BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB III PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON. A. Profil Pondok Pesantren al-ma unah Cirebon

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh Pondok Pesantren Al Huda. Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

Nama Pesantren AR-RABWAH. Lokasi Gampong Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Pimpinan Tgk.H.

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

BAB III SEJARAH PONDOK PESANTREN TA'SISUT TAQWA

NURUL FATA. Nama Dayah NURUL FATA. Lokasi Gampong Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Pendiri Alm. ABUYA TGK. H.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN SUNANULHUDA. Ma'had Sunanulhuda yang didirikan oleh Almarhum Almagfurlah KH. Uci Sanusi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Sudah bukan waktunya lagi dakwah dilakukan asal jalan tanpa sebuah

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. direncanakan dijadikan sebagai sebuah pondok pesantren. Namun karena alasan

Hari Sekolah. Permendikbud Nomor 23 Tahun Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Juni

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN. A. Letak Keadaan Geografis Pondok Pesantren Madrasatul Qur an

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Darul Wustha. Nama Dayah Darul Wustha. Lokasi/Alamat Jl. Syekh. H. Muda Waly, Desa Ujung Padang, Kec. Labuhanhaji Barat, Kab.

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB III PROFIL MA DARUSSALAM

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Nurul Hidayah. Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

Nama pondok pesantren LPI MUDI PUTRI SAMALANGA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

Nama Pondok Pesantren Darul Ihsan. Lokasi Jl. Pesantren Desa Pawoh kec. Labuhanhaji Kab. Aceh Selatan

Dhiaul Huda. Sejarah Pendirian

Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG HARI SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BAB V KESIMPULAN. peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

DAYAH MIFTAHUL FALAH

DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Daarun Nahdha Thawalib

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

Nama Dayah Lembaga Pendidikan Dayah Terpadu Dinul Islam. Alamat Jl. H. Pansuri Kap. Lae Pinang Kec. Singkohor Aceh Singkil. Pendiri Muzakki Salim

PROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya

BAB III DESKRIPSI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN MAS DUNGDURO KREMBANGAN TAMAN SIDOARJO DAN MA ISLAMIYAH SUNNATUNNUR TUBAN

BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha Membawahi 5 (lima) sub. bagian, antara lain:

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

Raudhatul Ma`arif. Nama Dayah Raudhatul Ma`arif. Lokasi/Alamat Jl.Banda Aceh Medan Km 247 Gampong Cot Trueng, Muara Batu, Aceh Utara Kode Pos : 24355

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Sri Handayani NIM K

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang manajemen. 1. Model manajemen kesiswaan MTs Darul Amin berupa :

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai

Irfan Paturohman Peran Pendidikan Pondok Pesantren dalam... cenderung merupakan perwujudan mentalitas menerabas yang pada hakekatnya menimbulkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

PERLUKAH PERGURUAN TINGGI PASCA PESANTREN. Disusun oleh : Azwan Lutfi Pembina Ponpes As ad Jambi

DEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan ini akan mencakup (a) Keadaan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami pada awal berdiri hingga tahun 1957; (b) Keadaan kelembagaan pendidikan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami pada tahun 1958-1977; (c) Perkembangan kelembagaan pendidikan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami pada tahun 1978 hingga tahun 2013; (d) Faktor-faktor penunjang dan penghambat perkembangan kelembagaan kelembagaan pendidikan di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami didirikan pada tahun 1922 pada saat itu masih bernama Pondok Pesantren Lemburawi karena terletak di kampung Lemburawi kecamatan Pacet kabupaten Bandung. Didirikan oleh seorang kyai bernama KH. Muhammad Faqih. Pada awalnya, pesantren dikelola oleh beliau sendiri, kemudian setelah beberapa tahun beliau mempunyai seorang menantu lulusan Pondok Pesantren Sukamiskin yang bernama KH. Ubaidillah. KH. Muhammad Faqih beserta menantunya KH. Ubaidillah bersama-sama membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren Lemburawi. Keadaan peserta didik pada saat itu masih berasal dari daerah sekitar kecamatan Pacet. Masih banyak di antaranya santri yang ngalong/tidak mondok di pesantren. Kemudian setelah didirikannya asrama, mulai ada beberapa santri yang mondok, namun tidak sedikit juga yang masih ngalong. Tidak ada persyaratan khusus bagi santri yang ingin mondok/mengaji di Pondok Pesantren Lemburawi. Metode yang digunakan oleh KH. Muhammad Faqih masih sangat tradisional, yaitu dengan metode bandongan dan sorogan. Materi yang diberikan pun belum terlalu banyak, namun hanya mencakup tentang ilmu aqidah dan juga ilmu fiqh yang merupakan dasar dari agama Islām, karena pada masa itu yakni pada masa

sebelum kemerdekaan, setiap ada lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu yang beraneka ragam sering dicurigai oleh penjajah. Barulah setelah dibantu oleh KH. Ubaidillah sekitar tahun 1943, sistem pengajian pun mulai berwarna dengan dipelajarinya ilmu-ilmu lain seperti ilmu aqīdaħ, nahwu, ṡarāf, balagaħ, fiqh, akhlāk, dan ilmu tafsīr dengan tetap menggunakan sistem bandongan dan sorogan. Sarana prasarana yang ada pada saat itu masih sangat sederhana, di antaranya rumah kyai, satu buah Mesjid, asrama yang terbuat dari bambu dan kayu. Kegiatan pengajian pun dilakukan di Mesjid yang masih terbuat dari bambu dan kayu. Keadaan kelembagaan di Pondok Pesantren Lemburawi pada tahun 1958 mulai didirikan Lembaga formal pertama tingkat dasar yaitu Madrasah Wajib Belajar (MWB). Pada perkembangannya, MWB sempat dipindahkan ke kampung Paninggaran dan juga kampung Maruyung. Pada tahun 1964 KH. Muhammad Faqih meninggal dunia, kepemimpinan pun diambil alih oleh menantunya KH. Ubaidillah yang dibantu oleh KH. Ali Imron putra Alm. KH. Muhammad Faqih. Pada tahun 1970, Pondok Pesantren Lemburawi dirubah namanya menjadi Pondok Pesantren Baitul Arqom Al- Islami tafaul kepada seorang sahabat Rasulūllāh SAW yaitu Arqām bin Abi al-arqām yang merelakan rumahnya dijadikan tempat dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan ajaran agama Islām. Pada tahun itu juga dilakukan renovasi Mesjid pertama. Pada masa kepemimpinan KH. Ubaidillah ini, MWB yang dulu sempat dipindahkan ke daerah kampung Paninggaran dan kampung Maruyung kemudian pada tahun 1975 didirikan kembali di Pesantren Baitul Arqom dan dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Tahun 1967 didirikan PGA 6 dan 4 tahun, tahun 1972 didirikan Sekolah Pilial Agama Islam Negeri Bandung (SPAIN). Selain dari lingkungan pesantren, santri pun semakin bertambah baik dari dalam daerah maupun luar daerah Bandung. Setelah didirikannya lembaga pendidikan formal, tenaga pendidik tidak hanya dari pihak keluarga saja, namun juga dari pihak luar yang kompeten di bidangnya. Kurikulum yang digunakan pun tidak hanya kurikulum pengajian kitab klasik saja,

namun karena lembaga pendidikan formal disesuaikan dengan kurikulum pemerintah. Namun, dari segi kepesantrenan tetap menggunakan sistem salafy/klasik. Keadaan perkembangan kelembagaan di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami pada tahun 1978-1990-an bisa dikatakan masa keemasan, karena pada masa tersebut figur para kyai karismatik putra dan menantu KH. Muhammad Faqih masih banyak. Seperti KH. Ubaidillah, KH. Rd. Sofwan, KH. Abdul Qohhar, KH. Ali Imron, KH. Taufiq Abdul Hakim, KH. Ma mun Faruq, Kyai Sulaeman Ma ruf, KH. Yusuf Salim dan Kyai Madani Sulaeman. Santri yang mondok di Pesantren Baitul Arqom pun semakin bermunculan baik dari sekitar lingkungan pesantren maupun dari luar daerah seperti kota Bandung, Garut, Bogor, Depok, Jakarta dan Cianjur. Sistem dakwah yang para kyai lakukan adalah dengan cara mengisi ceramah-ceramah sebagai muballig di berbagai daerah yang secara tidak langsung menyebarkan informasi kepada khalayak luas tentang keberadaan Pondok Pesantren Baitul Arqom al-islami. Setelah KH. Ubaidillah wafat, yakni pada tahun 1986, kepemimpinan pesantren diambil alih oleh KH. Ali Imron. Kemudian KH. Ali Imron wafat pada tahun 2005, estafet kepemimpinan diambil alih oleh KH. Yusuf Salim putra ke delapan KH. Muhammad Faqih. Beliau wafat pada tahun 2009, setelah meninggalkan begitu banyak program dan memperkenalkan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami kepada masyarakat luas baik sekitar Jawa Barat bahkan sampai kepada luar pulau Jawa. Saat ini, Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami disesepuhi oleh keturunan ketiga KH. Muhammad Faqih, beliau adalah KH. Abdul Khobir menantu dari KH. Abdul Qohhar, adapun ketua yayasan diambil alih oleh putra pertama KH. Ali Imron yakni KH. A. Faisal Imron yang membawahi beberapa bidang, di antaranya ada bidang pendidikan yang terbagi lagi menjadi bidang pendidikan kepesantrenan dan pendidikan kesekolahan, bidang ekonomi, bidang kesehatan, bidang kesejahteraan dan bidang keamanan.

Pada tahun 1978, lembaga pendidikan PGA dirubah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Pada tahun 1986 KH. Ubaidillah meniggal dunia, estafet kepemimpinan pun diambil alih oleh KH. Ali Imron, pada tahun itu juga Sekolah Piliah Agama Islam Negeri Bandung dirubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syari ah. Pada tahun 1988 dibentuklah Yayasan Ma had Baitul Arqom Al-Islami. Pada tahun 1993 STIS dirubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Pada tahun 1994 Madrasah Aliyah dikembangankan menjadi Madrasah Aliyah Umum (MAU) dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Pada tahun itu juga, siswa dan siswi MTs juga MA dipisahkan antara kelas putra dan kelas putri. Tahun 1996 STIT dirubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) hingga sekarang sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT). Karena animo masyarakat terhadap Ilmu Syari ah sangat kurang, terbukti setelah dirubah menjadi STAI, mahasiswa yang kuliah di STAI Baitul Arqom terbilang banyak. Tahun 2008 didirikan TK Pembina Baitul Arqom. MA terakreditasi sangat baik sejak tahun 2011, MTs terakreditasi sangat baik pada tahun 2012. Sejak didirikannya lembaga pendidikan formal, santri yang mondok di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami semakin banyak, bahkan sampai ada dari luar pulau Jawa yakni dari Sumatra, Kalimantan, Kupang dan juga Papua. Karena sudah ada lembaga pendidikan formal, bagi siapa saja yang akan mengaji dan bersekolah di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami tidak seperti pada awal didirikan, ada persyaratan tersendiri dan khusus bagi santri tingkat MTs dan MA diwajibkan mondok sejak tahun 1984. Tenaga pendidik yang lebih dominan pada lembaga pendidikan formal adalah orangorang dari luar pesantren/bukan keluarga keturunan KH. Muhammad Faqih, walaupun begitu, setiap kepala sekolah TK, MI, MTs, dan STAI dipegang oleh pihak keluarga. Saat ini, di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami terdapat Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Tinggi Agama Islām (STAI), Lembaga Pendidikan

Komputer (LPK), Lembaga Bimbingan Ibadah Haji (LBIH), Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), dan Lembaga Ikatan Alumni (LIK) serta memiliki dua Mesjid (Putra & Putri), dua Asrama Putra ( Rijalul Ghod & Hilyatul Auliya), empat Asrama Putri ( Al-Qubbathul Khodlro, Bola Dunia, Al Barkah dan Bintang Sembilan), dua Kantor, 30 Ruang Kelas, satu Aula, satu Poskestren dan satu Koperasi santri. Faktor penunjang perkembangan di antaranya adalah karisma seorang KH. Muhammad Faqih beserta seluruh keturunannya yang aktif sampai sekarang di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. Kyai sebagai seorang muballig yang selalu berdakwah dimana-mana dan secara tidak langsung menginformasikan mengenai keadaan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al- Islami. Sarana dan prasarana juga tenaga pendidik yang memadai sehingga mempermudah kegiatan pembelajaran. Selain faktor internal, juga respon masyarakat terhadap pesantren sangat baik bahkan suka membantu walaupun pihak pesantren tidak memintanya. Di antara faktor penghambat perkembangannya adalah terkadang ada perbedaan pendapat internal keluarga pesantren. Selain itu, figur seorang kyai yang karismatik semakin sedikit sehingga masyarakat merasa kehilangan dan tingkat kepercayaan masyarakat pun menurun. Walaupun begitu, Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membina dan mencetak siswa/kader Ahlu alsunnaħ wa aljamā aħ (ana muslīm, ana sunny, ana syafī i) yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah dengan memadukan dua sistem pendidikan yaitu pendidikan pondok pesantren dan pendidikan sekolah formal. Secara keseluruhan, Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami dikatakan berkembang baik dari segi kepemimpinan, kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan peserta didik, sistem pendidikan, kurikulum pendidikan, manajemen kelembagaan juga sarana prasarana yang menunjang pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perkembangan sangat terlihat dari segi kelembagaan karena faktor kekeluargaan dan dukungan baik dari dalam pesantren maupun masyarakat, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional kepesantrenan.

Kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh anak cucu muassis awal Pesantren Baitul Arqom. Peserta didik pada setiap periode semakin bertambah dari mulai sekitar pesantren hingga luar pulau Jawa. Tenaga pendidik tidak hanya dari pihak keluarga pesantren, tetapi juga dibantu oleh pihak luar yang kompeten pada bidangnya. Sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tetap mempertahankan sistem pendidikan dan kurikulum pesantren salafy. Pada setiap periode, keadaan kelembagaan pendidikan semakin berkembang. Sarana prasarana sebagai penunjang baik kegiatan kepesantrenan maupun kegiatan sekolah formal semakin memadai, sehingga seluruh santri/siswa yang belajar di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami dapat mengembangkan minat dan bakat masing-masing, sekaligus memfasilitasi tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. B. Saran 1. Untuk Pembuat Kebijakan (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat) a. Hasil penelitian tentang perkembangan kelembagaan pendidikan di pondok pesantren ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana perjuangan sebuah lembaga pendidikan tertua di Indonesia ini berkembang, sehingga dapat semakin disorot dan dijadikan contoh bagi pesantren-pesantren salafy lain. b. Hasil penelitian tentang perkembangan kelembagaan pendidikan di pondok pesantren ini diberikan apresiasi dan penghargaan terhadap pesantren bersangkutan maupun pesantren salafy lainnya dengan cara memberi bantuan baik berupa materi maupun hal lain yang dapat membantu perkembangan pesantren salafy pada umumnya c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman, bahwa perjuangan pesantren salafy tidaklah mudah ketika tidak adanya bantuan dari pembuat kebijakan.

2. Pondok Pesantren yang Bersangkutan (Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami) a. Kyai dan para pengurus di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami tetap istiqāmaħ dalam menjaga amānaħ dari Allāh SWT. b. Melakukan pengkaderan sejak dini terhadap santri maupun masyarakat agar berilmu amaliah dan beramal ilmiah. c. Menerima hal-hal baru yang baik dengan tetap mempertahankan ciri khas kepesantrenan salafy d. Bersikap terbuka dan tidak fanatik terhadap pihak yang berbeda dengan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. e. Alangkah baiknya apabila ada sebagian keluarga kyai yang mendalami bidang kependidikan secara lebih luas atau juga dalam bidang umum. Sehingga dalam pengembangan kelembagaan pendidikan bisa lebih luas dan semuanya dikelola oleh pihak keluarga pesantren. 3. Untuk UPI khususnya IPAI a. Antar mahasiswa, dosen, staff TU dan seluruh warga kampus lainnya dapat menerapkan akhlāq al-karīmaħ sebagaimana tujuan pendidikan Islam yang diterapkan di pondok pesantren. b. Memfasilitasi mahasiswa dan atau warga kampus lainnya dalam pengembangan pendidikan Islām. 4. Peneliti Selanjutnya a. Lebih cermat secara kesejarahan dalam mengungkap fakta-fakta yang akurat dalam sejarah pendidikan Islām. b. Dianjurkan untuk meneliti pesantren lain sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan dan mengambil hikmah di balik setiap sejarah yang terjadi di lingkungan pesantren khususnya, umumnya lembaga pendidikan Islām.