I. PENDAHULUAN. Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Annisa Dwi Lestari, 2013

KONVERSI NANOSELULOSA MENJADI GULA ALKOHOL MENGGUNAKAN NANOKOMPOSIT Ni 0,1 Cu 0,9 Fe 2 O 4 YANG DIIRADIASI SINAR UV. (Skripsi) Oleh WIDYA ARYANI M

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang terdispersi atau partikelpartikel

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi untuk beberapa abad ke depan, semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini perkembangan teknologi tidak terlepas dari material nano. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

2015 KONVERSI LIGNOSELULOSA TANDAN PISANG MENJADI 5-HIDROKSIMETIL-2-FURFURAL (HMF) : OPTIMASI KOMPOSISI

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/fisik Fakultas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

UJI AKTIVITAS KATALIS NANOKOMPOSIT Ni 0,5 Cu 0,5 Fe 2 O 4 DALAM MENGKONVERSI NANOSELULOSA MENJADI GULA ALKOHOL YANG DIIRADIASI SINAR UV.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

2014 WAKTU OPTIMUM ISOLASI NANOKRISTALIN SELULOSA BAKTERIAL DARI LIMBAH KULIT NANAS

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara

I.PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dalam dua dekade terakhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartika Mayasai, 2014

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biodiesel merupakan bahan bakar berupa senyawa mono-alkil ester dari asam

I. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salak. Salak merupakan buah meja yang cara mengonsumsinya tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Popularitas salak sebagai buah meja semakin meningkat sejak petani di

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, peran nanoteknologi begitu penting dalam perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

Bab II Tinjauan Pustaka

(Pra <Rancangan <Pa6rik\,'Furfurat dariampas Tebu (Bagasse) Xapasitas ton pertahun BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ervi Afifah, 2014 Produksi Gula Hidrolisat Dari Serbuk Jerami Padi Oleh Beberapa Fungi Selulolitik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

II. DESKRIPSI PROSES

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang terus menipis mendorong para

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini dikarenakan sifatnya yang ramah terhadap lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbaharukan (renewable). Biomassa dapat dihasilkan dari bahan organik atau hasil pembuangan limbah yang telah diambil produk primernya dan umumnya memiliki nilai ekonomis rendah. Keberadaan biomassa di Indonesia sangatlah berlimpah, salah satu bahan biomassa yang sering dimanfaatkan ialah selulosa. Kayu, bambu, serat daun, sekam padi, kulit buah coklat dan tandan kosong kelapa sawit merupakan beberapa sumber dari selulosa. Di alam, selulosa banyak dijumpai sebagai selulosa natif, yaitu selulosa tidak murni yang masih berikatan dengan senyawa lain seperti lignin dan hemiselulosa. Selulosa dapat dengan mudah terdegradasi pada temperatur tinggi (>180 o C) menjadi senyawa furfural, HMF(5-hydroxymethylfurufural), asam asetat, asam levulinat dan asam formiat (Taherzadeh and Niklasson, 2003), juga dapat membentuk CMC (Carboxy Methyl Celulose) yaitu senyawa turunan dari selulosa yang berfungsi sebagai sumber karbon pada Aspergillus niger untuk produksi bioethanol (Antony, 2012).

2 Selain dimanfaatkan sebagai bahan utama produksi biofuel dan dimodifikasi sebagai bahan kimia lainnya, selulosa juga memiliki potensi besar sebagai bahan baku penghasil gula alkohol. Hal ini dikarenakan hidrolisis dari selulosa dapat menghasilkan komponen glukosa lebih dari 5.000 unit sehingga dapat dikonversi menjadi gula-gula alkohol seperti sorbitol, mannitol, dan xylitol (Frieder, 2002). Konversi karbohidrat melalui reaksi hidrogenasi telah banyak dilakukan dengan bantuan katalis heterogen asam. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi hasil konversi ialah tekanan, waktu dan temperatur (Fukuoka and Dhepe, 2008). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, katalis Ru/C mampu mengkonversi selobiosa (pada 245 o C; 0,5 jam; 6 MPa) menjadi sorbitol sebanyak 34,6% dan mannitol 11,4% sebagai produk samping (Luo et al., 2007), dan katalis Pt/γ Al 2 O 3 (pada 190 o C; 24 jam; 5 MPa) dapat menghasilkan sorbitol 25% dan mannitol 6% (Fukuoka and Dhepe, 2006), sedangkan katalis Ni/CNF (pada 230 o C; 4 jam; 6 MPa) dapat menghasilkan sorbitol 50,3% dan mannitol 6,2% (Van et al., 2010). Aktivitasi optimal dari suatu katalis dapat meningkatkan uji katalitik pada proses konversi. Katalis dengan ukuran nanopartikel akan memiliki aktifitas yang jauh lebih baik sebagai katalis karena memiliki luas area permukaan yang cukup tinggi dengan rasio atom-atom yang menyebar merata pada permukaan sehingga memudahkan transfer massa reaktan untuk dapat berdifusi sampai masuk ke dalam situs aktif katalis di dalam pori- pori (Widegren et al., 2003). Dalam preparasi katalis, pemilihan metode preparasi menjadi faktor penting. Salah satu metode preparasi yang berhasil memberikan katalis berukuran nano adalah

3 metode sol gel. Hal ini dikarenakan prosesnya yang sederhana dengan mencampurkan logam-logam aktif secara bersamaan kedalam prekursor katalis. Selain itu penggunaan emulsifier (pengemulsi) yang tepat juga merupakan faktor pendukung dalam preparasi katalis. Emulsifier yang umum digunakan adalah senyawa organik (polimer) dengan banyak pasangan elektron bebas yang nantinya akan membentuk susunan teratur pada permukaan logam aktif untuk saling terdispersi dan terikat kuat satu sama lain (Hanke, 2001). Sebagai contoh preparasi nanokatalis menggunakan metode sol-gel yaitu, preparasi katalis α- Fe 2 O 3 dengan pelarut asam sitrat dan (PEG)-6000 menghasilkan ukuran partikel 30 nm pada kalsinasi 600 o C (Wu and Wang, 2011), katalis CuFe 2 O 4 dan γ -Al 2 O 3 dengan pelarut asam sitrat menghasilkan ukuran partikel < 45 nm (Faungnawakij et al., 2009), dan katalis NiFe 2 O 4 dengan pelarut putih telur menghasilkan ukuran partikel < 60 nm pada kalsinasi 500 o C (Maensiri et al., 2007), sedangkan katalis NiFe 2 O 4 dengan pelarut glisin menghasilkan ukuran partikel 4-70 nm pada kalsinasi 300 o C (Alarifi et al., 2009). Katalis berbasis nikel, ruthenium dan platina adalah katalis yang paling sering digunakan untuk konversi monosakarida menjadi gula alkohol. Secara umum, katalis berbasis ruthenium dan platina memiliki aktivitas katalitik yang lebih baik dibandingkan katalis berbasis nikel. Namun, katalis berbasis nikel lebih umum digunakan dalam industri. Hal ini dikarenakan harga dari prekursor nikel relatif lebih murah dibandingkan dengan prekursor ruthenium dan platina serta perbedaan keaktifan yang relatif tidak signifikan berbeda. Keaktifan katalis nikel dapat ditingkatkan dengan memadukan nikel dengan logam lain sebagai promotor.

4 Jenis logam yang umum digunakan adalah logam-logam transisi seperti: Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn yang memiliki orbital d yang masih kekurangan elektron. Konversi selulosa menjadi gula alkohol menggunakan katalis logam transisi telah dilakukan sebelumnya dan memberikan hasil yang cukup besar serta efektif dengan penggunaan katalis Ni 4.63 Cu 1 Al 1.82 Fe 0.79 (pada 488 K; 3 jam; 4 MPa) menghasilkan sorbitol 68.07% (Liu et al., 2014) dan katalis CuO/CeO 2 -ZrO 2 (pada 245 C, 4 jam) menghasilkan sorbitol 99,081% (Dar et al., 2015). Berdasarkan penjelasan diatas, maka pada penelitian ini akan dilakukan preparasi nanokatalis Ni 0,7 Cu 0,3 Fe 2 O 4 melalui metode sol-gel menggunakan pengemulsi pektin dan freeze dry yang diharapkan dapat menghasilkan sorbitol, mannitol dan xylitol dengan rendemen tinggi melalui uji katalitik. Selanjutnya, katalis akan dikarakterisasi untuk mengukur jumlah keasaman dan jenis situs asamnya menggunakan metode gravimetri dan Fourier Transform Infra Red (FTIR), menentuan fasa kristalin katalis menggunakan sinar-x (X-ray Difraction/ XRD), menentuan distribusi ukuran partikel katalis dengan Particle Size Analyzer (PSA) dan menentuan morfologi katalis dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) serta uji katalitik dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).

5 B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mensintesis nanokatalis Ni 0,7 Cu 0,3 Fe 2 O 4 dengan metode sol-gel-freeze dry. 2. Menyelidiki konversi selulosa menjadi gula alkohol. 3. Menganalisa potensi aktivitas dari nanokatalis Ni 0,7 Cu 0,3 Fe 2 O 4 dalam mengkonversi selulosa. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai kemampuan nanokatalis Ni 0,7 Cu 0,3 Fe 2 O 4 dalam menguji aktivitas katalis tersebut pada proses konversi selulosa menjadi sorbitol, mannitol, dan xylitol.