Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan yang cakupannya masih rendah dibawah 90% ada 11 kecamatan, 4 kecamatan lainnya telah mencapai target 90% yaitu Kec. Tinambung, Wonomulyo, Polewali, Binuang dan Bulo. Daerah yang cakupannya masih rendahnya disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan pada tiap daerah atau wilayah tidak merata disamping masih kurangnya tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk serta adanya kecenderungan tenaga kesehatan lebih banyak ditempatkan atau berdomisili di daerah perkotaan. 2.4.13 Cakupan Kunjungan K4 Kunjungan K4 adalah Kunjungan pemeriksaaan kehamilan yang memenuhi standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada Triwulan I dan II, Dua kali pada Triwulan III. Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada Ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau Antenatal Care - 35 -