ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan. Ardito Bhinadi presents

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

KERANGKA PEMIKIRAN III.

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT. Oleh : Fatmah Paparang 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

DAFTAR TABEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT DAN REPAYMENT CAPACITY

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB IV ANALISIS MEKANISME MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA UNTUK KOPERASI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGAWASAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA KREDIT BERMASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG A. PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB III UPAYA HUKUM BAGI BANK ATAS KREDIT YANG DIJAMIN DENGAN OBLIGASI KORPORASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen piutang. Tujuan manajemen piutang Analisis pelanggan dan risiko piutang Analisis penilaian manajemen piutang. Yuhasril,SE,ME.

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menggalakkan sistem perkreditan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

Transkripsi:

ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan Ardito Bhinadi presents Yogyakarta, 13 November2013

Filosofi Pembiayaan Produk yang unik. Mengapa? Harus dikembalikan pada jangka waktu tertentu. Pembiayaan: ada sesuatu yang bisa dibiayai. Penyaluran pembiayaan berdasarkan prinsip kepercayaan pemberi pembiayaan harus tahu betul kemauan dan kemampuan mengembalikan calon mitra binaan.

Permasalahan Penyaluran Pembiayaan Ada ketidaksimetrisan informasi BANK: Sulit mendapatkan UMKM yang bankable PKBL: Sulit mendapatkan mitra binaan yang feasible UMKM: osulit mendapatkan akses pembiayaan. ofeasible namun tidak bankable Ada ketidaksimetrisan informasi

Dampak Ketidaksimetrisan Informasi Salah Pilih Nasabah (Adverse Selection) PKBL melakukan salah pilih nasabah karena kurangnya informasi yang berhasil diperoleh pembiayaan bermasalah. Bahaya Moral (Moral Hazard) Mitra Binaan tidak menggunakan modal yang diberikan sesuai yang diperjanjikan pembiayaan bermasalah. Teknik Memilih Mitra Binaan Insentif dan Enforcement

1 MACAM-MACAM ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN

Analisis Kelayakan Pembiayaan Ada beberapa pendekatan/teknik yang biasa digunakan dalam menganalisis kelayakan pembiayaan: Pendekatan 4P Pendekatan 3R Pendekatan 9 Aspek Delapan Belas Prinsip Pembiayaan Pendekatan 6C Pendekatan Skor pembiayaan 6

Aspek Penilaian Pembiayaan: 4P Person: kepribadian calon debitur Purpose: tujuan penggunaan pembiayaan Prospect: peluang usaha calon debitur di masa datang Payment: kemampuan membayar calon debitur. 7

Aspek Penilaian Pembiayaan: 3R Returns: perkiraan pendapatan calon debitur setelah dapat pembiayaan Repayment Capacity: kesanggupan calon debitur melunasi kewajibannya. Risk Bearing Ability: kemampuan calon debitur menutup pinjaman apabila terjadi risiko pembiayaan macet 8

9 Aspek Penilaian Pembiayaan Aspek Yuridis Aspek Manajemen Aspek Pemasaran Aspek Sosial Ekonomi Aspek Tenaga Kerja Aspek Teknis Aspek Keuangan Aspek Komersial Aspek Agunan 9

DELAPAN BELAS prinsip pemberian pembiayaan Dengan fakta lengkap untuk membuat keputusan tepat. Laporan atau catatan bank setempat tentang calon debitur Pastikan kepentingan dan kewajiban penjamin terpenuhi Andaikata keputusan telah diambil, hendaklah memberi rasa aman bagi petugas pembiayaan. Benar-benar memahami bisnis calon debitur Lakukan pengamatan berkesinambungan terhadap mutu pembiayaan Setiap pembiayaan harus memiliki 2 jalan keluar 10

delapan belas PRINSIP PEMBERIAN pembiayaan Profesional dalam menilai agunan pembiayaan Integritas calon debitur Siklus bisnis tidak dapat dihindari Pelunasan harus menjadi dasar dan tujuan peberian pembiayaan Pengamanan agunan bukan pengganti pelunasan Berpikiran bahwa kepentingan bank yang terutama Rincian detail administrasi pembiayaan bila kurang diperhatikan dapat merusak pembiayaan tersebut Andaikata nasabah menghendaki/memaksa mendapatkan keputusan pembiayaan jawabannya Tidak 11

2 ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN 6C

Character Faktor karakter sangat penting dalam analisis kelayakan pembiayaan karena akan diketahui kemauan dari calon nasabah untuk membayar kembali pinjamannya. Pembiayaan bermasalah sering muncul dari tidak baiknya karakter nasabah.

Beberapa pertanyaan untuk mengetahui karakter apakah calon nasabah memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya? bagaimana motivasi usaha calon nasabah untuk mengembangkan usahanya? bagaimana sikap calon nasabah? apakah calon nasabah memiliki hubungan yang harmonis di dalam keluarganya? apakah calon nasabah memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangganya? apakah calon nasabah aktif memenuhi kewajiban ibadahnya sesuai dengan agamanya?

Capacity Faktor kemampuan digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan pinjamannya. Faktor kemampuan dapat dilihat dari variabelvariabel sumber pengembalian pinjaman yang diajukan oleh calon nasabah baik dari usaha utama yang dijalankan, pendapatan lain maupun dari piutang lancar.

Cashflow Faktor arus kas digunakan untuk mengukur kemampuan besarnya angsuran calon nasabah tersebut apabila pinjamannya disetujui. Kemampuan tersebut dapat diukur dari prosentase besarnya angsuran dalam batas ambang aman terhadap pendapatan bersih calon nasabah.

Capital Faktor modal penting untuk dinilai karena pada dasarnya pembiayaan hanyalah sebagai tambahan modal bagi usaha calon nasabah. Rasio besarnya modal sendiri terhadap pembiayaan untuk mengukur keamanan pembiayaan usaha tersebut. Usaha yang dibiayai dengan rasio modal sendiri terhadap pembiayaan yang rendah kurang aman bagi lembaga keuangan apabila bisnis yang dibiayai tersebut sedang turun kondisinya atau bahkan macet.

Condition Faktor kondisi untuk melihat kondisi ekonomi yang terkait dengan usaha calon nasabah. Kondisi usaha mencakup apakah usaha yang dijalankan saat ini masih memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Ada empat variabel yang bisa digunakan untuk menilai faktor kondisi, yaitu: prospek usaha, sektor usaha, jenis produk dan tingkat persaingan.

Collateral Faktor jaminan digunakan untuk menilai kecukupan kekayaan calon nasabah dalam menutup pinjamannya apabila terjadi kemacetan. Ada dua variabel yang digunakan untuk menilai faktor jaminan ini, yaitu: rasio jaminan terhadap pinjaman yang diajukan dan likuiditas jaminan.

2 ANALISIS 2C

Faktor Kunci dalam Penyaluran Pembiayaan Karakter (Character) Menunjukkan kemauan calon mitra binaan dalam mengembalikan pinjaman. Kemampuan (Capacity) Menunjukkan kemampuan calon mitra binaan dalam mengembalikan pinjaman.

Sumber Utama pembiayaan Bermasalah Manakah yang lebih dominan? Karakter nasabah atau kemampuan nasabah? Mampu membayar tetapi tidak mau membayar. Mau membayar tapi belum mampu membayar. Manakah yang lebih dominan?

Inti Kelayakan Pemberian Pembiayaan Kemauan untuk mengembalikan Kemampuan untuk mengembalikan Bagaimana untuk mengetahui/mengukur/ menganalisis keduanya?

Beberapa contoh pertanyaan untuk mengetahui karakter calon mitra binaan apakah calon mitra binaan memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya? bagaimana motivasi usaha calon mitra binaan untuk mengembangkan usahanya? bagaimana sikap calon mitra binaan? apakah calon mitra binaan memiliki hubungan yang harmonis di dalam keluarganya? apakah calon mitra binaan memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangganya? apakah calon mitra binaan aktif memenuhi kewajiban ibadahnya sesuai dengan agamanya?

Sumber Informasi Tahu Karakter No Variabel Sumber Informasi 1 Itikad memenuhi kewajiban Catatan pembayaran rekening listrik/telepon, riwayat pinjaman. 2 Motivasi usaha Hasil wawancara mendalam, perkembangan usaha. 3 Sikap (keramahan, keterbukaan) Hasil wawancara dengan calon nasabah dan tetangga/rekan bisnis. 4 Hubungan rumah tangga (harmonis, kurang harmonis) Hasil wawancara dengan calon nasabah, keluarganya, dan tetangganya. 5 Hubungan sosial Hasil wawancara dengan tetangga calon nasabah. 6 Religiusitas Hasil wawancara dengan calon nasabah dan tetangga.

Mengetahui Karakter Terpenting Diantara sekian banyak karakter yang ada pada seseorang, manakah karakter yang terkait langsung dengan pembiayaan? Jawab: iktikad memenuhi kewajiban Bagaimana cara mengetahui seseorang mempunyai iktikad memenuhi kewajiban yang baik?

Kemampuan mengembalikan No Variabel Sumber Informasi 1 Sumber pengembalian Hasil wawancara dengan calon nasabah, dokumen surat pengangkatan pegawai, surat keterangan usaha, dan lainnya. 2 Piutang Hasil wawancara, laporan keuangan usaha. 3 Kemampuan manajerial usaha Perkembangan kinerja usaha berdasarkan laporan keuangan, catatan pembukuan dan hasil wawancara

Sumber pengembalian Sumber pengembalian dapat berasal dari berbagai macam, terutama adalah dari usaha yang akan dibiayai apakah mencukupi untuk mengangsur pinjaman yang diajukan. Sumber pengembalian dianggap mencukupi apabila pendapatan yang diperoleh mencapai lebih dari tiga kali lipat nilai pinjaman yang diajukan. Apabila terdapat sumber pengembalian lain yang dapat meningkatkan kemampuan mengembalikan akan lebih baik. Namun apabila dari usaha yang dibiayai kemampuan mengembalikannya pas-pasan, diperlukan sumber pengembalian lain agar mencukupi.

Piutang Piutang dapat meningkatkan kemampuan pengembalian pinjaman apabila bersifat lancar. Apabila piutang tersebut kurang lancar, maka tidak dapat dipakai sebagai variabel yang mampu menambah kemampuan membayar pinjaman.

Kemampuan manajerial usaha Kemampuan manajerial usaha berpengaruh terhadap kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjamannya. Kemampuan manajerial usaha yang baik memiliki ciri usahanya akan terus berkembang dan akan semakin berkembang ketika mendapatkan modal tambahan yang salah satunya berasal dari pinjaman.

4 PENDEKATAN SKOR PEMBIAYAAN

Credit Scoring» Scoring merupakan teknik memprediksi risiko yang akan datang dari karakteristik yang ada saat ini menggunakan pengetahuan hubungan masa lalu antara risiko dan karakteristik. Contoh risiko: Tunggakan lebih dari 30 hari. Contoh karakteristik: Borrower: usia, jenis usaha. Pinjaman: jumlah yang dipinjam, jumlah angsuran. Lender: cabang, loan officer.

Asumsi Credit Scoring Kasus yang akan terjadi mendatang seperti yang terjadi di masa lalu. Scoring tidak mengganti pegawai bagian pembiayaan (loan officer) maupun jointliability groups. Contoh: 10% pengemudi taksi mempunyai tunggakan lebih dari 30 hari. Risk forecast untuk pinjaman yang disetujui saat ini untuk pengemudi taksi adalah 10%. Risiko dikaitkan dengan karakteristik yang dapat dikuantifikasi.

Penggunaan Credit Scoring Evaluasi pengajuan pembiayaan. Sesudah persetujuan menggunakan standar tradisional, lihat risk forecastnya dan buatlah kebijakan dalam empat area: Low risk reward Regular maju terus Risky review dan buat penyesuaian High-risk tolak.

Contoh Formula Risk Forecast Risk forecast = 0,16 x 1 (basic risk) + 0,05 x 0 (retailer) 0,02 x 5 (5 tahun dalam bisnis) + 0,01 x 0 (pinjaman terakhir tidak ada tunggakan) = 0,06 (6%). Risk forecast = 0,16 x 1 (basic risk) + 0,05 x 1 (manufacturer) 0,02 x 1 (1 tahun dalam bisnis) + 0,01 x 5 (pinjaman terakhir terlambat 5 hari) = 0,24 (24%).

Probability Default dan Risiko Pembiayaan Probabilitas terjadinya pembiayaan bermasalah pada kasus variabel X n adalah jumlah pembiayaan bermasalah pada kasus X n dibagi dengan banyaknya pembiayaan yang disalurkan. di mana: P(Xn) = probabilitas terjadinya pembiayaan bermasalah pada Xn BXn = jumlah terjadinya pembiayaan bermasalah pada Xn N = banyaknya pembiayaan yang disalurkan

Jangka Waktu pembiayaan Jangka waktu pembiayaan memiliki hubungan searah dan nyata dengan kelancaran pembayaran pembiayaan. Semakin lama jangka waktu pembiayaan, semakin tinggi risiko pengembalian pembiayaannya. No Jangka Waktu pembiayaan (bulan) Probabilitas pembiayaan Bermasalah Peringkat Risiko 1 Sd 12 bulan 7,3% 1 2 >12 24 bulan 10,5% 2 3 >24 36 bulan 12,5% 3 4 >36 bulan 16,4% 4 Sumber: Bhinadi, 2010.

Inherent Risks Risiko-risiko yang sudah melekat pada saat penyaluran pembiayaan. Risiko-risiko terkait dengan berbagai karakteristik penyaluran pembiayaan. Contoh: portofolio pembiayaan, sektor usaha, dll. Risiko melekat manakah yang lebih tinggi antara sektor pertanian dengan perdagangan??? Jawab:

Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin nasabah tidak dapat dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam penilaian kelayakan pembiayaan, karena tidak ada korelasi yang signifikan dengan kelancaran pembayaran pembiayaan. Probabilitas pembiayaan bermasalah pada debitur perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan debitur laki-laki. Nilai probabilitas bermasalah debitur perempuan sebesar 10,6 persen, lebih tinggi daripada laki-laki sebesar 9,7 persen.

Nilai pembiayaan Besarnya nilai pembiayaan memiliki hubungan searah dan nyata dengan kelancaran pembayaran pembiayaan. Probabilitas pembiayaan bermasalah pembiayaan mikro paling rendah (9,4 persen ) dibandingkan pembiayaan kecil (18,2 persen) dan pembiayaan menengah (42,9 persen ).

Sektor usaha Sebagian besar pembiayaan modal kerja disalurkan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran. Perputaran usaha yang lebih cepat di sektor ini merupakan salah satu alasan mengapa penyaluran pembiayaan ke sektor ini lebih diminati. Sektor usaha tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kelancaran pembayaran pembiayaan.

Lanjutan Sektor Usaha No Sektor Usaha Probabilitas pembiayaan Bermasalah Peringkat Risiko 1 Pertanian 7,1% 1 2 Perindustrian 22,7% 4 3 Perdagangan, Hotel, dan 9,5% 2 Restoran 4 Jasa-Jasa 10,9% 3

Jangka waktu pembiayaan Jangka waktu pembiayaan memiliki hubungan searah dan nyata dengan kelancaran pembayaran pembiayaan. Semakin lama jangka waktu pembiayaan, semakin tinggi risiko pengembalian pembiayaannya. No Jangka Waktu pembiayaan (bulan) Probabilitas pembiayaan Bermasalah Peringkat Risiko 1 Sd 12 bulan 7,3% 1 2 >12 24 bulan 10,5% 2 3 >24 36 bulan 12,5% 3 4 >36 bulan 16,4% 4