Pemrograman Perhitungan Alinyemen Horisontal Berdasarkan Standard Specification For Geometric Design Of Urban Roads 1992

dokumen-dokumen yang mirip
PEMROGRAMAN PERHITUNGAN ALINYEMEN VERTIKAL BERDASARKAN STANDARD SPECIFICATION FOR GEOMETRIC DESIGN OF URBAN ROADS 1992

APLIKASI PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL DAN ALINYEMEN VERTIKAL

PROGRAM VISUALISASI ALINYEMEN JALAN SECARA TIGA DIMENSI BERDASARKAN PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL DAN ALINYEMEN VERTIKAL.

VISUALISASI DESAIN GEOMETRIK JALAN SECARA 3D BERDASARKAN PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL DAN ALINYEMEN VERTIKAL

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

DESAIN GEOMETRI LOOP RAMP DENGAN METODE COMPOUND CURVE RADII

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB 3 METODOLOGI. a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian.


PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PROGRAM PERHITUNGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL BERDASARKAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA 1997

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN PEMBANGUNAN JALAN RUAS ONGGORAWE MRANGGEN PROPINSI JAWA - TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation Limited Sumatera Utara STA Sampai STA 1+656)

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

PERENCANAAN GEOMETRIK DN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU SIMPANG PAGARALAM PAGARALAM STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

PERENCANAAN GEOMETRIK RAMP JALAN TOL (STUDI KASUS: JALAN TOL KEDIRI-KERTOSONO) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PEKERASAN LENTUR JALAN MUARA ENIM SUBAN JERIJI LECAH STA STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN MUARA BELITI TEBING TINGGI STA STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

ALINEMEN HORISONTAL. WILLY KRISWARDHANA Jurusan Teknik Sipil FT Unej. Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

USULAN STANDAR DAN EVALUASI TINGKAT PELAYANAN SELASAR DI MASPION SQUARE SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN KP

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE PERUMAHAN SPRING HILL DI TALANG KELAPA PALEMBANG LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA PALEMBANG BANYUASIN JAKABARING PROVINSI SUMATERA SELATAN STA STA 5+250

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK

PERENCANAAN GEOMETRIK TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN KARTASURA SUKOHARJO

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Modul Praktikum Ke-1

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS RIAU PROGRAM STUDI (S1) TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN, DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN GONDANG SAMBUNG MACAN KABUPATEN SRAGEN

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN LAYOUT SIMPANG JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RAYA SIMPANG MEO - TALANG TALING STA STA KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR

PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0

PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) RUAS JALAN BYPASS PADANG (STA STA )

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN PADA JALAN TANGERANG - CIPONDOH KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN STA STA LAPORAN AKHIR

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR KOTA GUNUNG TUA KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN NGARUM BELANGAN KABUPATEN SRAGEN

PENGGUNAAN SPREADSHEET DALAM MENENTUKAN KAPASITAS PROFIL BAJA CANAI DINGIN BERDASARKAN SNI 7971:2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS UNTUK MENGURANGI KEMACETAN DI JALAN JEMURSARI DAN RAYA KENDANGSARI

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN GONDANG-BLIMBING KABUPATEN SRAGEN

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah aplikasi pengolahan data. yang dapat mengukur keberhasilan suatu percobaan. Percobaan yang

ANALISIS ALINYEMEN HORIZONTAL PADA TIKUNGAN DEPAN GARDU PLN NGABUL DI KABUPATEN JEPARA

KATA HANTAR. hitungan dan data Binamarga dan di dalam perencanaanya kita harus mengetahui

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

LAPORAN AKHIR. Dibuat untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya.

Transkripsi:

Pemrograman Perhitungan Alinyemen Horisontal Berdasarkan Standard Specification For Geometric Design Of Urban Roads 1992 Rudy Setiawan, Sukanto Tedjokusuma Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, 60236 (P):031-8494831 (F):031-8417658 rudy@peter.petra.ac.id, sukanto@peter.petra.ac.id Hariyono, Yulianto Sanjaya Alumni Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, 60236 (P):031-8494831 (F):031-8417658 ABSTRAK Alinyemen horisontal merupakan salah satu bagian dari desain geometrik jalan raya yang mempunyai prosedur perhitungan yang relatif rumit untuk mendapatkan desain yang optimal. Desain yang optimal adalah desain yang memenuhi kriteria umum dari alinyemen horisontal, antara lain: jari-jari minimum, jenis lengkung horisontal (Full Circle, Spiral-Circle-Spiral, Spiral-Spiral), jarak antar lengkung horisontal yang tidak boleh saling melampaui (overlap), pelebaran perkerasan jalan ditikungan, pemeriksaan jarak pandang ditikungan, penggambaran diagram superelevasi dan Stationing. Dengan bantuan program komputer proses desain maupun redesain alinyemen horisontal menjadi lebih mudah dan cepat. Program dibuat dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 6.0 dan disesuaikan dengan persyaratan desain yang terdapat dalam Standard Specifications for Geometric Design of Urban Roads 1992 (SSGDUR 1992). Hasil output dari program tersebut berupa tabulasi rangkuman perhitungan alinyemen horisontal dan script file yang selanjutnya dapat diolah menjadi gambar alinyemen horisontal dengan bantuan program AutoCAD. Kata kunci: Alinyemen horisontal, program komputer, AutoCAD script file. 1. PENDAHULUAN Dalam desain alinyemen horisontal untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu dilakukan perhitungan dengan teliti dan membutuhkan banyak waktu karena faktor-faktor yang mempengaruhi dalam desain alinyemen horisontal jumlahnya cukup banyak. Hal tersebut mendasari pemikiran perlunya dikembangkan sebuah program komputer untuk membantu proses desain alinyemen horisontal berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu Standard Specifications for Geometric Design of Urban Roads 1992 (SSGDUR 1992). dengan tanjakan dan turunan pada jalan raya (Gambar 3). Kedua alinyemen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain, sebab jalan yang didesain merupakan komponen tiga dimensi yang merupakan kombinasi dari komponen horisontal dan komponen vertikal (Mannering, 1990). 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Dalam desain geometrik jalan raya terdapat dua bagian penting yang harus diperhatikan, yaitu desain alinyemen horisontal dan desain alinyemen vertikal (Gambar 1). Desain alinyemen horisontal berkaitan dengan tikungan pada jalan raya (Gambar 2) sedangkan desain alinyemen vertikal berkaitan

lengkung (curve) [Sukirman, 1999]. Garis-garis lengkung tersebut dapat terdiri dari lengkung lingkaran (circle/circular curve) ditambah dengan lengkung spiral (transition curve), lengkung lingkaran saja ataupun lengkung spiral saja (Gambar 4 & Gambar 5) Gambar 1. Alinyemen Jalan Raya Dalam Tiga Dimensi Sumber: Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis [Mannering, 1990] Alinyemen horisontal adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus bidang datar peta (trase) [Hadiwardoyo, 1995]. Trase jalan biasa disebut situasi jalan, secara umum menunjukan arah dari jalan yang bersangkutan. Gambar 4. Alinyemen horisontal dengan lengkung Lingkaran Sumber: Transportation Engineering and Planning [Papacostas, 1993] Gambar 5. Alinyemen horisontal dengan lengkung lingkaran dan lengkung spiral Sumber: Transportation Engineering and Planning [Papacostas, 1993] Gambar 2. Alinyemen Horisontal (Plan View) Sumber: Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis [Mannering, 1990] Alinyemen vertikal adalah perpotongan antara bidang vertikal dengan sumbu jalan (Banks, 2002). Desain alinyemen vertikal sangat mempengaruhi volume pekerjaan tanah yang akan dilakukan, sebab dengan melakukan desain tersebut dapat diperkirakan volume pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan. Desain alinyemen horisontal sangat dipengaruhi oleh kecepatan rencana yang ditentukan berdasarkan tipe dan kelas jalan. Pada bagian lurus, kecepatan kendaraan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan pada bagian lengkung. Kecepatan tersebut akan menurun ketika kendaraan melintasi bagian lengkung dan kembali meningkat ketika kendaraan melintasi bagian lurus seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar 3. Alinyemen Vertikal (Profile View) Sumber: Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis [Mannering, 1990 2.2. Alinyemen Horisontal Alinyemen horisontal terdiri dari garis-garis lurus (tangent) yang dihubungkan dengan garis-garis Gambar 6. Hubungan antara Alinyemen Horisontal dengan Kecepatan Sumber: Toward Safer Roads in Developing Countries [TRRL, 1991]

3. KONSEP DAN PEMROGRAMAN Program ini dibuat dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 6 dengan tampilan windows agar mudah dimengerti dan digunakan. Tampilan dibuat dengan model tabsheet sehingga terbentuk suatu proses perhitungan bertahap. Dua macam jenis proses perhitungan (run) disediakan dalam program ini, yaitu secara otomatis dan secara manual. Hasil yang diperoleh berupa tabulasi perhitungan yang dikonversikan dalam bentuk Microsoft Excel dan gambar desain alinyemen horisontal yang disajikan dengan bantuan AutoCAD. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk bahasa pemrograman ini adalah Pentium II, Memori 64MB, dan ruang harddisk untuk instalasi program sebesar 60MB. 3.1. Pembuatan Tampilan (Interface) dan Module Tampilan program terdiri dari 13 form, Nama, jenis dan keterangan form seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Macam Form Program HCurve dan Kegunaanya No Nama Jenis Keterangan 1 Splash Screen window tampilan halaman pembuka 2 Main window form utama untuk proses input, open, save, run, dan output 3 Number of PI dialog untuk input jumlah PI 4 Tab Sheet PI window form untuk input koordinat PI 5 Tab Sheet Azimuth window sheet untuk menampilkan hasil perhitungan azimuth 6 Tab Sheet Road Properties window form untuk input data jalan 7 Crossfall Section window untuk memilih bentuk penampang jalan 8 Tab Sheet Grouping window form untuk klasifikasi data PI 9 Run Manual dialog untuk menjalankan perhitungan secara manual 10 Tab Sheet Result window sheet untuk menampilkan hasil 11 Tab Sheet Superelevation window perhitungan sheet untuk menampilkan diagram superelevasi berisi cara pengoperasian program, tabel datadata, dan peraturan 12 Help and Reference window berisi data-data 13 About dialog program Untuk membuat sub-module dan function, Program HCurve dibagi menjadi 3 Module, yaitu: Module Azimuth. Bagian ini berisi pendeklarasian jumlah PI, memasukkan koordinat PI, menghitung azimuth, sudut dan jarak antar PI, serta menampilkan hasil perhitungan tersebut. Module Utama. Bagian ini berisi semua variabel yang ada dalam pembuatan program dan data yang diperlukan dalam perhitungan berdasarkan standar yang dipakai. Bagian ini juga berisi perhitungan utama dalam alinyemen horisontal, serta menampilkan hasil perhitungan tersebut. Module Script Bagian ini berisi sub-module dan function yang digunakan untuk membuat script file (.scr) yang berguna untuk membuat gambar desain alinyemen horisontal dengan bantuan AutoCAD. 3.2. Penyimpanan Data Pada HCurve data disimpan dalam bentuk textfile dengan ekstensi.had (Horizontal Alignment Data). Format ini dipilih karena pembuatannya yang mudah dan tidak memerlukan banyak ruang dalam harddisk. Format dari file.had ini adalah: [Jumlah PI] [Koordinat X1] [Koordinat Y1] [Koordinat X2] [Koordinat Y2] [Koordinat Xn] [Koordinat Yn] [Tipe jalan] [Kelas jalan] [Standar desain] [Jenis penampang] [Nama group] [Superelevasi] [Superelevasi maksimum] [Jari-jari desain] [Jari-jari minimum] [FC] [True/False]

[SCS] [True/False] [SS] [True/False] 3.3 Proses Perhitungan Proses perhitungan program dapat dilihat pada Gambar 7. Diagram alir tersebut terdiri dari masing-masing blok yang merupakan sub-module tersendiri. START READ PI (POINT OF INTERSECTION) RUN AZIMUTH READ ROAD PROPERTIES READ GROUPING RUN PROGRAM SHOW RESULT CREATE GRAPHICS SCR FILE END Gambar 7 Diagram Alir Konsep Kerja Program Hcurve Secara Garis Besar Penjelasan untuk masing-masing sub-module adalah sebagai berikut: Read PI Bagian ini merupakan bagian dimana program melakukan proses pembacaan data dari masing masing PI. Data data yang dibaca adalah jumlah dan koordinat PI. Run Azimuth Pada bagian ini, program melakukan proses perhitungan azimuth, sudut dan jarak antar PI. Read Road Properties Bagian ini merupakan bagian dimana program melakukan proses pembacaan data yang akan digunakan dalam mendesain lengkung horisontal, meliputi: tipe jalan, kelas jalan, standar desain, elevasi rencana, elevasi maksimum, jari-jari rencana, jenis lengkung horisontal, jenis kendaraan rencana dan pendefinisian penampang jalan. Dalam bagian ini ada satu hal yang berhubungan dengan Read Grouping, yaitu pilihan mengenai To All PI. Read Grouping Pada bagian ini, program melakukan klasifikasi PI berdasarkan kesamaan road properties, dengan tujuan agar PI yang diklasifikasi dapat dihitung dengan beberapa batasan. Dilakukan atau tidaknya proses ini diatur pada saat Read Road Properties. Bagian ini akan dilakukan apabila pilihan To All PI tidak dipilih, sebaliknya apabila dipilih maka bagian Read Grouping tidak akan dilakukan. Run Program Bagian run ini akan dibagi menjadi dua, yaitu: run secara automatic dan run secara manual. Adapun perbedaan antara keduanya terletak pada bagian optimasi. Pada Run Automatic, program melakukan perhitungan berdasarkan batasan yang diberikan pengguna pada saat Run Read Properties. Apabila hasilnya tidak memenuhi persyaratan yang ada, pengguna tidak memiliki kesempatan untuk mengubah batasan-batasan yang telah diberikan. Pada bagian Run Manual, program melakukan perhitungan tahap demi tahap sesuai dengan panduan dari pengguna. Apabila hasilnya tidak memenuhi persyaratan yang ada, pengguna memiliki kesempatan untuk mengubah batasan-batasan yang telah diberikan pada saat Run Read Properties sehingga hasilnya diupayakan dapat memenuhi persyaratan. Program akan melakukan optimasi dengan melakukan reduksi nilai jari-jari desain setiap 10 m sampai didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan dengan batasan nilai jari-jari minimum. Show Result Setelah seluruh perhitungan dilakukan, hasil perhitungan yang berupa angka ditampilkan dalam bentuk tabulasi pada Tab Sheet Show Result.. Sedangkan hasil yang berupa gambar ditampilkan pada Tab Sheet Superelevation, untuk gambar diagram superelevasi dan dalam bentuk script file untuk gambar desain hasil perhitungan. Create scr Graphic Bagian terakhir yang dilakukan program adalah membuat script file (.scr) yang berisi data hasil perhitungan untuk selanjutnya diproses dengan bantuan AutoCAD sehingga didapatkan gambar desain alinyemen horizontal. 4. TAMPILAN PROGRAM Berikut sekilas tampilan dari Program Hcurve seperti terlihat pada gambar 8 s/d 15 Gambar 8. Input PI pada Hcurve

Gambar 9. Hasil Perhitungan Azimuth, Sudut dan Jarak Antar PI Gambar 12. Hasil Perhitungan Hcurve Gambar 10. Input Spesifikasi Jalan pada HCurve Gambar 13. Skets Diagram Superelevasi Gambar 11. Input Pengelompokan PI Gambar 14. Output Berupa Text File

Gambar 15. File Script Setelah Diproses Dengan AutoCAD 4. Grabowski, R., (1991) Using AutoCAD, 3 rd ed., Indiana: Que Corporation, Carmel. 5. Guenthe, J. and Ocoboc, E., AuthoCAD Methods and Macros, (1991) TAB Professional and Reference Books. 6. Hadiwardoyo, S.P., (1995) Perencanaan Geometrik Jalan, Laboratoroum Jalan dan Survey Fakultas Teknik Universitas Indonesia. 7. M.Agus J.Alam, (2002) Borland Delphi 6.0,Elex Media Komputindo. 8. Papacostas, C.S. and Prevedouros, P.D., (1993) Transportation Engineering and Planning, Englewood Cliffs, NJ. 9. Sukirman, S., (1999) Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova. 10. Wahana Komputer Semarang, (2003) Pemrograman Borland Delphi 6.0, Andi. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan mempergunakan program komputer proses desain alinyemen horisontal dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan tetap mendapatkan hasil yang optimal. Output program yang berupa rangkuman hasil perhitungan dan gambar desain akan mempermudah perencana dalam melakukan desain maupun redesain alinyemen horisontal. 5.2. Saran Dalam desain geometrik jalan, keberadaan alinyemen horisontal tidak dapat dipisahkan dengan alinyemen vertikal. Kedua elemen tersebut saling melengkapi untuk menghasilkan jalan yang memenuhi fungsi dasarnya. Sehingga perlu dikembangkan sebuah program komputer untuk membantu proses desain alinyemen vertikal sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu Standard Specifications for Geometric Design of Urban Roads 1992 (SSGDUR 1992). Selain itu pengembangan lebih lanjut juga diperlukan untuk mengkombinasikan kedua alinyemen tersebut, bahkan juga dengan elemen-elemen desain yang lain. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Banks, J.H., (2002) Introduction to Transportation Engineering 2 nd ed., New York: McGraw Hill. 2. Directorate General of Highways Ministry of Public Works, (1992) Standard Specifications for Geometric Design of Urban Roads, Jakarta. 3. Fred L. Mannering, Walter P. Kilareski, (1990) Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis, John Wiley and Sons, Inc.