BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai lahan pada kelurahan-kelurahan di Kecamatankecamatan wilayah pinggiran Kabupaten Sidoarjo terus meningkat terutama pada kawasan-kawasan pinggirannya yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan memiliki akses yang baik menuju Pusat Kota. 2. Berdasarkan hasil analisa Geographically Weighted Regression terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan, maka faktor-faktor yang dominan/kuat terlihat mempengaruhi perkembangan nilai lahan di wilayah pinggiran Sidoarjo-Surabaya yaitu jarak terhadap pusat kota (X 1 ), kepadatan bangunan (X 4 ), tingkat layanan air bersih (X 8 ), tingkat layanan listrik (X 9 ), fasilitas pendidikan (X 10 ), dan fasilitas pendidikan (X 12 ). Adapun lima kelompok kategori yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan yaitu: a. Kelompok 1, merupakan kelompok kelurahan oleh Jarak Pusat Kota, Kepadatan Bangunan, PLN dan PDAM, Kesehatan, dan Pendidikan, dimana kelurahan-kelurahan yang tegolong dalam kelompok ini merupakan kelurahan-kelurahan 287
288 yang memiliki jarak paling dekat dengan Kota Surabaya dan tersedianya akses jalan yang besar untuk ke pusat Kota Surabaya ataupun ke wilayah-wilayah disekitarnya. Sehingga pengaruh kedekatan dengan Kota Surabaya merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan pada kelompok oni. b. Kelompok 2, merupakan kelompok kelurahan oleh PLN, PDAM, Kesehatan, dan Pendidikan, dimana kelurahan-kelurahan yang tegolong dalam kelompok ini adalah kelurahan yang memiliki akses jalan yang kurang dan umumnya penggunaan lahannya masih homogen yaitu permukiman masyarakat, sawah dan tambak. Sehingga analoginya adalah apabila ada penyediaan fasilitas air bersih, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan akan mempengaruhi perkembangan nilai lahan pada kelompok ini. c. Kelompok 3, merupakan kelompok kelurahan oleh Kepadatan bangunan, PLN, PDAM, Kesehatan, dan Pendidikan, dimana kelurahankelurahan yang tegolong dalam kelompok ini merupakan kelompok kelurahan yang umumnya penggunaan lahannya masih banyak didominasi oleh kegiatan perindustrian dan perumahan. Sehingga analoginya adalah apabila ada pembangunan perumahan ataupun jenis kegiatan baru yang menambah kepadatan wilayah,
289 penyediaan jaringan listrik, penyediaan fasilitas air bersih, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan akan mempengaruhi perkembangan nilai lahan pada kelompok ini. d. Kelompok 4, merupakan kelompok kelurahan oleh Jarak Pusat Kota, Kepadatan Bangunan, dan PDAM, Kesehatan, dan Pendidikan, dimana kelurahan-kelurahan yang tegolong dalam kelompok ini merupakan kelompok kelurahan yang membutuhkan akses besar ke pusat Kota Surabaya karena banyaknya kegiatan industri dan permukiman. Sehingga pengaruh kedekatan dengan Kota Surabaya merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan pada kelompok ini. e. Kelompok 5, merupakan kelompok kelurahan oleh Kepadatan bangunan dan PDAM, Kesehatan, dan Pendidikan, dimana kelurahan-kelurahan yang tegolong didalamnya yaitu kelompok kelurahan yang umumnya masih banyak penggunaan lahannya berupa sawah, tambak dan sedikit permukiman. Sehingga analoginya adalah apabila ada pembangunan perumahan ataupun jenis kegiatan baru yang menambah kepadatan wilayah, penyediaan fasilitas air bersih, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan akan mempengaruhi perkembangan nilai lahan pada kelompok ini.
290 Berdasarkan lima kelompok diatas, maka dapat terlihat bahwa beberapa wilayah pinggiran terbagi menjadi dua kategori dimana yang pertama adalah kategori wilayah yang perkembangan nilai lahannya dipengaruhi oleh kedekatannya dengan kota Surabaya seperti kelompok 1 dan kelompok 4. Kemudian yang kedua adalah kategori wilayah yang perkembangan nilai lahannya diakibatkan oleh lingkungan disekitarnya yaitu kelompok 2, 3, dan Maka, ternyata dampak urban sprawl terhadap perkembangan nilai lahan di wilayah pinggiran Sidoarjo terhadap Kota Surabaya memang ada dan terbagi menjadi dua, dimana semakin dekat jarak dan besarnya akses jaringan jalan dengan Pusat Kota Surabaya, maka pemanfaatan lahannya semakin heterogen kearah kegiatan perkotaan dengan nilai lahannya yang semakin tinggi. Namun adapula perkembangan nilai lahan di wilayah pinggiran yang disebabkan oleh pengaruh perkembangan atau kondisi lingkungan itu sendiri ataupun lingkungan disekitarnya. 5.2 Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian, tentu ada hal-hal yang disarankan oleh peneliti yaitu sebagi berikut: 1. Diperlukan adanya eksplorasi atau penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai lahan
291 dikarenakan faktor-faktor yang dihasilkan dalam penelitian ini hanya 70% dan sisanya 30% dipengaruhi oleh faktor lain. 2. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menyusun atau membuat kebijakan/regulasi dalam penetapan harga dan nilai pajak tanah sesuai dengan rencana tata ruang yang ada ataupun rencana tata ruang yang akan dibuat. Untuk selanjutnya perkembangan pemanfaatan lahan dan tata ruang di wilayah pinggiran kota dapat lebih terarah dan optimal dalam mengimbangi perkembangan wilayah disekitarnya terutama pusat Kota Surabaya sebagai bentuk integrasi wilayah yang berkelanjutan.
292 Halaman ini sengaja dikosongkan