QUICK SURVEI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM

dokumen-dokumen yang mirip
96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

Kajian Ekonomi Regional Banten

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2013

Asesmen terhadap Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Propinsi Sumatera Selatan

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

1. Tinjauan Umum

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (suprime mortgage) di AS secara tiba-tiba berkembang menjadi krisis

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

SURVEI PERSEPSI PASAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

SURVEI PERSEPSI PASAR

KONDISI TRIWULAN II-2007

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2016 SEBESAR 103,15

Tugas Bank Indonesia. Kebijakan Sistem Pembayaran. Kebijakan Moneter. Pengawasan Makroprudensial

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN ALIRAN FDI

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

TINGKAT KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG MASIH PESIMIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam khasanah lembaga bank, sebagai pelaku bisnis dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB II ISI. masyarakat indonesia harus bisa mempertahankan nilai uang negara kita yaitu Rupiah. A. PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

MEMPERSEMPIT KESENJANGAN KEBIJAKAN MONETER DENGAN SEKTOR RIIL Oleh: Djoko Retnadi, pengamat ekonomi dan perbankan 1

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

SURVEI PERSEPSI PASAR

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 SEBESAR 108,98

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali usaha di bidang tekstil. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

PROSPEK DUNIA USAHA DAN PEMBIAYAANNYA OLEH PERBANKAN SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA TGL. 7 J J U U N N II

Transkripsi:

QUICK SURVEI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM I. PENDAHULUAN Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dengan tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, BI diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu yang diperlukan. Quick Survei DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM ini merupakan bagian dari survei secara nasional yang ditujukan untuk : (1) Mengetahui persepsi UMKM mengenai krisis ekonomi dunia yang terjadi saat ini, (2) mengetahui seberapa besar dampak krisis ekonomi global terhadap perkembangan kinerja UMKM, (3) mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh UMKM dalam merespon krisis ekonomi, dan (4) mengetahui ekspektasi UMKM dalam memandang prospek ekonomi ke depan. survey dilakukan terhadap 15 responden yang terdiri dari; sektor usaha pertanian 4 responden; sektor industry pengolahan 5 responden; sektor PHR 3 responden; sektor komunikasi dan pengangkutan 1 responden dan 1 responden dari sektor jasa. II. HASIL SURVEI II.1 Persepsi Seluruh responden survei di Kota Ambon menyatakan telah mengetahui adanya krisis global yang didapatkan dari media massa. Mayoritas responden menjawab bahwa mereka mengetahui krisis global telah berlangsung sejak akhir tahun 2008 atau lebih dari 6 bulan yang lalu.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa dampak krisis saat ini jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak krisis pada tahun 1997. Responden juga meyakini bahwa proses pemulihan krisis akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa pemulihan hanya akan terjadi setelah terjadi pemulihan ekonomi secara global dan juga terkait dengan kebijakan serta langkah-langkah pemerintahan yang baru hasil Pemilu Presiden tanggal 8 Juli 2009. II.1 Dampak krisis Mayoritas responden menjawab bahwa krisis global yang terjadi saat ini mempengaruhi kegiatan usahanya. Meskipun mayoritas konsumen dari responden berskala lokal Maluku, namun perilaku ekonomi masyarakat Maluku juga terpengaruh dengan krisis global ini. Hal ini dapat dipahami karena perekonomian Maluku dominan di sektor konsumsi masyarakat. Krisis yang berdampak pada kenaikan harga barang-barang konsumsi, sementara pendapatan masyarakat tetap, membuat daya beli masyarakat melemah. Sebagian besar responden merasakan dampak krisis dan menyatakan bahwa dampak yang mereka hadapi saat ini berada dalam kategori sedang. Sektor UMKM di Kota Ambon berorientasi ke pasar lokal. Sehubungan dengan itu maka tidak ada penurunan permintaan yang terkait dengan kegiatan ekspor. Penurunan produksi lebih terkait dengan melemahnya daya beli, karena terjadi kenaikan terhadap harga barang-barang konsumsi yang didatangkan dari luar Maluku. Penurunan produksi yang sangat besar terjadi di sektor pertanian sub sektor perikanan. Peningkatan biaya BBM ditambah dengan menurunnya jumlah tangkapan yang diakibatkan menuanya peralatan yang dipakai sehingga kalah bersaing dengan kapal-kapal berbendera asing yang mempunyai peralatan lebih

modern. Saat ini kegiatan penangkapan ikan lebih dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan hidup para awak kapal. II.3. Ketenagakerjaan Periode setelah Krisis Ekonomi global berdampak terhadap jumlah tenaga kerja. Pada beberapa responden terjadi pengurangan tenaga kerja yang cukup signifikan. Dari sisi jumlah tenaga kerja, sesudah krisis global terdapat perubahan jumlah tenaga kerja. Terdapat sekitar 72% pengurangan tenaga kerja yang terkait krisis. Pengurangan tenaga kerja ini paling banyak terdapat di Sektor Pertanian, khususnya sub sektor perikanan, dan Sektor Industri Pengolahan. Penyebab terjadinya pengurangan pegawai adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 30 orang (21%), dirumahkan sebanyak 30 orang (21%) dan kontrak tidak diperpanjang sebanyak 29 orang (20%). Sementara faktor internal tenaga kerja adalah 29 orang atau 20 % mengundurkan diri dan 27 orang (18%) alasan lain seperti : membuka usaha sendiri, pindah domisili ke luar pulau dan sebagainya. Sebagian responden mengakui bahwa krisis saat ini membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih ketat. Hal ini selain terkait dengan lesunya permintaan pelanggan juga sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan semakin memburuknya kondisi krisis. Para responden cenderung melakukan kontrol keuangan yang lebih ketat karena melihat saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi kegiatan usaha. Sementara itu responden yang menyatakan bahwa kondisi keuangan saat ini semakin longgar menyatakan bahwa hal itu terkait dengan semakin berkembangnya usaha mereka. II.3 Respon dan ekspektasi

Sebagian besar responden telah melakukan langkah-langkah guna menyikapi kondisi perekonomian yang sedang dalam masa krisis ini. Terdapat 6 responden (40%) menyatakan melakukan efisiensi guna mencegah usaha mereka terkena dampak yang lebih lanjut. Satu responden menyatakan mengurangi cadangan bahan baku di gudangnya serta satu responden menyatakan melakukan pengurangan tenaga kerja. Sementara itu, terkait dengan rencana kegiatan usaha ke depannya, terdapat satu responden yang mengungkapan rencana untuk melakukan pengurangan tenaga kerja terkait dengan penurunan kondisi usahanya. Dari sisi investasi, mayoritas responden (67%) menyatakan akan melakukan investasi untuk mengembangkan usahanya. Namun demikian, realisasi rencana investasi tersebut sedikit tertunda sambil menyesuaikan dengan perkembangan perekonomian nasional ke depannya. Dari sisi keyakinan terhadap kondisi ekonomi ke depan, 75% responden optimis bahwa kondisi krisis ini dapat teratasi dengan baik, sehingga kegiatan perekonomian dapat kembali seperti kondisi sebelum krisis. Tingkat optimisme yang moderat ini menggambarkan harapan dan ekspektasi positif masyarakat terhadap prospek ekonomi, namun demikian tingkat optimisme ini juga menggambarkan bahwa masyarakat masih melihat adanya beberapa prasyarat

untuk mencapai hal itu. Beberapa hal yang disebutkan responden diantaranya adalah faktor suksesi kepemimpinan, faktor cuaca dan faktor kebijakan perekonomian yang diterapkan pemerintah nantinya. III. Penutup / Kesimpulan Quick Survei DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM ini memberikan gambaran perkembangan dan kondisi terkini sektor UMKM di Propinsi Maluku, khususnya Kota Ambon, terkait dengan adanya krisis ekonomi global yang juga berimbas kepada perekonomian Indonesia. Mayoritas responden tidak memiliki pemahaman yang penuh mengenai krisis yang sedang terjadisaat ini karena mereka mengetahui adanya krisis dari pemberitaan di media massa. Mayoritas responden berorientasi pasar domestic, sehingga dampak krisis yang mereka alami tidak separah UMKM di daerah lain yang berorientasi pada pangsa ekspor. Dalam menyikapi krisis ini, UMKM di Kota Ambon umumnya melakukan caracara untuk lebih mengefisienkan kinerja usahanya. Beberapa juga mengkombinasikan dengan langkah-langkah pengurangan persediaan bahan baku dan bahkan ada yang sampai mengurangi jumlah tenaga kerja. Terkait dengan prospek usaha ke depan, para responden mengaku optimis akan pulihnya perekonomian. Namun demikian terungkap bahwa tingkat optimisme para responden juga dipengaruhi dengan hasil pemilu presiden bulan Juli 2009.