PERLUKAH PERGURUAN TINGGI PASCA PESANTREN. Disusun oleh : Azwan Lutfi Pembina Ponpes As ad Jambi
|
|
- Hartono Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERLUKAH PERGURUAN TINGGI PASCA PESANTREN Disusun oleh : Azwan Lutfi Pembina Ponpes As ad Jambi 1.1 Latar Belakang Pondok Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam, dakwah dan pengabdian masyarakat yang tertua di Indonesia. Pondok pesantren diakui sebagai sistem dan lembaga pendidikan yang memiliki akar sejarah dengan ciricirinya yang khas. Keberadaannya sampai sekarang masih berdiri kokoh ditengah-tengah komunitas masyarakat. Hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa pondok pesantren saat ini masih menampakkan keaslian, kebhinekaan dan kemandirian walaupun usianya setua proses Islamisasi di negeri ini. Kondisi obyektif menunjukkan bahwa pada akhir-akhir ini mulai dirasakan ada pergeseran peran dan fungsi pesantren. Peran dan fungsi pesantren sebagai kawah candradimuka orang yang rasikh fi ad-diin (ahli dalam pengetahuan agama) terutama yang terkait dengan norma-norma praktis (fiqh) semakin memudar. Hal ini disebabkan antara lain desakan gelombang modernisasi, globalisasi dan informasi yang berimplikasi kuat pada pergeseran orientasi hidup masyarakat. Minat masyarakat untuk mempelajari ilmu-ilmu agama semakin lemah. Kondisi bertambah krusial dengan banyaknya ulama yang menghadap Allah sebelum sempat menyampaikan keilmuan dan kesalehannya secara utuh kepada generasi penggantinya. Faktor inilah yang ditengarai menjadi penyebab pesantren dari waktu ke waktu mengalami degradasi, baik dalam amaliah, ilmiah maupun khuluqiyah. Penurunan kualitas peran dan fungsi pesantren ini memunculkan kerisauan dikalangan ulama akan punahnya khazanah ilmu-ilmu keislaman. Jika persoalan ini tidak ditangani secara serius tentu sangat membahayakan masa depan umat Islam. Dari sinilah pentingnya segera dibentuk lembaga yang secara khusus intens mempersiapkan kader-kader ulama yang memiliki integritas ilmiah, amaliah dan khuluqiyah yang mumpuni. Proses transformasi zaman yang berbentuk persaingan global telah membawa perubahan-perubahan yang cukup signifikan pada sektor pendidikan, baik pada tingkat institusional formal maupun pada tingkat paradigma pendidikan. Perguruan Tinggi pasca Pondok Pesantren
2 dikenal dengan istilah Ma had Aly. Selama ini tamatan dari pondok pesantren melanjutkan studi tingkat tinggi pada universitas umum atau institut keislaman baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Ma had Aly merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi pesantren di Indonesia dalam upaya merespon era globalisasi dengan mengadakan perubahan sistem pendidikan dan paradigma keilmuan. Ditengah pesatnya persaingan global dewasa ini, Ma had Aly merupakan salah satu institusi pendidikan pada tingkat perguruan tinggi yang ada di pesantren yang harus mampu merespon dengan langkah yang responsive, sudah tentu adanya sinergitas antara lembaga pemerintahan dan Ma had Aly. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa untuk mewujudkan perguruan tinggi yang markettable dan mampu ikut dalam persaingan di tingkat global harus terjalin suatu kerjasama dengan seluruh elemen yang ada dalam Ma had Aly dan pemerintah. Sebagai sebuah lembaga Pendidikan Tinggi, Ma had Aly ini berorientasi untuk mencetak lulusan yang kompeten dalam menganalisa dan menyelesaikan problem-problem waqi iyyah dengan mendasarkan pada basis tradisi ulama abad klasik. Salah satu misi Ma had Aly ialah menyelenggarakan dan melaksanakan pengkaderan ahli agama dengan membekali dan menanamkan tradisi ilmiyah dan amaliyah al-salaf-al-shalih. Selama ini, persoalan-persoalan waqi iyyah kian bertambah seiring perkembangan zaman. Kemajuan peradaban dan teknologi menimbulkan problem-problem waqi iyyah yang harus segera dituntaskan. Jika tidak diiringi dengan dinamisasi pemikiran-pemikiran keagamaan, niscaya agama dalam hal ini islam sebagai agama yang universal tidak berdaya dalam menghadapi kasuskasus kontemporer dan akan ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini tentu menuntut akan sumber daya manusia Indonesia khususnya di Provinsi Jambi yang mempunyai kapasitas dalam menjawab permasalahan waqi iyyah atau kontemporer. Sebagai upaya konkrit untuk mengatasi persoalan di atas adalah dengan mempersiapkan dan mencetak calon kader-kader ahli agama kontemporer (faqih zamanihi) sebagai pemegang tongkat estafet tradisi ulama al-salaf al-shalihin. Atas dasar pemikiran tersebut maka di Provinsi Jambi sudah saatnya dibangun sebuah Perguruan Tinggi atau disebut dengan Ma had Aly untuk meningkatkan taraf pendidikan tamatan Pondok Pesantren atau yang setara. 1.2 Sekilas Tentang Ma had Aly Pengertian Ma had Aly atau pesantren luhur adalah suatu lembaga pendidikan bagi pasca santri tingkat SLTA sebagai kader-kader ulama. Sekilas orang akan menyangka bahwa Ma had Aly sama dengan perguruan tinggi agama Islam yang sudah ada, seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang
3 sebagian berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), atau Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) atau lembaga serupa lainnya. Namun jika kita mencoba masuk ke dapur Ma had Aly, maka kita akan menemukan bahwa Ma had Aly sama sekali berbeda dengan Perguruan Tinggi Agama Islam pada umumnya. Perbedaan ini bukan semata-mata karena Ma had Aly dikelola oleh pesantren dan diselenggarakan di lingkungan pesantren, tetapi terutama karena pendidikan tinggi ala pesantren ini lebih menekankan aspek intelektualitas ketimbang formalitas. Pendidikan yang diselenggarakan di Ma had Aly tidak lebih dan tidak kurang seperti pondok pesantren dengan berbagai kultur dan tradisi yang melingkupinya. Hanya saja karena kekhususannya, dalam hal-hal tertentu Ma had Aly di berbagai pesantren diberi fasilitas khusus, seperti asrama, ruang kelas, perpustakaan, dan sarana aktualisasi seperti penerbitan atau ceramah di luar pondok pesantren. Yang membedakan dengan yang lain adalah metode pembelajarannya, yang melibatkan santri sebagi subyek belajar, dan tingkatan kitab kuning yang dikaji relatif tinggi, serta cara mengkajinya secara lebih kritis. Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi, Ma had Aly bersifat independen, dengan pengertian, Ma had Aly bebas menentukan arah kebijakan dan kurikulum sendiri. Fungsi Ma had Aly adalah : 1. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 2. Menjadi agen moderinisasi bangsa dan negara dalam wadah masyarakat madani (civil society). Ma had Aly menjadi salah satu bagian dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia khususnya di Provinsi Jambi yang mendalami khusus dalam bidang keagamaan mempunyai tanggungjawab dalam memberikan wacana keilmuan keagamaan guna mewujudkan Mahasantri yang memiliki kualitas intelektual dan keilmuan yang tinggi. Ma had Aly akan mengisi kekurangan UIN, IAIN, STAIN dalam hal penguasaan kitab kuning (al-turats) buah karya ulama mutaqadimin, maupun kitab kontemporer sebagai buah karya ulama mutaakhirin. Pada saat yang bersamaan, Ma had Aly juga menguasai metodologi pendidikan modern yang hal ini tidak dikuasai oleh pesantren tradisional. Sehingga nantinya Ma had Aly bisa mengintegrasikan sebagai cendikiawan yang berakhlakul karimah, tawadlu, sholih sebagaimana khas ulama salaf, juga Ma had Aly bisa mempromosikan sebagai cendikiawan yang menguasai sains dan metodologi modern khas perguruan tinggi di dunia. Provinsi Jambi memiliki lebih dari 200 buah pondok pesantren yang tersebar di 10 Kabupaten dan 2 Kota dalam Provinsi Jambi. Ini menggambarkan bahwa sudah saatnya didirikan Perguruan Tinggi Ma had Aly untuk menampung
4 sekaligus mencetak ulama bersarjana yang lebih berkualitas. Alumni pondok pesantren dalam Provinsi Jambi atau dari mana saja, diharapkan dapat ditampung di kampus Ma had Aly ini untuk mendapatkan gelar keserjanaan Strata 1 (S1). Podok Pesantren As ad Jambi akan memotori sekaligus menjadi lokomotif untuk membangun Perguruan Tinggi tersebut yang diberi nama Ma had Aly KH. Ibrahim (Makiyah) Al-Jambi. Semoga Allah SWT berkenan memberikan ridho-nya. 1.3 Visi dan Misi Visi Ma had Aly KH. Ibrahim (Makiyah) Al-Jambi adalah : Mewujudkan Pendidikan Ulama Berkualitas. Sedangkan misi yang diemban terdiri dari : 1. Menyebarkan ajaran Islam berdasarkan tuntunan al-qur an dan al-sunnah sesuai dengan pemahaman al-salaf al-shaleh (ahlusunnah wal jama ah) melalui gerakan dakwah yang dipelopori oleh orang-orang berilmu syar i dan memiliki integritas yang tinggi. 2. Menyelenggarakan program pendidikan tinggi di bidang pengkajian Islam dengan menjadikan kemampuan berbahasa Arab sebagai dasar utama dalam memperoleh kompetensi keilmuan (pedagogik) dan kompetensi keahlian (skill) sebagai kader ulama Islam, juru dakwah, dan pengajar Bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam. 3. Membangun jaringan kerja sama dan interkoneksitas yang relevan dalam rangka pengembangan institusi pada segala lini keberadaannya menuju terwujudnya umat yang bertakwa, mandiri, dan berperadaban. 4. Menyelenggarakan studi ilmu-ilmu islam klasik secara mendalam dan menyeluruh melalui sistem perpaduan pendidikan pondok pesantren dan perguruan tinggi. 5. Melakukan kaderisasi calon ahli ilmu agama yang dapat mengembangkan tradisi ilmiyah dan amaliyyah sesuai tuntutan zaman 6. Menghasilkan penulis kitab kuning dan kitab-kitab lain yang bermanfat. 1.4 Tujuan sebagai berikut : Tujuan pendirian Ma had Ali KH. Ibrahim (Makiyah) Al-Jambi adalah 1. Mentransformasikan kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan Kitab Turats pada kehidupan sehari-hari sebagai Waratsatul Anbiya sesuai perkembangan zaman. 2. Memberikan konstribusi dalam pengembangan dan pengabdian pada ilmu pengetahuan
5 3. Menguasai ilmu-ilmu keislaman sesuai spesifikasi dan jurusan menurut kamampuan dan bakat thalabah (Mahasantri). 4. Mewujudkan lembaga kader ahli agama sebagai pusat studi ilmu-ilmu keagamaan klasik dan kontemporer demi merespons dinamika sosial yang terus bergulir. 5. Menumbuhkan dan mengembangkan generasi calon Faqihu Zamanihi (Ahli Agama Kontemporer) yang mempunyai pemahaman yang utuh terhadap khazanah klasik, mampu mengaktualisasikan keilmuan keagamaannya dalam konteks kehidupan riil sekarang, serta mempunyai kesalehan secara ritual dan sosial. 6. Mengkondisikan mahasantri dalam suasana belajar yang dapat melahirkan ulama yang mampu memecahkan masalah-masalah keagamaan secara tepat sesuai dengan perkembangan zaman. 7. Menanamkan sikap dan kemampuan mahasantri agar memiliki sifat saleh (akhlaq karimah) dan kepakaran (ulum nafi ah) 8. Melahirkan kader ulama dan juru dakwah (da i) yang memiliki bekal ilmu-ilmu keislaman yang cukup dan integritas kepribadian yang kuat serta kesiapan untuk terjun berdakwah dan melakukan perbaikan di tengah-tengah masyarakat. 9. Melakukan kajian dan penelitian ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. 10. Mengadakan kerjasama bidang ilmiah dan dakwah serta bidang-bidang lainnya dalam rangka pelayanan (khidmah) kepada Islam dan masyarakat luas
BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciMa'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa
Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa Akhir-akhir ini banyak perguruan tinggi memandang pentingnya asrama bagi mahasiswa. Asrama mahasiswa tidak saja dilihat sebagai sarana penting sebagai
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN
BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan. Pandangan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan
Lebih terperinciPERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA
PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek kegiatan pendidikan yang dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam kehidupan manusia, mempunyai peranan yang sangat penting. Ia dapat membentuk kepribadian seseorang. Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akar pendidikan Islam Indonesia tidak lepas dari pendidikan pesantren. Sebagi ahli bahkan menyebutkan pendidikan pesantren sebagai model pendidikan Islam yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes
242 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan kajian teoritis dan analisis data berdasarkan temuan di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes Al-Ma dar yang meliputi desain
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UIN SUSKA. Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 tertanggal 4 Januari Keputusan Menteri Agama RI No. 194 Tahun 1970.
BAB IV GAMBARAN UIN SUSKA 4.1. Sejarah UIN Suska Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) diresmikan pada Tanggal 9 Februari Tahun 2005 dengan berdasarkan Peraturan Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesantren telah mulai dikenal di bumi Nusantara ini dalam periode abad ke
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren telah mulai dikenal di bumi Nusantara ini dalam periode abad ke 13-17 M, dan pulau Jawa terjadi dalam abad ke 15-16 M. Melalui fakta masuknya Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus
195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dan Malaysia merupakan Negara serumpun yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Tentu kedua Negara ini mempunyai kedudukan yang cukup penting bagi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,
Lebih terperinciKKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018
BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus Penelitian, c. Tujuan Penelitian, d. Kegunaan Penelitian, e. Hasil Penelitian, f. Penegasan Istilah, dan g. Sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah
Lebih terperincipada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ma had Walisongo Semarang merupakan unsur penunjang pendidikan di lingkungan UIN Walisongo yang bersifat komplementer. Ma had tidak memberikan gelar khusus, akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana sistem pendidikan-nya menjadi inspirator bagi terbentuknya ragam lembaga pendidikan yang ada
Lebih terperinciKETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia-nya, sehingga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo dari waktu ke waktu semakin menunjukkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis Selain kesimpulan, diuraikan pula rekomendasi yang penulis berikan kepada beberapa pihak
Lebih terperinciRencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas
Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia 2006-2010 Telah disahkan oleh Senat Universitas Yogyakarta 2006 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Nilai Dasar UII...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia, di mana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik ke arah kedewasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda susunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organizing adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja sama secara efektif. Seorang manajer harus mengetahui, kegiatan-kegiatan apa yang akan diurus, siapa yang
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan sebelum adanya lembaga
Lebih terperinciLRC. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang dikatakan selalu berbenturan dengan aspek sosial budaya
Oleh : Herman Rakha/Staff Pembangunan dan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan pada zaman dahulu bagaikan dua kutub berlawanan yang tidak bisa bertemu. Untuk itu, penerapan konsep pembangunan modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika peserta didik akan mencari studi lanjut ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa-siswa akan memikirkan berbagai alternatif pilihan program pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang pesat menimbulkan berbagai inovasi dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun perkembangan yang tak terkendali ini menjadi
Lebih terperinciPROGRAM DIPLOMA, SARJANA DAN MAGISTER
PERGURUAN TINGGI Pondok Pesantren ER AKRED BAN ITASI T Sumberejo Banyuputih Situbondo Jawa Timur PT PMB 2017 PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM DIPLOMA, SARJANA DAN MAGISTER PENGEMBANGAN INSTITUSIONAL AKADEMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL
86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah
Lebih terperinciPeran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia
Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Berbicara PTAIN dikaitkan dengan pengembangan pendidikan, maka yang lebih relevan adalah mengungkap tentang Fakultas atau Jurusan Tarbiyah.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional
Lebih terperinciWatampone bermula dengan status sebagai Fakultas Syariah yang. diresmikan tahun 1985 di bawah naungan IAIN Alauddin Makasssar.
PENDAHULUAN BAB I A. Latar Belakang Sejarah perkembangan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Watampone bermula dengan status sebagai Fakultas Syariah yang diresmikan tahun 1985 di bawah naungan IAIN Alauddin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering
Lebih terperinciMenjadikan Jurusan Syari`ah sebagai institusi pendidikan Tinggi yang berkualitas serta berorientasi pada keilmuan dan pasar kerja. C.
There are no translations available. A. PENDAHULUAN Jurusan syari ah merupakan jurusan tertua di STAIN Pekalongan di mana keberadaannya adalah warisan dari IAIN Walisongo yang memiliki fakultas cabang
Lebih terperinciRANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB
RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB KATA PENGANTAR RUK KM ITB ini disusun sebagai perangkat tambahan kelengkapan kemahasiswaan di ITB, sebagai pegangan bersama organisasi kemahasiswaan berdasarkan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan ditarik dari analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Kesimpulan ini akan mencakup (a) Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. implikasi teoritik, dan keterbatasan studi sebagai berikut: 1. Model integrasi Ma had Sunan Ampel Al-Aly ke dalam sistem pendidikan
BAB VI PENUTUP Pada bab ini peneliti memaparkan tentang kesimpulan, rekomendasi, implikasi teoritik, dan keterbatasan studi sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Model integrasi Ma had Sunan Ampel Al-Aly ke
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi
INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan lembaga sosial yang banyak tumbuh di pedesaan dan perkotaan. Sebagai kerangka sistem pendidikan Islam tradisional, pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan koperasi diberbagai bagian dunia cenderung berbedabeda. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang misalnya, telah memasuki tahap perkembangan
Lebih terperinciUrgensi, Strategi, dan Implikasi Perubahan IAIN Menjadi UIN
Urgensi, Strategi, dan Implikasi Perubahan IAIN Menjadi UIN Wacana tentang perubahan STAIN dan IAIN menjadi UIN sebenarnmya sudah lama muncul, yakni secara serius dimulai pada tahun 1999. STAIN Malang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN
BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN A. Analisis Kriteria Profil Muballigh Berwawasan Kebangsaan Muballigh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang digunakan suatu sekolah adalah instrumen pendidikan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum yang digunakan suatu sekolah adalah instrumen pendidikan yang paling menentukan dalam tercapainya target output sekolah. Berjalannya sistem belajar mengajar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pendidikan Pesantren Bumi Damai al Muhibbin, dapat dikategorikan menjadi
147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Model integrasi MTs pendidikan Fattah Hasyim dalam sistem pendidikan Pesantren Bumi Damai al Muhibbin, dapat dikategorikan menjadi tiga elektoral, yaitu : 1. integrasi kelembagaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar mengoptimalkan bakat dan potensi anak untuk memperoleh keunggulan dalam hidupnya. Unggul dalam bidang intelektual, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan
Lebih terperinciMembahas Kitab Tafsir
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik sistem pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat memperbaiki sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah
Lebih terperinciTAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. PEDAHULUAN Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu
Lebih terperinciIdiologi Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, Semarang, Cet Pertama. 2007, hal. 11.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan tempat untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang kaidah-kaidah Agama Islam yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di sejumlah tempat di
Lebih terperinciVISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG
VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN 2014 2018 TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG A. PENDAHULUAN Dalam UURI No. 12/2012 tentang Perguruan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciR E S E N S I Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
R E S E N S I Judul :Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Penulis : Dr. Muhaimin, MA Penerbit :Pustaka Pelajar, Yogyakarta Cetakan : Pertama, Februari 2003 Tebal :357 halaman Membicarakan pendidikan melibatkan
Lebih terperinci[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciFile di download dari Media Pendidikan Dr. Hujair AH Sanaky
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PARADIGMA BARU DAN REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MODERN Oleh: Tabrani. ZA Makalah ini di susun guna memenuhi tugas Mata kuliah matrikulasi Pengantar Sistem
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari kaderisasi. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber daya manusia yang handal
Lebih terperinciINTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)
INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir
Lebih terperinci