PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT. Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRARKI PROSES PADA TOKO PERTANIAN DAN BANGUNAN UD MANSUR JALAN RAYA PAPAR PARE KEDIRI

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus Pada PT Cazikhal)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

DAFTAR PUSTAKA.

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Abstrak

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

PEMILIHAN SUPPLIER YANG TEPAT DI UKM KERAJINAN BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process

Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM:

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pemilihan supplier sebelumnya juga banyak dilakukan

Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis

EVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

MBTI L/O/G/O Analytical Hierarchy Process AHP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.

Perancangan Perbaikan Sistem Pembelian Bahan Baku di PT. FSCM Manufacturing

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

TUGAS AKHIR. Evaluasi Supplier Menggunakan Metoda Analytical Hierarchy Process Pada PT. Pertamina Drilling Service Indonesia

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

ANALISA KEPUTUSAN PEMILIHAN VENDOR DALAM PROYEK KONSTRUKSI. Adi Giantoro 1) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, No Induk : ,

A. Pengertian Supply Chain Management

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

Transkripsi:

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jakarta Email: dragon26_fire@yahoo.com 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta Email: tamtana.js@gmail.com ABSTRAK Pembangunan proyek bangunan bertingkat melibatkan berbagai pihak dengan berbagai keahlian, pula berbagai macam pemasok diperlukan guna pelaksanaan proses bangunan bertingkat tersebut. Guna penyelesaian bangunan bertingkat sesuai dengan rencana maka pemilihan pemasok yang baik merupakan salah satu hal yang penting bagi kontraktor dalam melaksanakan manajemen rantai pasok. Studi ini bertujuan mendapatkan penentuan urutan prioritas kriteria dan subkriteria dalam pemilihan pemasok menurut pejabat yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan dalam hal pemilihan pemasok pada pelaksana konstruksi. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan sejumlah kuesioner kepada tujuh perusahaan konstruksi yang melaksanakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Responden dalam survey ini meliputi manajer proyek, staf bagian pembelian, staf bagian keuangan Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) yang dilakukan secara manual. Dari hasil analisis tingkat kepentingan kriteria dan subkriteria dalam pemilihan pemasok didapatkan tiga prioritas utama hasil skala prioritas-bobot yaitu: Prioritas pertama adalah ketepatan pengiriman dengan subkriteria 1-kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang telah disepakati dan subkriteria 2-kemampuan menangani sistem transportasi. Prioritas kedua adalah kualitas dengan subkriteria1-kemampuan memberikan kualitas yang konsisten dan subkriteria2-kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan dan subkriteria 3-penyediaan barang tanpa cacat. Hasil dari studi ini sebagai prioritas ketiga adalah harga dengan subkriteria 1- kepantasan harga dengan kualitas dan subkriteria 2- kemampuan memberikan diskon. Kriteria lain nya adalah layanan dengan subkriteria antara lain kemampuan memberikan informasi secara jelas dan kemudahan untuk dihubungi. Kata kunci : bangunan bertingkat, pemasok, kriteria pemilihan pemasok, Analytical Hierarchy Process (AHP), 1. PENDAHULUAN Pada saat ini tuntutan proyek gedung bertingkat terhadap kualitas produk, harga, ketepatan pengiriman serta ketersediaan produk di pasaran semakin tinggi, khusus nya wilayah Jakarta. Fungsi dari manajemen rantai pasok terpadu adalah untuk mengintegrasi retailer, penjual, pemasok, dan manufaktur secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah dan waktu yang tepat, dan biaya keseluruhan yang minimum. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen rantai pasok yang baik. Untuk menciptakan manajemen yang diinginkan diperlukan koordinasi antar pihak-pihak rantai pasok. Kurangnya koordinasi dapat menimbulkan kesalahan informasi yang mengakibatkan kesalahpahaman dan konflik antar pihak yang terkait dalam rantai pasok.untuk tercapainya manajemen rantai pasok yang terpadu maka diperlukan informasi mengenai faktor-faktor dalam pemilihan pemasok material yang tepat. Biaya material dan peralatan merupakan bagian terbesar dari keseluruhan biaya proyek, dimana nilainya dapat mencapai 50 60 % dari total biaya (Raharjo, Ferianto 2007), sehingga sudah sewajarnya pelaksana proyek memberikan perhatian lebih pada proses pengadaannya KoNTekS 6 MK-177

2. MANAJEMEN RANTAI PASOK Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002) manajemen rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Panggabean, David (2009) menyatakan manajemen rantai pasok mempunyai dua tujuan, yaitu : 1. Manajemen rantai pasok menyangkut pertimbangan mengenai lokasi di setiap fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dari pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentra penjualan. 2. Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari transportasi hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi. Dalam manajemen rantai pasok tercakup delapan bisnis inti yang perlu mendapat perhatian utama (Stock, J dan Lambert, 2001): 1. Customer relationship management, Mengidentifikasi pelanggan potensial yang dinilai akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. 2. Customer service management, Informasi tepat waktu bagi pelanggan, untuk memperlancar pelaksanaan pengiriman barang. 3. Demand management, Menyeimbangkan antara permintaan pelanggan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut. 4. Order fulfillment, Pemenuhan kebutuhan konsumen pada waktu, tempat, dan jumlah yang tepat. 5. Manufacturing flow management, Tindakan untuk menyesuaikan permintaan dari pelanggan dengan kemampuan produksi yang dapat dipenuhi perusahan. 6. Procurement, Tindakan dari fungsi pembelian dengan mengembangkan mekanisme komunikasi agar dapat mengurangi waktu dan memberikan penghematan dalam transaksi pembelian. 7. Product development and commercialization, Tindakan melibatkan supplier dan konsumen dalam proses pengembangan produk perusahaan yang diinginkan oleh konsumen. 8. Return, Merupakan tindakan untuk mengelola feedback dari pelanggan terhadap produk guna perbaikan kinerja bagi perusahaan. Proses pemilihan pemasok Salah satu aspek utama fungsi pembelian adalah pemilihan pemasok, pengadaan barang yang dibutuhkan, layanan dan peralatan untuk semua jenis perusahaan bisnis. Oleh karena itu, fungsi pembelian adalah bagian utama dari manajemen bisnis. Dalam lingkungan operasi yang kompetitif saat ini, sangat tidak mungkin untuk bisa sukses berproduksi dengan biaya rendah, dan menghasilkan produk yang berkualitas tanpa pemasok yang memuaskan. Dengan begitu, salah satu keputusan pembelian paling penting adalah pemilihan dan pemeliharaan hubungan dengan pemasok/supplier terpilih yang kompeten.suatu perusahaan akan selalu memiliki ketergantungan terhadap pemasok. Semakin tingginya ketergantungan suatu perusahaan terhadap pemasok, mengakibatkan keputusan akan pemilihan pemasok yang tepat menjadi sangat penting. Pemilihan pemasok merupakan suatu proses yang panjang dan butuh waktu. Kriteria pemilihan pemasok Pemasok perlu dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria seperti harga, batas waktu dan biaya, kualitas produk serta pelayanannya. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok dari beberapa studi pustaka seperti : Rahmayanti, Reny (2010), Weber A, & Benton (1991), Wirdianto E.,dan Unbersa (2008) dan Surjasa dkk (2006) serta Anggraeni, Widya (2009) digunakan dalam pembahasan penentuan kriteria dan subkriteria pada studi ini. Kriteria sebagai variabel dalam studi tersusun seperti yang ditampilkan pada penjelasan variabel yang di uraikan dalam metodologi penelitian. MK-178 KoNTekS 6

3. METODOLOGI PENELITIAN Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang profesor matematika dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1990-an. Perkembangan Analytic Hierarchy Process berawal sebagai respons terhadap kebutuhan akan alokasi dan perencanaan sumber daya yang tidak mencukupi untuk militer. AHP adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan, serta mengijinkan pengambil keputusan (decision makers) untuk menyusun masalah yang kompleks ke dalam suatu bentuk hirarki atau serangkaian level yang terintegrasi. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok-kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hirarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesis maka akan dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi. Menurut Rahmayanti, Reny (2010) keuntungan dari metode AHP dalam pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan adalah antara lain : 1. Kesatuan : AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. 2. Kompleksitas: AHP memadu kan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. Serta 3. Saling ketergantungan : AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah pihak yang mempunyai kewenangan dalam pengambil keputusan dalam pemilihan pemasok. Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Metode AHP mensyaratkan ketergantungan pada sekelompok ahli sesuai dengan jenis spesialis terkait dalam pengambilan keputusan. Selain itu responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang permasalahan. Responden dalam penelitian ini adalah: pihak-pihak yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan dalam hal pemilihan pemasok, yaitu bagian pembelian, pergudangan, keuangan, project manager, engineer. Data yang terkumpul dan dapat digunakan diperoleh dari 32 responden. Variabel Variabel-variabel (kriteria) yang digunakan dalam pemilihan pemasok, yaitu sebagai berikut: 1. Harga Harga adalah nilai benda/barang diukur dengan satuan uang (rupiah), diukur dengan skala penilaian perbandingan berpasangan. Harga di sini meliputi 2 subkriteria: a. Kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan (H1) b. Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) 2. Kualitas Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan diukur dengan skala penilaian perbandingan berpasangan. Kualitas di sini meliputi 3 subkriteria: a. Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1) b. Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten(q3) 3. Layanan Layanan adalah pelayanan, bantuan dan kemudahan yang diberikan pemasok kepada konsumen (pihak proyek), diukur dengan skala penilaian perbandingan berpasangan. Layanan di sini meliputi 3 subkriteria: a. Kemudahan untuk dihubungi (S1) b. Kemampuan memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti (S2) c. Kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan (S3) 4. Ketepatan Pengiriman Ketepatan pengiriman yaitu kemampuan pemasok dalam menangani permintaan proyek sehingga dapat mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan diukur dengan skala penilaian perbandingan berpasangan. Ketepatan pengiriman di sini meliputi 2 subkriteria: a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1) b. Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2) KoNTekS 6 MK-179

Metode analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Perhitungan bisa dilakukan secara manual menggunakan Microsoft excel maupun dengan bantuan software expert choice. Langkah-langkah dalam pemilihan supplier adalah sebagai berikut: 1. Menyusun struktur hirarki masalah dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki. Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini merupakan kriteria dan subkriteria yang dipakai proyek dalam memilih pemasok. Hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit untuk diselesaikan karena proses pemecahannya dilakukan tanpaa memandang masalah sebagai suatu sistem dengan suatu struktur tertentu. 1. Pada tingkat tertinggi dari hirarki, dinyatakan tujuan, sasaran dari sistem yang dicari solusi masalahnya. Tingkat berikutnya merupakan penjabaran dari tujuan tersebut. Pemilihan pemasok Kriteria Harga Kualitas Pelayanan Ketepatan pengiriman Diskon Sesuai spesifikasi Kemudahan menghubungi Kemampuan mengirim barang Sesuai dengan harga Kondisi barang Kemampuan memberikan informasi Kemampuan dalam transportasi Kualitasyang konsisten Kecepatan dalam menanggapi Gambar 1.Hierarki Pemilihan Pemasok 2. Penentuan Prioritas: Yang pertama dilakukan dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu pengambilan keputusan adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh kriteria untuk setiap subsistem hirarki. Dalam perbandingan berpasangann ini, bentuk yang digunakan adalah matriks karenaa matriks merupakan alat yang sederhana yang biasa dipakai, serta memberi kerangka untuk menguji konsistensi.. Dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan (Saaty, 1994) maka dpt diketahui, tingkat kepentingan dan dominasi baris terhadap kolom. 3. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 1 (kriteria) dan level 2 (sub kriteria), dengan mencari eigenvalue dan eigenvector, kemudian di normalisasi untuk mendapatkan vector eigen matriks dengan me rata-ratakan jumlah baris terhadap elemen subtujuan. Proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai indeks konsistensi ( CI). Langkah terakhir disini adalah mencari rasio konsistensi (CR) Dengan menggunakan rumus Saaty ( 1994), CR adalah perbandingan antara indeks konsistensi dan random indeks (CR = CI/RI ). Nilai RI untuk orde matriks n = 3 dalam pustaka tersebut adalah 0.58. Jika CR<0.1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika tidak konsisten (CR>0.1) maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang. 4.Setelah mengetahui bobot dari masing-masing kriteria dan subkriteria maka nilai keseluruhan dari masing-masing kriteria dan subkriteria tersebut yang dipilih adalah yang memiliki nilai paling tinggi.

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang memenuhi syarat untuk dianalisis adalah 32 sampel, dengan jumlah kriteria sebanyak 4 kriteria dan jumlah subkriteria dari 4 kriteria tersebut sebanyak 10 subkriteria. Pada penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis AHP secara manual. Dengan metode AHP data yang ada akan diolah sehingga menjadi sebuah informasi dalam kriteria pemilihan pemasok. CONSISTENCY RATIO (CR) PENILAIAN RESPONDEN Tabel berikut ini dibawah ini adalah hasil dari perhitungan nilai konsistensi antar kriteria dan antar subkriteria dari variabel dalam studi : Tabel 2. Hasil Consistency Ratio Perbandingan Berpasangan CR Keterangan Antar Kriteria 0.048 Konsisten Antar Subkriteria Harga 0 Konsisten Antar Subkriteria Kualitas 0.047 Konsisten Antar Subkriteria Layanan 0.048 Konsisten Antar Subkriteria Ketepatan Pengiriman 0 Konsisten Rangkuman hasil analisis Rangkuman hasil analisis kriteria dan sub-kriteria pemilihan pemasok Dari hasil analisis AHP pada tabel Rangkuman Hasil Analisis (tabel 3),: kriteria yang paling berpengaruh dalam pemilihan pemasok adalah kriteria ketepatan pengiriman dan subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang disepakati. Masalah keterlambatan pengiriman material dari pemasok dapat mengakibatkan naiknya biaya proyek. Hal ini dapat disebabkan karena adanya sebagian tukang yang tidak dapat bekerja karena harus menunggu kedatangan material yang diperlukan. Upah harus tetap dibayarkan dan dibebankan selama waktu tunggu tersebut. Selain itu, jika suatu material diperlukan dengan segera, kontraktor mungkin terpaksa melakukan pembelian dari pemasok dengan harga yang lebih mahal karena hanya pemasok tersebut yang kebetulan menjadi satu-satunya pemasok yang memiliki persediaan material yang dibutuhkan. Di samping pengaruh terhadap biaya, terdapat pula kerugian terhadap motivasi dan semangat pekerja. Pekerja akan manganggap manajemen tidak benar bila terdapat banyak pekerjaan yang terpaksa ditunda karena kekurangan material. KoNTekS 6 MK-181

Tabel 3 Rangkuman Hasil Analisis Lokasi Kriteria dan Subkriteria Prioritas dan Bobot Ketepatan Pengiriman (D) 1 (0.309) Kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang disepakati (D1) 1 (0.75) Jakarta Utara Dan Jakarta Barat Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2) 2 (0.25) Kualitas (Q) 2 (0.279) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) 1 (0.431) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1) 2 (0.327) Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) 3 (0.26) Harga (H) 3 (0.234) Kepantasan harga dengan kualitas (H1) 1 (0.667) Kemampuan memberikan diskon (H2) 2 (0.333) Layanan (S) 4 (0.178) Kemampuan memberikan informasi secara jelas (S2) 1 (0.431) Kemudahan untuk dihubungi (S1) 2 (0.327) Kecepatan menanggapi permintaan pelanggan (S3) 3 (0.26) 5. KESIMPULAN Dari studi yang telah dilakukan ini didapat simpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis penilaian responden menunjukkan antar kriteria dan subkriteria konsisten. 2. Hasil analisis, kriteria dan subkriteria yang paling berpengaruh dalam pemilihan pemasok terurut menurut prioritas adalah : Kriteria : Ketepatan pengiriman, yang kedua adalah kriteria kualitas, yang ketiga kriteria harga, dan yang ke empat adalah kriteria layanan. Subkriteria terurut dari kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang disepakati, kepantasan harga dengan kualitas, kemampuan memberikan informasi secara jelas, dan kemampuan memberikan diskon. Urutan ke lima kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan serta kemudahan untuk dihubungi memberikan bobot yang sama Saran Berdasarkan hasil studi ini dapat disarankan sebagai berikut: 1. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan studi antar rantai pasok yang lain. 2. Untuk kontraktor dapat menggunakan software expert choice untuk membantu dalam pemilihan pemasok selanjut nya. Pemanfaatan hasil studi dalam Pusat data akan bermanfaat dalam pekerjaan selanjutnya. 3. Studi dapat pula dilanjutkan mencakup wilayah Jakarta lainya atau pun Nasional DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Widya. (2009), Supply Chain Performance Measurement Processing In Indonesia PT.Crown Closure., Jakarta : Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Bello, Marlene J. Suarez. (2003), A Case Study Approach to The Supplier Selection Process. http://grad.uprm.edu/tesis/suarezbello.pdf Feridani, Elena. (2005), Perancangan Metode Pembobotan Kriteria Pemilihan Pemasok Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dan Fuzzy AHP (Studi Kasus Pemilihan Pemasok Jasa Pemeliharaan Fasilitas Off Shore Di PT. X). Jakarta : Fakultas Teknik Industri Universitas Indonesia. MK-182 KoNTekS 6

Indrajit, R.E. dan Djokopranoto, R. (2002), Konsep Manajemen Supply Chain: Strategi Mengelola Rantai Pasokan Bagi Perusahaan Modern di Indonesia, Jakarta: Gramedia Nydick, Robert L and Ronal Paul Hill. (1992), Using the Analitic Hierarchy Process to Structure the Supplier Selection Procedure. International Journal of Purchasing and Materials Management 28 (2) 31-36. Panggabean, David. (2009), Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain Management (SCM) Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Medan : Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Pujawan, I Nyoman. (2005), Supply Chain Management. Surabaya : Penerbit Guna Widya. Raharjo, Ferianto. Kajian Faktor Yang Dipertimbangkan Kontraktor Dalam Memilih Pemasok Material. Jurnal Teknik Sipil. Volume 7. No. 2. Februari 2007 : 119-130. Yogyakarta : Fakultas Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rahmayanti, Reny. (2010), Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Pada PT Cazikhal). Surakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Saaty, Thomas L. (1988). Multi Criteria Decision Methode : The Analitycal Hierarchy Process, University of Pittsburgh. Stock, James. R And Douglas Lambert. (2001), Strategic Logistic Management. 4th Edition. New York : McGraw-Hill. Sugiyono. (2006), Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi, Bandung : Alfabeta. Surjasa, Dadang., Pudji Astuti., dan Hario Nugroho. (2006), Usulan Supplier Selection Dengan Analytical Hierarchy Process Dan Penerapan Sistem Informasi Dengan konsep Vendor Managed Inventory Pada PT ABC. http://www.fab.utm.my/download/conferencesemiar/icci2006s3pp06.pdf. Susilawati. (2005), Studi Supply Chain Konstruksi pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Weber, Charles A., John R. Current and W.C. Benton. (1991), Vendor Selection Criteria and Methods. European Journal of Operations Research 50 (1991) 2-18. Wirdianto, Eri., Unbersa, Elpira. (2008), Aplikasi Metode Analitycal Hierarchy Process Dalam Menentukan Kriteria Penilaian Supplier. Jurnal Teknik Industri. Volume 2. No. 29. Universitas Andalas. KoNTekS 6 MK-183

MK-184 KoNTekS 6