PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN HOTEL, PENGINAPAN ATAU WISMA DAN PONDOK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG TANDA NOMOR PERUMAHAN DAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 10 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA RUMAH MAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR..TAHUN TENTANG TATA KELOLA HOTEL, PENGINAPAN DAN KOS

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 8 Tahun 2003 TENTANG : RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LEMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1996 TENTANG USAHA RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 23 TAHUN 2000 T E N TA NG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA RUMAH MAKAN / RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2002 T E N T A N G

NOMOR : 2 TAHUN 1989 (2/1989) USAHA PROMOSI PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 13 TAHUN 1997 SERI C NOMOR SERI 1 PERATURAN DAERAH KABUPAREN DAERAH TINGKAT II BANJAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU,

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTA NG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 4 TAHUN 2000 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2000 T E N T A N G

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa urusan Hotel dengan tanda Bunga Melati merupakan salah satu urusan Pemerintah dalam bidang Kepariwisataan yang kewenangannya telah dilimpahkan ke Kabupaten/Kota sebagai wujud pelaksanaan otonomi daerah yang luas nyata, dinamis dan bertanggung jawab; b. bahwa usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati sebagai suatu usaha yang melengkapi kebutuhan Pariwisata, perlu untuk dibina dan ditingkatkan pengelolaannya agar dalam perkembangannya dapat mencapai daya guna dan hasil guna yang sebaik-baiknya serta dapat menunjang usaha kepariwisataan di daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk mendukung pelaksanaan pembinaan dan pengawasan perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Usaha Hotel Dengan Tanda Bunga Melati Dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat. Mengingat : 1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 1981, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215); 3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisa Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3338);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 9. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 03); 10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) dan Rencana Strategis (RENSTRA) Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 2005 (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2002 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48); 11. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2005 Nomor 06). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT dan BUPATI KUTAI BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 2. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kutai Barat; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 4. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Barat; 7. Usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan, khususnya disediakan bagi setiap orang yang memerlukan jasa pelayanan Hotel dengan tanda Bunga Melati; 8. Pimpinan Hotel dengan tanda Bunga Melati adalah orang yang memimpin sehari-hari dan bertanggung jawab atas pengusahaan hotel; 9. Tamu Hotel dengan tanda Bunga Melati adalah setiap orang yang memperoleh jasa pelayanan hotel; 10. Persetujuan prinsip adalah persetujuan sementara yang diberikan oleh Bupati kepada Badan Usaha Penerangan untuk dapat membangun Hotel dengan tanda Bunga Melati; 11. Ijin mendirikan bangunan adalah ijin untuk membangun Hotel yang diberikan oleh Bupati; 2

12. Ijin usaha adalah ijin usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati yang diberikan oleh Bupati kepada Badan Usaha atau Perorangan untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati. Pasal 2 Tidak termasuk dalam pengertian usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati menurut Peraturan Daerah ini adalah jenis akomodasi lainnya yaitu : a. Hotel golongan tanda bintang penginapan remaja (youth hotel), pondok wisata dan perkemahan; b. Asrama haji dan rumah pemondokan mahasiswa dan pelajar; c. Tempat penginapan yang dikelola oleh instansi pemerintah maupun swasta yang khusus digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi para anggota/karyawan. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK Pasal 3 Dengan nama Retribusi Usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati dipungut Retribusi atas kegiatan usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat. Pasal 4 Obyek Retribusi adalah kegiatan penyelenggaraan usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati Pasal 5 Subyek Retribusi usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati adalah Orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6 Retribusi Ijin Usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati digolongkan sebagai ijin usaha tertentu ; BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 7 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah ijin yang diterbitkan BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksud adalah untuk menutup biaya terhadap penyelenggaraan pengawasan, pembinaan dan pengendalian. (2) Biaya yang dimaksud pada ayat (1) meliputi pemantauan, pengawasan, pembinaan dan pengendalian. Pasal 9 Untuk memperoleh ijin usaha Hotel dengan Tanda Bunga Melati, kepada pengusaha bersangkutan dikenakan retribusi sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) 3

BAB VI BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 10 (1) Usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati dapat membentuk Badan Usaha atau usaha Perorangan serta dengan maksud dan tujuan semata-mata berusaha dalam bidang usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati, sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; (2) Modal usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati dimiliki oleh warga Negara Indonesia. BAB VII PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 11 Pengusaha Hotel dengan tanda Bunga Melati adalah penyediaan jasa pelayanan Hotel sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Pasal 12 Pimpinan Hotel dengan tanda Bunga Melati berkewajiban untuk : a. Memberikan perlindungan kepada tamu Hotel dengan tanda Bunga Melati dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta yang melanggar kesusilaan; b. Mengadakan tata buku perusahaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; c. Mentaati ketentuan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku; d. Melakukan upaya secara terus-menerus untuk meningkatkan mutu tenaga kerja dan pelayanan; e. Memelihara hygiene dan sanitasi di dalam maupun di lingkungan pekarangan Hotel dengan tanda Bunga Melati sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku; f. Menetapkan persyaratan penghunian kamar, termasuk tarif kamar dan diletakan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca tamu; g. Memasang papan nama Hotel dengan tanda Bunga Melati dalam bahasa Indonesia; h. Membuat peraturan perusahaan; i. Membuat laporan tamu yang menginap. BAB VIII PENGGOLONGAN HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI Pasal 13 (1) Usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati hanya digolongkan ke dalam 1 (satu) klasifikasi yakni kelas Bunga Melati; (2) Penggolongan Hotel dengan tanda Bunga Melati didasarkan kepada persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh Bupati. Pasal 14 Tanda golongan Hotel secara keseluruhan dinyatakan dengan Bunga Melati. Pasal 15 4

Penentuan penggolongan Hotel dengan tanda Bunga Melati dimaksud pasal 13 dinyatakan dengan Piagam yang dikeluarkan oleh Bupati dan harus dipasang di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu. Pasal 16 (1) Piagam Penggolongan Hotel dengan tanda Bunga Melati berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal dikeluarkan dan dapat diperbaharui kembali setelah dilakukan penilaian ulang; (2) Penilaian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan hasil penilaiannya disampaikan kepada Bupati. Pasal 17 Tata cara mendapatkan golongan Hotel dengan tanda Bunga Melati ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB IX KETENTUAN PERIJINAN Pasal 18 (1) Untuk pembangunan Hotel dengan tanda Bunga Melati baru ataupun penambahan kamar harus memiliki persetujuan prinsip; (2) Untuk mengusahakan Hotel dengan tanda Bunga Melati harus memiliki ijin usaha. Pasal 19 (1) Untuk memperoleh persetujuan prinsip membangun ataupun menambah kamar sebagaimana dimaksud pada pasal 18 ayat (1), pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Daerah yang dilampiri dengan : a. Rencana pembangunan dan gambar prarencana bangunannya sesuai dengan golongan kelas; b. Rekomendasi dari Camat yang bersangkutan ; c. Surat keterangan identitas dari pemohon ; d. Salinan keterangan pendirian perusahaan (bagi yang berbadan hukum). (2) Persetujuan atau penolakan permohonan dimaksud ayat (1) pasal ini diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ; (3) Setelah persetujuan prinsip dikeluarkan, pemohon harus melengkapi dengan ijin mendirikan bangunan. Pasal 20 Untuk memproleh ijin Usaha dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pariwisata dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Persetujuan prinsip ; b. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) ; c. Struktur organisasi dan management personil ; d. Ijin Undang-Undang Gangguan (HO) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Pasal 21 (1) Persetujuan prinsip membangun atau menambah kamar serta ijin usaha dikeluarkan oleh Kepala Daerah setelah pemohon memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan ; 5

(2) Pemberian persetujuan prinsip harus berpedoman pada rencana kebutuhan kamar Hotel dengan tanda Bunga Melati yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata ; (3) Persetujuan prinsip membangun atau menambah kamar hanya berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal dikeluarkan dan batal karena hukum, bilamana pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu tersebut diatas. Pasal 22 Ijin usaha berlaku untuk jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan setiap 5 (lima) tahun sekali dan harus didaftar ulang kepada Kepala Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Barat. Pasal 23 Persetujuan prinsip dan ijin usaha dapat dicabut apabila bertentangan atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 24 Tata cara pengajuan, penerbitan dan pembatalan persetujuan prinsip membangun dan ijin usaha ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 25 Setiap perubahan nama atau pemindah tanganan pemilik Hotel dengan tanda Bunga Melati harus seijin Kepala Daerah. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 26 (1) Pembinaan dan pengawasan atas kegiatan Hotel dengan tanda Bunga Melati dilakukan oleh Bupati atau instansi yang ditunjuk ; (2) Pimpinan Hotel dengan tanda Bunga Melati wajib memberi laporan statistik tingkat penghunian kamar secara berkala kepada Bupati ; (3) Dalam hal-hal yang dianggap perlu Bupati dapat meminta laporan kepada pimpinan Hotel dengan tanda Bunga Melati ; (4) Terhadap golongan Hotel dengan tanda Bunga Melati dilakukan penelitian secara berkala oleh Bupati atau instansi yang ditunjuk. Pasal 27 (1) Bupati dapat menaikan atau menurunkan golongan kelas satu Hotel dengan tanda Bunga Melati apabila persyaratan hotel yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan kriteria dan persyaratan golongan kelas yang dimilikinya ; (2) Perubahan golongan kelas seperti yang dimaksud ayat (1) didasarkan atas permohonan pemilik Hotel dengan tanda Bunga Melati yang diajukan kepada Bupati dan hasil penelitian yang dilakukan secara berkala. Pasal 28 Hotel dengan tanda Bunga Melati yang telah meningkat fasilitas dan pelayanannya, sehingga memenuhi persyaratan kriteria fisik dan pelayanan hotel golongan yang lebih tinggi harus diubah penggolongannya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 29 6

(1) Perubahan seperti yang dimaksud dalam pasal 27 dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Pariwisata, baik atas dasar hasil penelitian yang dilakukan secara berkala maupun atas dasar permohonan pemilik Hotel dengan tanda Bunga Melati ; (2) Dalam hal perubahan atas kehendak Hotel dengan tanda Bunga Melati permohonan di ajukan kepada Direktur Jenderal Pariwisata dengan tembusan disampaikan kepala Bupati ; (3) Untuk melaksanakan perubahan sebagaimana dimaksud pasal 27 akan diadakan penelitian oleh Direktur Jenderal Pariwisata. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 30 (1) Barangsiapa menjalankan usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut pada pasal 10, pasal 12, pasal 18 dan pasal 25 akan diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) serta tindakan lainnya berupa : a. Penutupan / penyegelan Hotel dengan tanda Bunga Melati. b. Pencabutan ijin usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 31 Selain Pejabat penyidik Polisi Republik Indonesia yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 32 (1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat sebagaimana dimaksudkan pasal 25 Peraturan Daerah ini berwenang : b. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; c. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan ; d. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; e. Melakukan penyitaan benda dan atau surat ; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang tersangka; g. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; i. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarga; j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemeriksaan rumah; c. Pemeriksaan surat; d. Pemeriksaan benda; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan ditempat kejadian. BAB XIII 7

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 (1) Bagi usaha Hotel dengan tanda Bunga Melati yang ada sebelum Peraturan Daerah ini berlaku selambat-lambatnya dalam waktu 1 ( satu ) tahun mulai saat berlakunya Peraturan Daerah ini, sudah harus menyesuaikan diri dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini ; (2) Semua usaha penginapan yang selama ini dikenal sebagai Hotel maupun wisma dan yang sejenisnya sebenarnya termasuk klarifikasi Hotel dengan tanda Bunga Melati harus menyesuaikan segala sesuatunya dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini ; (3) Penginapan yang selama ini telah ada dan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) pasal ini ternyata belum atau tidak memenuhi ketentuan yang dimaksud pada ayat ( 2 ) pasal ini, maka penginapan itu tidak dapat dikategorikan sebagai Hotel dengan tanda Bunga Melati. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 (1) Dengan berlakukan Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi ; (2) Hal-hal yang belum diatur / belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur kemudian oleh Bupati dengan Surat Keputusan sepanjang menyangkut pelaksanaannya ; (3) Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat. Ditetapkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 BUPATI KUTAI BARAT, ttd ISMAIL THOMAS Diundangkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT, ttd YAHYA MARTHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2006 NOMOR 26 SERI B 8

9