KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

PELUANG TENAGA KERJA INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA Oleh: Tiesnawati Wahyuningsih, SH., MH (FISIP)

Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Daya Saing Daerah Dalam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN

Kerja sama ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN PROFESIONALITAS TENAGA KERJA DALAM MENYONGSONG MEA Rinaldi UPBJJ UT Semarang E MAIL :

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

DAYA SAING SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA (MENGHADAPI ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA)

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

STRATEGI DAN PROGRAM INDONESIA KOMPETEN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

BAB I P E N D A H U L U A N. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi

ASEAN COMMUNITY COMMUNITY 2015: PELUANG ATAU TANTANGAN BAGI TENAGA KERJA INDONESIA

Tinjauan Pasar Kerja Indonesia

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

Pusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011

Transkripsi:

KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1

MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan Dampak positf perdagangan dan persoalan yang masih berlanjut Kinerja Pasar tenaga kerja Tantangan dan Langkah-langkah yang diperlukan 2

PERDAGANGAN BIDANG JASA Tidak di definisikan secara komprehensif Arti Liberalisasi (=GATS: merupakan legal basis persetujuan perdagangan bidang jasa) Menghilangkan hambatan perdagangan bidang jasa Mengembangkan peraturan domestik yang tidak menghambat perdagangan Ditujukan untuk meningkatkan akses pasar Tujuan GATS: Memberi kontribusi pada perluasan perdagangan sebagai sarana meningkatkan pertumbuhan ekonomi 3

Catatan ref... Pergerakan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja profesional dan terampil bebas serta arus modal lebih bebas, Meminimalkan hambatan, memperkuat kerjasama diantara negara-negara untuk mencapai tujuan pembangunan yang makmur, Memiliki daya saing tinggi, pemerataan pembangunan ekonomi, mengurangi penduduk miskin dan memperkecil kesenjangan sosial-ekonomi. Intensitas hubungan yang lebih dinamis, merupakan sebuah kebutuhan untuk membangun negara lebih terbuka 4

TRANSAKSI LIBERALISASI PERDAGANGAN JASA Programmer Komputer negara A mengerjakan kontrak untuk perusahaan negara B melalui Internet Mode 1 (cross border trade) Mode 2 (consumptio n abroad) Penduduk A belajar program komputer di negara B Perusahaan komputer di negara A membuka cabang usaha di negara B Mode 3 (Commercial Presence) Mode 4 (Movement of Natural Person) Programmer negara A bekerja di perusahaan B 5

MODA 4 Tidak berlaku untuk sektor pertanian dan manufaktur Jasa tenaga kerja untuk menunjang kegiatan produksi barang dan jasa (pekerja migran sementara yang mempunyai pekerjaan di bidang jasa) Moda 4 menawarkan peluang tenaga kerja bagi negara berkembang untuk akses pasar tenaga kerja di negara maju Menggunakan sebuah mekanisme perundingan atau perjanjian internasional 6

Liberalisasi Perdagangan: DAMPAK POSITIF KEPADA PASAR TENAGA KERJA. Menciptakan nilai tambah dalam perekonomian sehingga memberi peningkatan kesejahteraan bagi pekerja mencapai kehidupan yang lebih baik. Membuka kesempatan kerja lebih luas sehingga memperkecil tingkat pengangguran terbuka dan setengah penganggur memperoleh pekerjaan yang decent. Mendorong pengembangan ekonomi kreatif untuk memasuki ke pasar internasional di negara lain. 7

PERSOALAN UNTUK INDONESIA Kekurangan tenaga ahli dengan keahlian yang kritis di sektor modern Kelebihan tenaga kerja(surplus labor) di sektor tradisional Kekurangan tenaga kerja ber keahlian terdeteksi dari: Bidang-bidangyang sangatdiperlukanspt, ilmuwan, insinyur, dokter(paramedia) agronomis Teknisi dan pekerja lapangan(berketerampilan menengah) Kekurangan tenaga profesional di bidang manajemen dan administrasi 8

RENDAHNYA STRUKTUR TENAGA KERJA BERKETERAMPILAN Tahun Sektor Rendah Sedang Tinggi 1980 Pertanian 99,3 0,3 0,06 Industri 92,6 5,6 1,3 Jasa 33,2 56,8 8,3 1990 Pertanian Industri Jasa 2000 Pertanian Industri Jasa 2012 Pertanian Industri Jasa 99,7 93,4 30,0 99,9 89,3 24,3 99,3 86,5 30,6 Sumber: Perhitungan Bappenas menggunakan Survei Data BPS 0,2 5,3 58,7 0,1 9,4 49,0 0,6 9,7 55,9 0,03 1,3 9,6 0,1 1,3 27,0 0,10 3,7 13,5 9

PENCAPAIAN KINERJA PASAR TENAGA KERJA 10

PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA Pertumbuhan telah membawa perubahan dalam struktur pasar tenaga kerja ke arah lapangankerjayang baik(decent Work). Angkatan Kesempatan Pertb Penganggur Tahun Kerja Kerja Ekonomi (Juta TPT (%) (Juta Orang) (Juta orang) (%) Orang) 2002 100,77 91,64 4,4 9,13 9,06% 2003 102,75 92,81 4,7 9,93 9,67% 2004 103,97 93,72 5,0 10,25 9,86% 2005 105,80 94,95 5,7 10,85 10,26% Investasi yang terus tumbuhbaik, membawa perubahan dalam pasar tenaga kerja, kearah kegiatan ekonomiformal. 2006 106,28 95,18 5,5 11,10 10,45% 2007 108,13 97,58 6,3 10,55 9,75% 2008 111,48 102,05 6,1 9,43 8,46% 2009 113,74 104,49 4,5 9,26 8,14% 2010 116,00 107,41 6,1 8,59 7,41% 2011 119,40 111,28 6,5 8,12 6,80% 2012 120,42 112,80 6,23 7,61 6,32% 2013 121,19 114,02 6,02 (TwI) 7,17 5,92% Data Ketenagakerjaan, Periode Februari

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA ANTAR NEGARA Negara 2012 2013 United States 7,8 7,7 Italia 11,2 11,6 Yunani 26,4 27,2 Jerman 5,4 5,4 Spanyol 26,1 26,3 Indonesia 6,32 5,92 Thailand 0,7 0,8 Vietnam 2,22 2,29 Philipina 7,2 7,1 China 4,1 4,1 Jepang 4,3 4,3 Sumber: OECD Unemployment Rate, OECD (February 2013) and Trading Economic Persentase 30 25 20 15 10 5 Unemployment Rate in Asia and OECD Countries 0 2012 2013

13

14

TANTANGAN Peringkat daya saing Indonesia masih dibawah sebagian besar negara ASEAN dan di non-asean Faktor permasalahan terbesar untuk Indonesia dalam melakukan usaha yang dianggap paling memberatkan adalah Inefisiensibirokrasi. Efisiensi pasar tenaga kerja menempati urutan ke 5 dari 10 Faktor penilaian survei. Di sisi lain, konflik hubungan industrial terus bertambah, demonstrasi tuntutan buruh/pekerja semakin sering dilakukan, terutama berkaitan denganpermintaanuntukkenaikanupahminimun. Semakinbanyakdemonstrasiada kekhawatiran mempengaruhi keputusan bisnis, yang berpotensi mengurangi peluang pekerjaan, terutama pekerja semi skill dan pekerja muda, yang umumnya terkena dampak terbesar 15

IKLIM INVESTASI DAN USAHA DI INDONESIA MASIH PERLU DITINGKATKAN... Ranking Indonesia 44 (dari 139 negara) 2010-2011 2011-2012 2012-2013 46 (dari 142 negara) 50 (dari 144 negara) Inefisiensi birokrasi masih menjadi kendala utama dalam melakukan berusaha di Indonesia 16 Sumber: The Global Competitiveness Report 2012-2013, World Economic Forum

Human Development Index (HDI) Sumber: Human Development Report 2013, UNDP Basic Statistic 2013, ADB Negara Human Development Index China 0,699 India 0,544 Indonesia 0,629 Philipina 0,645 Vietnam 0,617 Thailand 0,690 Myanmar 0,498 Malaysia 0,769 Kamboja 0,543 Laos 0,543 Singapura 0,895 Brunei 0,855 Juta Orang 1,500 1,000 500 0 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Index China India Indonesia Philipina Jumlah Penduduk (juta orang) Vietnam Thailand Myanmar Malaysia Kamboja Laos Human Development Index Singapura Brunei

PILAR TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 140 120 Higher Education and Training Country 2008-2009 2009 (134) 2010-2011 2011 (139) 2012-2013 2013 (144) Indonesia 71 66 73 Philippines 60 73 64 Thailand 51 59 60 Malaysia 35 49 39 Singapore 8 5 2 Vietnam 98 93 96 Cambodia 127 122 111 Brunei Darussalam 69 64 57 Urutan Peringkat 100 80 60 40 20 0 2008 2010 2012 Indonesia Philippines Thailand Malaysia Singapore Vietnam Cambodia Brunei Darussalam

PILAR EFISIENSI PASAR KERJA 140 120 Labour Market Country 2008-2009 2009 (134) 2010-2011 2011 (139 ) 2012-2013 2013 (144) Indonesia 43 84 120 Philippines 101 111 103 Thailand 13 24 76 Malaysia 19 35 24 Singapore 2 1 2 Vietnam 47 30 51 Urutan Peringkat 100 80 60 40 20 0 2008 2010 2012 Cambodia 33 51 28 Brunei Darussalam 16 10 13 Indonesia Thailand Singapore Cambodia Philippines Malaysia Vietnam Brunei Darussalam

LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN 20

PERDAGANGAN BIDANG JASA Langkah-langkah pengintegrasian di bidang jasa, yang telah disepakatinegara anggota ASEAN dalam melakukan liberalisasi menuju pergerakan jasa adalah terbukanya mobilitas tenaga kerja terampil di kawasan ASEAN. Ini berarti, tahun 2015, mobilitas tenaga kerja terampil takkan terbendung, saat komunitas Masyarakat Ekonomi Asean berlaku efektif. Indonesia tidak bisa lagi menutup pasar tenaga kerja bagi negara Asean lainnya. Tanpa akselerasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan serta kesungguhan dalam menjalankan konsep link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha, angkatan kerja kita kehilangan pasar tenaga kerja di sektor usaha yang menjanjikan pendapatan tinggi. 21

PERDAGANGAN BIDANG JASA Kesepakatan antar negara anggota perlu ditindaklanjuti dengan melakukan langkah-langkah nyata guna mempercepat pelaksanaan Perjanjian Saling Pengakuan (MRA) yang belum direalisasikan; harmonisasi program pendidikan dan pelatihan; Pengembangan kerangka standard kompetensi regional (Regional Competency Standard Framework). Ini merupakan upaya untuk memperjuangkan tenaga kerja terampil memasuki pasar internasional. 22

PENYIAPAN TENAGA KERJA Kondisi pasar tenaga kerja yang masih dualistik, disatu sisi tenaga kerja informal yang masih menyumbang lebih dari 60 persen dalam struktur tenaga kerja sementara pekerja informal kurang dari 40 persen(pendidikan dan keterampilan rendah) Langkah-langkah sistimatis dalam menghasilkan tenaga terampil untuk menjamin agar Kualitas Pelatihan dan Skills yang dilatihkan benar-benar tercermin pada pekerja. Pemetaan tuntutan Kompetensi Industri tingkat nasional dan internasional daerah, meliputi kompetensi sektor atau kelompok usaha Target mencapai rasio tenaga kerja tertentu yang kompeten dan profesional serta diakui pasar kerja dalam dan luar negeri 23

TERIMA KASIH 24