BLOK AD-DA CONVERTER PADA EXCITER TV PADA STASIUN RELAY

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Seminar Kerja Praktek

Kata kunci : televisi, stasiun relay, TRANS TV, TRPA V1000GUII

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PENGOLAHAN SINYAL VIDEO PADA EXCITER NEC PCU-1120SSP/1 DI STASIUN TRANSMISI TRANS TV SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek

Sistem Pemancar Televisi

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM (Program Input Monitoring) DALAM TRANSMISI TELEVISI PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG

FUNGSI PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) MONITORING SYSTEM PADA STASIUN RELAY

BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING

Dasar-dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran

Pemancar&Penerima Televisi

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

Proses Penyiaran TV Digital Dengan Teknologi DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terestrial) di LPP TVRI Jakarta.

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

Dasar- dasar Penyiaran

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 1 Pendahuluan

BAB III LANDASAN TEORI

LABORATORIUM SWTICHING &TRANSMISI MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT DISUSUN OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST

BAB IV PENGATURAN EXCITER PADA PROSES PEMANCAR DI SCTV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK RADIO DAN TELEVISI / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

Pertemuan 5 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mempersiap kan pekerjaan pengoperasian peralatan elektronik video

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Stasiun Relay, Interferensi Siaran&Stándar Penyiaran

BAB III PERENCANAN STASIUN RELAY SIARAN TELEVISI SWASTA NASIONAL (TRANSTV) UNTUK COVERAGE AREA PALEMBANG DAN SEKITARNYA

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Makalah Seminar Kerja Praktek Modulasi IF Sinyal Gambar Pada Sistem Pemancar Televisi UHF Channel 23 BT-ESA Stasiun Pemancar TVRI Gombel

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

MAKALAH SISTEM KERJA PEMANCAR TV R&S NH KW DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ELEKTRONIKA KOMUNIKASI OLEH : DICKY MULYANA ( )

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Pendahuluan. By : Dwi Andi Nurmantris

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RADIO DAN TELEVISI KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi.

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF)

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

Modul ke: Direktorat Teknik. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

Energi dan Ketenagalistrikan

Jaringan VSat. Pertemuan X

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

UNIT VIDEO PROCESSOR PADA TRANSMITTER DRIVER PEMANCAR UHF CHANNEL 23 BT-ESA STASIUN PEMANCAR TVRI GOMBEL

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGATURAN MULTIMODE EXCITER ( MEX ) PADA SISTEM PEMANCAR DI PT. SURYA CITRA TELEVISI ( SCTV ) JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

Makalah Seminar Kerja Praktik SATELLITE NEWS GATHERING (SNG) PADA OUT BROADCAST LPP TVRI PUSAT JAKARTA

1. CARA MEMILIH DAN MEMASANG ANTENA TV YANG EFEKTIF

BAB III FRAME SYNCHRONIZER FA-9100 SEBAGAI KWALITAS SINYAL VIDEO

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

BAB II LANDASAN TEORI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyewanya untuk layanan TV broadcast sehingga. Dikarenakan parameter dan terbatasnya alat ukur yang digunakan maka

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB IV PEMBAHASAN. MWARA dipakai dalam penerbangan saat ini adalah tipe JRS 753AS. Gambar 4.1 ; Bentuk MWARA JRS 753AS

ANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB II LANDASAN TEORI

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

Makalah Peserta Pemakalah

MODULASI DELTA ADAPTIF

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

BAB II TEORI DASAR TELEVISI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

DAFTAR ISI. JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN.. ii HALAMAN PERNYATAAN. RIWAYAT HIDUP.

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek BLOK AD-DA CONVERTER PADA EXCITER TV PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG Oleh : Nur Cahyo L2F008073 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Univeritas Diponegoro Abtrak Perkembangan keberadaan televisi member dampak berkembangnya stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia, baik yang berskala lokal maupun nasional. Salah satunya stasiun televisi swasta berskala nasional adalah PT Transformasi Indonesia (TRANS TV). TRANS TV menggunakan satelit Telkom -1 untuk mengirim siaran ke 34 stasiun relay yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sistem siaran televisi dimulai dari pengambilan gambar dan suara oleh kamera, kemudian data diolah di master control room dan dikirim ke satelit dalam bentuk data digital. Dari satelit, data dikirim kembali ke stasiun stasiun relay. Di stasiun relay ini, data digital diubah menjadi data analog dan dikuatkan kembali agar jangkauan siarannya luas. Kemudian materi siaran dipancarkan hingga diterima oleh konsumen Stasiun relay TRANS TV Semarang menggunakan piranti AD-DA Converter HPB-3102A pada exciter untuk mengubah sinyal analog ke dalam sinyal digital agar dapat ditranmisikan ke seluruh wilayah Indonesia. Unit AD/DA HPB-3102A memiliki fungsi sebagai pengubah videodari Exciter ke sinyal PCM yang akan diteruskan ke dalam unit untuk menghasilkan koreksi digital. Kata kunci : TRANS TV, sistem siaran televisi, AD-DA Converter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan pesat, termasuk perkembangan teknologi informasi. Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, dapat dikatakan bahwa televisi menjadi yang sangat dibutuhkan. Perkembangan televisi memberi dampak mulai berkembangnya stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Salah satunya stasiun televisi swasta yang mulai berkembang pada tahun 1990-an adalah PT Transformasi Indonesia atau TRANS TV. Agar mempermudah pentransmisian maka diperlukan AD/DA Convertet yang akan mengubah sinyal alsi berupa sinyal analog menjadi sinyal digital. Dengan sinyal digital keakuratan transmisi akan maksimal. 1.2 Tujuan Tujuan makalah ini adalah : 1. Untuk mempelajari sistem pemancar pada Stasiun Relay Trans TV Semarang 2. Untuk mempelajari prinsip kerja dari bagian Blok AD/DA Converter pada Exciter 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada makalah ini adalah : 1. Teori yang diberikan dibatasi pada sistem pemancar TV secara umum. 2. Membahas tenteng Blok AD/DA Converter pada pentransmisian stasiun televisi.

II. SISTEM DASAR SIARAN TELEVISI 2.1 Dasar Sistem Siaran Televisi Perkataan televisi berarti melihat dari kejauhan. Pada sistem siaran televisi, informasi yang dilihat pada layar diubah menjadi sinyal listrik yang dikirimkan ke penerima. Perubahanperubahan listrik yang sesuai dengan perubahanperubahan dalam nilai cahaya membentuk sinyal yang dapat dilihat (sinyal video). Hal ini dilakukan dengan menggunakan tabung kamera. Pada pesawat penerima (receiver), sinyal yang dapat dilihat ini digunakan untuk menyusun kembali bayangan pada layar tabung gambar. Sedangkan untuk audio, yang berfungsi untuk mengubah gelombang-gelombang suara menjadi perubahan listrik adalah mikrofon, dan akan keluar melalui pengeras suara (loud speaker). ulang dan menguraikan sinyal transmisi dari satelit, yang dilengkapi dengan penerima TVRO (Television Receive Only), dan antena pemancar (broadcast antenna). Dengan adanya stasiun relay, selain juga memperluas daerah cakupan transmisi juga memudahkan pelanggan, sehingga tidak memerlukan peralatan khusus untuk menerima siaran televisi seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Sistem siaran televisi menggunakan satelit Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem Penyiaran Televisi 2.2 Sistem Transmisi Siaran Televisi Pada umumnya, stasiun televisi di Indonesia menggunakan sistem satelit untuk komunikasi antara studio pusat dan daerahdaerah, hal ini dikarenakan keadaan wilayah Indonesia yang cukup luas dan terpisah menjadi beberapa pulau, serta konturnya yang sangat bermacam-macam, sehingga sangat sulit jika dilakukan pentransmisian secara langsung menggunakan kabel atau gelombang mikro. Hal ini dilakukan untuk mengatasi pembatasan pandangan dengan menempatkan antena pemancar pada sebuah satelit dalam orbit yang tinggi di atas bumi. Sistem siaran ini dilakukan tanpa kabel atau bisa disebut dengan broadcast (siaran ke segala arah) dalam wilayah yang cukup luas. Untuk itu dibangun stasiun-stasiun relay di beberapa daerah guna memancarkan Gambar 2.3 Sistem siaran televisi secara langsung (Live Event) 2.3 Sistem Pemancar Televisi 2.3.1 Pemancar Televisi Secara Umum Pemancar televisi adalah peralatan yang berguna untuk memancarkan sinyal RF yang terdiri dari sinyal audio dan video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara dan langsung diterima oleh pesawat penerima televisi. Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawa, sistem pemancar TV dibagi menjadi : a) Pemancar VHF yaitu pemancar dengan frekuensi gelombang pembawa berada pada frekuensi sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi (Channel). Saluran VHF dimulai dari

DIGITAL POWER METER NICAM A IKEGAMI, TM14-80RHRM 14" COLOR MONITOR VIDTK, TVM-621 WFM/VSCOPE VIDEOTEK,RS-12A TESTSW-2 ISIS-GROUP AVS-503 PROG SW-1 BROADCAST TECH,SM6018 DEMOD ROSCOR,RFPP RF TEST PATCH PANEL 17 " SVGA COLOR MONITOR TEK ASG-140 AUDIO TEST GEN TEK TG-700 TEST GEN FRAME VIDEO PATCH PANEL AUDIO PATCH PANEL SERVER LEITCH, FR-684 VDA LEITCH, FR-884 ADA AUDIO OUT A IF INPUT 38.9 TO NICAM NICAM A OUTPUT AUDIO OUT B IF INPUT 38.9 TO NICAM NICAM B OUTPUT PCU-120SSP/1 Channel 2-13 dan saluran ini digunakan TVRI. b) Pemancar UHF, pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran dimana saluran UHF merupakan sisa saluran VHF. Saluran UHF dimulai dari Channel 14-83. TRANS TV Semarang memancar siaran pada Channel 29. c) Pemancar Mikrowave, jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan unit siaran yang ada di lapangan atau di luar studio untuk meliput suatu acara yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan mikrowave ini digunakan dengan pertimbangan power uang digunakan kecil, sehingga tidak memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi, karena sifat gelombang mikro ini adalah LOS ( Line Of Sight ), maka jika digunakan untuk tempat yang tidak datar (pegunungan) diperlukan repeater. d) 2.3.2 Sistem Pemancar pada Stasiun TRANS TV Stasiun pemancar Trans TV Semarang merupakan stasiun relay siaran yang berpusat di Jakarta. Siaran dikirim melalui satelit TELKOM 1 dan diterima kembali oleh stasiun stasiun di daerah melalui satelit receiver dengan parameter: Frekuensi Polarisasi Symbol Rate FEC code rate : 4084 Mhz : Horizontal : 60.000 hsym/s : ¾ LNB frekuensi : 05150 Setelah diterima melalui satelit receiver sinyal video dan audio dikirim ke PIM (Program Input and Monitoring Equipment) pada bagian ini sinyal baik dari input satelit receiver maupun output dari pemancar dapat dipantau. Setelah melalui PIM/ PIE Rack sinyal video langsung dikirim ke pemancar, Trans TV semarang menggunakan pemancar NEC type PCU 1120SSP/1 yang menggunakan penguat Solid State. Skema dari pemancaran sistem televisi pada TRANS TV Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.4 Horizontal Vertical MESH Satellite dish BARCO Satelite Receiver Horizontal Vertical Devider Yuri Satellite dish Horizontal COMTECH Satelite Receiver CMI Satellite dish Devider VIDEO AUDIO 1 to NICAM AUDIO 2 to NICAM DATA to SERVER ROSCOR PIE RACK NICAM B VU METER L VU METER R VELA COMPUTER KEYB MID ATLANTIC,SSL SLIDING SHELF SKEMA PEMANCAR TRANS - TV Sta. SEMARANG VIDEO A TR PA 1 2 3 4 EXCITER A EXCITER B V1 TR PA 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 V2 TR PA V3 TR PA V4 TR PA 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 to Dummy Load to 6 PORT U LINK 3 PORT U LINK 6 PORT U LINK Gambar 2.4 Skema pemancar TRANS TV stasiun Semarang 2.4. Teknik Televisi 2.4.1. Sinyal Video Sinyal video terbentuk dari proses scanning. Tata cara scanning dilakukan sama halnya kita dengan menulis dan menulis huruf latin, yaitu dari sebelah kiri atas bergeser kekanan kemudian kembali lagi mulai dari kiri ke kanan untuk baris berikut dibawahnya dan seterusnya sampai batas terbawah akan kembali keatas kiri lagi, begitu seterusnya dilakukan berulang lagi. Gambar 3.6 menggambarkan prinsip scanning (pemayaran) dimana berkas electron dari ujung kiri atas menyapu melintas satu garis horizontal meliputi meliputi semua elemen gambar pada garis tersebut yang digerakkan oleh kumparan defleksi horizontal dengan arus gigi gergaji. Pada ujung-ujung tiap garis, berkas kembali dengan cepat kebagian kiri untuk memulai pemayaran garis horizontal berikutnya. Waktu untuk kembali ini disebut pengulang jejak atau flyback (retrace). Tidak ada gambar informasi yang dipayar selama pengulangan jejak sebab pada periode ini, kamera dan tabung gambar dikosongkan. Jadi pengulangan jejak Trans-TV Smg tower

harus cepat sekali karena mereka memboroskan waktu berkenaan dengan informasi gambar. Gambar 2.5 Prinsip Scanning (Pemanyaran) 2.4.2. Sistem Modulasi Pada Pemancar Televisi Modulasi adalah suatu proses penumpang sinyal informasi ke frekuensi tinggi dimana frekuensi tinggi berfungsi sebagai frekuensi pembawa, salah satu parameter frekuensi berubah-ubah sesuai dengan perubahan bentuk sinyal informasi. Agar transmisi efisien, sinyal pita dasar harus digeser ke frekuensi yang lebih tinggi, hal ini dilakukan dengan megubah amplitudo, phasa atau frekuensi suatu pembawa gelombang sinus frekuensi tinggi sesuai dengan informasi yang ditransmisi. Modulasi digumnakan untuk : Menstransmisikan beberapa sinyal informasi dalam waktu yang bersamaan. Memilih salah satu informasi yang diperlukan dari beberapa sinyal informasi yang ditransmisikan. Efisiensi antenna Gangguan pada modulasi disebabkan oleh: Gangguan dari media tranmisi Penyetelan alat kurang tepat Ini berakibat : o Cacat / distorsi pada gambar o o Gangguan pewarnaan Adanya Clips (pemotongan pada bagian putih saja) 3. BLOK AD/DA CONVERTER 3.1. Exciter Pada pemancar NEC PCU-1120SSP/1 garis scanning mempunyai 2 blok EXCITER yang sama, yaitu flyback EXCITER A dan EXCITER B yang dioperasikan secara bergantian. HPB-3090 UHF TV Exciter Chassis tersusun oleh beberapa blok antara lain : HPB-3101 Aural Modulator HPB-3102 AD - DA Unit HPB-3103C DVC Unit HPB-3104 Visual Modulator Unit HPB-3105B IF Corrector Unit HPB-3107 UHF Mixer Unit HPB-3108B Synthesizer Unit HPB-3109 Power Supply HPB-3112B IM Corrector Exciter ini yang dioperasikan secara bergantian dimana pada blok ini sinyal video dan audio diperbaiki kualitasnya kemudian dimodulasi pada tingkat IF setelah itu sinyal video dan audio di-mixing sampai pada frekuensi channel yang diinginkan. 3.2. AD-DA (Analog to Digital Digital to Analog) AD-DA adalah suatu perangkat yang mempunyai fungsi merubah sinyal masukan video yang masuk ke exciter kedalam sinyal PCM, dan mengirim sinyal PCM pada DVC untuk diperbaiki secara digital, dan merubah sinyal PCM setelah perbaikan secara digital oleh DVC menjadi sinyal video analog, dan mensuplai sinyal video analog tersebut ke unit pemodulasi video.( HPB-3101 VMOD unit). Selanjutnya unit ini juga mensuplai sinyal clock 4 Fsc, sinyal SC, sinyal pulsa H, dan sinyal pulsa V yang dibutuhkan oleh DVC.Fungsi masing-masing dari unit HPB- 3102A AD/DA, yaitu: a) Membuka saklar antara sinyal input video dari main line dan dari feedback line. b) Mengubah bentuk sinyal video analog menuju exciter ke dalam sinyal PCM 10 bit dan menyalurkan data video menuju unit DVC pada tingkat selanjutnya.

c) Mengubah data video 12 bit dari unit DVC ke dalam sinyal video analog dan menyalurkan sinyal menuju unit V. MOD. d) Mengapit kaki potensial dari sinyal video. e) Membawa keluar pemisah synchoronous dari masukan utama sinyal video, masukan feedback sinyal video dan sinyal masukkan synchoronous pada saat penaikan digunakan. f) Menghasilkan 4 fsc clock signal locked menuju sinyal masukkan video atau sinyal video F/B (sirkuit BCD). g) Menyusun kembali pulsa synchoronous dari masukkan utama sinyal video. h) Mengganti pengapit potensial menjadi visual blanking period corresponding menuju kenaikkan inversi level video, hampir sama untuk visual period. 3.3. Pemilihan Sinyal Video Input Dalam pemilihan sinyal video input dilakukan oleh Tranmitter seri PCU-110033. Transmitter PCU 110033 mempunyai fungsi untuk mengurangi efek secara otomatis dari distorsi dalam tingkatan power ampifier.cara kerja dari distorsi transmiter dijelaskan sebagai berikut: Didalamnya termasuk sinyal test diaplikasikan ke dalam transmiter keluaran dimodulasi oleh kebenaran demodulator dan feedback ke dalam masukkan sinyal video F/B line. Sirkuit deteksi distorsi menentukan perbedaan antara sinyal test yang belum didistorsi dan sinyal demodulasi. Kemudian diaplikasikan untuk mengoreksi didalam digital correction circuit. Koreksi ini diterima pada saat waktu broadcasting normal. Main-Line Video signal input F/B-Line Video signal input 10 bits A/D conv ersion AD-DA Unit Distortion detection DVC Unit Digital test signal generator Normally ON Test Loop Correction of v ideo signal distortion Exciter Video IF Stage Video RF Stage D/A conv ersion 12 bits Demodulator Power Amplifier PCU-1100SS Series Transmitter Input Video Signal Circuit Gambar 3.1 Blok Diagram dari Unit AD-DA Gambar 3.2 Transmitter Seri PCU-110033 Tingkatan pertama dari sirkuit AD-DA terdiri dari saklar dua arah. Pilihan ini, baik video dari main line masukan sinyal video atau dari feedback F/B line. Main line adalah pilihan. Main line adalah pilihan untuk normal transmisi dan F/B line digunakan pada saat penentuan dalam test loop. Saklar dua arah ini gabungan dari IC2 dan IC8. Keluaran dari keduanya IC2 dan IC8 adalah tersambung satu sama lain. Keluaran impedansi untuk masing-masing IC adalah High pada saat tidak dalam keadaan

penggabungan dengan grounding pin 8 pada salah satu IC kondisi tersebut diaplikasikan ke dalam kontrol dari pin 8 dan IC2 dan IC8: a. Pada saat masukan sinyal video dari Mainline. IC2, pin 8 = open control. IC8, pin 8 = GND control b. Pada saat masukan sinyal video dari F/B line IC2, pin 8 = GND control. IC8, pin = open control IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan 1. Sistem siaran televisi di TRANS TV diawali dengan pengambilan audio dan video oleh kamera, kemudian diproses untuk dikirim ke satelit Telkom-1. Dari satelit, sinyal siaran di pancarkan kembali menuju stasiun-stasiun relay. 2. ADA ( Audio Distribution Relay Amplifier ) berfungsi untuk mendistribusikan sinyal audio yang diterima dari receiver ke piranti piranti lain. 3. VDA (Video Distribution Amplifier) berfungsi untuk mendistribusikan sinyal-sinyal video dari receiver ke piranti-piranti lain. 4. Kesatuan dari AD/DA HPB-3102A, memiliki fungsi sebagai pengubah video yang akan diberikan, dari exciter ke sinyal PCM 10 bit, dan kemudian mengirimkan sinyal PCM ke dalam unit untuk menghasilkan koreksi digital (unit DVC HPB-3103), dan mengubah sinyal video PCM 12 bit setelah koreksi digital ke dalam sinyal video analog, dan menyalurkan sinyal video analog ke unit modulator visual (HPB-3103 V. MOD Unit). 5. Unit HPB-3102A AD/DA memiliki banyak fungsi pada masing-masing bagiannya, yaitu: Membuka saklar antara sinyal input video dari main line dan dari feedback line. Mengubah bentuk sinyal video analog menuju exciter ke dalam sinyal PCM 10 bit dan menyalurkan data video menuju unit DVC pada tingkat selanjutnya. Mengubah data video 12 bit dari unit DVC ke dalam sinyal video analog dan menyalurkan sinyal menuju unit V. MOD. Mengapit kaki potensial dari sinyal video. Membawa keluar pemisah synchoronous dari masukan utama sinyal video, masukan feedback sinyal video dan sinyal masukkan synchoronous pada saat penaikan digunakan. 4.2. Saran 1. Penyalaan peralatan transmisi sebaiknya secara otomatis dengan menggunakan timer atau detektor untuk meminimalisir keterlambatan siaran. 2. Perlu dibuat aplikasi yang dapat membantu proses pemantauan output tiap panel TRPA (metering TRPA) agar data yang diperoleh lebih akurat dan dapat langsung diolah oleh komputer 3. Perlu penambahan materi untuk siaran local agar siaran lebih beragam

DAFTAR PUSTAKA Daryanto, Drs. Pengetahuan Praktis Televisi. Jakarta : Bumi Aksaral, 2001. Grob, Bernard. Sistem Televisi dan Video. RCA institutes: McGraw-Hill. 1984. HPB-3102A AD-DA Unit Instruction Manual, NEC Corporation, Tokyo Japan, 2000. NEC, Instruction Manual TV Transmission, Tokyo Japan, 2000. Roddy, D dan Coolen, J. Komunikasi Elektronika I Edisi III. Jakarta Erlangga, 1996 BIODATA Nur Cahyo lahir di Madiun,25 Oktober 1989. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Surabaya. Menempuh Sekolah Menengah Atas di SMA 2 Semarang. Sejak tahun 2008 hingga kini sedang menempuh studi di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Konsentrasi Telekomunikasi Semarang, April 2013 Menyetujui, Dosen Pembimbing Yuli Christiyono, S.T., M.T. NIP.196807111997021001