HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT DENGAN SISTEM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Pengaruh Penerapan Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Lantai 2 IRNA GPS RSUP Fatmawati

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA KARTU BPJS DI RUANG RAWAT INAP ZAL BEDAH RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OBAT TERHADAP TINDAKAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

ANALISIS MOTIVASI PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP ) DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2009

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

DAFTAR PUSTAKA. perawat di Rumah Sakit Tingkat III Ambon. Jurnal AKK, 2 (I),

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG SARJANA TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI PENGARAHAN KEPALA RUANGAN DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

BAB I PENDAHULUAN. modern. Perkembangan tersebut membawa dampak bagi peningkatan. kebutuhan tenaga keperawatan profesional yang adaptif dengan

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

Association of Competence, Motivation and Nurse Workload with Nurse Performance at Mental Hospital in Bali Province

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

Kata kunci : motivasi, persepsi,supervisi dan dokumentasi, asuhan keperawatan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Transkripsi:

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 Yessi Fadriyanti, Nova Yanti, Sila Dewi Angreni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship between motivation nurse with the implementation of a baseline assessment documenting nursing in Irna Non Surgical Medicine Hospital Dr. M. Djamil Padang. This study design was crosssectional. The population was all nurses in Non Surgical Diseases, by amount 45 nurses. The collection of data obtained through the study of documentation and questionnaire questionnaire. The results of this study, 48.7% of nurses have low intrinsic motivation in documenting baseline assessment of nursing. 38.5% of nurses had lower extrinsic motivation in documenting baseline assessment of nursing. 56.4% complete baseline assessment documenting nursing. There is no intrinsic motivation nurse relationship with documenting baseline assessment of nursing with p value = 0.015. There is a relationship between extrinsic motivation nurse with a baseline assessment documenting nursing with p value = 0.007. It is suggested to the head of the room to periodically evaluate the documentation, and providing feedback to the nurses on the implementation of the documentation. Key Word: Motivation- baseline assessment- documentation ABSTRAK Data pelaksanaan pendokumentasian pada evaluasi SAK tahun 2013 di Penyakit Dalam 67%, sedangkan standar menurut Depkes yakni 80 %. Ketidaklengkapan ini disebabkan diantaranya karena kurangnya keinginan dari perawat itu sendiri baik dari dalam maupun dari luar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan di Di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Populasi adalah semua perawat Irna Non Bedah Penyakit Dalam sebanyak 45 orang. Pengumpulan data diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner secara angket. Hasil penelitian ini didapatkan 48,7% perawat memiliki motivasi instrinsik rendah dalam pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan. 38,5% perawat memiliki motivasi ekstrinsik rendah dalam pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan. 56,4% pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan tidak lengkap.terdapat hubungan motivasi instrinsik perawat dengan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan dengan p value =0,015. Terdapat hubungan antara motivasi ekstrinsik perawat dengan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan dengan p value = 0,007. Disarankan kepada kepala ruangan untuk mengevaluasi pendokumentasian secara berkala, dan memberikan umpan balik kepada perawat terhadap pelaksanaan pendokumentasian. Kata Kunci : Motivasi, Dokumentasi, Pengkajian Data Dasar 92

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 PENDAHULUAN Perawat merupakan segmen profesi terbesar dalam bidang kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekarang ada lebih dari 9 juta perawat dan bidan di 141 negara. The Atlantic Monthly menyatakan bahwa "keperawatan merupakan perpaduan dari perhatian, pengetahuan dan keterampilan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup pasien. (Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No 3) Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Kegiatan pendokumentasian meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan mendokumentasikan proses keperawatan, dan standar dokumentasi. (Nursalam, 2011) Dokumentasi harus dengan jelas mengkomunikasikan penilaian dan evaluasi perawat terhadap status pasien. Kemampuan perawat untuk membuat perubahan dalam hasil yang didapat harus ditunjukkan dalam praktik dan dalam pencatatan. Hays menyatakan, Jika kita mencapai keberhasilan dalam asuhan keperawatan pasien yang semakin kompleks, kita dapat belajar menggambarkannya dalam bentuk kata kata. (Iyer & Camp, 2004) Asuhan keperawatan terdiri dari 5 proses keperawatan, yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir dan meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data secara sistematis, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang bisa dibuka kembali. (Nursalam, 2011). Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer and camp) 3. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respons individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari American Nursing Association (ANA).(Nursalam, 2011 ). 93

Yessi; Hubungan Motivasi Perawat dengan,,,,,,,hal 92-102 Menurut Nursalam, pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah disiplin kerja, sikap, tingkat pengetahuan, motivasi, pelatihan, fasilitas, dan masa kerja. Herzberg meyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua factor yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Fakta menunjukkan bahwa dari 10 dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi pengkajian hanya terisi 25%, diagnosa keperawatan 50%, dokumentasi perencanaan hanya 37,5%, dokumentasi implementasi hanya 37%, dan dokumentasi evaluasi hanya 25%. Sisanya tidak ada dokumentasi sama sekali. (Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No 3, 2011). Hasil penelitian Lukman tentang pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap Dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian. (Al fajri, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Olimviani (2010), di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukkan bahwa 47,4 % perawat mempunyai motivasi buruk, 65,4 % perawat pelaksana bekerja mengharapkan imbalan dan penghargaan, 28,2 % pimpinan tidak ada memberikan penghargaan setiap pencapaian prestasi kerja, 41 % fasilitas kerja tidak lengkap. Lebih dari setengah (58,3 %) perawat pelaksana tidak puas terhadap jaminan biaya kesehatan dan santunan. Data dari Rekam Medik RSUP Dr. M.Djamil Padang, menunjukkan bahwa pendokumentasian askep yang lengkap di RSUP Dr. M.Djamil Padang pada bulan januari 2013 sebanyak 73,71%, Februari 73,68 %, Maret 70,12 %, April 73,66 %, Mei 77,09 %, Juni 59,64%. Sedangkan data yang 94

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 diperoleh dari pengelola keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam, mengatakan bahwa persentase pelaksanaan pendokumentasian pada evaluasi SAK tahun 2013 didapatkan kelengkapan pendokumentasian di Penyakit Dalam 67%, persentase ini belum mencapai standar yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan keperawatan menurut Depkes (2005) yakni 80 %. Survey awal pada 23 25 januari 2013 di Irna Non Bedah Penyakit Dalam, didapatkan hasil bahwa perawat tidak bertanggung jawab terhadap semua status pasien, terkadang perawat hanya mengisi sebagian dari status pasien saja, sehingga terlihat bahwa pendokumentasian asuhan keperawatannya belum lengkap, dari pencatatan pengkajian awal yang hanya dilakukan sebagian saja. Berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti melakukan penelitian tentang Hubungan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Di Irna Non Bedah Penyakit Dalam (RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam Dr.M. Djamil Padang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional studi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu 45 orang. Seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data dikumpulkan melalui pengisian angket yang berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden. Daftar pertanyaan berupa pertanyaan tertutup dan setiap jawaban diberi nilai. Sebelumnya diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisiian kuesinoer. Analisa Data secara univariat yaitu seluruh variabel yang akan digunakan dalam analisis ditampilkan dalam distribusi frekuensi menggunakan statistik descriptive. Dan analisa bivariat menggunakan komputerisasi secara uji Chi-Square yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan varibel dependen. Hasil analisis dikatakan bermakna jika nilai p<α dan dikatakan tidak bermakna jika nilai p α, dengan nilai α = 0,05. 95

Yessi; Hubungan Motivasi Perawat dengan,,,,,,,hal 92-102 HASIL PENELITIAN Motivasi Instrinsik Perawat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Instrinsik di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Motivasi Instrinsik f % Rendah 19 48,7 Tinggi 20 51,3 Jumlah 39 100 Berdasarkan tabel 1, dapat dijelaskanbahwa hampir separoh responden (48,7%) yang memiliki motivasi rendah. Motivasi Ekstrinsik Perawat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Ekstrinsik di Irna Non Bedah Penyakit Dalam (RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Motivasi Ekstrinsik f % Rendah 15 38,5 Tinggi 24 61,5 Jumlah 39 100 Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa hampir separoh responden (38,5 %) yang memiliki motivasi rendah. Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Pelaksanaan Pendokumentasian f % Pengkajian Data Dasar Keperawatan Tidak Lengkap 22 56,4 Lengkap 17 43,6 Jumlah 39 100 Berdasarkan tabel 3, dapat dijelaskan bahwa lebih dari separoh responden (56,4 %) yang tidak lengkap mendokumentasikan pengkajian data dasar keperawatan. 96

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 Hubungan Antara Motivasi Instrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Instrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Motivasi Instrinsik Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Total Tidak lengkap Lengkap f % f % f % Rendah 15 78,9 4 21,1 19 100 Tinggi 7 35,0 13 65,0 20 100 Total 22 56,4 17 43,6 39 100 Tabel 4 dijelaskan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan yang tidak lengkap lebih banyak pada responden dengan motivasi instrinsik rendah (78,9%), sedangkan pada responden yang p-value = 0,015 memiliki motivasi instrinsik tinggi hanya (35,0%). Hasil uji statistik p-value 0,015 terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi instrinsik perawat dengan pelaksanaan pengkajian data dasar keperawatan. Hubungan Antara Motivasi Ekstrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Ekstrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Motivasi Ekstrinsik Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Tidak lengkap Lengkap Total f % f % f % Rendah 13 86,7 2 13,3 15 100 Tinggi 9 37,5 15 62,5 24 100 Total 22 56,4 17 43,6 39 100 P= p-value = 0,007 Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan yang tidak lengkap lebih banyak pada 97

Yessi; Hubungan Motivasi Perawat dengan,,,,,,,hal 92-102 responden dengan motivasi ekstrinsik rendah (86,7%), sedangkan pada responden yang memiliki motivasi instrinsik tinggi hanya (37,5%). Dari hasil uji statistik p-value 0,007 < 0,05 ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi ekstrinsik perawat dengan pelaksanaan pengkajian data dasar keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014. PEMBAHASAN Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Hasil analisis univariat menunjukkan lebih dari separoh perawat (56,4%) yang tidak lengkap mendokumentasikan pengkajian data dasar keperawatan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaja Mirjaja di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung tahun 2010 sebanyak 52 % pengkajian awal sudah didokumentasikan lengkap dan 32,5 % pengkajian awal belum lengkap dokumentasinya sedangkan yang tidak ada dokumentasinya sebanyak 25,5 %. Hasil penelitian Deni Susanti (2008) di RSUD Sungai Dareh sebanyak 62,2% dokumentasi pengkajian awal sudah lengkap dan tidak lengkap sebanyak 45,7 %. Dalam proses keperawatan pelaksanaan asuhan merupakan tugas semua perawat, baik itu perawat professional maupun perawat vokasional. Dan dalam pemberian asuhan ini perlu adanya pendokumentasian. Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien, boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien. Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan lain dalam pemberian perawatan. Berdasarkan analisa peneliti, ketidaklengkapan pendokumentasian pengkajian awal keperawatan terutama pada riwayat kesehatan sekarang yang lebih dari separoh (61,5%). Menurut asumsi penulis, riwayat kesehatan sekarang hanya dikaji sepintas lalu saja, sehingga tidak mencakup semua item yang harus ada pada riwayat kesehatan sekarang tersebut, yaitu P (Paliatif), apa penyebab keluhan yang 98

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 dirasakan pasien itu sekarang, Q (Quality), bagaimana kualitas kesakitan yang dikeluhkan pasien itu, R (Region), dibagian mana saja keluhan itu dirasakan klien, S (Severity), bagaimana tingkat keparahannya serta T (Timing), waktu mulai merasakan keluhan itu. Sehingga, apabila pendokumentasian riwayat kesehatan sekarang banyak yang tidak lengkap, akan terjadi nantinya kesalahan dalam diagnosa, serta intervensi yang akan diberikan pada pasien. Hubungan Motivasi Instrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Data Dasar Keperawatan Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Nova Suhendar yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan perilaku dalam pendokumentasian keperawatan di RSUD Muaro Jambi. Hasil penelitian lain yang mendukung yaitu hasil penelitian Lukman di Ruang Rawat Inap Dalam BPRSUD kota Salatiga yaitu adanya hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian. (Al fajri, 2011). Motivasi kerja yang semakin tinggi menjadikan perawat mempunyai semangat yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang terbaik (Mudayana, 2010). Hal ini sebanding dengan motivasi untuk melakukan pendokumentasian yang tinggi akan menghasilkan kualitas dokumentasi yang baik. Motivasi merupakan dorongan yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.(mangkunegara dalam Eni Radiani, 2009). Hal tersebut juga tampak dari kuesioner yang dibagikan, bahwa hanya 25,6 % perawat yang setuju bahwa pendokumentasian tidak harus dilakukan oleh semua perawat. Dengan begitu, perawat tersebut tidak memiliki tanggung jawab dalam dirinya terhadap tugasnya. Senada dengan Mangkunegara, mengatakan bahwa salah satu yang berperan dalam peningkatan motivasi adalah rasa tanggung jawab. Terdapat (23%) perawat yang tidak setuju bahwa pendokumentasian dilaksanakan dengan keinginan sendiri, artinya perawat melaksanakan pendokumentasian bukan karena adanya rasa tanggung jawab dalam dirinya terhadap tugas tersebut, tapi karena ada alasan lain bagi perawat untuk mengerjakannya. Terdapat 23,1% perawat yang setuju bahwa pendokumentasian terlalu susah dan 99

Yessi; Hubungan Motivasi Perawat dengan,,,,,,,hal 92-102 juga banyak memakan waktu dalam melaksanakannya. Dengan motivasi instrinsik yang rendah, menyebabkan banyaknya ketidaklengkapan pada pendokumentasian, sehingga nantinya tidak terkomunikasikan keadaan pasien tersebut pada perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya. Peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan pemberian bimbingan dan pemberian tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar perawat mampu menerapkan proses keperawatan dengan sebaik baiknya dengan cara peningkatan kompetensi, pengetahuan dan keterampilan perawat. Kesadaran diri perawat maka akan meningkatkan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan motivasi diri yang tinggi dan kepatuhan dari seorang perawat maka pencapaian tujuan akan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan akan dilakukan dengan baik dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan profesional dalam bidang keperawatan, (Swansburg dalam Agung Pribadi, 2009). Hubungan Motivasi Ekstrinsik Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Pengkajian Awal Keperawatan Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Pribadi 7 bahwa ada hubungan faktor motivasi perawat dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Pajaka (2006) tentang penerapan dokumentasi RSU. Prof. DR. Aloei Saboe Gorontalo yang mengatakan bahwa ada hubungan antara motivasi perawat dengan penerapan dokumentasi keperawatan. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda beda, walaupun berbeda tetapi janganlah menghambat proses pelaksanaan pendokumentasian yang menjadi tolak ukur bagi perawat dalam bekerja. Sebaliknya, dengan perbedaan motivasi akan meningkatkan kesadaran diri bahwa perawat sebenarnya merupakan pekerjaan yang membutuhkan pelayanan yang prima bagi pasien pasiennya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan hampir separoh perawat di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki motivasi instrinsik rendah. Hampir separoh 100

Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 perawat di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki motivasi ekstrinsik rendah. Lebih dari separoh perawat di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang melakukan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan tidak lengkap.terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi instrinsik perawat dengan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014. Terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi ekstrinsik perawat dengan pendokumentasian pengkajian data dasar keperawatan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014 Disarankan Melalui Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang diharapkan kepada masing masing kepala ruangan dalam meningkatkan mutu pelayanan agar memperhatikan dimensi dimensi berkut : Dalam meningkatkan pendokumentasian, perlu adanya evaluasi secara berkala dan berkelanjutan. Dalam meningkatkan motivasi instrinsik perawat, adanya umpan balik terhadap pelaksanaan pendokumentasian dengan mengevaluasi seberapa baik yang telah dilaksanakan. Dalam meningkatkan motivasi ekstrinsik perawat, dengan adanya pengakuan dan penghargaan yang wajar terhadap perawat atas pelaksanaan tugas dengan baik. DAFTAR PUSTAKA AlFajri. Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Dalam Pendokumentasian Askep di RSUD Muaro Jambi (Sripsi).2011. A.M. Sardiman. Interaksi dan Motivasi. Jakarta: Rajawali; 2010 Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC; 2001. Hamzah.H. Teori Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara ; 2008 Iyer, Patricia W & Nancy H. Camp. Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan proses keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC; 2004. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No 3 Oktober 2011. [(diakses pada tanggal 12 januari 2014 jam 16.00 WIB)]. jtstikesmuhgo-gdl-indahindra- 1336-2-hal.142-0.pdf Journal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013.[(diakses pada tanggal 23 januari 2014 jam 18.00 WIB)]. 101

Yessi; Hubungan Motivasi Perawat dengan,,,,,,,hal 92-102 Nursalam. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika; 2011. Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika;2011. Radiani, Eni. Analisis Motivasi Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (Askep) Di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Ciamis (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro; 2009. Suarli, S & Yahyan. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga; 2002. Potter & Perry. Fundamental Of Nursing Buku1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika; 2009. 102